Karena mba siska tidak meng-upload foto annual dinner yg ada diriku.. ku upload sendiri ajah... Hehehe...
Owya...ku dapet TV lhoooo... Hohoho...
Rating: | ★★★★★ |
Category: | Books |
Genre: | Romance |
Author: | disusun oleh Paul B. Janeczko |
Stasiun Pondok Cina, 6.30 AM
Tata : Pak, Tanah Abang
Petugas Loket : Ga ada Mba. Hari ini dibatalkan.
Tata : Ha? Yang ke Kota dah lewat blum?
Petugas Loket : Dibatalkan juga mba. Hari ini semua express ga jalan
Tata : Haaaa??? Apa2an si? Ya udah lah.. Ekonomi Tanah Abang deh kl gitu..
Petugas Loket : Yang ke Tanah Abang, express dan ekonomi ga dijalanin Mba
Tata : ...................... (cuma bisa bengong)
Petugas Loket : Jadi gimana mba?
Tata : *sigh* yang ada apa jadinya?
Petugas Loket : Ekonomi ke Kota mba, pemberangkatan dari Bogor
Tata : Ya udah itu aja
Di gambar bisa dilihat pembagian diri manusia menjadi 4 warna. Dalam diri kita ada masing2 warna, tapi pasti ada yang lebih dominan.
Berikut adalah cara mengenali warna kita. Kerjakan secara berurutan. Selesaikan satu petunjuk baru lanjutkan ke petunjuk berikutnya.
Warna kita adalah:
Semoga tidak membingungkan...
Pengenalan warna ini berguna untuk berkomunikasi dengan orang lain dengan lebih efektif. Misalkan kita berhubungan dengan org Biru, maka kita harus menyediakan detail, fakta untuk meyakinkannya. Sebaliknya, dengan orang Kuning janganlah menyinggung2 detail, kl lapor sesuatu cukup bilang "Semuanya oke".
Metode sederhana untuk mengenali warna orang lain adalah dengan sedikit lebih memperhatikan responnya. Misalkan atas pernyataan: Dah denger tentang banjir di Jakut kemaren blum?
Respon si Merah: Iya... kasian banget ga si? Banyak anak kecil pula.. (empatilah yang ditunjukkannya pertama)
Respon si Hijau: Sudah bisa diduga si.. Kan daerah sana itu kondisi tanahnya, trus....dst..dst...
Respon si Biru: Itu seharusnya ga terjadi kalau infrastrukturnya bener. Liat aja bla..bla..bla.. (dia akan mulai menganalisa knp itu terjadi)
(Hijau dan biru agak2 mirip, cuma kl Hijau lebih tersistematis gitu...)
Respon si Kuning: Yaaa...itu dah kehendak Tuhan...mau diapain lagi?
Sow, kenalilah warna diri kita dan orang di sekeliling kita...
Semoga bermanfaat...
Narasumber: Maraden Media Butar-butar
Salah satu keinginanku dari dulu yg belum terpenuhi adalah NONTON SEPAK BOLA LOKAL LIVE di stadion, nonton Persija lawan mana ajalah. Kalau bisa lawan Persib (hohoho..). Ku pengen merasakan serunya teriak2, keringetan, lompat2, memacu adrenalin. Mumpung belom punya anak ni...
Tapi, ketika kuutarakan keinginan ini ke beberapa teman dengan harapan mereka mau menemani, respon nya adalah:
1. Serem ah Ta..
2. Kamu ada2 aja si? Ngoyo woro itu...
3. Lo mau pulangnya mampir rumah sakit dulu?
4. Inget Ta..badan lo segitu..ancur lo di sana..
5. Halagh... Gua ogah kena siram air kencing. Norak tau mereka itu. (2 org yg berkomentar begini, dan dua2nya lelaki)
Emang seserem itu ya?
Ned Herrmann mengkategorikan karakter manusia dalam 4 warna: Merah, kuning, biru dan hijau. Merah adalah feeling self, kuning artinya experimental self, hijau itu safekeeping self dan biru adalah rational self. Dan setelah diperiksa, warnaku adalah merah.
Inilah ciri dari warna merah:
Yak karena dari 7 sifat itu 4 di antaranya aku mengakuinya maka warnaku adalah merah. Dan merah itu berseberangan dengan biru.
Adakah yg berwarna biru? =)
Kalis. Bagai air dan minyak. Tak akan menyatu. [Tapi] itu dulu. Sebelum kutahu empedu bisa melarutkan lemak yang kumakan. Ya, empedu yang katanya pahit itu mampu memecah lemak di saluran cernaku. Sebelum kutahu minyak ikan bisa menjadi sirup yang manis. Betul, minyak ikan yang tak sedap bau dan rasanya itu ternyata bisa berasa jeruk berkat sesuatu bernama surfaktan.
Kulihat celah untuk kita. Kita bisa lenyapkan kekalisan kita. Pertanyaannya sekarang: adakah empedu bagi kita? Dapatkah kita menemukan surfaktan?
Kita telah berlari sebelum peluit ditiup. Kita telah beradu peran sebelum gong dipukul tiga kali. Ya, kita adalah wayang yang berlakon sebelum gunungan tertancap.
Tak mengapakah? Kurasa tak apa-apa. Toh, kita masih ada dalam pakem. Walau kadang bimbang menyerangku. Apa sajakah di dirimu yang boleh kusentuh? Wilayah mana sajakah yang boleh kujelajahi?
Kulangkahi dan kurabai tiap jengkal dirimu. Kukecupi dan kuciumi tiap rasamu. Kutatap matamu ditiap langkah dan rabaan. Kutahan nafasku di tiap kecupan dan ciuman. Kunantikan kenanmu yang kau isyaratkan lewat warna (di) matamu.
Kini, manakah warna itu? Hampir lelah mataku menunggu. Hampir habis nafasku tertahan.
Tak ada warna, tak ada kata. Hanya diam mu yang kutangkap. Diam yang menggoreskan garis batas yang jelas. Diam mu adalah penanda atas mana yang boleh kusentuh, mana yang bisa kuraba dan sejauh apa ku harus melangkah di dirimu.
Akhirnya...kutahu dimana ku harus berada
Rating: | ★★★ |
Category: | Movies |
Genre: | Drama |
Rating: | ★★★★★ |
Category: | Books |
Genre: | Comics & Graphic Novels |
Author: | Story: Nobuyuki Fukumoto |
Kebekuan kita belum lagi cair. Seingatku. Kini tiada [begitu saja]. Menjadi uap. Melayang-layang di udara melingkupi kita [seolah] tak hendak sirna.
Dapatkah kau panggil angin? Biarkan dia pergi jauh [dari kita] ke tempat yang dapat mengembalikan wujudnya.
Kemaren hp ku ketinggalan di bawah bantal (walau ku tau kalo naro hp di bawah bantal itu ga baik). Jadi sehari kemaren ku tidak berhubungan dengan siapa2 melalui SMS ataupun telp, kecuali urusan kantor. Walau sebenernya ada beberapa sambungan telepon dengan teman yang ingin kulakukan, tp karena ku tidak hapal nomer mereka maka kuurungkanlah niatku.
Kemudian ku berpikir: misal nanti pas hp ku ketinggalan di bawah bantal lagi, trus ku ditangkap polisi atau diculik dan hanya diberi kesempatan menggunakan telpon sekali, siapa yg bakal kuhubungi yak?
Dulu, ku bisa menghapal lumayan banyak nomer telp. Tapi sekarang, hanya tinggal beberapa. Menyedihkan ... Degradasi kemampuan otak ni... Hiks..
Dan nomer telp yg masih ada di memori otakku adalah:
Nomer 9 dan 10 itu karena nomernya cantik banget, siapapun juga pasti bisa hapal.
Hmmm... Dari sepuluh itu, kl kesempatan nelp nya cuma satu kali...siapa dunk ya? Sulit menentukannya... Ya pokoknya dari sepuluh org di atas siap2 kutelp di saat darurat yaaa... Serius ni!
Diam kita sarat prasangka. Kata kita senantiasa beda makna. Itikad kita tidak pula sama. Hak dan kewajiban entah kemana. Kesetaraan hanyalah asa. Bertepukkan sebelah tanganlah yang terasa.
Kini kuucapkan ini:
Teman, mari kita lepas ikatan ini. Perlahan. Jangan sampai putus tali itu. Kelak (mungkin) kita ikat kembali.
Sometimes it feels like the world's on my shoulder
Sometimes,
I [would like to] say, "Why don't u go ur way, and I'll go mine?!"
I [am eager to] say, "Live ur life, and I'll live mine"
I [really like to] say, " U'll do well, and I'll be fine"
Help me then...
Kita berdua tahu
Ku tak mengerti dirimu
Kau pun tak mengerti diriku
Dan kita sama-sama tak mau mengerti
Kau dan aku sadar
(sesadar-sadarnya)
Kita tak mungkin bisa bersatu
(Incompatible)
Kita tak mau saling menyesuaikan
Kita tak berkenan dengan perubahan
Akankah ada damai di antara kita?
Mungkinkah....Ibu?
Rating: | ★★★★ |
Category: | Restaurants |
Cuisine: | Japanese / Sushi |
Location: | Wisma 46 2nd floor Kota BNI |
Rating: | ★★★★★ |
Category: | Movies |
Genre: | Drama |
Pagi ini, di kereta ku berdiri di depan seorang ibu-ibu yang kuyakin dia lebih tua dari ibuku. Beliau duduk sambil memeluk tasnya. Begitu juga aku, berdiri sambil memeluk tasku. Karena ku ga punya buku dan tidak sempat bawa koran, maka ku hanya berdiri memeluk tas sambil melihat keluar.
Tiba2 saja ku kaget, karena ibu-ibu itu mengelus-elus punggung tanganku. Ku bilang mengelus-elus karena dia memegang tanganku dan ibu jarinya mengusap2 punggung tanganku. Nyamuk ya? Tanyanya sambil tetap mengelus2 punggung tanganku yang memang penuh dengan bentol2 bekas tusukan nyamuk. Aku mengiyakannya sambil tetep bingung dan kaget. Kayanya dia sediiii...hhh...banget liat keadaan tanganku. Ya ampyun ibu...saya aja biasa aja.. Kataku dalam hati. Itu beliau baru liat punggung tangan. Gimana kalo beliau liat bagian tubuhku yg laen ya? Karena dapat kukatakan bentol2 bekas tusukan nyamuk seperti itu merata di sekujur tubuhku. Pasti ibu itu nangis kalau melihatnya... Hohoho...
Sesampai di kantor ku langsung mengamati dengan seksama tanganku. Emang separah itu ya? Selama ini ku biasa aja dengan bentol2 itu, karena ku tidak terganggu. Dalam artian tidak menghalangi aktivitas sehari-hariku, termasuk di dalamnya adalah tidur. Tidurku senantiasa nyenyak dan lelap, tak pernah terbangun karena nyamuk. Juga, tak pernah ada bekas garukan di kulitku. Artinya ku benar-benar tidak merasakan ketika nyamuk2 menjilat kulitku kemudian menusukku dan menghisap darahku. Ku baru sadar kalo nyamuk2 telah menusukku ketika aku mandi dan melihat banyak bentol merah di tubuhku.
Seingat aku, nyamuk dulu itu sangat mengganggu. Suaranya bising dan tusukannya membuat gatal. Tapi nyamuk sekarang sepertinya telah paham akan prinsip simbiosis mutualisme. Dia butuh darah, kita butuh tidur tenang. Makanya para nyamuk itu melakukan aksinya dengan sangat tenang tanpa rasa sakit sedikitpun. Nyamuk sekarang pintar! Atau mungkin ga ya bahwa telah tumbuh solidaritas sesama kaum perempuan dalam diri para nyamuk itu? Sesama perempuan dilarang saling menyakiti. Kalo aku, karena ku tau bahwa nyamuk yg menggigitku berjenis kelamin perempuan, maka ku tak pernah menyakitinya. Tak pernah aku menyemprot obat nyamuk, menyolokkan obat nyamuk elektrik apalagi membakar obat nyamuk yang melingkar2 bentuknya. Mengoleskan obat anti nyamuk ke kulitku juga tidak. Selain karena itu akan mengancam keberadaan nyamuk perempuan, itu malah akan membuatku tidak bisa tidur. Ku tak tahan dengan baunya! Euw... Bikin pusing! Owya, ku juga tak pernah menepok nyamuk, karena itu hanya akan memperpendek usia nyamuk yang sudah pendek.
Jadi... Karena toh mereka tidak menggangguku, maka kubiarkan saja mereka meminum darahku demi kelangsungan hidup mereka. Ya...anggap aja itu sebagai rasa terima kasihku karena tidak mengganggu tidurku. Karena menurutku aku kalo tidur tidak sekebo itu sampai2 tidak mendengar dengungan nyamuk dan tidak merasakan tusukannya. Pasti karena nyamuknya kooperatif!
Cuma ni ya... Ku jadi berpikir, kalo ibu2 tadi pagi aja begitu sedih dan iba melihat tanganku yg berbentol2 merah, gimana tar mak ku yak? Trus suamiku tar gimana? Mengingat bentol seperti itu merata di badanku. Hohoho....
Nila sahabatku….
Ku mau crita!
Semalem ku nonton bareng sahabat kita
[jadi inget pas kita midnight bertiga dan dia tidur dari awal sampai akhir. Inget ga kamu?]
Kamu pasti tahu siapa dia. Ya
Kami nonton film Perancis berjudul Le Grand Voyage
[Bagus! Kau harus nonton juga!]
Tapi bukan film itu yg mau kucritakan ke kamu
[Kau tonton sendiri aja yak?!]
Kami menonton sampai tengah malam
Tempat parkir dan jalanan begitu sepi waktu kami pulang
Tentu saja ku tak pulang ke Depok
Ku menginap di rumahnya
Sebelum tidur dia menawariku untuk mandi dulu
Kujawab merugi ah..tar subuh-subuh dah musti mandi lagi
Mandilah dia sendiri
[sampai saat ini hanya kamu yang pernah mandi bareng sama aku lho Nil... hohoho...]
Lalu dia masuk kamar
Dia memilih berada di bawah
Kuikuti saja maunya
Kemudian mengobrol lah kita
Mencoba membahas kembali Le Grand Voyage
Dia menulis sesuatu di buku catatanku dalam bahasa Perancis
Vous pouvez dire et lire, mais vous aveuglez fur la vie
Dan sambi mematikan lampu dia berkata (atau bertanya ya?)
ko bisa ya sekarang kamu dekat sama Nila, padahal dulu kan Nila sama aku
Aku pun jadi bertanya2 dalam hati
Iya ya? Sejak kapan ya ku deket sama kamu, Nil? Apa ya yg menyatukan kita?
Tak ada sedikitpun memori di otakku yg dapat menjawab itu
Sejauh ku mengingat-ingat kau sudah ada
Bagaimana dengan ingatan kamu Nil?
Tadi pagi saat ku bangun, dia masih tidur
Kucoba bangunkan dia, karena ku butuh handuk untuk mandi
Kamu mandi aja dulu, tar dianterin
Sampai ku selesai mandi, tak ada handuk datang
Akhirnya dengan tubuh dan rambut masih basah ku jalan ke kamar
Ternyata dia tertidur kembali!
Huhuh...!
[persis kaya kamu Nil... hihihi...]
Owya, dia menawariku untuk tinggal bersama di rumahnya
Nanti pulang dan pergi ke kantor ku bareng dia
Bagaimana menurutmu?
Aku si masih cinta sama kereta
Kereta yang sll mengingatkanku padamu
Kereta yang selama 5 tahun telah membawamu dari dan ke Depok
Tahukah kamu bahwa saat ku di kereta kadang ku berpikir mungkin ga ya kursi ini pernah diduduki oleh Nila?
Tiap 2 menit ada 1 orang wanita di dunia meninggal karena kanker serviks, sedang di
Semalem ku ikut Women Symposium ttg kanker serviks. Katanya telah dilakukan survey terhadap 5.423 perempuan di Asia (atau Indonesia ku lupa) dan hasilnya hanya 2 % yang tahu tentang kanker serviks ini. Cukup tragis dan ironis. Makanya ku mau berbagi apa yang kudapat semalam...
Kanker serviks/ leher rahim adalah tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher rahim. Dimanakah leher rahim? Leher rahim adalah bagian bawah rahim yang menonjol ke dalam liang senggama (vagina).
Gejala
Pada stadium dini kanker serviks ini tidak menunjukkan gejala atau tanda-tanda yang spesifik, bahkan terkadang tidak ada gejala sama sekali. Nyeri haid yang berlebihan, keputihan yang disertai bau tidak sedap kadang menjadi gejala awal, namun itu tidak selalu. Setelah pada stadium lanjut, barulah gejala yang jelas nampak, yaitu:
Penyebab
99,7 % kanker serviks disebabkan oleh infeksi Human Papiloma Virus (HPV), khususnya HPV tipe 16 dan 18, yang ditularkan melalui kontak kulit kelamin. Kondom bisa mencegah, tapi tidak selalu. Kenapa? Mungkin karena kondom yg dipake tidak lolos uji gelembung di BPOM pas daftar... >_<
Faktor resiko
Kanker serviks yang terdeteksi pada tahap dini dapat disembuhkan.
Deteksi dini dilakukan melalui skrinning. Metode skrining ada 2 cara, yaitu
Untuk keperluan kampanye deteksi dini kanker sekviks, oleh YKI IVA diterjemahkan menjadi Intip Vagina Anda. Selain agar lebih mudah diingat dan dimengerti masyarakat luas dari berbagai kalangan, juga karena memang karena metode IVA dilakukan dengan mengamati langsung leher rahim. Mengamati lewat lubang sempit namanya intip kaaaa...nnn...=)
Jika hasil skrinning menunjukkan adanya kelainan sel, maka harus ditangani lebih lanjut oleh dokter kandungan. Dan jika masih pada tahap awal (pra-kanker), kanker serviks dapat disembuhkan secara total. Jadi jangan menunggu ada keluhan baru dilakukan pemeriksaan yaaaa....
Kata orang bijak, lebih baik mencegah daripada mengobati. Perlu diingat bahwa deteksi dini tidak dapat mencegah timbulnya kanker serviks. Sesering apapun kita melakukan pap smear (ga boleh sering2 si...) atau sesering apapun vagina kita diintip, kalau memang jatahnya sel leher rahim kita mengalami kelainan, ya tetap saja kelainan itu datang. Cuma...kelainan tersebut diketahui pada saat awal, sehingga kemungkinan sembuh total adalah besar.
Bagaimanapun juga, pencegahan lebih baik untuk dilakukan. Karena ketika vonis kanker serviks ditimpakan, bukan hanya kondisi fisik yang terpengaruh, psikis dan sosial juga terkena imbas.
Selain kondom, kini pencegahan dapat dilakukan dengan vaksinasi. Vaksinasi dilakukan sebanyak 3 kali dalam waktu 6 bulan. Dengan itu, wanita akan terbebas dari ancaman kanker serviks. Untuk berapa lama? Secara klinis baru terbukti selama 6 tahun, tapi diharapkan akan bertahan seumur hidup. Maka disarankan bagi para perempuan usia 10-55 tahun untuk melakukan vaksinasi HPV 16 dan 18 ini, terutama yang memiliki faktor resiko terkena kanker serviks.
Segeralah hubungi doker kandungan anda.. !!
(kalo aku si tar aja kl pas mau nikah...dicharge ke uang hantaran...hehehe... karena kabarnya harga 1 suntikan vaksinasi HPV ini sebesar uang kuliah 1 semester di UI jurusan non-eksak...! makanya tunggu uang hantaran ajah! Hohoho.... )
Rumah (ortu) : Kopeng
Tempat sekolah : Salatiga
Tempat kuliah : Depok
Tempat tinggal : Kos di Depok
Tempat bekerja : Jakarta
KTP manakah yang harus kumiliki?
Sampai saat ini, KTP yang kumiliki adalah KTP Kopeng, Kab. Semarang. Jika masa berlakunya habis, maka kutinggal minta tolong ibuku ke kantor kecamatan di Kopeng sana untuk mencetak KTP yang baru. Tanda tangan dan foto ku kirim lewat fax.
Tadi pagi, bapakku cemas karena dia melihat di TV banyak orang yang tertangkap oleh razia KTP di Jakarta. Dia takut anaknya juga ikut tertangkap karena tidak memiliki KTP Jakarta. Di halaman muka koran langgananku pun beritanya adalah tentang hal tersebut. Haruskah aku cemas dan deg2an juga?
Masalahnya adalah aku tidak tahu pasti:
1. seharusnya aku menjadi penduduk manakah?
2. bagaimanakah mengurus pembuatan KTP? (kl ini ga tau sama sekali!)
AKu tak mau menjadi salah satu org yg ketangkap razia KTP! (mana ku sering keluyuran malem2 pula..) Aku tak mau bapakku nangis darah liat anaknya masuk TV gara2 ketangkap razia!
Aaaa...rghh... Aku pusing!
[Untuk Nila: Kau harus bangga akan Bapak]
Semalam ku nonton teater Malam Jahanam di Sanggar Baru TIM. Tanpa mengikuti diskusinya, ku pulang jam 10. Seperti biasa, di saat ku kemaleman ataupun males pulang ke Depok, maka ku nyampir ke Matraman Dalam II, rumah Nila. Walaupun Nila tak ada di rumah karena harus membanting tulang di negeri orang, bukan merupakan hambatan bagiku untuk numpang tidur.
Di rumah Nila biasanya ada Mamanya dan adiknya, Zaky. Yang perlu kulakukan hanyalah menelepon untuk mengabarkan bahwa aku sedang di jalan menuju rumahnya, Tante, Tata ke rumah yaaaa.... Jadi modal untuk nginep di rumah Nila adalah pulsa untuk telepon, sikat gigi dan pantyliners. Handuk, dan baju tinggal ambil punya Nila. Hmm..enaknya...!
Tapi semalem kejadiannya agak berbeda. Saat ku telpon ke rumah Nila, tak ada yg mengangkat. Walau begitu ku tetap menuju ke arah Matraman. Sampai depan rumah Nila, lampu nyala. Pfuhh... brarti ada orang di rumah.
Ku buka pintu pagar tanpa pencet bel, ketok2 ataupun permisi. Sesaat, ada yang buka pintu rumah: Bapaknya Nila, diikuti Zaky. Agak aneh, karena biasanya yg menyambutku adalah Mama Nila. Ketika masuk rumah, Mama Nila pun tak nampak. Ternyata beliau masih berada di Surabaya dari hari Rabu menghadiri pernikahan adik sepupunya.
Jadilah aku di rumah Nila bersama dengan Bapak dan adeknya. Zaky langsung naik ke kamarnya lagi. Maka tinggallah aku dan bapak Nila berdua di depan TV berusaha mengobrol tentang apa saja. Ku coba crita tentang film rekonstruksi Aceh yang baru kutonton, mengingat Bapak Nila juga kerja di Aceh untuk pembangunan perumahan. Tapi ternyata topik itu tidak bertahan lama. Ku ke atas sebentar menengok Zaky di kamarnya. Dia sedang ber-SMS ria dengan gadisnya. Fufufufu...
Lalu ku turun lagi ke ruang TV. Di TV sedang menayangkan acara selebriti menari yang dikomentari juri, kemudian penonton memilih melalui SMS siapa yang paling jago menari. Obrolan mengarah ke acara itu. Sekarang tinggal 5 peserta ya, Ta?. Wah, kl si ini emang ga bagus kan ya, Ta? Saya sukanya yg ini ni... Waduh... Ku yg ga pernah nonton acara itu pun klabakan mengimbangi komentar2 beliau. Begitu pula jika ada iklan acara lainnya, ku ga ngerti musti komentar apa. Cukup senyum dan komentar seadanya.
Akhirnya jam 11. Acara selebriti menari berakhir dengan memulangkan pasangan penari tertua. Bapak Nila meminta Zaky untuk membereskan kamarnya untuk kutiduri. Zaky…kamarnya diberesin ya..Biar Ka Tata tidur di situ, Zaky tidur sama Bapak aja… Tadinya ku mau mengatakan Ga usah
Tak lama, Zaky turun dan masuk ke kamar Bapak. Aku pamit ke atas. Begitu masuk ke kamar Zaky, aku agak terpana. Tadi pas ku melihat dia ber-SMS, kamar Zaky cukup berantakan. Tapi saat ku mau tidur itu, wow... Rapi jali! Buku-buku yang tadinya berserakan di lantai telah tertata rapi. Bantal yang tadinya entah di mana tertumpuk di ujung kasur. Di ujung kasur satunya, bedcover terlipat rapi. Keajaiban! Seumur-umur ku nginep di rumah Nila baru sekali itu tersedia bedcover di kasur. Zaky yang nyiapin pula. Hohoho...
Ku terbangun saat subuh. Bukan karena ku rajin. Bukan pula karena jam biologisku secara otomatis membangunkanku saat subuh. Tapi karena mushola di depan rumah Nila mengumandangkan adzan dengan begitu bersemangat. Tak cukup adzan, bacaan sholat beserta aba2 AllahuAkbar nya juga dikumandangkan melalui loud speaker. Mau ga mau aku bangun dan ambil wudhu. Kemudian aku sholat subuh di ruang tamu. Dan di situ kutemukan Zaky tidur di sofa. Ouw..dia ga jadi tidur sama Bapak.
Selesai sholat subuh, seperti biasa ku naik lagi ke kasur melanjutkan tidur sampai jam 6. Biasanya kala ku di rumah Nila, ketika ku bangun jam segitu Mamanya Nila sudah bangun dan sedang merebus air. Tadi pagi, yang kutemui saat turun tangga adalah: bapaknya Nila sedang menyapu ruang tamu! Wow… Jadi malu.. Sumpah ku malu!
Di sofa sudah tidak terbaring Zaky. Ku ke kamar Bapaknya Nila, ga ada juga. Zaky mana Om? Jawabannya adalah: tuh lagi mandiĆ. Wow lagi... Biasanya jam segitu Zaky belum bangun atau sedang terjadi adegan pembangunan Zaky secara paksa oleh mamanya. Wow.. Secara spontan ku berkomentar Waa..tumben Zaky rajin..! Kata bapaknya Nila Ya tetep musti dibangunin dulu.. Walau begitu tetep aja wow, karena adegan pembangunan Zaky berlangsung sedemikian rupa sehingga aku tidak ikut terbangun. Wow..
Tetap sambil menyapu lantai, Bapak Nila menlanjutkan Di meja udah ada nasi uduk, Ta. Sumpah aku maluuu... Dan yang keluar dari mulutku adalah Ya ampun Om... Kata Bapak Nila sambil mengayun2kan sapu menyentuh lantai skalian beliin Zaky ko..
Bapak Nila bergerak menyapu area dapur sambil berkata ke Zaky Zak..cepeten mandinya, gantian ama Ka Tata... Dan tak lama kemudian, Zaky keluar kamar mandi berbalutkan handuk. Oiya..handuk! Ku segera ke atas, mencari handuk. Pas ku ambil handuk di jemuran, kuliat Bapak Nila sedang menyapu jalan di depan rumah. Wow...
Pada saat ku selesai mandi dan mau ganti baju di kamar, Zaky sudah rapi berpakaian dan sedang makan nasi uduk. Kemudian dia berkata, Pak, kaos kaki dimana?. Bapak Nila bergegas masuk kamar dan membolak-balik tumpukan baju. Kemaren udah disiapin ko Zak... Udah dipisahin.. Sambil terus mencari. Zaky naik ke kamarnya mengambil tas, dan saat turun menanyakan kaos kakinya lagi. Dan kaos kaki itu telah disiapkan oleh Bapak di sebelah sepatu Zaky.
Setelah Zaky selesai memakai sepatu, dia diantar Bapak ke sekolah. Dan aku duduk di depan TV makan nasi uduk sambil nonton acara gosip tentang presiden yang meluncurkan album baru dan berpikir pemandangan yg tidak biasa pagi ini...