Aku adalah jenis orang yang sangat mudah terserang penyakit bernama flu. Tapi bukan berarti ku menjadi terbiasa dan akrab dengan flu. Tiap kali flu akan menyerang pasti didahului dengan tahap pra-flu dulu, yaitu demam, pusing hingga sakit gigi, pegel mata, dan radang tenggorokan. Kombinasi yang kompak untuk membuatku tak berdaya. Di akhir tahap pra-flu itu, biasanya ditandai dengan bersin berturut2 minimal 7 kali. Setelah itu, hidung mulai meler dan batuk mulai beraksi.
Walaupun flu sudah sebegitu seringnya menyerangku, tapi tak pernah sekalipun aku berhasil menghalaunya. Prestasi terbagus adalah mencegah pilek dan batuk muncul. Jadi cuma sampai pada tahap pra-flu, tapi bertahan selama kurang lebih seminggu. Caranya yaitu dengan menyerang balik virus flu dengan bom bernama antibiotik. Tapi kadang dilema juga. Karena walau tak ada pilek dan batuk, pusing dan penat di leher & rahang tetep aja ada. Ngliyeng-ngliyeng lah rasanya. Bawaannya pengen tiduuuuu...rrr terus.
Pernah kucoba membiarkan virus flu berkeliaran dan merajalela di tubuhku. Hasilnya dalam waktu 2 hari hidungku meler tiada henti. Kalau udah gitu tak ada pilihan lain kecuali mengkonsumsi pseudoefedrin sesering mungkin. Meler berhenti, pusing pun tak ada lagi. Cuma ku jadi kasihan sama hatiku.. Dengan aku sering minum pseudoefedrin, berarti tugas hatiku makin brats...
Sekarang ada 2 pertanyaannya: virusnya yang pintar berstrategi untuk menyerangku atau akulah yang begitu bodoh dan lengah? Karena aku guampang buanget kena flu. Keujanan gerimis dikit, bisa jadi flu. Ngobrol sebelum sholat sama temen yang lagi flu, aku pun ikut2an kena flu. Menyebalkan! Sampai-sampai timbul banyak prasangka dari teman2ku:
-
jarak kosan dan kantor kejauhanè kecapekan è imunitas menurunè gampang sakit
kosanku di Depok, tepatnya di Pondok Cina, dekat dengan stasiun. Kalau diitung jarak, memang Depok-Jakarta jauh. Tapi coba perhatikan, aku berangkat dari kosan itu jam 6.30, karena keretaku lewat jam 6.40. Jam 7.20 ku sudah sampai kantor. Pulangnya ga jauh beda, dari kantor ku biasanya jam 6.30, sampe kosan (di kasur ni) jam 7.20, ya jelek2nya jam setengah delapan lah.. Owya, Tuhan begitu baiknya kepadaku dengan membuat kereta Depok ekspress yang kunaiki itu berhenti di Stasiun Pondok Cina. Jadi ku tinggal jalan kaki dikit dari dan ke stasiun. Begitu juga dari stasiun dukuh atas ke kantor tinggal nyebrang jalan...
-
makan tidak teratur
ku memang juarang sarapan. ”Sarapan” sehari2ku adalah segelas milo dan roti, dilanjutkan ngemil tiada henti. Makan siang dan malam tak pernah terlewat. Teratur dunk ya makanku?
-
sering kelayapan di waktu malam
ummmhhhhh....ummmmhhhh.... udah ga sering ko....
-
kebanyakan olahraga
salah satu resolusiku di tahun 2008 ini adalah rutin berolahraga. Ku udah beli CD Yoga dan aerobik, tapi itu cuma sampai fase terbeli, belum terpraktikkan =) Olahragaku hanya lari di UI seminggu sekali dan step dance 1 jam 1 kali seminggu. Bagian mana nya yang kebanyakan?
-
imunitas rendah
Nah..kalau ini ku tak bisa melakukan pembelaan. Karena pada kenyataannya ku emang gampang sakit. PKL 6 minggu di RSCM membawa hasil ku suspect TBC! Saat itu ku langsung mencanangkan gerakan benci perokok dan dokter. Perokok, karena rokok identik dengan TBC. Jadi siapa lagi yang nularin aku TBC kalau bukan mereka kan? Dokter, karena kutuduh mereka sebagai salah satu mata rantai penularan TBC kepadaku. Mereka tu ya, kemana-mana pake jaket putihnya itu seolah2 takut kalau tak dikenal sebagai dokter. Bahkan pas makan di kantin pun mereka pake itu jaket putih. Padahal sebelumnya mereka meriksa banyak pasien, kuman2 penyakit pasien nempel semua di jaketnya kan? Eh, habis itu kemanapun berjalan jaket berkuman penyakit itu dikenakan. Dan nasibkulah yang terpaksa makan bareng mereka jadi terkena imbasnya. Walaupun ’baru’ suspect TBC, tapi tetep aja BT. Selain musti periksa bolak-balik, medical recordku kan jadi ada riwayat ”suspect TBC” disertai foto paru-paruku yang berbercak-bercak! Huhuh!
Kemaren pagi, ku disarankan untuk tes kekebalan tubuh. Karena hari jumat kemaren ku tidak masuk karena flu (entah untuk yang keberapa kalinya sejak aku kerja di sini). Bosku bilang prevalensiku terkena flu sudah diluar batas kewajaran. Kemudian terlintas di pikiranku, gejala2 infeksi HIV salah satunya adalah influenza tiada henti. Hwuaaaa... masa sekarang aku suspect terinfeksi HIV??