Wednesday, November 26, 2008

Dear BPOM, adu...adu...adu...adu...

Ini kusalinkan daftar kosmetik yang dilarang beredar oleh BPOM:

  1. 1. Doctor Kayama Whitening Day Cream
  2. 2. Doctor Kayama Whitening Night Cream
  3. 3. MRC Putri Salju
  4. 4. MRC PS Crystal Dream
  5. 5. Blossom Day Cream
  6. 6. Blossom Night Cream
  7. 7.Cream Malam
  8. 8. Day Cream Vitamin E Herbal
  9. 9. Locos Anti Fleck Vitamin E dan Herbal
  10. 10. Night Cream Vitamin E Herbal
  11. 11. Kosmetik Ibu Sari krim Siang
  12. 12. Krim Malam

13. Meei Yung (putih)

14. Meei Yung (kuning)

15. New Rody Special (putih)

16. New Rody Special (kuning)

17. Shee Na Whitening Pearl Cream

18. Aily Cake 2 in 1 Eye Shadow “01”

19. Baolishi Eye Shadow

20. Cameo Make Up Kit 3 in 1 Two Way Cake dan Multi Eye Shadow dan Blush

21. Cressida Eye Shadow

22. Kai Eyes Shadow & Blush On

23. Meixue Yizu Eye Shadow

24. Nuobeier Blusher

25. Nuobeier Blush On

26. Nuobeier Pro-make up Blusher No 5

27. Sutsyu Eye Shadow

 

Adu...adu...adu...

 

Ibu Kepala BPOM... Coba baca yang nomer 7, 8, 9, 11,12 deh.. Terutama nomer 7 ma 12. Itu maksudnya produk yg mana? Udah gambar produknya ga ada, merk nya pun tak ada...

 

 

Ibu tau ga hubungan kucing ama hewan? Jadi...kl semua kucing itu pasti hewan, tapi tidak semua hewan itu kucing. Bisa ditangkap kan Bu penjelasan saya?

 

 

Sekarang ke masalah kosmetik...

 

 

Jadi misalkan saya punya krim yang aturan pemakaiannya di malam hari dari Erha Clinic. Nah, Krim Malam Erha Clinic saya itu adalah krim malam, tapi tidak semua krim malam adalah Krim Malam Erha Klinik.

 

 

Nah, kalo Ibu bilang krim malam dan night cream dilarang beredar...Krim Malam Erha Clinic saya juga dilarang, Bu?

 

 

 

Monday, November 24, 2008

Temanku Seorang Kriminal Kereta

Kriminal kecil2an si… Bukan tukang nyolong bantalan rel atau kabel. Tp tetep aja...yang namanya kriminal adalah kriminal kan?

 

Tiap hari kami berangkat ke kantor bersama-sama, naek KRL. Harga tiket yang berlaku adalah Rp 9.000,00 untuk sekali jalan. Pemeriksaan tiket dilakukan 3 kali:

  1. Sebelum masuk ke area peron, kita diminta untuk memperlihatkan tiket. Asumsinya org yang tidak bertiket tidak akan bisa memasuki peron. Walaupun kadang masih ada juga org yang menggunakan dalih, ”Cuma nganter ko, Pak...”
  2. Di dalam kereta akan ada petugas yang memeriksa tiket. Tiket diminta untuk dilubangi trus dikembalikan lagi.
  3. Pada saat akan keluar dari area stasiun, kami diminta menyerahkan tiket ke petugas yang berdiri di pintu keluar stasiun

 

 

Dengan penjagaan dan pemeriksaan 3 lapis tersebut PT KAI berharap tidak akan ada lagi penumpang gelap. Atau minimal jumlah penumpang gelap berkurang lah jumlahnya. Ibaratnya bisa lolos dari 1 pemeriksaa akan kena di pemeriksaan berikutnya.

 

 

 

Trus kalau dulu kan ada ritual kasih duit ke petugas kereta oleh penumpang tidak bertiket. Jadi, dia ga beli tiket. Kalau ada petugas, salamin aja pake duit seribu (kl keretanya ekonomi) atau 5 ribu (kalau keretanya ekspress). Tapi hal itu ga kulihat lagi lho.. Kalau ada yang kedapatan ga ada tiket ya didenda sama petugasnya dan ada bukti dendanya (suplisi namanya kl ga salah).

 

 

Pokoknya kinerja PT KAI lumayanlah... Lumayan memberikan rasa keadilan buat para penumpang. Semuanya fair. Kalo dulu kan aku suka berasa diperlakukan tidak adil oleh penumpang tak bertiket dan petugas KA. Aku beli tiket mahal-mahal, dia cukup bayar 5 ribu rupiah bahkan kadang gratisan! Enak ajah!

 

 

Ternyata eh ternyata, dengan sangat tak disangka-sangka pelanggaran pertiketan dilakukan oleh temanku! Aku kaget dan sedih tapi tak bisa berbuat apa2... Hiks...

 

 

Tapi ingat kata Bang Napi, kriminalitas itu dilakukan bukan hanya karena niat tapi adanya kesempatan. Dalam hal ini kesempatan tersebut diciptakan oleh petugas KA. Begini:

  1. Saat kami akan memasuki peron, kami tidak diharuskan memperlihatkan tiket. Asal nampak jalan dari arah loket, petugas berasumsi bahwa kami sudah membeli tiket.
  2. Petugas tidak selalu memeriksa tiket di dalam kereta. Jadinya tiket kami masih utuh aja, ga ada tanda2 bekas pemeriksaan.
  3. Saat kami akan keluar dari stasiun, ada sih petugas yang berdiri di pintu keluar. Tapi kami tidak diwajibkan menyerahkan tiket kami. Petugasnya pasrah gitu...kalo ada yang ngasi tiketnya dia terima, ga ngasi juga gapapa..

 

 

Celah-celah itulah yang dimanfaatkan oleh temanku. Masuk peron dia ga pernah kasih liat tiket. Trus kalau pas di dalam kereta tidak ada petugas yang periksa tiket, tar pas keluar dr stasiun tiketnya yang masih utuh itu tidak diserahkan ke petugas. Dia simpan dan dia gunakan lagi untuk keesokan harinya. Karena, kalaupun tokh misalkan pun keesokan harinya ada petugas pembolong tiket di kereta, dia bisa menyerahkan tiket ’basi’nya dengan PD. Karena petugas tidak pernah memeriksa validitas tiketnya. Cuma minta tiket, bolongin, balikin. Ga pernah liat tanggal yang tertera!

 

 

*sigh*

 

 

Ku dah bilang ke temanku, ”ih km kriminal ih..”. Dan dia menjawab, ”Gapapa... Lumayan tau..9 ribu bisa buat 2 atau 3 hari

 

 

*sigh*

 

 

Dear PT KAI, tertibkan petugas kamuuuuuu... Disiplinkan mereka! Jangan biarkan mereka makan gaji buta!        

 

Baca deh...baca deh...

Pls, read the following link... ^^

http://puteralangit.multiply.com/journal/item/59/Ungkapan_tulus_?replies_read=1

Jd tau gmn rasanya para aktris yg dapet Oscar... ^^

Makasi a haitami... Makasi banget...

Buat yg laen..ayo buat juga dunk... Hohoho.... *ketagihan nih...*

 

Sunday, November 23, 2008

Komplain dan Klim Atas Film yang Mengecewakan. Mungkinkah?

Pernah ga nonton film trus kecewa?

Pernah ga saking kecewanya ama tuh film ampe berasa rugi udah beli tiketnya?

Pernah ga saking kecewanya ama tuh film ampe berasa rugi udah beli tiketnya trus minta balik duit tiketnya?

 

 

Di film XX/XY, ada scene itu tentang itu. Seseorang merasa kecewa dengan film yang pernah ditontonnya. Kemudian pas secara tak sengaja ketemu dengan sang sutradara di suatu kafe, dia menyapanya dan mengkonfirmasi apakah dia sang sutradara yang buat film itu. Setelah terkonfirmasi, seseorang ini berkata, ”So, can I have my money back? Those movie’s suck, u know..”. Sang sutradara kaget dan mengatakan bahwa hasil  penjualan film itu duitnya ga ama dia, jd dia ga bisa balikin duit itu. Seseorang itu tak menyerah, “But u made those movie. So it’s u the one who has to give my money back. The responsibility is yours”. Akhirnya sang sutradara memberikan sejumlah uang sebagai ganti rugi tiket nonton pemuda itu dan pacarnya, beserta uang popcorn juga.

 

 

 

Nah, berkat film itu aku jd terinsipasi bahwa kita bisa complain dan klim uang ke pembuat film kalau kita kecewa dengan sebuah film yang kita tonton.

 

 

 

Datanglah kesempatan itu. Ku nonton sebuah film (Indonesia) dan aku emosi jiwa selama menontonnya. Untuk pertama kalinya aku nonton sebuah film dan berharap banget dengan tidak sabar menanti-nanti film itu selesai. Gregetan setengah mati.Ampe berasa ngilu di gigi.

 

 

 

Nah, begitu selesai filmnya ku kirim pesan singkat ke sang sutradara, ”What can I say yah... Ummhh.. Can I have my money back?”. Not responding. Ya udahlah ya..yg penting ku dah sampaikan (secara tersirat) bahwa aku, salah satu penontonnya, kecewa.

 

 

 

Hingga akhirnya semalam ku bertemu dengan beliau di YM (jarang2 kami bisa online bareng). Ku bilang ku mau nagih (duit tiket yg pernah kuminta via SMS). Dan dia menjawab, ”Silakan minta ke PT Apa Gitu, distributor film itu”. Langsung aja ku critain scene di film XX/XY itu ke dia.

 

 

Dan dia membalas begini:

Ada juga crita seorang laki2 dengan striper ... Seorang laki2 protes kpd striper krn dia tidak bisa bikin konak si lelaki. Lalu dia bilang : balikin duit gw. Krn elo gak bisa bikin gw konak. Si striper balas : gw balikin duit elo, tp berikan kembali semua penglihatanmu atas tubuhku yang udah gw rawat seminggu 3 kali, rambut yg gw keramas dgn shampo dan gw tata tiap hari, juga seluruh jam olah raga dan gym buat ngebentuk tubuh ini ....
 
 

Ya...ya...ya... Bukannya aku tidak menghargai perjuangan dan usaha dia berserta tim dalam memproduksi film itu. Tapi tangkaplah klaim ku itu sebagai pernyataan bahwa ada yg ga puas lho dengan film kamu... Trus follow up gitu... ^o^ (bahkan KOMPAS pun berkata film itu ga bagus tau!)

 

 

 

Ga mungkin lah ku beneran minta duitku dibalikin! Krn aku tau pasti di poster nya ga ada tulisan "Anda tidak puas, uang kembali". Jadi aku tau diri dong...

 

 

 

Moral of the story: Klim duit tiket atas film yg mengecewakan hanya terjadi di film. Hohoho...

 

 

 

Thursday, November 20, 2008

Fanatik Kasta Menjadikan Mereka Kejam

New Delhi

 

Surat cinta Manish Kumar (15) kepada seorang gadis berakibat pada kematiannya. Rajesh Kumar, polisi pada Distrik Kaimur, Negara Bagian Bihar, India timur, Kamis (20/11), menuturkan, Manish mati dilindas kereta setelah diculik saat ke sekolah oleh orang-orang dari kasta yang berseteru. Manish lantas dicukur rambutnya, diarak, dan diletakkan di rel kereta. Alasannya, karena dia berani menulis surat cinta kepada gadis dari kasta yang berlainan. Ibu Manish, Lalit Devi, sudah memohon ampun, tetapi orang-orang tadi tak peduli. Devi tidak bisa berbuat apa-apa saat melihat anaknya dilindas. Dia akhirnya melaporkan ke polisi yang kemudian menahan seseorang dan seorang polisi dipecat. Manish menulis surat kepada gadis yang juga dari desa yang sama, tetapi dari kasta yang lebih rendah. Orangtua si gadis hanya pembantu rumah tangga, kasta terendah, sementara Manish dari kalangan peternak susu dengan kasta yang lebih tinggi. Cinta lintas kasta ini acap kali mengundang kekerasan di kawasan pedesaan di India. Protes biasanya datang dari kasta yang lebih tinggi guna menjaga kehormatan kasta mereka.

 

KOMPAS, Kilasan Kawat Dunia (hal. 10)

 

 

 

*sigh*

 

 

 

 

 

*sigh*

 

 

 

....don't know what to say................

Wednesday, November 19, 2008

Terobsesi Memiripkan Seseorang dg Cruz




Pas nonton Elegy, liat si Penelope Cruz ku tiba2 teringat seseorang ( http://mymongkleng.multiply.com/ ). Dengan serta merta ku simpulkan mereka saling mirip! ^^ Terutama matanya!

Tapi setelah foto dua-duanya kusandingkan, lho kok? Jadi agak2 ga mirip yak? Tapi tetep ada unsur miripnya kaaaaannn?? (pls say yes, pls say yes. Kalo ga ku beneran disuruh ke dokter mata nih...)

Yaaa...misal ga mirip banget wajahnya...minimal mirip pose lah ya... ^o^


*thx Ka Mei atas foto2nya...*

Tuesday, November 18, 2008

[tidak bermaksud] Emang Gue Pikirin!




Beneran! Aku ga tau! Ga tau kalo ada dua anak kecil jalan di belakangku. Dua kakak beradik. Kakak yang sangat sayang ke adeknya, adek yang suka 'memperbudak' kakaknya.

Tuh jalan nanjaaaaakkkk...buanget. Dan si kakak gendong adeknya! Ampe jatoh2... Pas mereka jatuh ku baru ngeh kalau ada mereka... Aku terharu..


Lokasi: Gedhong Songo
Photo by Nurul (yang tega2nya ga ngasi tau aku kl ada mereka)

Sunday, November 16, 2008

Maksud Hati Seperti Beatles....




Denger2 si J-Rocks nyontek pose fotonya Beatles di zebra cross di London. Mereka bilang susaaaaahhhh...banget untuk dapet pose yang pas. Musti diulang-ulang..

Aku berpikir, "Masa iya si? Foto jalan doank segitu susahnya kah?"

Maka, ketika melihat ada zebra cross di depan Lawang Sewu, aku langsung ingin mencobanya! Hohoho...

Satu teman berhasil ku bujuk untuk berdiri di tengah jalan di seberang lampu merah untuk ngambil fotonya. Dan hanya 1 teman yang mau berkorban menjadi ajang percobaanku. Semua temanku blm ada yang pernah liat pose Beatles aslinya, jd mereka ga kebayang. Jadi instruksiku hanyalah: Nyebrang jalan sambil difoto!

Ternyata emang susah:
1. Musti nunggu lampu merah menyala
2. Krn banyak mobil yang berhenti, jadi jalannya ga bisa nyantai dan pelan. Akibatnya yg moto, telat mulu. Akibat selanjutnya, musti jalan bolak-balik di zebra cross itu. Kalo lampunya ijo, nunggu merah lagi...
3. Lama-lama berasa stupid bin bodoh juga (krn abang tukang becak di pinggir jalan nampak bingung ngliatin kita)

Akhirnya karena udah capek (capek jalan dan ketawa2), sesi pemotretan dihentikan. Inilah hasil terbaiknya... Yaaaa...lumayan lah ya mengingat itu di keramaian. Kalo Beatles kan di jalan yang sepiiiiiii....ga ada tantangannya! Hohoho...

Friday, November 14, 2008

XL tentang Tagihan Miliaran

 

Menanggapi surat Bapak Kushareyanto di Kompas (3/11) "Tagihan Seluler Perseorangan Mencapai Rp 17,66 Miliar", kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang dialami. Kami telah menghubungi Bapak Kushareyanto untuk menindaklanjuti dan menjelaskan permasalahan. Terkait dengan tagihan Bapak Kushareyanto yang jatuh tempo pada tanggal 30 Oktober 2008 telah terjadi kesalahan cetak pada lembar tagihan yang dimaksud.

 

Saat ini telah dilakukan koreksi atas tagihan tersebut dan Bapak Kushareyanto dapat menerima penjelasan dari kami. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi layanan pelanggan melalui 817 (dari ponsel XL) atau (021) 57959817 dari telepon lain, atau mengirim e-mail ke: customerservice@xl.xo.id.

MYRA JUNOR

GM Corporate Communication

PT Excelmindo Pratama Tbk

 

Setelah menunggu dan menunggu, setelah tiap pagi yang pertama kubuka halaman Surat Pembaca, akhirnya muncul juga respon dari XL tentang ini. Tanpa bermaksud mengabaikan itikad baik XL, ku mau komentar ttg 2 hal:

1. KESALAHAN CETAK

Mbak...mbak... Kalo cuma salah cetak, brarti ngitungnya bener? Ngetiknya bener? Salahnya pas nge-print doank? Ya ampyun...ya ampyun...pilih kata pun ga make mikir ni Mbaknya... ^o^

 

2. Untuk info lebih lanjut dapat menghubungi......

Maksudnya kalo kita masih penasaran dengan kasus ini, kita bisa menghubungi nomer2 atau email di atas? Wow...terbuka juga yah? Hohoho...

 

Saranku buat Mbak Myra Junor:

1. belajarlah menyusun kalimat yang bisa dimengerti dengan lebih baik, biar yang baca ga komentar2 lagi..^^

Sebenernya lebih tepat kalo kusarankan: biasakanlah cek dan ricek sesuatu sebelum di-publish. Surat balasan ini yang nge-draft bukan Mbak kan? Atas nama Mbak aja kan? Naaaahhh..aturan Mbak baca dulu sekali lagi, baru dikirim ke KOMPAS untuk ditampilkan. Yang masalah tagihan juga...misalkan sebelum dikirim ke Pak Kus dicek dlu, dibaca dulu, pastinya ga akan nyampe ke Bapaknya...kecuali yang nge-cek dudul, dah ngebaca angka 17 miliar tapi tetep dikirim... ^o^

 

2. akan lebih bagus kalo ditambah satu paragraf lagi untuk bilang kalo XL berkomitmen untuk mencegah hal serupa terjadi lagi.

 

Entah dilaksanain entah ga nantinya, tapi tulis ajah... Gratis kan ya kalo nulis di Surat Pembaca gitu? Atau bayar, Mbak? Kalo nambah satu paragraf tambah bayarnya berapa, Mbak? Idih, ko itung2an amat si Mbak..Katanya kalo pake XL ga usah mikir lagi... *mbak pake XL kan ya?*

 

^o^

 

 

 

Thursday, November 13, 2008

Kita Tidak Bergelimang Waktu, Sayang…

 

 

Waktu tidak mendatangi kita dengan berbondong-bondong (dan tidak akan pernah). Dia datang dengan jumlah tertentu dan tak dapat dilipatgandakan.

 

 

Kamu menyadari itu kan, Sayang?

 

 

 

Lantas kenapa kita masih juga menghambur-hamburkan waktu (dengan hal-hal yang kamu sendiri pun bilang ’ga penting’)? Di saat kita ber-’argumentasi’, waktu berjinjit-jinjit meninggalkan kita. Sambil saling diam, waktu pun diam-diam menjauh. Emosi yang membara kan menguapkan waktu.

 

 

 

Kamu menyadari itu kan, Sayang?

 

 

Jadi? Kamu ada ide apa untuk waktu kita yang tinggal tak seberapa ini, Sayang?

 

 

 

*coba waktu bisa kita bikin yah*

 

 

 

Sunday, November 9, 2008

"Ulah" Ayat-Ayat Cinta pada Lawang Sewu

Saat berkeliling dari ruang ke ruang di Lawang Sewu, objek wisata (?) yang konon angker karena merupakan bekas tempat penyiksaan pada zaman pendudukan Jepang. Pemandu wisata menjelaskan sejarah berdiri dan riwayat gedung tersebut, termasuk tiap ruangannya. Hingga tibalah di suatu ruang yang agak luas. Pemandu wisata menjelaskan sesuatu dan anak2 yg dipandunya mengangguk2 sambil berkata ”oooo...”

 

Aku yang tidak mendengar penjelasan masnya krn agak di belakang, menyibak Okta yang ada di depanku.

 

 

Tata: Ini bekas apaan Mas?

Masnya: Kamar Maria, Mbak... (sambil senyum humble tapi ada rasa bangga terpancar)

 

 

Ku mencoba berpikir Maria yang manakah yang dia maksud. Karena masnya dengan PD mengucapkan nama itu dan temen2ku juga pada ngangguk, ku yakini bahwa ini adalah Maria yang cukup terkenal, semua orang diasumsikan mengenalnya, layaknya tiap org mengenal Ibu Kita Kartini. Tapi aku ga nemu satu sosokpun yang kukenal bernama Maria yang memiliki sejarah tinggal di Lawang Sewu. Akhirnya kuenyahkan malu-ku,

 

 

Tata: Maria itu siapa ya Mas?

Masnya: Ayat-Ayat Cinta, Mbak? (masih dengan senyum humble yang sama, tapi rasa bangga  yang lebih)

Tata: ...mengernyitkan dahi dengan mulut nganga.... (berasa ada yang korsleting di otak. Otakku ga sanggup tiba2 mengubah gambaran setting dari jaman mbak2 ber-rok gembung kayak kurungan ayam ke mbak2 bersuara cempreng)

 

 

Hasilnya adalah aku bengong dan terpaku. Jadi Ayat2 Cinta itu kisah nyata? Tar dulu...tar dulu..bukannya dia org Mesir? Ko kamarnya di Semarang?

 

 

Okta segera menyelamatkan aku sebelum pikiranku makin jauh dan makin pusing.

 

 

Okta: Ruang ini buat syuting film AAC, bagian kamarnya Maria. ...nunggu responku bentar....  yang istri keduanya Fachri.

 

 

Jrenggg... Aku terselamatkan dari mikir jauh, tapi tetep bingung.

 

 

Tata: Trus?? Apa pentingnya diomongin ama dia?

Okta: Ya udahlah..dia kan cuma mau ngasih tau bahwa di sini pernah buat syuting..

 

 

Ya udah kutrima ajah... Tapi kan kupikir sejarah ayat-ayat cinta hanya sebagai intermezzo ajah. Ternyata...sepanjang tour Lawang Sewu, di tiap bagian yang buat syuting film Ayat2 Cinta dia menjelaskannya. ”Nah, si ini lari2 di tangga ini” dll

 

 

Oh my...oh my...setelah emosiku terbawa arus tragis membayangkan penyiksaan oleh tentara Jepang, ruang mutilasi, penjara jongkok, tiba2 harus ganti genre ke AAC.

 

 

 Ampun...ampun...

 

Dan ternyata temen2ku pun bingung, kenapa yg dicritain malah sejarah AAC nya???

 

Kita kan mau tau ini gedung riwayatnya gmn, yg bangun siapa, knp angker, knp sampe skrg dianggurin. Kenapa malah dicritain syuting AAC?

 

Kita kan bukan napak tilas AAC!!

 

Lagian kan ga semua orang nonton AAC, kalaupun nonton kan ga semua mau tau dibuat dimana dan detail lainnya.

 

Jadi pesenku adalah... Pls, jangan ada yang syuting film atau videoklip atau apapun di sana lagi yah... Tar sejarah Lawang Sewu benerannya makin tenggelam ajah...

 

^^

 

 

 

Wednesday, November 5, 2008

Ku (sempat) Tersipu...

"Bolehkah ku satukan nama dalam bejana,

dapatkah ku genggam tanganmu dalam dekap.

Pabila bisa maka biarkan aku menjadi kamu

dan engkau menjadi aku."

 

SMS itu ku terima semalam jam 21.46

dari nomor yang tak keluar namanya di HPku

Ku bingung musti respon bagaimana

Waktu itu ku lagi nonton film,

jadi kulanjutkan saja nontonnya

 

Selesai film, ku baca lagi SMS itu.

Sial... Bagus ajah!

Refleks aku tersipu (sepertinya)

Tapi kutahan...dan mulai berpikir

 

Kira2 siapa ya yang mengirim SMS itu?

1. Dia tau aku suka puisi

2. Dia BISA nulis puisi (ku berbaik sangka bahwa dia tidak mencontek)

 

Krn sudah malam, kuurungkan niat untuk berpikir..

Kutunda hingga ada matahari (kali aja matahari memberi pencerahan untukku kan?)

 

Tapi ternyata pagi ini matahari tertutup kabut...

Sepoi-sepoi...

Silir-Silir...

Mataku aja males melek (maunya tiduuuurrr...)

Jadi ku ga mau maksa otakku untuk berpikir...

Paling orang iseng atau kurang kerjaan atau lagi ngerjain aku... ^^

 

Buat yang ngirim SMS itu, thanks yah... ^o^

 

Tuesday, November 4, 2008

Fortune Teller ^^


Ambil batunya, taro di papannya...

Didorong oleh rasa penasaran yang teramat sangat pada bagaimana cara mereka bekerja, akhirnya pada suatu malam ku 'korbankan' sejumlah uang untuk mencoba jasa mereka....^o^

Percobaan yang mahal... =(

Disela2 ritual terawang masa depanku, kutanya, "Gimana caranya si mbak ko bisa keliatan?". Mbaknya berasa dipencet tombol play untuk iklan gitu, "Oh...hari Selasa tonton aja gw di TVOne". Aihhh...obsesi selebritis juga ini mbak-mbak... :o)

Sunday, November 2, 2008

Tagihan Telpon Rp 17,66 Miliar Sebulan!

 

Disertai sedikit sentimen pribadi pada operator telepon seluler ini, aku dengan bangga dan puasnya ingin menyebarluaskan surat pembaca pagi ini. Habisnya kocak abiess...

 

Inilah cuplikan surat pembaca KOMPAS pagi ini:

 

Sebagai pelanggan Xplor dengan paket layanan Xplor Price Plan selama dua tahun terakhir .......saya sangat dirugikan oleh pihak XL yang tidak profesional......

 

Awal kejadian, saya mendapat informasi bahwa pulsa habis dan diminta untuk melakukan pengisian pulsa sebelum melakukan penggilan/fasilitas lain. Padahal, saya adalah pelanggan pascabayar yang tentu tidak perlu melakukan pengisian pulsa. Kejadian selanjutnya yang sangat mengejutkan dan tidak menyenangkan adalah datangnya tagihan (nomor:400-27686-2047-tanggal jatuh tempo 30 Oktober 2008) sejumlah Rp 17.674.712.610

 

Bagaimana logikanya sebagai pelanggan biasa noncorporate mendapatkan tagihan sebesar Rp 17 miliar lebih?

 

Tulisan selanjutnya adalah keterangan bahwa si Bapak ini menetapkan batas penggunaan per bulan adalah Rp 500.000, dan biasanya per bulan dia habis 300ribu.

 

XL....XL.... Kocak banget si... Betul kata Bapak itu, logikanya gimana si..

Akumulasi pemakaian telpon selama seumur hidup Bapak itu juga khayal kali mencapai 17 miliar!

Emang pas print tagihan trus kirim ke Bapak itu kamu ga shock liat angka TUJUH BELAS MILIAR itu?

Kamu ga mikir dan penasaran bapak itu nelpon kemana aja, SMS reg spasi apa aja sampe abis segitu?

Mengingat (kamu bilang) tarif kamu murah ampe ga perlu mikir, sebulan penuh tiada henti nelpoooooonnnn, mungkin gitu sampe TUJUH BELAS MILIAR??

 

XL...XL... Setelah memakai primata sebagai bintang iklannya (casting yang aneh), jangan2 petugas billing nya pun.... Ooopsss... *hohohoho...*

 

Di iklan itu kan si primata bilang, "Heran deh ama manusia, mau nelpon aja pake mikir". Jangan2 ga cuma mau nelpon aja yang ga boleh mikir ama XL, itung bill juga ga mikir... Hohoho...

 

 

(surat pembaca dikirim oleh Bp. Kushareyanto, Jl. Camar VII AM/17, Bintaro Jaya 3, Tangerang)