Friday, May 29, 2009

Ketika Iklan Mie Instan Dibajak untuk Iklan Capres

Bagi yang nonton TV pasti nonton iklan salah satu pasangan bakal capres-cawapres yang menggunakan lagu/ jingle iklan Indomie. Aransemen musiknya tidak diubah sama sekali, hanya liriknya saja. Kata-katanya memuji si capres, tiap kata 'indomie' diganti dengan nama capres itu. Contohnya:

- dari "indomie...indomie seleraku" menjadi "SBY...SBY..presidenku".
- dari "pilihan rasa boleh berbeda" menjadi "pilihan partai boleh berbeda"


Ya pokoknya ngiklanin si bapak itulah...


Reaksi orang pastinya bermacam-macam. Yang sudah kudengar langsung adalah dari temanku yang semalam bersama2 menyaksikan iklan itu untuk pertama kalinya. Dia bengong, geli dan berkata, "idih..ga kreatif ajah..."


Nah, pagi ini pas baca KOMPAS di bagian pojok KATA KITA, yaitu pojok yang memuat SMS-SMS pembaca KOMPAS, ternyata sebagian besar mengomentari iklan itu.

Berikut kutipannya:
- Presidenku rasa soto, rasa kari, rasa baso atau ayam bawang? (Herman Wijaya, Depok)

- Lihat iklan SBY ingat iklan Indomie, ingat Indomie jadi ingat perut. Semoga lima tahun mendatang rakyat Indonesia tidak hanya mampu makan Indomie (Eben, Jakarta)

- Siapapun presidennya, pejabat tetap korupsi. Rakyat tetap jadi tKI dan cuma sanggup beli Indomie (joe Budi Mulia, Ampera)

- Tim kampanye SBY bangga jadi plagiat? Website, deklarasi, hingle, semua tiruan. Memalukan. (Heru, Kuta)

- Perkenalkan: mi baru produksi Indofood, mereknya SBY! (isti, Cijantung)

- Miris amat dengan Partai Demokrat. Kehabisan dana ya buat deklarasi sampai-sampai jingle SBY diambil dari iklan Indomie. Kasian deh lo. (Eli, Bintaro Jaya)

- Semenjak lagu iklan Indomie dipakai untuk iklan SBY, saya jadi males mengonsumsi Indomie, rasanya jadi enggak gurih lagi. (Usman, Serpong)

- Sekarang ogah makan Indomie ah... takut keracunan politik!!! (Irkham, Semarang) ==> kunobatkan sebagai komen terbaik!


Pojok KATA KITA ini ukurannya tidak besar, kurang lebih 1/8 halaman koran saja. Jadi jumlah SMS yang dimuat pun tidak berlimpah. Keterangannya menyatakan bahwa SMS terbaiklah yang dimuat.

Hari ini jumlah SMS yang dimuat sebanyak 14. Dan yang mengomentari iklan itu ada 8. Wow.. Ternyata iklan itu berhasil menarik perhatian warga! ^o^


Nah, kalau komentar refleksku saat lihat iklan itu adalah:
Beuh! Indofood berani banget yah? Mengijinkan jinglenya dipakai untuk iklan SBY. Dengan mengijinkan itu kan bisa diartikan dia mendukung. Nah misalkan nih ya... misal misal misal misal misal tar yang kepilih jadi presiden bukan dia, dia ga takut sama presiden baru itu? Kalo presiden baru itu dendam trus berlanjut ke sentimen pribadi gimana? Truskalau ada bencana atau mau ngasih bantuan ke mana, tar ga boleh pake Indomie lagi lho... "Pake mie sedap sajah!". Bisa saja kan presiden baru ngomong gitu... Bisa juga lho tar produk2 Indofood di-banned...


Hohoho...


PS:
1. Aku bukan anti-SBY, pun ku bukan (atau belum) mendukung capres lainnya. Tapi aku kan emang suka merhatiin iklan... Bagiku, eksis tidaknya suatu produk, berkualitas atau tidaknya produk itu ditentukan oleh iklannya ^o^


2. Buat Ka Lien: Sabar ya Ka' kaosnya.... Sampai sekarang mbak nya not responding.. =(


Lagu Untuk Bipang...

 

Tak Kusesali Cintaku Untukmu

Meskipun Dirimu Tak Nyata Untukku

Sejak Pertama Kau Mengisi Hari-Hariku

Aku T'lah Meragu Mengapa Harus Dirimu...

 

 

 

Aku Takkan Bertahan Bila Tak Teryakinkan

Sesungguhnya Cintaku Memang Hanya Untukmu

Sungguhku Tak Menahan Jika Jalan Suratan

Menuliskan Dirimu Memang Bukan Untukku... Selamanya...

 

 

 

kadang Aku Lelah Menantimu

Pastikan Cinta Untukku

 

 

 

 

 

 

Kesulitan Keuangan [Kok] Beruntun…

 

 

Kok km ga nonton Teater Mpu Gandrik?”, tanya temanku 2 bulan lalu. Dan aku menjawab bahwa aku sedang kesulitan keuangan. Hal itu disebabkan karena aku terpisah dengan kartu ATMku. Aku tidak tahu dia berada dimana. Tapi aku memiliki firasat dia tertinggal di meja kantorku, karena sebelum pulang kantor aku berniat untuk mampir ke mesin ATM. Hanya saja niat itu kubatalkan karena aku terburu-buru meengejar jadwal kereta. Dan firasatku benar.

 

 

Dan ketika seorang teman lain berkunjung dan menginap selama akhir pekan itu, aku tidak bisa menjamunya sama sekali karena aku kesulitan keuangan. Bahkan sebaliknya dia yang membelikan beras untukku ^o^ Lumayaaann... Hohoho...

 

 

Bulan lalu aku juga mengalami kesulitan keuangan, karena dompetku raib di kereta pas aku pulang ke Kopeng. Hidupku diselamatkan oleh donasi dan soft loan dari teman-temanku. Alhamdulillah...

 

 

Nah, hari ini aku harus mengeluarkan kalimat itu lagi ketika seorang teman mengajak berjalan-jalan, ”Aku sedang kesulitan keuangan”. Dan kali ini aku pusing dibuatnya.

 

 

Intinya adalah kartu ATMku raib lagi, dan aku benar2 tidak ada ide dia ada dimana.

 

 

Kronologinya begini:

 

Rabu malam, sepulang kantor

Uang cash yang kupunya tinggal beberapa ribu rupiah. Turun dari kereta aku mampir ke mesin ATM di depan Gramedia Depok untuk transfer uang ke calon adik iparku. Aku tidak menarik uang karena aku berpikir untuk melakukannya keesokan harinya saat mau berangkat ke stasiun.

-         Aku masukkan kartu ATM ke mesin melalui garis berlubang yang tersedia

-         Kartu masuk dan muncul pilihan di layar: Bahasa Indonesia atau English

-         Kupilih Bahasa Indonesia

-         Muncul iklan entah apa, kupencet pilihan ’lanjutkan’

-         Muncul pilihan-pilihan menu

-         Kupilih ”Transfer” è dari rekening tabungan è ke rekening BNI è kuketik nomor rekening è kuketik jumlah uang è konfirmasi kuiyakan

-         Mesin ATM bertanya apakah aku mau melakukan transaksi lainnya, kujawab ”TIDAK”

Hal yang kuingat hanya sampai di situ.

 

 

Setelah itu aku jalan untuk pulang, mampir ke dua tempat: warung bapak tua untuk beli pepaya dan ke warung mpok untuk beli lauk buat sahur.

 

 

 Kamis pagi

Aku ke mesin ATM seperti yang kurencanakan. Aku masuk ke biliknya, dan kukeluarkan dompetku. Kutemukan struk transfer semalam. Tapi tidak kutemukan kartu ATMku. Pyass.. Tapi aku masih berpikir bahwa bisa saja semalam aku mengeluarkan kartu itu dari dompet dan sekarang tertinggal di kamar. Aku menuju stasiun dengan uang sepuluh ribu hasil nyolong celengan, pas untuk tiket. Karena hari itu puasa, jadi aku tidak perlu membeli makan siang. Untuk ongkos pulang, aku bisa mengajukan pinjaman lunak ke teman kantor. Damai terasa di hatiku.

 

 

Kamis malam

Saat aku sampai di kamar. Kucari di setiap tempat tapi tidak kutemukan kartuku itu. Ku coba mengingat-ingat apakah aku meninggalkannya di dalam mesin ATM, tapi otakku tidak mampu mengingat. Karena ingatan tentang kegiatan di ATM yang muncul banyaaaaakkk... Jadi aku tidak yakin apakah aku sudah mengeluarkan kartu ATM dari dalam mesinnya.

 

 

Maka kugunakanlah logikaku saja. Faktanya adalah aku memiliki struk transaksi terakhirku. Seingat aku, struk keluar setelah kita menjawab ”tidak” atas pertanyaan ”Mau transaksi lain?” dan setelah kartu didorong keluar disertai bunyi ’jglek!”. Jadi kalau aku bisa mendapatkan struk itu, artinya aku sudah mengatakan ’tidak’ dan sudah ada buyi ’jglek!”.

 

 

Mungkinlah aku begitu terhanyut dalam lamunan sehingga aku tidak mendengar bunyi 'jglek' itu dan kemudian aku berjalan meninggalkan kartuku di dalam mesin itu?

 

 

Tiap kucoba mengingat-ingat, otakku memanas. Ada yang punya ide ga kira-kira kartu itu kukemanain?

 

 

Otakku semakin panas ketika harus berpikir bagaimana caranya aku mengeluarkan uangku dari bank itu, mengingat kartu tak ada dan buku tabunganku sudah luama raibnya. Dengan bermodal KTP dan tampang memelas, mungkin ga ya mas-mas bank mau mengeluarkan uangku?

 

 

Owya, buat teman-temanku jangan khawatir... Aku masih bisa hidup ko.. Karena beberapa hari sebelumnya aku nalangin companyku bayar biaya registrasi ke Badan POM. Dan hari ini sudah diganti, untungnya bisa dalam cash (kalau ditransfer, aku pasti histeris! Hohoho...). Cuma aku ga rela aja duitku mendekam di bank dan tak bisa kukeluarkaaaaaaannnnn! Yaaa...itung-itung nabung dan memaksaku berhemat si...tapiiiii...tetep ajaaaaa....ngeluarin tuh duit gimanaaaaaa??

 

 

 

 

 

 

 

 

Thursday, May 28, 2009

Untuk Nickothekoploboy: Mau ganti status dari 'pasien' jadi pasien?

 

 

Sedikit bocoran tentang kerjaanku. Jadi, aku kan kerja di perusahaan farmasi. Kami menemukan, memproduksi dan menyampaikan obat ke pasien. Kebanyakan (hampir semua) obatnya adalah ethical alias tidak dijual bebas, kalau mau dapet musti ke dokter dulu. Jenis obatnya masuk kategori baru, masih dilindungi paten atau dengan kata lain kami adalah innovator.

 

 

Keuntungan obat yang masih dilindungi paten adalah: tidak ada perusahaan lain yang memproduksinya dan memasarkannya dengan merk lain. Dengan kata lain tidak ada kompetitor. Tapi di sisi lain, tanggung jawabnya sangat besar.

 

 

Kenapa begitu?

Yang namanya obat baru, artinya data tentang dia juga baru. Sejak ditemukan hingga akhirnya mendapat ijin untuk dipasarkan prosesnya panjaaaaaanggg. Tahapannya banyaaaakkk... Intinya adalah untuk memastikan bahwa obat baru ini memang berkhasiat secara signifikan (dibanding obat yang sudah ada) dan tidak membahayakan. Soalnya kadang ada obat yang nyembuhin si...tapi efek sampingnya juga banyak. Makanya selama masa development, segala efek samping diperhatikan, entah disebabkan oleh obat baru itu atau bukan. Setelah itu dianalisa efek samping itu berhubungan dengan obat itu atau tidak. Jika iya, maka informasi tersebut dicantumkan di brosur (leaflet), agar pasien tahu.

 

 

 

Nah, ketika obat sudah dipasarkan secara luas bukan berarti analisa terhadap efek samping berhenti. Karena pada masa development, jumlah pasien yang menggunakan obat itu kan terbatas, sehingga mungkin tidak semua efek samping muncul. Oleh karena itu suatu perusahaan farmasi akan meng-encourage pengguna obatnya (bisa pasien atau dokternya) untuk selalu melaporkan efek samping apapun yang dirasakan setelah mengkonsumsi obatnya.

 

 

Semua laporan efek samping dari seluruh dunia yang masuk dikumpulkan dan dianalisa lebih lanjut. Analisa meliputi apakah berkaitan dengan obat dan frekuensinya. Jika berkaitan maka dimasukkan ke dalam brosur. Frekuensinya ditentukan berdasarkan urutan klasifikasi: very common, common, uncommon, rare, very rare, isolated reports. Ada angka2 patokannya.

 

 

Jadi, jangan dikira setelah produk dilaunch, maka kita bisa cetak brosur sebanyak mungkin buat stok 10 tahun ke depan. Karena brosur itu akan selalu terupdate. Sebenernya kalau mau kejam, bisa aja si efek samping baru ga usah dimasukkan, biar pasien ga tahu.. Tapi itu namanya TIDAK ETIS. Dan menurutku itu termasuk tindakan KRIMINAL.

 

 

Nah, salah satu tugasku adalah mengupdate informasi yang ada di brosur itu. Itu prolognya... ^o^

 

 

Entah sudah berapa buanyak update yang sudah kulakukan. Dan karena sudah menjadi kerjaan rutin, jenis obatnya buanyak pula, jadi aku kadang sudah tidak memperhatikan lagi itu obat apaan, updatenya tentang apaan. Selama ngerjain, ngerjain aja... Kayak orang yang makan sambil nonton TV, mulut ngunyah terus tapi ga dirasain enak apa ga, nyadar-nyadar abis aja ^o^

 

 

Tapi kali ini beda. Aku sedang dalam proses mengupdate informasi suatu obat dan aku sangat memperhatikannya, sampai-sampai aku hafal apa saja hal yang diupdate. Kenapa? Karena obat ini sangat berkesan buatku.

 

 

Tadinya aku ga mau sebut merk, tapi karena aku mau merujuk ke tulisan (review) seseorang, dan di situ dia sebut merk, maka tak ada gunanya jika kusembunyikan identitasnya kan?

 

 

Awalnya adalah aku menemukan review ini.

http://nickothekoploboy.multiply.com/reviews  (yang kedua yah!)

 

Aku agak-agak shock. Obat yang seharusnya digunakan untuk mengobati dan menyembuhkan, tapi disalahgunakan. Indikasi aslinya adalah untuk mengobati schizophrenia, suicidal behaviour dan psikosis. Tapi disalahgunakan menjadi pil yang bisa ”menghilangkan masalah”.

 

 

Jadi ketika hari ini aku mulai untuk mengupdate informasi produk ini, aku langsung inget bahwa di luar sana obat ini disalahgunakan. Bahwa banyak orang2 bodoh yang tapi kebanyakan uang make obat ini membuat persoalan seberat apapun langsung hilang. Gimana ga bodoh, harga resminya itu Rp 310.990, 00 per box isi 50 tablet. Tapi mereka beli gelap2an, 250rb per tablet. Aje gile ga si itu bandar untungnya?! (lho? Kok concernku malah ke situ? Hohoho...)

 

 

Kadang ketika aku mengupdate info obat, pas bagian efek samping nambah aku sedih. Karena ternyata resiko yang ditanggung oleh pasien2 bertambah. Tapi kali ini aku sedih-sedih gimanaaaa...gitu..cenderung ke geli. Sedih kalo inget pasien, geli kalo inget ’pasien’ kayak Bung Niko.

 

 

Update terbaru  yang kuterima untuk Clozaril adalah:

  1. kadar clozaril di dalam darah akan meningkat ketika ada asap rokok. Informasi sebelumnya tidak menyebutkan asa rokok, tapi nikotin. Ini ditujukan untuk pasien yang kecanduan rokok, agar lebih memperhatikan. Karena dengan meningkatnya kadar clozaril di darah, maka potensi efek sampingnya juga meningkat. Tapi mungkin bagi ’pasien’ seperti Bung Niko, bisa jadi opportunity. Kalau mau lebih dahsyat efeknya, minum tablet ini sambil ngrokok. Misal bukan perokok aktif, cukup berada di dekat org yg lagi ngrokok juga ngefek ko... (ada ga ya narkobais tapi bukan perokok?)
  2. Efek sampingnya bertambah. Sebelumnya udah banyak, sekarang tambah-tambah dan cukup seram. Yaitu:

-         new onset diabetes

-         obsessive compulsive syndrome

-         pneumonia and lower respiratory tract infection which may be fatal

-         Sudden unexplained death

 

 

Jadi, Bung Niko… Masih beranggapan Clozaril is good?

 

 

Sebenarnya, sebelum info tersebut tercetak di brosur baru, kita harus lapor dan daftarin dulu perubahan tersebut ke Badan POM. Setelah approved, baru diimplementasikan. Jadi aku bingung menentukan apakah ini masuk kategori confidential atau ga. Tadinya mau kuposting tidak untuk everyone, tapi tar Bung Niko ga bisa baca...

 

 

Thursday, May 21, 2009

Laguku Bangeeeeet! =(

 

Somewhere between your heart and mine

There's a window that I can't see through

There's a wall so high it reaches the sky

Somewhere between me and you

 

 

I love you so much I can't let you go

And sometimes I believe you love me

But somewhere between your heart and mine

There's a door without any key

 

 

Somewhere between your heart and mine

There's a love I can't understand

It's there for a while then it fades like a smile

And I'm left in the middle again

 

 

 

Kangen BiPang...

Mintz_Bilangnya Jelek Tapi Keren!

Rating:★★★★
Category:Other


Cara jual permen sejauh ini adalah menawarkan kesegaran nafas yang akan didapat, kelegaan tenggorokan atau nampak gaul. Ada juga yang menampilkan iklan versi hiperbolis, misalkan saking sejuknya sampai jadi beku kalo ngemut permen itu.


Nah, sekarang ada iklan permen versi bodoh dan konyol, tapi kocak abis.


Versi iklannya sejauh ini ada 2: cowok ma cewek.


VERSI CEWEK:
- Isi layar adalah mbak-nya, close-up megang empeng (itu lho mut-mutan nya adek bayi)

Narasi:
- Ini dot (tampak Mbaknya ngemut empeng)
- Ini permen Mintz (tampak packshot permen Mintz)
- Daripada ngemut dot, mendingan ngemut Mintz (tampak mbaknya ngambil Mintz)
- Iklannya jelek. Biarin. Yang penting Mintz.


Dan semua narasi itu diucapkan dengan nada yang dataaaarrrr.


VERSI COWOK: jenis iklannya sama. Cuma beda model iklan dan narasi.

Narasi:
- Ini pensil
- Ini Mintz
- Daripada gigit pensil, mendingan gigit Mintz
- Iklannya jelek. Biarin. Yang penting Mintz

Udah gitu doank.

Kocak...kocak...


Sepertinya grup Orang Tua sedang seneng buat iklan yang katro tapi menarik perhatian. Setelah Tango dibuatin versi Obama ga meaning. Sekarang permennya dikasih iklan yang lebih ga meaning lagi. Tapi lebih kocaaakkkk...


Kusuka!



Wednesday, May 20, 2009

Alam Bersekongkol "Melawanku"

Ceritanya aku sedang berdebat kusir dengan seseorang, sebut saja namanya Budi. Awal masalahnya sebenarnya tidak jelas, tapi pokoknya aku kesal dan memancing kekesalannya juga. Kami saling adu SMS. Kesal vs kesal.


Adu SMS dimulai dari ba'da Ashar. Sampai aku sholat maghrib masih berlangsung. HP ku taro di depanku agar aku tidak ketinggalan SMS balasannya. Dan benar saja, ketika aku masuk rakaat 2, HP berbunyi menandakan SMS masuk. Kupercepat sholatku dan begitu salam langsung kuraih HPku dan kubaca. Kulipat mukena dengan cepat, tanpa basa-basi ke Tuhan dulu aku langsung keluarldari musholla. Ku jalan ke mejaku, mematikan komputer dan siap-siap untuk pulang.


Aku pulang bersama dengan teman, Grettel namanya. Sambil menunggu dia beres-beres aku mengetik SMS balasan. Kuusahakan sesadis mungkin, namanya juga debat kan ga mau kalah. Setelah terkirim, HP tetap kupegang. Saat aku mau keluar dari kantor, balasan dari dia datang. Sambil menunggu lift, kubalas lagi. Begitu terus hingga saat aku menyeberang jalan, lari2 mengejar Metromini yang kunaiki tidak sampai satu menit untuk mencapai stasiun.


Ternyata ketika aku dan Grettel sampai di stasiun, keretanya sudah mau masuk. Maka berlari-larilah kami dan naik di gerbong terdekat, gerbong satu. Semua bangku sudah terisi, beberapa orang berdiri dan cukup banyak yang duduk di lantai beralaskan koran atau menggunakan bangku kecil yang dibawa sendiri. Biasanya kalau di satu gerbong penuh, kemungkinan di gerbong lainnya masih ada bangku kosong. Maka bergeraklah aku dan Grettel ke gerbong 2. Ternyata sama saja. Maka aku memutuskan untuk tidak bergerak lagi. Aku tidak terobsesi untuk duduk.


Aku mengajak Grettel untuk berdiri di dekat pintu pertama gerbong kedua (pada satu gerbong ada 4 pintu). Aku berdiri dengan HP di tangan dalam posisi siap mengirimkan balasan SMS kepada si Budi. Tapi Grettel mengajakku ke dekat pintu kedua. Walaupun aku berpikir apalah guna, tapi karena aku tidak mau terganggu konsentrasi dalam menyusun SMS, maka aku menurut saja. Bergeraklah kami ke pintu kedua.


Di sana, sudah ada 2 orang lelaki yang duduk di lantai beralaskan koran dan menyender di pintu. Satu lelaki di ujung sini, satunya di sana. Seperti yang pernah kubilang, manusia asing cenderung untuk saling berjauhan di angkutan umum. Lelaki A menawarkan korannya untuk kami, dan kubilang "Bawa ko... Makasi..." Dan Grettel meminta koranku untuk digelar. Karena aku sibuk dengan mengetik SMS, maka aku hanya memutar badan dan menyuruh Grettel mengambilnya sendiri. Hari Rabu, KOMPAS banyak halamannya.


"Yang iklan aja Gret..."

Maka Grettel memilih bendel Klasika untuk digelar. Tapi kemudian aku berpikir bahwa jadwal film kan di situ.


"Eh... Yang Inspiratorial aja dink..."

Grettel menukar bendel korannya. Dan lagi-lagi aku berpikir, "Itu kan belum kubaca. Sedangkan jadwal film kan besok bakal ada lagi".


"Eh...iklan dink..."

Dan digelarlah KOMPAS hari ini bagian Klasika.


Ternyata lelaki A sudah menggelar korannya terlebih dahulu. In the spirit of menghargai, maka duduklah aku di koran itu, di samping dia persis. Grettel duduk di depanku.


Dan mulailah 'drama' yang skenarionya sudah dibuat oleh alam.


Lelaki A: Kerja dimana. Mbak?
Tata: BNI. (tanpa mengalihkan pandangan dari layar HP. Namun sesaat kemudian aku menyesal telah bertindak tidak sopan. Tokh dia ga annoying banget. Hargailah usaha dia)
Tata: Wisma BNI.
Lelaki A: Wisma BNI itu yang gedhe yah?
Tata: Iya...yang lebih tinggi.
Lelaki A: Denger2 itu gedung paling tinggi di Jakarta ya?
Tata: Enggak... Nomor 2.
Lelaki A: Nomor satunya mana?
Tata: Ummhhh... Aku lupa, tapi yg pasti Wisma BNI nomer 2.
Lelaki A: Masa si? Mang ada lagi yang lebih tinggi?
Entah gimana aku tidak merasa dia annoying. Aku menjawab semua pertanyaan dia dengan senyum, karena dalam otakku melintas running text "Oh my...Akhirnya ada orang yang ngajak ngobrol di kereta dengan cara yang enggak malesin". Dan atas pertanyaannya aku menjawab
Tata: Monas! ^o^
Lelaki 1: Ah mbak ini...


Diam sesaat.


Lelaki A: Oh brarti yang di Wisma BNI itu bukan semuanya BNI ya Mbak?
Tata:Enggak... BNI cuma beberapa lantai.
Lelaki A: Mbak di BUMN?
Tata: Bukan.
Lelaki A: Brarti swasta ya?
Tata: Heeh.
Lelaki A: Bidang apa Mbak?
Tata: Farmasi.
Lelaki A: Oh...brarti obat2an ya?
Tata: Betul.


Aku masih dalam kapasitas menjawab singkat2 karena aku masih berkutat dengan debat via SMS. Dan kulihat dia juga memegang HP, ber-facebook ria. Grettel sok membaca koran yang disodorkan oleh lelaki itu.


Pertanyaan-pertanyaan dia berikutnya adalah tebak-tebakan nama perusahaanku. Kubilang tebak-tebakan karena dia bertanya bukan apa namanya, tapi dimulai dari lokal atau PMA, Eropa atau Amerika, kemudian negaranya, dst hingga komoditasnya.


Dan tibalah dia di pertanyaan, "Sudah punya anak, Mbak?". Dan aku tertawa. Grettel menyahut, "Dia single mas...".


Lelaki A: Saya bertanya sudah punya anak atau belum karena di Facebook saya tergabung di komunitas ini.. (dia menunjukkan layar HP-nya dan nampaklah tulisan "Hypnobirth")
Lelaki A: Mbak tau?
Tata: Oh ituuuu... Metode nglahirin yang anestesinya ga pake suntikan, tapi hipnotis..


Dan obrolan berikutnya menyangkut itu secara sekilas, sambil dia mengeluarkan Femina dan disodorkan ke Grettel lagi. Aku dan Grettel kaget. Ko ada lelaki bacaannya Femina?! Lelaki itu menangkap kebingungan kami.


Lelaki A: Itu bacaan saya dari SMP, Mbak... Aneh ya?
Grettel: Enggak si... Cuma belum pernah ketemu aja cowok bacaannya femina.
Lelaki A: Bukannya saya kewanita2an.. Saya cuma pengen tahu tentang wanita.
Tata: Heh?
Lelaki A: Lho? Kalau kita tidak mencari tau dan membekali diri tentang ilmu wanita, bagaimana kita akan mengerti wanita dengan baik.

Dan aku tertawa kagum dan tetap tidak percaya. Dan akhirnya dia berkata,


Lelaki A: Sebenarnya saya beli karena ada topik yang saya minati.

Grettel membaca halaman sampulnya, dan membuat tebakan dan benar: Istri yang suka mengatur.

Grettel: Emang istrinya suka ngatur?
Lelaki A: Justru sebaliknya. Dia iya iya aja. Padahal kami berdua sama2 kerja, Harusnya kan saling keras, punya mau masing2. Tapi dia enggak.
Grettel: Istrinya lagi hamil ya?
Lelaki A: Enggak... Anak kedua saya baru 8 bulan.
Grettel: Hah? Anaknya udah 2?
Lelaki A: Iya. Umur saya sudah XX lho mbak.. (dia menyebut sebuah angka yang memberi efek 'pyas' di dada. Karena sama persis dengan umur si Budi)


Obrolan seputar rumah tangga tidak kuikuti, biar mereka yang berpengalaman saja. Setelah selesai, Grettel mulai membaca Femina dan lelaki itu kembali padaku.


Lelaki A: Punya FB ga, Mbak?

Tawaku langsung meledak.


Tata: Ni ya... Ini pertama kalinya ada orang ngajak ngobrol di kereta yang nggak annoying. Dan bisa kubilang in a nice way. Tapi kok ya langsung minta FB...

Lelaki A: Lho? Kan buat silaturahmi Mbak...


Dia menyodorkan HP-nya kepadaku dan mempersilakan aku mengetik namaku di kolom "Search". Sambil tertawa geli, aku ketik namaku. In the spirit of menghargai usaha orang.



Setelah dia nemu halaman FB-ku, dia add.


Lelaki A: Mbak, Jawanya mana?

Tata: Kenapa bertanya seperti itu? Darimana yakin aku dari Jawa?
Lelaki A: Oh salah ya?
Tata: Bisa saja kan aku orang Aceh...
Lelaki A: Tapi dari wajah, Jawa ko Mbak... Maaf kl salah. Ya udah Sumatranya mana, Mbak?
Tata: Nggak... Bener ko Jawa..


Diam sejenak.


Lelaki A: Masih bisa ngomong Jawa Mbak?
Tata: Bisalah! Mau ngomong Jawa?
Lelaki A: Nanging kulo mboten saged Jawa alus, Mbak...
Tata: Oh... menawi kalih kulo, kedah ngangge boso ingkang alus...
Lelaki A: waduh... Kulo mboten patos saged.. Amargi kulo saking *beep*...


Jger! Semua paused.



Aku langsung tersenyum campur bengong. Ini bukan suatu kebetulan. Si Budi yang sedang kukesali juga berasal dari kota itu. Aku langsung menangkap bahwa alam sengaja melakukannya padaku. Dan alam berhasil. Damn...


Keajaiban yang baru saja kualami tidak mungkin kuabaikan dan kuanggap bukan apa-apa. Kekesalanku menyublim. Dan kuketik SMS ke Budi, kuceritakan keajaiban itu dan kuakhiri dengan, "Maafkan aku....". Dan segera setelah SMS terkirim, HP ku mati. Jadi aku tidak tahu, maafku diterima atau tidak.


Alam bersekongkol dengan masinis dengan kereta datang tepat waktu.
Alam bersekongkol dengan Grettel dengan mengajakku pindah dari tempat yang kupilih.
Alam bersekongkol dengan lelaki itu (yang ku tidak tahu namanya) dengan menyatakan bahwa dia berumur dan berasal sama dengan si Budi.
Alam menginginkan tak ada permusuhan di antara kami.


Terimakasih alam... I love u...



Cek FB aaaahhh...ngecek nama si sekutu alam itu...




Buat lelaki A, jika nanti kamu menemukan tulisan ini jangan bongkar umur dan asal kamu yah... Tar teman2ku menebak2 siapakah si Budi.. Kan ga enak ketauan musuhan... Walaupun ga bakal ketebak juga si... Hohoho...






 

Kembang Mlati Dironce-ronce

Kene kepati-pati, kono ora piye-piye....

 

 

 

 

 

So sad....so sad...

Sunday, May 17, 2009

Re-post:Talak satu

 

 

Diam kita sarat prasangka. Kata kita senantiasa beda makna. Itikad kita tidak pula sama. Hak dan kewajiban entah kemana. Kesetaraan hanyalah asa. Bertepukkan sebelah tanganlah yang terasa.

 

 

Kini kuucapkan ini:

Teman,  mari kita lepas ikatan ini. Perlahan. Jangan sampai putus tali itu. Kelak (mungkin) kita ikat kembali.










Aku munculkan lagi untuk orang yang telah menjadikan rasaku menjadi anta dan asa ku menjadi hampa. Akhirnya aku mengenal [sebenar-benarnya] kamu.


Thursday, May 14, 2009

Satu Teman itu Terlalu Sedikit, Satu Musuh itu Sudah Terlalu Banyak*

Kalau diem2an, ga SMSan, ga telfon2an, ga saling menghubungi deh pokoknya... Berlangsung berhari-hari. Kontak terakhir adalah arguing. Itu masuk kategori bermusuhan tidak kah?

 

Ku ga mau punya musuh...

 

*nyontek kalimat di Cantik Itu Luka-nya Eka Kurniawan

Wednesday, May 13, 2009

Aku Gagal Kali Ini Tanpa Tangis dan Duka

In the spirit of jaduls....

Tapi ga tau itu lagu judulnya apa, lirik lengkapnya gimana, yang nyanyi siapa juga ga tau...tiba2 saja inget sepotong-sepotong...

................

Hanya titik air mata dan senyum kehancuran

.................

Udah. Segitu doank apalnya...

 

Trus muncul lirik lain

.............

Jangan jangan jangan lagi kau sakiti hati ini

Yang...sayangilah aku

Jangan jangan jangan lagi kau dustai diri ini

Kasihanilah insan lemah ini

.............

Itu juga udah. Segitu doank. Ada si inget ada kalimat hati yang apa jadi kelabu. Tiada salah kau memutus cinta. Putus saja diriku untuk apamu. Tapi otakku ga sanggup retrieve lebih lagi... =(

 

Aku gregetan! Gregetan gregetan gregetan! Mau nyanyi tapi ga apal! Menyebalkan! Mau ga nyanyi, tapi otakku muter potongan2 lagu itu mulu... =(

 

Kupaksain nyanyi yang lebih update aaaaahhhh....

When it's over...it's my time to fall in love again....

Walaupun ga apal, tapi aku kan bisa minta nanya Oom Gugel krn aku tau judul dan penyanyinya! Hohoho...

 

Tuesday, May 12, 2009

Firasat via Mimpi

Belum jam 5 pagi Mak ku nelpon. Setengah sadar aku angkat dan bertanya, "Napa Mak?". Dengan nada sangat serius Mak ku menjawab, "Ibu mimpi buruk ttg Tata". Kemudian diceritakanlah mimpinya itu, bahwa dia mendapati aku telanjang dengan rambut terpotong2 acak kayak napi, dan aku menerima tamu dalam keadaan begitu.

Sebagai anak yang tumbuh dalam nuansa klenik, otakku masih menyimpan memori ttg arti2 mimpi dengan baik, sebaik tersimpannya lagu2 jadul. Dan mimpi seperti itu emang buruk artinya. Tapi aku sok modern dan berkata, "Ga usah dipikirin...itu mimpi doank...". Padahal aku tau, di sana Mak ku sedang nangis2 dan kalut...

 

Tapi berusaha meyakinkan Mak ku untuk hal itu, sama aja dengan ngedorong tembok. Nol hasilnya. Dia lalu berpesan agar aku sangat berhati-hati dalam berlaku, lakukan semua tugas dan hal dengan penuh pertimbangan dan sebaik mungkin. Intinya hindari hal2 yang beresiko masalah. Jangan jadi risk taker lah dalam waktu dekat ini... Kubilang 'sip' dan telpon ditutup.

 

Aku lanjut tidur. Tapi Mak ku nelfon lagi menyuruhku bangun dan melakukan ritual Jawa banget sehubungan dengan mimpi buruk. Dan aku ga berani untuk tidak melakukannya. Maka bangunlah aku dan melakukannya, minta ijin dulu ke Tuhan, "Ya Allah, saya anak yg nurut sama Mak nya yah..."

Dan aku jadi kepikiran sama mimpi Mak ku juga.

Mak ku adalah tukang mimpi. Aku juga, tidur seberapapun, aku pasti mimpi. Dan akhir2 ini mimpi ku kalau mau diartiin, bermakna juga. Cuma artinya baik dan membawa keberuntungan.. Tapi kenapa Mak ku menerima pertanda buruk yah?

 

Jadi deg2an... PDKT ke Allah aaaaahhhh....

Berita di Kompas vs Tempo_Sama tapi Kok Beda

Topiknya sama, judulnya beda gapapa lah ya... Yang satu menasihati yang satunya provokatif.

 

Yang kubingungkan kenapa isinya ada yang beda?

 

Intinya kan tentang mbak Fifi Tanang yang dapat hukuman 6 bulan penjara karena oleh pengadilan dinyatakan dia telah mencemarkan nama baik PT Duta Pertiwi, lewat surat pembaca yang dimuat di Investor Daily. Tapi Mbak Fifi ini bilang bahwa dia tidak pernah mengirimkan surat pembaca ke harian tersebut, melainkan ke

  • Warta Kota ==> versi Koran Tempo
  • Jakarta Post ==> versi Kompas

Liat attachment yah!

Jadi, bagaimanakah ini? Si mbak Fifi kirim ke Warta Kota atau Jakarta Post ni...

 

Ternyata ada gunanya juga yah satu hari beli dua koran... Bisa banding2in deh! ^o^

 

 

Attachment: Kompas.pdf
Attachment: Tempo.pdf

Monday, May 11, 2009

TTS 1517 KOMPAS_TTS Yang Mahal

 

Mahal 1:

Aku beli tambahan Kompas 2 eksemplar!

 

Mahal 2:

Soalnya susaaaaaaahhhh... Hingga aku harus teleconference sama pakar TTS lainnya. Malem-malem telponan buat ngebahas TTS! Dah gitu tetep aja masih ada soal yang ga bisa dijawab. Ck...ck...ck... Siangnya sambil aku nunggu fotokopi di Depkes, TC dilanjutkan membahas bajak laut; perompak.

 

Mahal3:

Karena aku mau kirim 5 kali (kupon hasil beli dan malak temen), artinya aku harus nyediain amplop 5 buah dan prangkonya juga limaaaaaa!!

 

Semoga menang semoga menang semoga menang semoga menang semoga menang semoga menang!

 

Amin amin amin amin amin amin!

 

 

Untuk penyelesaian TTS kali ini, aku berterimakasih kepada:

  1. Nurul dan Dini yang sudah menyengajakan diri beli Kompas dan bertemu untuk belajar bersama mengerjakan TTS-nya.
  2. Mbak Theresia yang membantu menemukan Ilanun
  3. KBBI ed 4 tentu saja!
  4. Dan pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan namanya di sini ^o^

 

Nafasku Sudah Ringan!

Alhamdulillah...

 

Pendingan 'utang' kerjaanku udah terselesaikan sebagian... Bapak-bapak yang tadinya dah mau nyambit aku dan memakanku hidup2, akhirnya berkata, "Puji Tuhan! Thank you banget, Ta...".

 

Padahal kalimat sebelum2nya adalah,"be straight to me. If this is out of your hand, I'll do it by my self" atau kalau ga, "You don't have sense of urgency at all!". Dan paling parah adalah, "If I lose my job, who's gonna take the responsibility? Will u?". Yaaa...walaupun ada kalimat, "I'm not blaming you, so don't be defensive on me". Tetep ajaaaaaa.....hatiku tertusuk2...hingga memberatkan nafaskuuuuuuuu...!!

Sekarang ku lega dan senaaaaaaaang!

Mulai bisa bernafas dengan ringan dan teratur deh...