Thursday, July 30, 2009

Adekku (Makin) Pinter... ^o^

Pas kejadian ini, kupikir kan adekku berbakat dalam biologi. Tinggal kita arahkan ke biologis (ahli biologi istilahnya apaan si?) atau dokter atau profesi lain yang sesuai dengan bakat dia itu.

 

Tapi ternyata kepintaran adekku tidak hanya di biologi! Terlalu dini untuk menyuruh dia ngapain siklus Krebs... ^o^

 

 

Sumpah aku kagum ma dia. Di usia segitu dia udah bisa menggabung2kan informasi dan membuat kesimpulan mengejutkan.

 

Kejadian terbaru adalah tentang langit dan Valentino Rossi.

 

Rumahku kan di gunung, jadi langit masih sangat cerah. Kalau malam bintangnya banyaaaaakkkk banget. Dari jendela kamar kita bisa liat bintang2 itu. Nah, menjelang tidur adekku liat langit. Trus bilang ke ibuku, ”Itu bintang kan ya Bu?

 

Ibuku, dengan naluri gurunya menjelaskan lebih detail.

 

Kalau yang kecil2 dan kedip2 itu benar bintang. Tapi, kalau yang agak lebih besar, dan tidak kedip2 itu planet... Karena planet hanya memantulkan cahaya, sedangkan bintang kan bersinar sendiri...”

 

Adekku hanya diam, tanpa mengalihkan pandangannya dari langit. kalau menurut ibuku, dia mencerna penjelasan. Kalau kubilang si, dia ga peduli.. Hohoho... Pokoknya dia mau hal terakhir yang dia liat sebelum tidur adalah bintang (dan berharap kekasihnya sedang melihat bintang yang sama... Oopss.. Itu akuuuu... hahaha...)

 

 

Beberapa hari kemudian.

 

 

Sebelum tidur, adekku pengen pipis. Dia bilang mau pipis sendiri. Itu artinya pasti dia pipis di halaman ^o^ Selesai pipis dia masuk kamar sambil membawa kabar penting.

 

Dedek: Ibu...ibu... Ada planet!

Ibu: Hah?

Dedek: Di luar. Di langit! Ada bintang! (sambil narik2 tangan ibuku)

 

 

Akhirnya ibuku ke halaman bareng Dedek.

 

Dedek: tuuuu.... Itu planet kan? Nggak kedip2...

 

Dia ngomong gitu sambil kepalanya ndongak dan telunjuknya nunjuk2 ke langit. Ibuku ikut liat ke langit, ke arah yg dia tunjuk, dan langsung gendong adekku sambil diciumin. Karena yang adekku liat adalah bener planet!

 

 

Ibuku langsung crita ke aku. Kubilang dengan becanda, ”Ya udah..lanjutin pelajarannya.. Itu namanya planet apa, besok pagi kasih liat juga si Venus.. kl pas Mars keliatan tunjukkan juga... Habis itu suruh apalin urutan nama2 planet... Hohoho...

 

Nah, tadi pagi ibuku beneran memulai pelajaran planet ke adekku. Pagi2, mereka keluar rumah dan melihat langit. Ibuku nunjuk ke arah timur dan berkata, ”Itu...yg di timur namanya planet Venus.”. Setelah itu berbalik, ”Dan itu... di barat, namanya Mars”. Adekku ngangguk2. Kemudian ibuku melanjutkan, ”Kalau yang semalem, namanya Yupiter”.

 

 

Adekku mengulanginya, ”Timur, Venus. Barat, Mars. Malem, Yupiter”.

Ibu: Pinter...

Dedek: Berarti yang semalem itu Rossi ya, Bu?

Ibu: Heh? Kok gitu? Kok Rossi?

Dedek: Kan Yupiter yang dinaikin Rossiiii...!!

 

 

Jiaaaahhhh... Adekku ternyata pemerhati iklan!

 

 

Kalau begini, adekku bakat jadi astronomis (sekarang dia lagi bedain awan sama lintasan jet! Selanjutnya nama2 awan, cumulonimbus dkk), sutradara iklan atau pebalap motor yah? ^o^

 

 

Aaammmiiinnnn....

 

ini nih iklan yang diperhatikan sama adekku...

 

Wednesday, July 29, 2009

Rima

 

 

Kita sama-sama (berbakat) nakal

Dan kita sama-sama (menjadi) binal

 

 

[hanya] Kamulah yang membuatku berbuat itu

[Kuharap hanya] akulah yang mampu 'memaksa'mu begitu

 

 

[kini] kisah kita telah terbakar

Selamat memulai [kembali] hidupmu dengan benar

 

 

Aku pasti akan melanjutkan hidup

[setelah] Aku yakin cinta ini redup

 

 

 

 

 

 

 

 

 

*gara2 radio ku jadi kronis lagi... tega banget tuh radio! Masa dia muter "It Must Has Been Love but it's over now"?!*

 

Keramahan Artifisial

Draft lama yang kutulis sehabis mengalami perlakuan buruk dari orang yang seharusnya ramah... Pas baca postingan Shandy, bahwa dia adalah pegawai bank, ku jadi inget... ^o^

 

 

Cerita 1

Aku papasan di lobi sama seorang mas-mas yang aku merasa bahwa aku kenal dengan dia. Aku senyum ke dia, tapi dia tidak meresponnya. Sambil jalan aku berpikir-pikir siapakah dia. Akhirnya aku ingat! Dia mas2 penjaga pintu di Bank XXX. Aku memang sering ke bank itu, dan selalu dibukakan pintu oleh dia sambil mengucapkan salam. Lalu kubilang ke temanku, ”Eh mas itu yah... Kalo dia lagi kerja, ramaaaahhhh banget. Tapi kalau di luar jam kerja dia, dia ga kenal aku gitu... Padahal aku dah senyum ma dia...”. Responku memandang tak percaya aku mengucapkan kalimat itu, lalu berkata, ”yaeyalah... Kamu pikir customer yang dia sapa setiap harinya cuma kamuuuuu??”

 

 

Cerita 2

Di kereta aku melihat mbak-mbak yang wajahnya sangat familiar. Aku ingin menyapa, tapi aku tidak ingat siapa dia. Akhirnya aku hanya memperhatikan dia berceloteh ria dengan teman2nya. Lama-kelamaan aku ingat! Dia adalah mbak2 teller di Bank XXX. Berbekal pengalaman cerita 1 di atas, aku memupus harapanku bahwa dia akan ingat padaku.

 

Padahal kalau di jam kerja, dia ramaaaaahhh banget. Sebelum melayani dia mengucap salam, ”Ada yang bisa dibantu?”. Kalau udah selesai, ”Terimakasih ibu Novita. Ada lagi yang bisa saya bantu?” . Ramah si... Tapi kadang kalau aku lagi buru2, ku suka 'sebel' sama basa-basinya... Menghambat tauu.. ^o^

 

 

 

Cerita 3

Aku ke Bank YYY. Begitu melewati pintu kaca, aku disambut 2 orang satpam yang sangat ramah, menyapa dan menanyakan aku mau kemana dan kemudian dia mengarahkanku. Lurus dengan pintu masuk, meja-meja customer service. Kelima pegawainya berdiri penuh senyum. Sekiranya kita mengarah ke mereka, maka mereka akan kompak berkata, ”Silakan”. Nah, begitu juga jika kita mengarah ke teller. Teller yang jumlahnya ada 10 itu, semuanya berdiri dan dengan bersama2 berkata, ”Silakan”. Mereka baru duduk jika ada customer yang memilihnya. Busyet dah... Wow... Kalau dia ga 'laku', alias ga ada customer yang pilih dia, maka dia berdiri terus!

 

 

Tapi itu di jam kerja...

 

 

Bagaimana dengan di luar jam kerja?

 

 

Suatu pagi, ku butuh narik duit banyak dari bank YYY, dimana tidak bias kuambil dari ATM. Mau tidak mau harus ke bank-nya. Ku datang jam 8 kurang dikit, kupikir aku hanya perlu menunggu sebentar. Dari balik pintu kaca, ku dapat melihat satpam2 yang (biasanya) super ramah sedang duduk2 di bangku yang biasanya buat kita. Trus mbak2 yang (biasanya) super duper ramah sedang bersiap2 di mejanya.

 

 

Pas jam 8 teng, aku mendekat ke pintu kaca itu. Tapi tidak terbuka secara otomatis. Aku menyentuhnya dan tetap tidak terbuka. Bapak satpam yang sedang duduk melihatku. Tanpa senyum dia menggerakkan bibirnya membentuk kalimat, ”Belum buka”. Baiklah, aku mundur.

 

 

Selama aku berdiri di depan bank itu, para petugas2 yang (biasanya) over ramah melewatiku untuk masuk. Mereka tidak menyapa atau tersenyum. Padahal aku sudah nampak sangat resah ga sabar mau ambil duit.. ^^

 

 

Lima menit kemudian, artinya jam 8 lewat, aku mendekat lagi ke pintu kaca itu. Dan sekali lagi bapak satpam yang (biasanya) ramah, berkata, kali ini ditambah mimik gregetan, seolah2 aku ga ngerti juga, ”BELUM BUKA”. Aku, yang merasa sebagai customer, emosi dunk.. Tapi aku tahan. Lalu aku bertanya, ”Bukanya jam berapa?”. Tentu saja dengan nganga2 doank karena dari balik pintu. Dan dia menjawab, ”Tunggu aja!”.

 

 

Idiiihhhh....

 

Karena aku kesel, akhirnya aku pergi ajah. Mang ngambil duit cuma bisa di dia! (aku langsung nodong temen2ku, kuutangin sampai terkumpul jumlah yang kubutuhkan... hehehe...)

 

 

Apa2an itu?! Pas jam kerja mereka ramahnya masya Allah... Tapi ketika pintu belum terbuka, dan aku belum memasuki area kerja mereka, mereka bisa sebegitu juteknya. Bener2 palsu!

 

 

Berlebihankan jika ku membayangkan ada orang yang ramah dimana saja, dengan siapa saja, kapan saja?

 

 

Shandy, semoga kamu tidak seperti mereka yah! ^o^

Tuesday, July 28, 2009

Hari aku tertampar2 oleh radio yang diputar oleh tetanggaku

 

 

Kan critanya kantor kami sedang di re-layout. Jadi beberapa orang yang ruangnya dipugar, diungsikan ke ruang meeting. Meja dijejer-jejer, trus kita kerja bareng.

 

 

Nah, salah satu pengungi membawa radio, dan sepanjang hari memutar tuh radio.

 

 

Kemarin aku tidak begitu mendengarkan lagu apa yang sedang diputer. Selain karena bukan lagu jadul (jadi aku ga tau itu lagu apa), juga karena critanya aku kan konsentrasi bekerja... Hohoho...

 

 

Tapi hari ini aku tertampar2 gitu...

 

 

Lagu penampar pertama adalah

 

Menghitung hari, detik demi detik

masa ku nanti apa ‘kan ada

Jalan cerita, kisah yang panjang,

menghitung hari

 

 

Padamkan saja, kobar asmaramu

jika putih itu tak ‘kan ada

Yang aku minta, tulus hatimu,

bukan puitis

 

 

Pergi saja, cintamu pergi,

bilang saja, pada semua

Biar semua, tahu adanya,

diriku kini sendiri

 

 

Jadi inget jaman2 masa iddah dulu... Tiap bangun tidur ku berkata, ”Yak hari ke-1 dari hari itu...”. Esoknya, ”Yak..hari ke-2..”. Dan seterusnya... Perjuangan berat tauuu... ^o^

 

 

 

Lagu penampar kedua

 

Saatnya ku berkata, mungkin yang terakhir kalinya

Sudahlah lepaskan semua kuyakin inilah waktunya

Mungkin saja kau bukan yang dulu lagi

Mungkin saja rasa itu telah pergi

 

 

Dan mungkin bila nanti kita kan bertemu lagi

Satu pintaku jangan kau coba tanyakan kembali

Rasa yang kutinggal mati

Seperti hari kemarin saat semua disini

 

 

Jadi inget kata2 bipang waktu itu, ”Kupikir inilah saatnya untuk kita akhiri semuanya sampai di sini”.  Ga sama persis si... Tapi mirip kaaaannn... Hehehe...

 

 

 

 

*coba ku ngeh sama lagu2 itu pas masa itu... Kan ku bakal punya theme song yang kekinian... bukannya Somewhere between ur heart and mine.. *

Sunday, July 26, 2009

CLBK yang (sepertinya) Gagal..

"Have you ever been in love?"

 

 

Tanya seorang teman saat kukatakan padanya bahwa aku baru saja terlibat dengan bipang karena cinta.

 

Tata: Ummhh...

Dia: I take it as a no

Tata: I’m always in love in every relationship.

 

 

Dia terdiam, dan kemudian mempertanyakannya,

 

Always in love in every relationship?”

 

 

Dengan mantap kuiyakan. Berharap dia akan mengatakan hal yang sama.

 

I wish I was the same

 

Jiaaahhh… Tega banget si ngomong gituuu…. Lanjutannya dunk..

 

But I had a small crush on you”.

 

Hadooohhh…. Udah levelnya ‘crush’, small pula…

 

 

 

Liat aja yah saat kita ketemu lagi nanti! Si small akan kuubah jadi huge!

 

 

Hohoho...

Gugatan untuk Jo_Penyembunyian Fakta Pulau Sempu

 

Kami sudah kembaliiiiii.....

 

 

Alhamdulillah... Setelah bertemu dengan banyak hal yang diluar skenario, kami bersyukur kami dapat kembali dalam keadaan utuh.

 

Sebelum lanjut ke laporan perjalanan kami (yang akan ku sampaikan dalam beberapa tahap...menimbang biar ga kepanjangan dan sambil menunggu foto2 dari sang fotografer), tolong yang namanya Jo dimohon untuk berdiri. Agenda pertama ini adalah sidang terhadap saudara Jo yang telah memberikan informasi tidak akurat kepada Tim Gadis Nekad.

 

Saudara Jo siap untuk disidang? Mari kita mulai.

 

Jadi waktu itu awalnya adalah undangan pernikahan dari Meilia dan Adi yang bertempat di Batu kepada salah satu anggota Tim Gadis Nekad, Nurul. Anggota lain langsung bersemangat untuk ikut dan membayangkan jalan-jalaaaaannn! Maka dimulailah pencarian ide jalan2 di Batu-Malang. Kemudian muncullah Saudara Jo dengan ide ‘Bromo’-nya. Masih ingat, Saudara Jo? Maka kami jajakilah semua kemungkinan tempat jalan2 yang bisa didatangi di antara agenda kondangan.

 

Sebulan lebih konsultasi dilakukan antara perwakilan Tim Gadis Nekad dengan Jo. Hingga akhirnya didapatkanlah draft akhir rencana perjalanan berserta budgetingnya. Pada rencana itu dinyatakan bahwa kami akan menjadi gadis mandiri di sana. Kami akan menggunakan angkutan umum untuk mencapai lokasi-lokasi wisata. Jo memberikan gambaran angkutannya dan tarifnya. Termasuk untuk ke Bromo, bahwa dari Batu kami akan naik bis ke Probolinggo kemudian naik colt ke Cemoro Lawang. Perhitungan waktu dan biaya disusun senyata mungkin. Pokoknya dengan melihat rencana perjalanan yang disusun, kami mantap untuk berangkat.

 

Rencana awal, kami akan berangkat dari Jakarta pada hari Jumat sepulang kerja. Tapi karena harga tiket kereta antara hari Kamis dan Jumat berbeda 40ribu, maka kami memutuskan untuk berangkat pada hari Kamis. Hohoho...

 

Dengan adanya pemajuan keberangkatan, maka itu artinya kami membutuhkan agenda acara tambahan untuk satu hari. Saudara Jo berkata, “Ke Pulau Sempu aja”. Tim gadis nekad langsung tanya paman Google tentang Sempu Island. Dan didapatkanlah gambar ini.

 

 

 

Hwuaaaa...Siapa yang tidak ngiler coba?! Laguna seperti di The Beach! Imajinasi untuk ketemu dengan Leonardo lokal memperbesar keinginan kami untuk ke sana. Trus kita langsung memikirkan properti untuk sesi foto2 di sana jugaaaa... Hohoho...

 

Jo mengatakan bahwa untuk ke sana maka kami harus menuju suatu  tempat bernama Sendang Biru, kemudian dari situ dengan naik perahu menyeberang ke Pulau Sempu. Ketika agenda Sempu belum final, si Jo jatuh sakit. Maka konsultasi dilanjutkan dengan Wida. Informasi yang diberikan tidak jauh berbeda, hanya Wida menambahkan bahwa jalan ke Sempu itu jauh dan sepertinya tidak ada angkutan umum ke sana. Maka tercetuslah ide untuk menyewa mobil.

 

Estimasi perjalanan dari Malang ke Sendang Biru adalah 3 jam. Jadwal kedatangan kereta dari Gambir di Malang adalah jam 08.44. Jadwal kususun sebagai berikut:

 - Sampai di Malang langsung mandi dan sarapan

- jam 10 sudah berangkat ke Sendang Biru

- Jam 1 siap menyeberang

- Jam 2 tiba di pulau Sempu impian

- Leha2, makan seafood, sesi foto2, ukir2 nama di pasir, kejar2an di antara ombak, sambil nunggu sunset

- Menikmati sunset, foto siluet

- Jam 7 jalan balik ke Batu

- Jam 10 sudah berada di kasur untuk meluruskan punggung

 

Rencana yang sempurna bukan?

 

Namun sayang sungguh sayang... Rencana yang sempurna itu harus mengalami ‘kekacauan’, kekacauan pertama karena kereta kami telat. Kami baru sampai di Malang jam 10 lewat. Baru bisa mulai jalan ke Sendang Biru jam 1. ‘Kekacauan’ lainnya dikarenakan ada fakta yang disembunyikan oleh Jo.

 

Fakta 1

Bahwa Sempu adalah pulau konservasi alias cagar alam.

Artinya bukan objek wisata. Artinya tidak boleh asal didatangi.

 

Fakta 2

Sebagai konsekuensi dari Fakta 1, maka untuk bisa mendatangi Pulau Sempu, harus mengantongi izin dari Departemen Kehutanan! Itu pun harus di Surabaya! Dan harus atas nama organisasi, ga bisa pribadi. Konsekuensi lainnya adalah: masih banyak binatang liar di sana, termasuk macan!

 

Fakta 3

Menyeberang ke Pulau Sempu ada batas jamnya. Paling sore jam 2. Lebih dari itu, boleh nyebrang tapi ga boleh balik lagi, alias kita harus nginep, paginya baru dijemput.

 

Fakta 4

Ketika kita menyeberang dari Sendang Biru ke Pulau Sempu, kita tidak langsung sampai di tempat yang kita mau, melainkan di suatu tempat yang namanya Teluk Semut. Dan itu adalah ‘nothing’, kecuali tempat perahu menurunkan penumpang.

 

Fakta 5

Dari Teluk Semut ke laguna, yang namanya Segara Anakan, kita harus berjalan kaki selama satu jam. Yak benar JALAN KAKI SELAMA SATU JAM NONSTOP. Medannya pun bukan jalan beraspal, bukan pula jalan setapak seperti di tengah persawahan, melainkan JALANAN LIAR DI TENGAH HUTAN. Akar pohonan malang melintang, tak sedikit pohon yang tumbang, tanah berlumpur, dan tentu saja tidak ada petunjuk, apalagi lampu.

 

Fakta 6

Selain laguna itu masih ada tempat2 lain yang cuantik. Ada yang namanya Segara Lele, Pasir Panjang (pantai yg jumlahnya 8!)

 

Fakta 7

Ketika sore, jalanan di fakta 5 adalah GELAP GULITA.

 

Dengan fakta2 di atas, maka persyaratan minimal menyeberang ke Sempu adalah:

 1. Ijin dari DepHut. Untuk mendapatkannya kita harus memenuhi syarat di nomor berikut.

2. Sepatu. Jalannya adalah tanah tidak beraturan. Resiko becek dan lumpur tinggi. Jadi sandal jepit is not recommended, makruh deh hukumnya.

3. Senter. Karena di sana itu gelap gulita kalo udah mulai sore.

4. Perlengkapan bertahan hidup di alam liar, misalnya minuman (wajib ni, karena di sana ga ada yg jualan!), makanan, korek api, tikar, tenda, jaket.

5. Pemandu yang mengerti Sempu

 

Dan kami baru tau tentang itu semua pas udah di sanaaaaa....pas udah mulai jalaaaaannnn... Tau kalo gelap buanget juga pas jalan baliiiikkkk....

 

Jadi, saudara Jonaz... Kami menuntut Anda dengan pasal penyembunyian fakta2 yang dapat membahayakan gadis2 imut dan berakibat fatal!

 

Apa pembelaan Anda? Siap menghadapi kami berlima?

 

 

 

 

 

 

 

*untung tuh laguna keren abiesss... kl ga, beneran kami perkarakan kamu, Jo...*

 

Wednesday, July 15, 2009

Tim Gadis Nekad Siap Berangkat!

Setelah lebih dari 2 bulan persiapan, tanya-sana konsultasi sini, telfon travel ini, antri tiket itu, akhirnya hari ini tiba jugaaaaa..... Insya Allah sore ini kami akan berangkat menuju Malang! Untuk selanjutnya snorkling di Sempu (bisa ga si? Bodo ah...yg penting dibawa ajah!), keliling2 di Batu, mencoba debut jadi tim fotografer pemberkatan nikah & resepsi (lead by Nurul), trus ke Bromooooo...!! habis itu berkuliner di Surabaya! Aaammiiinnn...

 

 

 

Semua persiapan sudah final.

-         Tiket kereta pulang pergi sudah dibeli dari jauh2 hari

-         Hotel di Batu sudah booked

-         Mobil rental sudah disewa dan siap jemput kita di stasiun

-         Rute perjalanan sudah ditetapkan beserta waktu dan budgetnya

-         Bekal dan properti sudah siap

 

I’m sooooooo excited!

 

 

Dengan sudah sampainya pada tahap ini, kami mau berterimakasih kepada:

-         Meilia dan Adi yang mengadakan pernikahan di Batu

-         Jo atas ide dan konsultasi liburan

-         Zaki yg udah ngantriin tiket di Gubeng

-         Wida yang udah keliling Malang nyatetin nomor telpon rental mobil

-         Yona atas saran2 dan pinjaman temannya untuk guide kita ke Sempu

-         Sukmana atas pinjaman motornya untuk ke Gambir

-         Ari yang udah ngantri tiket di stasiun Jogja di malam mingguannya

-         Dan pihak2 lain yang belum tersebut... Tar yak di edisi report-nya, kusebut… ^o^

 

Dan inilah kami yang akan berpetualaaaaangg…

 

Dari depan ke belakang: Senja-Tata-Nurul-Okta

 

Kali ini ada tambahan personil Tim Gadis Nekad: Miya (yg baju putih), yg satunya Okta (di gmbr atas kan dia ketutupan)

 

 Doakan kami yaaaaaa.....