Friday, April 30, 2010

My Second Hand-Heart Would Like to Apply for the Vacant Position in His Heart

Seperti yang udah pernah ku-share, bahwa aku sedang dalam proses interview dengan suatu perusahaan. Sejauh ini interview-nya udah 3 kali. Dari 3 kali interview itu, dari user, HR, hingga petinggi di negara asal sana, punya satu pertanyaan yang sama: kenapa kamu berminat untuk pindah ke perusahaan kami. Dan karena aku pintar, maka aku bisa menyusun suatu jawaban yang pintar. Semua kukasih jawaban yang sama, paling kalo pas yang nanya bule ya tinggal di-translate saja. Hehehe..

 

Kupikir aku memang lumayan pintar untuk bisa nampak pintar. Miya pun pernah mengakuinya. Waktu itu dia mau ada talkshow buku dia, trus dari pihak penerbit ngasih kisi-kisi pertanyaan yang mungkin akan muncul. Trus aku ama dia merumuskan deh jawaban-jawaban yang akan membuat dia nampak pintar! Hohoho...

 

 

Tapi sekarang ku mentok, mampet, ga bisa nampak pintar lagi.

 

 

Bisa dibilang aku sedang dalam proses interview lain, bukan kerjaan tapi asmara. Calon user ku udah tau  kalau  aku apply untuk satu  posisi di hati dia. Dan seperti user2 kerjaan, dia bertanya “kenapa bisa berminat?”. Dan aku  langsung paused. Ga tau  tau musti jawab apa.

 

 

Sudah berhari-hari ku memikirkan jawabannya. Mencoba mencari-cari kalimat yang keren yang tidak hanya akan membuatku nampak pintar, tapi membuatku mendapatkan posisi di hati itu.

 

Kuulang-ulang pertanyaan itu: kenapa aku bisa suka ama dia? Kenapa aku cinta dia?

 

 

Dan aku serasa  nyaris frustrasi mikirin jawabannya. Mau nyontek, ga tau musti nyontek kemana. Dan seperti biasa, ketika puyeng, ku suka baca puisi. Dan muncullah lirik 41 itu.

 

 

Maka, inilah kata-kata terdalam yang mesti kuucapkan, kata-kata paling benar yang ingin kusampaikan,  kata-kata paling tepat yang kusediakan. Amin.

 

 

Karena aku belum menemukan jawaban kenapa aku suka pada lelaki itu, maka ku mundurin pertanyaannya: benarkah aku suka padanya? Suka yang seperti apakah? Apakah aku cinta dia?

 

 

Dan jawabanku adalah: terlalu dini jika kubilang aku cinta dia. Aku belum mengenal dia. Aku hanya bertemu dengannya, sedikit interaksi dan  kurasa kusuka. Jadi, kalau kubilang ku cinta dia, itu namanya aku membual. Jaman ama bipang dulu ajah, beberapa bulan jalan pun baru sampai tahap ngebanting ikan hiu alias I think I love u. Habis itu naik level ‘i love u-thank u’, trus baru deh ‘i love u-i love u too’.  Dan kupikir, untuk kali ini akan begitu. Semakin mengenal, maka ku akan semakin mantap untuk apply dan akhirnya aku bisa bilang ‘aku cinta’.

 

 

Kayak lagu kesukaanku...

 

Semakin jauh ku mengenalmu

Ku mengerti dirimu sehari-hari

Semakin aku memujakanmu

Mengagumi dirimu sehari-hari

Pertanyaan selanjutnya yang harus kujawab adalah: kenapa aku bisa suka dia. Okay..  ku berusaha mencari-cari jawaban yang keren dan pintar dan romantis jika perlu. Tapi.. ga nemu-nemu.. Dan kuingat kata-kata seorang teman, “Kalo udah mentok, jujurlah”. Baiklah.. aku akan jujur.

 

Jujur 1: aku ga pernah menyadari keberadaannya selama ini. Walaupun dia bilang sebelum-sebelumnya kita suka ‘ketemu’, tapi aku sama sekali ga ngeh kalau ada dia. Nuansa Bening gitu deh..

 

 

Jujur2: aku tidak jatuh hati pada pandangan pertama ataupun kesan pertama, walaupun kubilang ‘aku suka!’, ketika pertama ketemu

 

Jujur3: jujur aku juga bingung kenapa aku suka.

Yang aku tau, aku mulai condong ke dia setelah berakhirnya pertemuan pertama kali. Menjelang tidur, aku mengucap syukur “Tuhan, makasih yah aku bisa melewati bulan Maret ini.”. Yak, bulan Maret setahun kemaren adalah bulan yang cukup berat buat aku. Ada beberapa kejadian yang cukup menguras emosi di bulan ini. Puncaknya adalah di akhir Maret. Di Maret tahun ini, ku berusaha untuk menyibukkan diriku biar ga keinget-inget kejadian setahun kemarin. Dan akhirnya setelah ku nyadar Maret telah terlalui dengan damai, aku sangat bersyukur.

 

 

 

Sesaat setelah bersyukur, ku berasa dapat pencerahan. Di hari aku seharusnya merana dan mengenang lepasnya si Cinta, aku bertemu dengan lelaki ini, secara ajaib. Yak! Kata ‘ajaib’ lah yang kugunakan untuk menamai pertemuan kami yang..ummh..ajaib! Alam mengatur pertemuan kami secara ajaib.

 

 

Dan aku percaya pertanda. Aku percaya Alam berbicara dengan kita, menyampaikan sesuatu. Dan aku tidak mau mengabaikannya.

 

Begitulah.. Aku merasakan dadaku menghangat. Aku siap untuk bercinta, dengannya.

 

 

Dan, aku bener2 pengen lebih mengenal dia.

 

 

Dan entah kenapa lagu yang terputar di otakku adalah

One way or another I will get to you

I hope you like me

What can I say to get you into my sweater ?

What can I do to get to know you better ?

 

^o^

 

 

Seperti ajaran Oom TTSku, aku akan menggunakan metode Maks-Min dalam hal ini.

 

 

Maksimal: application ku untuk vacant position di hatinya diterima

 

 

Minimal:

1. Ku bisa memperkaya pengalaman bercinta

2. Ku bisa menyenangkan teman-teman sekitar (nge-ceng2in itu menyenangkan bukan?)

3. Ku semakin dekat dengan satu orang yang sering ingin kupeluk

 

 

 

Kata seorang teman jaman SMA dulu, one thing can have some goals. Maka, kubuat tujuanku beberapa, jadi aku tidak akan pernah mengalami kegagalan ^^

 

 

 

Tuesday, April 27, 2010

PAUS JOAN


Pemutaran film dihadiri sutradara Sönke Wortmann


4 Mei 2010, 19:00 WIB
GoetheHaus
Jalan Sam Ratulangi No. 9-15
Menteng, Jakarta Pusat
Tel. 021 23550208 ext. 147/ 157
Gratis, tempat terbatas



Paus Joan
Jerman / Inggris / Italia / Spanyol 2008/2009, Drama
Sutradara: Sönke Wortmann
Skenario: Donna Woolfolk Cross, Heinrich Hadding, Sönke Wortmann
Durasi: 148 Min.
Pemain: Johanna Wokalek, John Goodman, David Wenham, Iain Glen, Anatole Taubman, Suzanne Bertish, Nicholas Woodeson, Branko Tomovic



Versi film yang dari novel laris berjudul sama karya Donna Woolfolk Cross. Pada tahun 814 segala aspek kehidupan Johana seolah telah diatur dan dipastikan oleh orang lain: bekerja di rumah, mengurus anak dan mati muda. Namun Johanna menolak menjalani kehidupan seperti itu. Dia melawan ayahnya yang keras, memberontak dari peraturan-peraturan gereja dan masyarakat tempatnya hidup. Johanna menjadi murid di sebuah sekolah katedral di kota Dorstadt. Dia kemudian berkenalan dengan seorang bangsawan terhormat, Graf Gerold, yang ditemuinya di lingkungan keuskupan setempat. Persahabatan di antara mereka berkembang menjadi cinta. Ketika Gerold meninggalkannya demi ikut berperang, Johannya teringat pada panggilan hatinya. Namun tujuannya itu mustahil tercapai dengan identitasnya sebagai seorang perempuan. Johanna pun mengambil sebuah keputusan besar: menggunakan nama samaran Pastur Johannes dia tampil menyamar sebagai seorang lelaki di sebuah biara Benedikt di Fulda. Johanna terus melaju di jenjang hirarki gereja dan akhirnya terpilih menggantikan Paus Sergius.

 

Terimakasih untuk Ardi yang kasih info awalnya... (tuh kusebut nama kamuuuu... )


 

Monday, April 26, 2010

Buat Jonaz: Let's move on, dear..

 

There comes a point in your life when you realize:
who matters,
who never did,
Who won't anymore...
and who always will.

So, don't worry about people from your past,
there's a reason why they didn't make it to your future...

 

 

Ku suka banget kata-kata itu, dan itu semakin memantapkanku untuk melangkah! Kamu juga yah!

 

Sebelum kamu berpikir bahwa aku smart and brilliant, ku bilangin darimana ku dapet kata-kata itu... Dari m'onit! Dan dia dari dari status fesbuk temennya.. ^^ Bukan aku yang buat yah! ^o^ Tapi aku suka! Kujadiin mantra aaahhh...

 

Buat Jonaz-jonaz lainnya, move on yuks...

 

 

 

Saturday, April 24, 2010

Lirik Cinta 41

        Ingin aku mengucapkan kata-kata terdalam yang mesti kuucapkan padamu; tetapi tak berani aku, karena takut, engkau akan tertawa.
       Itulah sebabnya mengapa kutertawakan diriku sendiri dan kuremukkan rahasiaku dalam bergurau.
       Kuringankan kepedihanku, karena takut, engkau akan membuatnya demikian.


       Ingin aku menyampaikan kata-kata paling benar yang ingin kusampaikan padamu; tetapi tak berani aku, karena takut kalau engkau tak mau mempercayainya.
       Itulah sebabnya mengapa kusamarkan kata-kataku dalam dusta, mengatakan yang sebaliknya dari apa yang kumaksud.
        Kubuat kepedihanku aneh kelihatan, karena takut kalau engkau akan membuatnya demikian pula.


      Ingin aku memakai kata-kata paling tepat yang kusediakan bagimu; tetapi tak berani aku, karena takut, aku tak akan terbalas dengan harga yang setara.
       Itulah sebabnya kusampaikan kata-kata keras padamu dan kubanggakan kekuatanku yang kukuh padu.
      Kulukai engkau, karena takut, engkau tak pernah mengenal kepedihan sedikit juga.


       Ingin aku duduk membisu di dekatmu; tetapi tak berani aku, takut kalau hatiku terluncur ke bibirku.
      Itulah sebabnya mengapa aku bicara dan mengoceh dengan ringannya dan menyembunyikan hatiku di balik kata-kata.
      Kuperlakukan kepedihanku dengan kasar, karena takut, engkau akan memperlakukannya demikian pula.


       Ingin aku pergi menjauh dari sisimu; tetapi tak berani aku, karena takut kecemasanku akan terbuka bagimu.
       Itulah sebabnya mengapa kutegakkan kepalaku tinggi-tinggi, dan tak peduli datang aku ke hadapanmu.
    Tusukan terus-menerus dari matamu membuat kepedihanku segar selalu.




Rabindranath Tagore; Tukang Kebun; Lirik no.41
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tukang Kebun-nya Rabindranath Tagore ini bisa dibilang satu kumpulan lirik yang pertama kali khatam kubaca. Dan ku hafal hampir semua isinya. Jadi, ketika ku sedang merasakan apa, maka ku akan dengan mudah menemukan lirik yang sesuai. Membaca lirik-lirik Tagore selalu membuatku tersenyum dan damai, "Oh my...berpuluh-puluh tahun lalu ada juga yang merasakan apa yang kurasakan sekarang". Mengagumkan yah? Emosi tidak mengenal istilah jadul. Applicable sepanjang masa. Dan kali ini lirik no.41 di ataslah yang kalau nyontek kata-kata Jonaz, aku banget ^^

Monday, April 19, 2010

Dilema 2 Cintaku_Jasmine vs Nicolas

 

Kid Film Festival 2010

 

 

Semalam tiba-tiba ku pengen ngajak Jasmine ke Kid Film Festival. Maka, kuminta tolonglah ARDIYAN untuk mencari jadwalnya. Setelah kudapatkan, pagi ini kuajukan ke ayahnya Jasmine. Hari Sabtu ayahnya Jasmine ada reuni SMP, jadi ga bisa pergi. Maka satu-satunya kemungkinan adalah hari Minggu.

Berikut jadwal nya..

 

Friday 23 April:
16.30 King (Indonesia, 2009, Age 8+)
19.00 Brazilian Football (Brazil, 2009, Age 10+)



Saturday 24 April:
12.00 Little Robbers (Austria/Latvia, 2009, Age 6+)
14.00 The Crocodiles (Germany, 2009, Age 10+)
16.00 SOS Summer of Suspense (Norway, 2008, Age 8+)
17.45 The Azemichi Road (Japan, 2009, Age 10+)



Sunday 25 April:
12.00 Frogs & Toads (NL, 2009) -- pre booked by Kalyana
14.00 Sniff the Dog (Netherlands, 2008, Age 8+)
16.00 Paula's Secret (Germany, 2006, Age 10+)
18.00 Vitus (Switzerland, 2006, Age 8+)



Tickets Sale starts April 9 at Blitz Megaplex Pacific Place.
9-15 April: Rp. 20.000 (with Blitz card) Rp25.000 (regular)
16-25 April: Rp. 25.000
______________________________________________

Layar Tanceps at South Lobby Pacific Place Mall
______________________________________________


Friday 23 April:
18.15 Kombatei (Thailand/Indonesia, 2009, Age 8+)
19.15 Short Film Competition (Indonesia, 2010, Age 8+)



Saturday 24 April:
14.00 FeMale Radio Final Cool Family on the Block
18.15 Pyrata (Thailand, 2008, Age 8+)
19.15 Garuda Di Dadaku (Indonesia, 2009, Age 8+)



Sunday 25 April:
17.15 KidsFfest Award Ceremony
18.15 Sunshine Barry & The Disco Worms
------- (Denmark, 2008, Age 8+)
------- closing event: open for all and FREE



Layar Tanceps (open air screenings) are open for public
and FREE! No registration needed.

 

 

 

 

Nah, dari jadwal hari Minggu, yang sesuai umur Jasmine cuma Frog & Toads ajah. Naaahhh... ko ada tulisannya ‘pre booked by Kalyana’ yah? Itu maksudnya masih bisa kutonton ama Jasmine atau nggak? Akan masih ada tiket buat kita kah?

 

 

 

Trus, sebenernya ku dah beli tiket Le Petit Nicolas untuk hari itu di jam itu juga. Tempatnya di Blitz. Beraaaattt untuk meninggalkannya.. Tapi demi cintaku untuk Jasmine, sepertinya ku akan mengembalikan tiketku ke ticketing Festival Sinema Prancis lagi nih... Atau ada yang mau menyelamatkan tiket itu?

 

 

 

 

Ku masih berharap ayahnya Jasmine ga berangkat reuni, biar kita nonton Little Robbers hari Sabtu ajah... ^^

 

 

 

Sunday, April 18, 2010

Obvious

Masih perlukah ku terangkan
hal yang telah terang benderang,
sayang?





Friday, April 16, 2010

Intip-mengintip

 

 

Tentang kebiasaan yang katanya tidak disadari

 

 

 

Aku kan kemana-mana selalu bawa buku dan koran. Paling nggak ku ga akan pernah bengong. Trus misalkan ku sedang baca, entah itu di kereta atau di ruang tunggu mana, kadang ku ngrasa dari ujung mataku orang di sebelahku numpang baca. Paling sering adalah di kereta ketika ku baca koran. Karena lebar, jadi kan untuk baca kadang ampe agak noleh, nah ketangkep deh si penumpang baca itu.

 

 

Kalau ada yang ikut numpang baca koranku, ku ga keberatan. Bahkan kadang kutunggu sampe dia selesai, baru kubalik ke halaman selanjutnya. Jadi, kalau kepala dia udah ga mengarah ke koranku, pandangannya ke depan lagi, baru kubalik. Dan semua itu tanpa kata-kata. Soalnya pernah ku bermaksud untuk sekalian minjemin koranku ke sebelahku, karna kupikir daripada dia ngintip kan ga nyaman. Kubilang “Bapak mau baca yang ini? Saya yang bendel kedua dulu ko..”. Eh si bapak malah jadi sungkan dan ga berani noleh-noleh untuk ngintip lagi. Yaa...ku juga jadi ga enak..

 

 

Dan akhir-akhir ini ku menemukan jenis pengintipan baru: ngintip layar henpon. Tempatnya adalah di lift. Kan ku kalo ber-SMS ria atau cek MP dimana ajah, termasuk di lift. Trus dengan ukuran badanku yang mini ini, maka kepala orang-orang kan jauh di atasku. Jadi ketika mereka nunduk dikit ajah, dah bisa liat layar henponku. Trus ngintip deh apa yang sedang kuketik. Dan itu kutau baru-baru ini pas di lift bareng temenku dan dia mendapati ibu-ibu di sampingku ngintip dengan seksama ke layar henponku. Ya kan kalo ngetik SMS pandangan mata fokus pada layar kecil, jadi ujung mataku tidak berfungsi.

 

 

Nah, besoknya ku mendapatinya sendiri. Pas ku ngetik SMS, tiba-tiba bapak di sebelahku bilang “Kecil-kecil amat mbak hurufnya”. Hiyaaa...dia ngintip! Trus kuyakin tuh dia keceplosan pas ngomentarin ukuran huruf SMS ku yang memang ku set paling kecil. Dengan nada keberatan ku bilang, “biar ga diintip..”. Dan kudengar mbak-mbak di depanku cekikikan.    

 

 

Komentar seorang teman pas kucritain, “Tapi itu normal ko Ta.. Dan kadang orang ga nyadar melakukan itu. Biasanya kalo ga ada kegiatan kan gitu.. Kayak ikut baca koran orang gitu lah.. Sering kan liat orang begitu?

 

 

Kalau ngintip baca koran atau buku, bolehlah.. Tokh itu memang untuk konsumsi publik. Nah, kalo ngintip layar henpon orang?? Itu kan privasiiiiiii.... Ku sangat keberatan atas itu! Ku masih kesel lho kalo inget bapak itu!

 

 

Namanya Adit!

 

 

Tentang berkenalan

 

 

Waktu itu ku pernah memunculkan kebingunganku tentang bagaimana cara berkenalan dengan orang-orang yang kutemui setiap hari di kereta. Sekarang kubuat pengakuan, waktu itu ku sedang sangat pengen kenalan sama satu cowok ajah. Hohoho... Dan akhirnya sekarang sudah kenalan dan berteman, jadi kasus ditutup. ^o^

 

 

Sekarang adalah tentang perkenalan di suatu acara, kenalan dengan orang yang baru pertama kali itu ketemu. Kan aku sering yah nonton sesuatu sendiri. Trus di sana suka ngobrol sama orang di sebelah. Tapi belum pernah sampai kenalan nama. Kayak sama si Bapak Danarto waktu itu yang sampai dikiran bapakku. Ngrobrolnya udah ampe alamat rumah, to*et, eh ku tau nama dia dari koran.. Ke.ter.la.lu.an! ^^

 

Nah, ku ada beberapa kejadian mengesankan tentang berkenalan di suatu acara.

 

 

Kejadian 1: Di pameran lukisan

Di Galeri Cipta TIM. Aku datang berdua teman. Jaman itu masih suka foto-foto. Jadi hampir di tiap lukisan kita foto. Begitu juga di tiap instalasi. Kita fotonya ganti-gantian gitu. Trus ada satu ibu-ibu yang tiba-tiba menawarkan diri, “Mau difotoin berdua?”. Dan kita langsung “Mauuuu...”. Dan itulah awal dari ngobrol sama si ibu. Dan seperti yang sudah-sudah, ga kenalan nama.

 

Kesimpulan: menawarkan jasa kepada orang lain dapat mengarah ke kenalan

 

 

Kejadian 2: Di pembukaan festival film

Di Blitz GI. Di sana ketemu sama Rio dan teman-temannya. Trus pas film selesai diputar kan pada mau foto-foto sama artisnya. Aku menawarkan diri jadi tukang fotonya ajah, karena sepertinya semua bocah-bocah itu pengen banget foto bareng si Shareefa. Habis itu gantian aku difoto berdua ajah. Selesai foto-foto  kita berpisah-pisah. Diakhiri dengan “Tar tag gue di fesbuk yah foto yang tadi...”. Saat itu yah..ku berpikir "ada untungnya juga punya fesbuk". Ku jadi bisa tau lagi nama bocah-bocah yang tadi dikenalin. Soalnya pas kenalan kan asal salaman dan sebut nama. Hohoho..

 

Kesimpulan: fesbuk berguna untuk kenalan

 

 

Kejadian 3: Di pembukaan sebuah gallery seni

Di Kemang Icon Art apa gitu namanya, ku ga inget ‘S’ nyah.. Hihihi.. (maaf ya Wan..). Tepatnya pas ku liat2 barang-barangnya Suwage. Ku kan kalo liat sesuatu itu dari jarak dekat untuk liat detailnya dan setelah itu dari jauh untuk liat penampakan jauhnya. Nah, pas habis liat deket, ku mundur untuk liat ni barang kalo dari jauh kayak apa. Eh, pas mundur ku nginjek kaki orang. Refleks ku bilang, “sorry..sorry..maaf..”. Si orang yang terinjak kakinya tersenyum dengan manisnya dan meminta maaf juga. Trus kita saling senyum. Habis itu dia melanjutkan kegiatannya tadi, yaitu memfoto-foto barang-barang yang ada di dinding. Ku inget Kejadian 1 dunk... Maka, “Mau difotoin?”. Dia melirik aku, trus melirik barang di depan, dan kemudian tersenyum dengan manisnya “Good idea!”. Maka berposelah dia di depan barang itu, dan kufotolah dia.

 

 

Habis itu dia mensejajari aku lagi, “It’s really a good idea.. Belum pernah punya foto begini soalnya”. Trus kubilang, “Ouw.. Mau difotoin sama yang lain?”. Dan dia bilang tidak perlu, satu foto tadi sudah cukup. Habis itu kita ngliatin barang-barang yang ada di dinding lagi. Trus dia mulai ngajak ngobrolin tentang barang-barang itu. Dan baru taulah aku kalo 4 kotak bergambar yang kita liatin adalah kaos! Hahaha.. Dan lain-lainnya juga. Dan tibalah momen itu. Dia mengulurkan tangannya sambil berkata, “Eh, kenalan dulu.. Adit”. Kyaaa... Dalam hati aku histeris karena trik ku untuk berkenalan berhasiiiilll...! Hohoho...

 

 

Tapi, saking senengnya ku ga inget sama Kejadian 2. Jadi setelah akhirnya kita hampir mati gaya, dan akan sangat ackward kalo tiba-tiba aja kita melanjutkan acara liat-liat berdua. Maka, berpisahlah kami. “Aku mau liat yang sana yah..”, gitu kalimatnya. Bukan, “Udah liat yang sana?”. Karena kalau itu kalimatnya artinya, “Liat yang sana yuks..”. (untuk Ardi dan Jonaz: aku tidak berasumsi, tapi aku membaca nada bicara. M'onit ajah setuju bahwa satu kalimat bisa menyiratkan sesuatu...) Walau begitu, aku senang!

 

 

Pas pulang, di taksi ku mencoba mengevaluasi acara perkenalan tadi. Sumpah ku seneng bisa kenalan dengan cara yang ummhh..wajar dan ga malesin. Tapi setelah itu, ku agak menyesal karena kenalannya berhenti di situ. Coba ku bisa mengadaptasi Kejadian 2. Misalnya dengan meminta dia mengambil fotoku bersama vespa yang dipajang trus minta dia tag aku, akan lebih menyenangkan! ^^Dan  kenalannya bisa berkelanjutan deh.. Hehehe..

 

 

Jadiii.. Lain kali, kalau ada kesempatan seperti itu lagi, aku akan minta foto trus minta tag. Atau kebalikannya yah? Ku akan slalu bawa kamera, trus ku foto orang yang kuajak kenalan, trus kubilang “Tar ku tag yah.. Nama di fesbuknya apakah?”. Hohoho...

 

 

  

Thursday, April 15, 2010

Another Super Sweet Surprise...

Love you more J...!

 

Pagi ini ku ke kantor dengan agak-agak beban, karena beratnya kerjaan sudah terbayang-bayang. Aku ke mejaku dengan agak-agak kurang bersemangat. Trus pas sampai di meja, di atas tumpukan dokumenku ada satu bunga. Pas kuliat, ternyata bunga kamboja warna putih.

 

Ku langsung deg-degan. Bunga kamboja kan biasanya di kuburan kan yah? Nah, ini sekarang ada satu di mejaku. Ajaib banget ga si? Ku bingung.. Mungkin karena habis baca si Jo kena gendam, ku langsung berpikiran klenik dan mistik-mistik juga. Jangan-jangan ada yang mau menyantet aku! Habisnya bunganya bunga kambojaaa.. Andai bunga mawar atau lili, ku akan berpikir bahwa aku punya fans.. Lha ini? Bunga penunggu kuburan! Ku jadi merinding gitu...

 

Ku ga berani buang, ga berani meletakkan sembarangan. Takut beneran santet dan pelet. Jadi kutaro di atas Bilu (Babi Lucuku).

 

Tak lama kemudian, ayahnya Jasmine datang.

Ayah: Slamat pagi..

Tata: Pagi...

Ayah: Sudah lihat ini? (nunjuk bunga)

Tata: Iya..

Ayah: Itu dari Jsmine...

Tata: Hahh??

Ayah: Iya..dia tadi nitipin..

Tata: oooo... baruuuu aja ku bertanya-tanya ni dari siapa.. (sambil ketawa lega)

Ayah: Semalem pas aku pulang, dia lari-lari sambil bawa bunga itu. 'cium deh cium.. wangi kan? Besok kasih ke Tata yah..'. Gitu katanya..

Tata: ya ampuuunn... Jadi kangeeenn..(mataku pun memanas)

Ayah: Dan dia sangat ngotot memastikan bahwa bunga ini harus sampai ke kamu..

Tata: *senyum sumringah dan berkaca-kaca*

Ayah: Trus aku tanya 'mau aku foto sama bunganya untuk aku kasih ke Tata?' Dan dia bersemangat..

 

Dan inilah fotonyaaaa.... Bunga special buat Tata katanya..

Hwuaaaa.... Jasmine romantiiiiisss... Ya ga si?

 

Love her sooooooo much!

 

Tuesday, April 13, 2010

Ketinggalan henpon... =(

Untuk kesekian kalinya

 

 

Kadang ketinggalan di bawah bantal, kadang di meja, kadang di kamar orang, pernah juga di mobil orang.

 

 

Hari ini ketinggalannya pas ku charge di kamar. Dan posisinya kutaro di jendela.. hehehe.. 

 

Ku ga khawatir bakal diambil orang si..karena yang lewat terasku cuma kucing. Tapiiiii...

 

- Hari ini ku janjian nonton sama Setepanus. Ku belum pernah ketemu anaknya, ku ga tau tampang dia gimana karena headshot dia bukan muka dia. Trus dia kan minta aku ngajakin Ardi. Trus kubilang, "Okay..tar kukasih tau Ardi..". Maka sebelum tidur ku SMS lah Ardi. Dan tadi pas bangun tidur ada pemberitahuan 'message not sent to Ardi'. Kupikir untuk re-send tar pas di kereta... Dan ternyata henpon ketinggalan..

 

 

- Ku nungguin SMS Asiah tentang judul2 film yang mau dibeli tiketnya untuk FSP

 

- Ku janji mau transfer duit tiket Request Concert ke Salihara hari ini. Nomor rekeningnya ada di henpon, nomor mbak ticketing nya di sono juga.. Semoga tiketku tidak melayang.. Amin..

 

 

- Ku nungguin telfon dari interviewerkuuuuuu... Kalau hasil interview nya hari ini gimannaa dunk..

 

 

- Dan aku menunggu telfon dari orang yang tak berteman tak berkasih... hohoho..

 

 

Jadi.. Hidupku hari ini sepertinya akan sangat sepi...

 

 

Untuk Setepanus: Nontonnya jadi kan? Ku akan di sana di waktu yang telah dijanjikan ko...

 

Untuk Asiah: SMS kamu baruuu kuterima di flexiku yang selalu di tasku.. Noted: Vertige tanggal 24, sama Mic Mac tanggal 18.

 

Untuk Ardi: mau ditraktir nonton Setepanus tuh.. SKJ, Metropole, 19.05. Be there yaa..

 

Untuk yang lain: Yuuukkss.. gabung nonton.. kata setepanus, "makin banyak orang, makin rame"

 

 

 

Thursday, April 8, 2010

Goukon-goukonan

 

Tentang menemukan pasangan

 

 

 

Kisah 1

Temanku punya pengalaman tentang penampilan fisik sebagai spesifikasi pemilihan pasangan yang membuat dia tidak bisa menghormati, dalam hal ini, pria yang seperti itu. Waktu kuliah dulu, dia naksir sama seorang cowok. Trus seperti biasa, temen-temen di sekelilingnya kan suka ‘membantu’ dengan menyalam2kan. “Eh, cowok..dapet salam dari si Ini”. Dan cowok itu menjawab, “Boleh aja.. Tapi suruh dia nurunin berat 10 kilo dulu”. Jderrr! Temenku langsung meledak. Dan aku ga percaya gitu ada cowok yang tega ngomong gitu. Padahal yah, temenku itu ga overweight. Dia model sekel gitu lho..kalo kubilang si menggemaskan. Dan sejak saat itulah dia akan langsung antipati dengan pria yang dengan terang-terangan menyatakan itu. Nada suaranya langsung meninggi kalo denger ada cowok begitu. Walau kata temenku yang cowok, “Ga fair kalo lo gitu.. Siapapun orangnya berhak untuk mendapatkan apa yang dia mau”.

 

 

 

Kisah 2

Jaman aku kuliah, sekitar semester 6, ibuku mendesakku untuk segera menikah. Dan aku bingung gitu: mau nikah ama siapa. Hohoho... Nah, pas jaman kuliah kan ada kegiatan kajian agama islam yang rutin tiap hari jumat. Tiap kelompok dibimbing oleh satu mbak-mbak. Aku, walaupun setengah hati, suka ikutan (kalau udah ga tau mau beralasan apa lagi untuk mangkir). Dan kebetulan aja gitu mbak nya nanya apakah ada yang sudah siap untuk menikah atau belum. Dan kubilanglah “Ga tau udah siap atau belum, yang pasti sudah didesak”. Maka, mbaknya menawarkan suatu mekanisme yang namanya taaruf. Yang kulakukan cukup sederhana: mengisi semacam CV dan menyerahkan kepadanya. Nanti dia akan menyerahkan CV ke semacam koleganya yang memiliki CV serupa dari klien lelaki. Kupikir mekanismenya adalah mereka mencocok2an profileku dengan profile lelaki2,setelah itu kita saling dikenalkan. Ternyata, sekitar sebulan kemudian si mbak berkata “Udah ada ikhwan untuk Tata. Tapi tunggu bentar lagi ya..dia sedang keluar kota”. Okay.. Trus minggu berikutnya, si mbak berkata, “Gini Ta.. Tapi sebelumnya Tata jangan menjadi patah semangat atau sedih ya.. Jadi, sebenernya ikhwan nya mau dan setuju, merasa sreg dengan tata. Tapi ternyata keluarganya agak keberatan”.

 

 

Sumpah aku bingung dan bengong gitu. Ko gitu? Tahap yang kulewati hanya mengisi CV dan submit. Sedangkan dia, menerima CV, membaca, memahami, nanya2 ke mbak mentorku, mengkonsultasikan dengan keluarganya, dan kemudian membuat keputusan. Aku merasakan ketidakadilan yang sangat. Dia tau tentang aku, tapi aku sama sekali tidak tau siapa peminatku kecuali “anak teknik”. Ku berasa kayak barang yang dijual dengan menyebarkan katalognya gitu. Pas kutanyakan kenapa aku tidak dapat CV cowok itu ketika dia menerima CV ku, si mbak hanya bilang bukan begitu caranya. Dan aku hanya bisa menghela nafas dan memaksakan diri untuk tersenyum.

 

 

 

Tidak lama setelah itu si mbak berkata lagi, “Ini ada lagi Ta.. Dan saat ini dia sedang istikharah”. Daripada aku meledak atas ketidaksreganku akan cara mainnya, maka kuhentikan saja. “Udah mbak ga usah.. Bakar saja CV saya, jangan lagi ditawar2kan. Ibu saya sudah mereda ko...”.

 

 

 

Kisah 3

Temenku mau dikenalin sama seorang lelaki. Tapi temenku ini sedang tidak berminat untuk menjalin hubungan dengan lelaki, bahkan dia bilang “Kayaknya gue ga mau nikah lagi”. Nah, dia kan tau kalau aku pernah ada di masa gandrung sama duda-duda, semacam Adjie Pangestu, Pasha Ungu... hohoo... Nah, lelaki yang mau dikenalkan ini kan duda beranak 1. Maka, diforward lah acara perkenalan itu ke aku.

 

 

 

Walaupun aku belum siap-siap amat untuk berurusan dengan hati,  aku si mau-mau aja. Kata seorang teman, “Kita kan ga pernah tau jodoh kita datangnya dari arah mana”. Walaupun liat profile orangnya ku dah yakin kita ga akan cocok. Dia jenis orang yang rajin sholat kayaknya, dahinya sampe hitam gitu lho. Sedangkan aku, mostly sholat di injury time, kecuali kalo mau nonton di jam 18.30. Hohoho... Maka, setelah malam sebelumnya nonton perang dewa geje, pulang lewat tengah malam, siangnya aku bertemu dengan lelaki itu. Dan itu dengan sengaja kupaparkan, “Sorry telat.. Tadi baru bangun jam 1. Soalnya semalem pulang jam 1. Dan sorry ga bisa lama-lama, habis ini mau nonton Tiran”.

 

 

 

Setelah itu, kusampaikan pada temanku bahwa cukup sampai di pertemuan kemarin saja. Kujelaskan alasanku. Trus, beberapa hari kemudian temenku mem-follow up hal ini ke perwakilan lelaki itu, tentang bagaimanakah respon lelaki itu tentang aku. Dan perwakilan itu bilang bahwa lelaki itu tidak berminat padaku. Dan lelaki itu menyampaikan alasan yang setara dengan Kisah 1 di atas. Lelaki itu tidak bilang bahwa aku musti nurunin berat badan, tapi sederajat ama itulah. Dan temenku itu meledak, karena tokoh di Kisah 1 di atas adalah dia. Trus kemaren pas ku ketemu perwakilan itu dia nambahin alasan lain lagi, “Harusnya waktu itu lo pake rok..bukan clana jins..”. Lha? Aku mau pake apa, pake jins atau gamis, suka-suka aku dunk..! Temenku tambah meledak lagi.  

 

 

 

Kalau aku lebih ke perasaanku pas Kisah 2. Aku ga ambil pusing dengan anjuran dia akan fisikku. Tapi lebih ke kenapa ketika 2 orang dikenalkan dengan maksud feasibility study untuk pasangan hidup, seolah-olah yang berhak memutuskan adalah pihak lelaki? Kalau dia OK, lanjut. Kalau dia ga OK, sorry aja. Aku jadi berpikir, harusnya saat itu juga ketika ku dah yakin bahwa aku tidak berminat untuk melanjutkan penjajakan, ku bilang ke dia. Biar jatohnya ga kayak gini. Biar tidak terkesan dia adalah Ande-ande lumut dan aku si Klenting Merah. (FYI, aku adalah perempuan ke-4 yang ditawarkan ke lelaki itu)

 

 

 

Jadi, kalau aku diberi kesempatan untuk ber-goukon ria gini (kebanyakan baca komik tentang ikan kering ni... ) ku akan dengan spontan menyampaikan kesanku saat itu juga. Dan mungkin ku akan pake gamis, yang kata Miya “Gamis ko ngepas badan”. Hahaha...

 

 

  

Sunday, April 4, 2010

Rindu dan Cemburu sedang Bertamu

Mereka memenuhi hatiku yang tak seberapa ini. Kucoba mengusir mereka dengan hembusan nafasku yang [kubuat] berat dan panjang. Tapi mereka tetap duduk-duduk di sana, menggodai dan mengusikku. "Kami ada di hati. Helaan nafasmu tak akan menjangkau dan menghempas kami dari sini".

Akhirnya kutaburkan garam di hatiku yang rata akan bekas luka. Kuambil resiko demi kudapatkan kedamaian di hati. Namun tak kurasa perih sama sekali. Kutilik hatiku, kuamati dengan seksama. Dan aku terhenyak. Tak ada luka, lebam ataupun memar. [rupanya] Hatiku telah pulih!

"Seharusnya kami datang bersama Cinta. Tapi dia agak tertinggal di persimpangan sebelum tanjakan di depan sana". Aku tersenyum, dadaku menghangat, mendapati hatiku siap menyambut Cinta. "Ijinkanlah kami bertamu di sini hingga Cinta tiba".

Rindu dan Cemburu, kalian boleh tinggal di hatiku, namun beritahu aku bagaimana aku harus menjamu.

Thursday, April 1, 2010

Buat Jonaz

Ku udah megang tiketnya yeeee....

Kamu? Paling sesumbar doank..Hohoho...

Ku punya banyak dunk tiketnya..

Kamu mau? KESINIKAN CORBY MU!!