Friday, July 23, 2010

4 Alasan Dia Tidak Mau Menikahiku

 

Atas pertanyaan Dani dan Muse dan dengan telah disetujuinya hal ini untuk di-share oleh yang bersangkutan, maka inilah alasan penolakan yang diberikan oleh temanku yang menyanyikan lagu “Mau Dibawa Kemana Hubungan Kita” untukku.

 

Aku sama dia udah kenal lumayan lama. Sudah melewati lumayan lengkap hal. Ketawa-ketawa sering, nangis-nangis juga pernah. Kalau di blog nya m’onit ada tentang 5 orang dan penghargaan, dengan salah satu kategorinya adalah ‘orang yang ada di sana saat kita butuh’, maka temenku ini sudah pasti salah satunya.

 

We share the same value, itulah yang membuat kita bisa berteman dan sering flip-flop. Dan dia tidak mempermasalahkan aku yang masih suka flip-flop. Berbeda dengan seseorang yang berkata “Kamu hidup di jaman apa si Tata ko masih ber-flip-flop??”. (dan seseorang ini akan muncul lagi di bawah). Menyenangkanlah berteman dengan dia. Walau pernah juga kita berantem hingga dia berkata “gue capek temenan ama orang yang semaunya sendiri”. Auch..

 

Nah, suatu waktu dalam suatu diskusi kita membahas tentang sekufu dalam pernikahan. Aku curhat ke dia tentang betapa tak sekufunya aku dengan gebetanku. Ibarat menaiki tangga, maka aku di anak tangga pertama dan dia adaklah 7 anak tangga di atasku. Dan aku bukannya ga mau berusaha untuk menyamakan kedudukan, tapi aku butuh waktu. Untuk bisa berenang kita harus belajar mengapung dulu kan? Dan waktu itu aku sakit banget karena gebetanku itu sangat menunjukkan superioritasnya, bahwa dia jauh di atasku. Ibarat di kolam renang, dia renang bolak-balik nglewatin aku dan mencibir aku yang baru belajar meluncur. Kubilang ke temenku ini, “Adalah mimpi kalau ku berharap dia mau turun tangga dan gandeng aku untuk naik bersama”. Itulah sebab gebetanku itu menjadi mantan gebetan.

 

Kelanjutan dari diskusi tadi adalah aku mengajaknya menikah. Siapa tau kita adalah seperti ikan di laut yang pengen liat laut kan? Bahwa kita adalah pepatah gajah di depan mata tak keliatan kan? Dan setelah apa yang kita lewati bersama, suka dan duka, tangis dan tawa, senyum dan cemberut, kupikir cukup sebagai modal, tinggal melanjutkan ke seumur hidup  (jiaaaa…keren banget kalimat lamaranku.. hohoho..)

 

Dan dia awalnya diam. Hanya bilang tidak mungkin dan tidak bisa. Kutantang ke dia apa alasannya. Dan berikut alasannya:

1.       “Kita beda agama”

Dan aku refleks menjawab “Trus? Ada apa dengan beda agama?. Kita bisa ke Thailand seperti yang kamu pernah bilang. Atau, berhubung aku sudah khatam buku Kado untuk Pasangan Nikah Beda Agama, aku tahu cara untuk kita. Dan aha! Satu-satunya kantor catatan sipil yang menerima NBA adalah di Salatiga. Kotaku. Tidakkah kamu berpikir Tuhan memudahkan jalan kita?” (hohoho..).

 

2.       Aku ga cinta kamu

aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku meski kau tak cinta padaku (saat ini). Witing tresno jalaran seko kulino lho..”. Dan sejak itu ku suka (godain) SMS dia “I love u”, dan dia menjawa “I don’t”. Begitu juga di akhir telpon, kalo kubilang “I love you..”, dia konsisten dengan “I don’t”-nya. Ku jadi berasa kayak anak cewek di film-film Bo Bo Ho yang ngejar2 Bo Bo Ho dan dicuekin habis-habisan gitu..

 

 

3.       “Aku lebih seneng kamu menjadi temanku”

“lho..lho.. Emangnya menikah memusnahkan pertemanan? Menikah itu berteman lho. Itulah kenapa pasangan kita dinamakan ‘teman hidup’”

 

 

4.       “Kita tidak sekufu”

Tata: maksud kamu, aku tidak se-anak tangga dengan kamu?

Dia: Iya..kamu jauuuuhhh dibawah..

Tata:Ya nggak masalah dunk..aku bisa nyusul kamu

Dia: ga mungkin bisa.. Kamu naik satu tangga, aku naik juga.. Ga bakal bisa nyusul ..

Tata: Lho? Kamu kan bisa turun tangga bentar, trus ajarin aku cara melangkah..

Dia: Ah..ga mau..

 

 

Begitulah model pertemanan dan becandaan kami. We do share the same value and sense of humor. Walau sekarang karena pengaruh seseorang dia jadi suka berkata “Berkembang dunk, Tata” atau “makanya belajar dunk, Tata”, tiap ku ga nangkep omongan atau becandaan dia. Dan seseorang itulah yang menjadi amandemen dari keempat alasan di atas.

 

 

5.       “I love him”

Begitulah.. ‘him’ di sini adalah temenku juga. Dan inilah ‘seseorang’ yang kusebut di atas. Boleh dibilang aku yang mengenalkan mereka dan mengeratkan hubungan mereka. Tapi si temenku ini lebih passionate dan intimate kalo komunikasi sama si ‘him’ ini. Contoh sederhana: seumur-umur, dia tuh kalau SMS ke aku biasa saja. Nah kalo ke si’him’ pake acara ‘ndusel-ndusel’ gitu (sumpah ku ngakak pas baca kata ini.. hahaha…). Trus, oleh-oleh. Aku kan pe.rem.pu.an, ‘him’ adalah la.ki.la.ki. tapi si ‘him’ ini dapet oleh-oleh yang jauuuuhhh lebih perempuan dari aku. (aku sampe nganga dan ngakak pas nrimanya). Jadi, apa yang bisa kukata lagi kan?

 

 

 

^o^

 

 

Yak! Itulah critanya.. Kata seorang teman, “tak selalu kita menikah dengan soulmate kita”. Temanku ini adalah soulmateku, tapi ga harus menikahiku kan? We’re soulmate forever.. (ya..ya..ya.. aku tau kamu akan berkata “that’s a pathetic statement”. See? Aku tau cara berpikir kamu, teman.. mwah and love u!)

 

 

*ga bisa berhenti senyum selama ngetik*

 

Thursday, July 22, 2010

Bukan MEME: lagu yang berkesan untukku

 

 

Lagi dengerin radio dan ada lagu ini diputer. Dan ku langsung keinget peristiwa yang mem-pyas kan hati ^o^

 

Trus ku juga jadi inget lagu-lagu lain yang terkait dengan peristiwa pyas-pyas. Maka akhirnya ku berpikir untuk merangkumnya. Tapi semampuku saja yah.. Lagi males nginget-inget.. Pyas-pyas di sini adalah karena lagu-lagu ini dinyanyikan untukku, membuatku bersyukur bahwa aku pernah dicinta. Fufufu..

1.       Pertama kali ku jatuh hati

Ibuku kan suka nglatih nyanyi dan kusuka disuruh nemenin. Mungkin maksud ibuku biar aku kecipratan sedikit kemampuan bernyanyi, yang tentu saja tidak pernah terjadi. Hasil yang nampak adalah di otakku bersarang dengan lekatnya lagu-lagu jaman itu, hingga kini. Nah, salah satu muridnya waktu itu ada yang mau ikut lomba nyanyi dan lagu yang dipilih adalah lagu ini. Ku ga tau judulnya, siapa penyanyi aslinya. Tapi tentu saja kuhapal liriknya. Trus pas dia latihan gitu, dia suka ngliatnya ke aku. Ku jadi berasa dia sedang menyanyikan lagu itu untukku.. Hohoho..

Pertama, senyumanmu

Kedua, lirikanmu

Membuat hatiku berdebar sendu

Wajahmu nan rupawan, senyummu nan menawan

Membuat nanananana

Pertama kali, ku jatuh hati

Pertama kali, ku mengenal cinta

 

Yak..ternyata hanya segitu yang sekarang kuapal.. Maklumlah ya..waktu itu ku masih SD klas 1 atau 2 ^^

 

2.       Emosi jiwaku

Ini masih seperti nomor 1, dinyanyikan oleh muridnya ibuku. Bedanya, dia menyanyikan untukku di belakang panggung sambil nunggu giliran. Dan kayaknya ku ga pernah liatin dia pas latihan, karena ku ga apal liriknya. Yang kuinget cuma sekalimat saja: emosi…jiwaku hmm.. cemburu.. hatiku..  pacarku..  dudududu.. denganmu..

 

3.       Out of the blue

Ini pas jaman SMP, oleh murid ibuku juga. Namanya Yoan Prasetya, panggilannya Pras. Dia merayuku dari aku TK. Hahaha.. Namaku kan ‘novita’, trus waktu itu dia bawain aku Buavita, dengan prolog, ‘Nih..ini khusus buat kamu.. Apa bacanya? ‘Buat Vita’….”. Dan aku yang klepek-klepek gitu..dan dalam beberapa waktu ke depan sejak itu ku masih saja percaya bahwa merk minuman itu adalah BuatVita. Bodoh..bodoh..

 

Nah, pas aku SMP ku sering ketemu sama dia lagi. Dan saat itu dia sedang sangat gandrung sama MLTR, trus dia pinjemin ke aku kaset-kasetnya. “Dengerin deh..enak-enak banget lagunya. Yang paling kusuka yang ini nih..”. Trus dia menyanyikan ‘with a love so true.. you took me out of the blue..”. Dan aku melting aja gitu.. Berasa dia nyanyi buat aku.. Hahaha…

 

4.       Roman Picisan

Ini jaman SMA klas 2. Ada adek kelasku yang menarik mataku. Sebenernya dia adek kelasku dari SMP, tapi entah gimana pas SMP dia tak tertangkap oleh mataku. Nah, pas SMA barulah kelihatan gantengnya. Namanya lucu, dan baru 4 tahun kemudian ku baru tau kalau itu nama fam dia dan butuh 2 tahun lagi bagiku untuk ngeh kalau dia berasal dari Poso. *buta ras parrah..

 

Di akhir Masa Orientasi Siswa, anak-anak klas 1 disuruh buat performance di sekitar api unggun. Nah, ni anak dkk berakustik ria (ada 5 atau 6 gitar gitu) dan ni anak sebagai vokalnya. Mereka nyanyi lagu barunya Dewa di saat itu: Roman Picisan. Denger dia nyanyi aja ku dah seneng banget. Nah, pas bagian “malam-malamku bagai malam seribu bintang yang terbang di angkasa bila kau disini tuk sekedar menemani tuk melintasi wangi yang slalu tersaji di satu sisi hati”, para pemetik gitar berhenti dan berganti dengan tepuk2an tangan. Trus mereka kan ngajakin yang nonton untuk ikut tepuk-tepuk. Nah! Si anak itu (kurasa dan kuyakini) ngliat ke aku dan mengajakku bertepuk. Kyaaa… Maka resmilah kuanggap dia bernyanyi untukku.. Hohoho..

 

5.       Best I Ever Had

Ini pas lulusan SMA. Selama SMA kan aku terlibat satu kisah menarik dengan anak Ambon ini (ku dah pernah critain yang dia main harmonika untukku kan? Tapi ku males nguprak-uprak ni blog untuk kasih link..hehehe…). Lagu soundtrack Ordinary People yang dia mainkan untukku dengan harmonika tentu saja sangat mengesankan buatku. Tapi, yang ini juga sangat berkesan. Pas kita semua dikumpulin di aula untuk dengerin pidato bapak kepala sekolah, diakhiri dengan persembahan lagu. Nah, si Ambon ini kan anak band, maka menyanyilah dia. Lagu yang dia pilih adalah lagu ini

..but it’s not so bad.. u’re only the best I ever had..

Dia kan nyanyinya penuh penghayatan gitu. Duduk di bangku tinggi, pegang tiang mic, sambil merem-merem. Nah, pas melek yang dia liat adalah... akuuuu! Kelar lagu, temanku berkata, “Kayaknya dia nyanyi ini buat kamu deh..”. Aku hanya tersenyum, padahal dalam hati berkata “Pastinyaaaaaa….”. ^o^

 

6.       Seberapa Pantas & Lie to Me

Ini jaman kuliah. Si lelaki ini nglanjutin kuliah ke benua seberang. Komunikasi kita waktu itu adalah e-mail, SMS, chatting. Sesekali dia suka kirim pesan lewat ICQ ke henpon juga. Nah, satu masa ku agak-agak jenuh gitu. Dan pas aja gitu Sheilla on Seven ngeluarin lagu Seberapa Pantas ini. Maka, kukirimlah email ke dia berisi lirik lagu ini: seberapa pantas kah engkau untuk kutunggu. Cukup indahkah dirimu untuk slalu kunantikan. dst..

Aku ga bisa nyanyi, dia juga sama sekali ga bisa. Jadi tak ada harapan dia akan bernyanyi untukku. Ga ada romantis-romantisan dengan lagu. Ku berasa hopeless gitu.. Tapi ternyata..dia menjawabnya dengan lagu juga! Lumayan mengejutkanku! Hehehe.. Dia bales pake lagunya Bon Jovi yang “if u don’t love me..(u) lie to me”. Dan cinta terpercik-percik lagi deh.. Karena tak kusangka dia bisa mengikutiku.. ^^ Walau dia tidak bernyanyi, tapi kuanggap saja dia bernyanyi untukku.. ^o^

 

7.       Nuansa Bening

Ini jaman dah kerja. Waktu itu si lelaki ini lagi pulkam untuk merayakan Natal. Dan aku tak ada harapan untuk bisa berkasih-kasihan dengannya lewat telpon karena kutau kalau Natal itu kan saat berkumpul-kumpul, ke gereja beberapa shift, trus berkunjung-kunjung ke saudara. Jadi ya..aku marathon DVD saja.

Tapi tak disangka tak dinyana, dia nelpon akuuuu... Karena ternyata papa dia itu anak paling tua, jadi rumah dialah yang jadi sasaran kunjungan saudara-saudara. Dan dia bolos bentar, ke kamar dan menelponku. Pas kuangkat, tak ada halo atau hai. Sunyi bentar, trus terdengar gitar dipetik, dan dia mulai bernyanyi. That was soooooo sweeeeetttt..!! Dia pilih lagu itu karena lirik ‘kini terasa sungguh semakin engkau jauh, semakin terasa dekat’. Dan aku hanya bisa tersenyum kegirangan, sampai sekarang tiap inget saat itu. Pengen bales pake lagu, tapi daripada telpon mendadak mati dengan alasan baterai drop atau pulsa habis, padahal sebenernya dia ga tahan denger aku bernyanyi, jadi yang aman kubilang ‘love u love u love u’ berjuta kali saja ^^

 

8.       Mau dibawa kemana hubungan kita

*nahan senyum*

Recently. Oleh seorang teman *makin nahan senyum* Kita suka telponan ngebahas apa saja, trus dia suka sambil ngetik, sambil pilih-pilih lagu di playlist dia, sambil ngapain aja dah.. Trus tar dia suka nyanyi sepenggal lagu, ku tebak judulnya. Nah, suatu saat ucluk-ucluk dia nyanyi satu kalimat tok ‘mau dibawa kemana hubungan kita’. *ga tahan lagi nahan ngakak* Dan responku waktu itu adalah “Astaga..lagu itu.. Aku tau itu lagu siapa.. Kalau bukan Baginda, armada.. aku kan nonton Dahsyat..”. Padahal dalam hati aku berkata, “hiyaaa..sekarang dia nanya gitu.. Kemarenan pas kuajak nikah dia ngeluarin 4 alasan kenapa ga mau nikah ma aku..”. Hahahaha..

 

 

 

 

Wednesday, July 21, 2010

Hari Ini, Aku Ingin Menangis

 

Ada sesak yang memendekkan nafas.

 

Kubuka Kotak Ratapan, lumbung kesedihanku. Kupilah-pilah bulir tuk kuuraikan, tapi tak ada yang terasa pas. Bahkan beberapa sudah tak tampak lagi.

Ah, aku kehabisan alasan tuk menumpahkan air mata.

Tapi aku sungguh ingin.

 

 

Istri Bo'ongan

Rating:★★
Category:Movies
Genre: Comedy

Tidak seperti ekspektasiku.

Trailer:
Julia Perez dengan kostum minim menari seksi bersama Gaston. Jupe gubrak gabruk sama Dwi Sasono. Jupe berselimutkan sprei putih ‘dilempar’ ke kasur sama Gaston yang hanya ber-boxer.

Ekspektasi:
Film yang mengesampingkan cerita, tapi mengedepankan hamparan tubuhnya Jupe dimana-mana.


Ternyata:
Lucu walau critanya standard.

Jupe dan Dwi Sasono adalah sepasang kekasih yang tinggal di Jakarta. Menjelang ulang tahun pernikakan ke-30 ortunya Dwi Sasono, dia disuruh pulang setelah 2 tahun tak pulang. Syarat kepulangan dia adalah membawa calon istri. Karena berasal dari keluarga ningrat, maka Dwi Sasono yakin bahwa ortunya menghendaki menantu yang lemah, lembut dan sopan santun serta pandai menari. Dan dia tidak mungkin membawa pulang Jupe yang memang pandai menari, tapi salsa bukan tarian jawa. Maka dia mempunyai rencana untuk membawa pulang pacar bayaran yang seliar mungkin, biar ditolak sama ortunya. Saat itu, Jupe muncul hingga Nampak seperti putri keraton.

Fachrani adalah cewek tomboy berprofesi sebagai montir tapi kemudian dipecat karna galak pada customer yang colek-colek dia. Dia bersahabat dengan Joe Richard yang cantik dan lemah lembut. Joe menyarankan Fachrani ikut audisi pacar sewaan berhadiah 30 juta biar dapat duit untuk biaya pengobatan ibunya. Dengan tattoo sekujur tubuh fachrani, spesifikasi cewek liar terpenuhi lah ya.

Selanjutnya adalah sangat tertebak bukan?


Yang membuat film ini tidak seklise dan sestandard itu, dan yang terpenting tidak menyiksa penonton adalah: humor yang segar dan acting yang oke. Unsur lain adalah: tidak ada eksploitasi tubuh dan becandaan jorok. Tidak ada zoom-zoom ke bagian tubuh Jupe. Kalaupun kita mendapat lumayan pemandangan badan Jupe, ya itu karena emang badan dia yang menghampar (ga perlu pake zoom juga udah wow kan? Hehehe..).


Humor segar yang kumaksud terutama karena ada Tarzan, apapun kalimat dia, jadinya tu kocak. Joe Richard juga asik. Trus Jupe, walaupun tiap ngomong bibirnya monyong, tapi isinya lucu. Dan, ada beberapa guyonan yang nyaris klise tapi berbalik keren.

Contoh:
Dwi Sasono: Orang tuaku tuh nyari menantu yang pandai menari, Yang..
Jupe: Menari? Kamu pikir yang kulakukan tiap hari apa? Aku kan juga penari
Dwi: Ya bukan nari salsa dunk, yang.. Tapi Gambyong
Jupe: Gambyong? Apa tuh? Makanan?

Paused. Sampai di sini humornya basi bukan? Ku juga langsung males pas sampai sini. Mari kita lanjutkan.

Dwi: itu tarian jawa, Yang.. Kalau yang makanan itu ‘gemblong’.

Hwuaaa.. Aku ngakak!


Contoh satu lagi:
Dwi: nanti kamu ngomongnya keinggris2an yah..
Fachrani: siap, Pak..
Jupe: Iyah.. kayak chincha lauwra gitu.. bechyek..ga ada ojyek..

Paused. Basi lagi kan? Lanjut.

Jupe: banyak peyyek.. (refers to ‘perek’)

Wow.. Aku ngakak lagi.


Begitulah.. Ternyata filmnya bukan eksplorator badan (walau ada jupe yang un-bra), bukan juga becanda2 jorok.


Tapi tetep, jangan berharap ada satu jalan cerita yang utuh dari depan ke belakang. Di depan concern nya apa, di belakang solusinya apa. Hal-hal kunci yang ditampilkan di awal, ternyata kelupaan dibahas sampai film selesai. Seperti pesta ultah perkawinan ortu yang ga ada, ibu sakit yang ga kebahas.


Trus apa peran Gaston di film ini? Kuberi label ‘pendesir’. Dia ga dapet jatah ngomong sekata pun. Tugas dia adalah menari dan bercinta bersama Jupe. Nah! Pas dia nari salsa sama Jupe. Astaghfirullah itu kakiiii.. sungguh mendesirkan! Hohoho.. (buat yang udah liat iklan Sutra Jupe-Gaston, di film ini goyang kaki Gaston jauuuh lebih wow)


Jadi yang butuh ketawa-ketawa, silakan menontonnya..

Tuesday, July 20, 2010

Bukan MEME: Foto keluarga kecilku

 

 

Bukan karena sedang demam MEME, tapi pas liat MEME-nya Bimo yang foto buat bahagia, ku berasa dejavu gitu.. Pas Dani bilang Bimo mirip mantan gebetan dia, ku coba inget-inget sekuat pikiran ada ga ya gebetanku yang mirip Bimo.. Dan hasilnya tak ada..

 

Dan akhirnya pagi ini pas aku SMSan ama adekku, ku baru jderr! Ya ampun Bimo mirip Dedika! Hohoho.. Entah bagian mananya…tapi rasanya ada yang mirip.. hehehe.. (tapi aku suka ngaco dalam memiripkan orang ko.. Seperti aku pernah memiripkan seorang teman dengan Penelope Cruz)

 

Dan kucoba ubek2 foto yang ada, dan nemu di FS.. Inilah foto lebaran mungkin 2 tahun lalu..soalnya Dedek masih digendong gitu… Mirip keluarga kecil bahagia sejahtera yah? Hehehe..

Ku seneng pas temenku ngotot2an ama cowoknya pas liat foto ini. Yang satu ngotot aku dah nikah dab beranak, yang satu yakin blum.. Jadi bolehlah ini dikasih judul foto yang membuatku senang.. ^^

 

Monday, July 19, 2010

Kesalahan Strategi

 

 

Pelajari dan pikirkan baik-baik sebelum memutuskan sesuatu.

 

Minggu kemaren adalah hari pernikahan teman baikku, Miya. Aku bertugas sebagai pembantu oemoem di acara kawinannya, termasuk seserahannya. Nah, pas aku ke rumahnya untuk acara seserahan aku melihat tangan Miya penuh dengan ornamen-ornamen, kakinya juga. Aku yang langsung mupeng gitu.. Trus pas liat adeknya Miya juga punya, walau jauh lebih sederhana dan di satu tangan aja, ku langsung memutuskan “aku mau jugaaaaa…”. Padahal adeknya Miya digambar itu sebagai bonus gambarnya Miya.

 

Aku langsung telfon Mbak penggambarnya. Dia sedang menggambari calon penganten lain dan baru akan selesai habis maghrib. Kubilang tak apa, akan kutunggu. Ternyata habis itu hujan turun dengan derasnya, janjian diundur jadi jam setengah 8. Aku jalan jam 7 dari Pasar Minggu menuju tempat janjian di Mal Ambassador, dengan ojek. Aku sampai di sana jam 19.33, telat 3 menit dan aku dah panik. Tapi ternyata si mbak datang jam 20.15, jauh lebih telat. Tapi tak apa, kan aku yang butuh dia.

 

Maka, dimulailah proses lukis tanganku. Enak deh sensasinya..anget2 semriwing merinding.. Karna waktu sudah mepet (mal tutup jam 9), maka tak ada proses diskusi mau gambar apa, dari mana ke mana, pokoknya kuulurkan tanganku dan mbak nya megangin pake tangan kiri dan mulai gambar pake tangan kanannya. Alat yang dia gunakan (ternyata) adalah sumpit bambu dia runcingkan, trus dia celupkan ke hena, trus dia gambar di tanganku. Selama gambar, kita ngobrol apa ajah. Termasuk “apakah mbaknya apal pola atau sambil gambar sambil mikir”. Dan jawabannya adalah sambil gambar sambil mikir. Oh okay..yang penting cantik..

 

Setelah digambar, tanganku ga boleh gerak sampai hena-nya kering. Jadi sepanjang jalan pulang, telapak tanganku meregang tak bergerak. Tak apa, yang penting besoknya tanganku cantik. Sampai kosan, hena-nya sudah kering, maka kumulai proses pengelupasan. Rasanya? Wow..tiap rambut tanganku ikut ketarik itu sungguh wow rasanya! Tak apa..yang penting cantik..

 

Keesokan harinya, misiku berhasil. Tangan cantikku menjadi perhatian teman-temanku yang kondangan. Tanganku dipegang-pegang dan diamati dengan seksama. Menyenangkan! Hohoho.. Komentar yang muncul berkisar betapa lucunya dan bagusnya. Pertanyaan yang muncul adalah dimana, berapa lama, dan berapa tarifnya. Aku jawab semua tanpa ada yang kututupi, dan kukasih juga nomor telpon mbak penggambarnya.

 

Hari berikutnya, aku ke kondangan lain. Tanganku masih saja menjadi perhatian, mengalahkan ikat pinggang oleh-oleh dari Jonaz yang kupakai. (Maaf ya Jo..tanganku lebih cantik daripada ikat pinggang kamu yang sebenernya lucu itu.. ^o^) Ada satu temenku yang berasa dapat anugrah gitu pas liat tanganku, “ini buat dimana?? Selama ini tiap ke salon aku nanya bisa gambar tangan atau nggak, jawabnya selalu ga bisa. Besok aku segera telpon mbak-nya”. Aku makin girang saja.

 

Nah, masuk hari kerja aku masih senang dan bangga dengan tanganku ini. Pas di bis, pas ku pegangan kan ku liat punggung tanganku..dan ku tersenyum. Trus pas di lift, pas pencet tombolnya kugunakan setelapak tangan biar punggung tanganku nampak. Aku sungguh suka sama tangan cantikku! Apalagi ternyata tangan cantik ini bisa menjadi perantara obrolan dengan orang asing. Beberapa orang secara spontan mengungkapkan kekagumannya, biasanya mbak-mbak. “Ih bagus bangeeett..”. Dan kalimat-kalimat sejenis. Pas aku makan dan ambil minum ada mas-mas yang antri dan memulai obrolan dengan topik gambar di tanganku. Kyaaaa… Senangnya!

 

Tapi kesenanganku tak berlangsung lama. Komentar kekaguman orang bukan makin bertambah dengan makin banyaknya orang yang melihat, tapi muncul satu komentar atau lebih tepatnya pertanyaan yang seragam dari para bapak-bapak dan oom2 bahkan mas-mas: "Habis nikah ya, Mbak?" Hiyaaaa…aku pasti langsung cemberut, “Enggaaa..”, dengan lemas dan geleng2 kepala menunduk.. Trus ada satu bapak-bapak muda sesama pengantri bilang kalau gambar hena itu tanda orang mau nikah, makanya dia nanya gitu. Ku pengen ga kemakan kata-kata dia, tapi yang nanya aku habis nikah tu banyaaaakk… Hiks..hiks.. Dan setelah kuingat2 lagi, sebenernya ku dah dapet early warning. Sehabis digambarin, di jalan pulang aku mampir ke gedung tempat kawinan esok harinya untuk melihat proses pendekorasian, mengecek semuanya sesuai dengan yang diinginkan sang pengantin (walaupun tetep aja ada yang kelewat.. Hehehe..). Nah bapak-bapak pendekor di situ pada nanya, "Mbak pengantennya yah?". Kujawab dengan senang dan sumringah, "Ya ga mungkinlah, Pak.. Masa iya penganten kelayapan malem-malem gini.. Hehehe..". Waktu itu ku sama sekali ga ngeh kalo mereka komentar gitu karna gambar di tanganku. Kupikir karena aku sebawel pengantennya pas ngecek jumlah bunga yang dipajang. Padahal satu Bapak dah ngomong, "oh saya kita pengantennya..habis tangannya digituin..". Dan aku meresponnya dengan, "Ouw.. Kalau penganten lebih heboh dunk gambarnya..".

 

Akhirnya kuputuskan untuk menyembunyikan ni tangan yang tadinya kuanggap cantik dari pandangan orang, lha tapi gimana caranya..kedua punggungku digambarin. “Oh..blum nikah.. Maaf..soalnya biasanya kalau yang buat iseng itu cuma satu tangan.. Ini mbak dua-dua nya jadi saya pikir habis nikah”, ku jadi inget kata-kata satu Oom-oom di lift. Maka, selama seminggu kemaren aku selalu deg-degan kalau ada orang ngliatin tanganku. Dan paling memurukkanku adalah komentar mbak-mbak security pemeriksa tas di gedungku, “Ga malu mbak tangannya digituin?”. Hiks..

 

Menjelang wiken, ku beneran berharap ni gambar ilang, karena kata mbak nya daya tahan hena adalah seminggu. Tapi sampai hari ini, hari ke-11, tanganku masih ’bernoda’, agak menipis jadi kayak gambar di abwah kulit gitu... Padahal dah kupake buat nyuci buanyak, buat renang juga.. Kata temenku, "coba pake minyak tanah”. Idih..ga mauuuu..

 

Jadi, temans.. Kalian jangan seperti aku yang grubak-grubuk yah.. Trus yang lebih penting lagi: aku belum nikah yaaaaa.. ^^

 

 

3 Hati, 2 Dunia, 1 Cinta_ bermain aman

Rating:
Category:Movies
Genre: Romantic Comedy


Isu yang sensitive dan jamak terjadi: cinta beda agama. Dan sebagai mantan pelaku dengan jam terbang lumayan, tentu saja aku tidak melewatkannya. Anggap aja lagi sharing session. Hehehe..


Dengan background seperti itu, maka ini adalah film personal buatku. Jadi, kalau aku ketawa, gemesh dan akhirnya nangis juga..bukan semata-mata karena film nya membuatku begitu..tapi karena ada kenangan yang ikut masuk ke bioskop dan membentuk proyeksi tersendiri buatku ^o^


Kisahnya adalah kisah cinta antara Delia yang Katolik dengan Rosyid yang Islam. Selain beda agama, sebenarnya ada gap lain di antara mereka, namun tidak dieskplore, yaitu beda tingkat pendidikan dan status sosial. Delia anak orang kaya dan adalah mahasiswi, Rosyid anak orang menengah dan tidak kuliah, lulus SMA langsung jadi freelancer majalah. Mungkin si pembuat film tidak mau memperumit cerita dengan isu yang sensitif juga. Padahal menurutku, kalau ketiga isu itu diexplore dan digarap bareng, bakal lebih wow.


Delia dan Rosyid sepertinya pacarannya udah lumayan lama. Hubungan mereka tuh enaaaaakk banget diliatnya. Cara mereka bercanda ngegemeshin banget. Misalnya pas si Delia nganterin Rosyid, sebelum Rosyid turun si Delia merajuk minta hadiah, dia mendekat dan merapat ke Rosyid. Rosyidnya hanya diam terpaku. Dan pas udah deket, Delia ngakak “Cuma pengen ngetes iman kamu ko..”, dengan centil-centil manja pengen dicubit-cubit gitu. Dan Rosyid dengan kocak bilang, “Jujur..nggak kuat..”. Trus mereka becanda2 soal belum muhrim (yang selalu bisa membuatku ketawa) dan sholeh-sholeha. Chemistry antara Laura Basuki dan Reza Rahadian asiiiikkk banget. Cara Laura Basuki cekikikan itu yah..masya Allah..lutjuuuuu.. Belum badannya yang “mengintimidasiku”.. ^o^


Kisah cinta beda agama yang jamak ini sebenernya tidak akan menjadi sebuah isu ketika terjadi di antara kedua orang/keluarga yang jauh dari level fanatik. Contohlah di keluargaku, bapak-mak ku tidak pernah bertanya lelakiku atau gadis adekku beragama apa. Dan ketika ternyata lelakiku bernama baptis Amandus atau Johannes, mereka biasa ajah, “yang penting saling cinta”. Jadi beda agama bukanlah masalah besar, pun akhirnya berpisah bukan karena beda agama, tapi murni masalah cintanya.


Nah, kisah cinta beda agama, adalah isu besar dan kritis ketika terjadi di antara dua manusia dari dua keluarga dengan tingkat beragama yang tinggi. Itulah keluarganya Delia dan Rosyid. Walau tidak diperlihatkan adegan Delia sekeluarga berdoa bersama atau ke gereja bareng, tapi lukisan Perjamuan Terakhir dengan ukuran super besar di ruang makan, kupikir cukup untuk menunjukkan tingkat beragama mereka yang nggak cuma Katolik KTP saja. Nah, keluarga Rosyid lebih tinggi lagi levelnya. Panggilan ke bapak-ibu adalah Abah dan Umi, gambar imam-imam bersorban dan berjanggut putih bertebaran di dinding rumah, bapaknya ngomongnya ane-ente, sholat selalu ke masjid, dan mewajibkan pemakaian baju koko dan peci putih.Dan, peci putih ini menjadi satu konflik tersendiri selama mungkin separo film antara Rosyid dan abahnya. Padahal menurutku itu kan hanya pengantar untuk menunjukkan kekuatan beragama keluarga Rosyid saja. Tapi ya sudahlah..


Konflik cinta beda agamanya mulai muncul ketika Rosyid nganter Delia pulang. Dari namanya saja ortu Delia dah tau kalo beda agama kan. Trus memuncak ketika Delia maen ke rumah Rosyid, dan si Abah melihat liontin salib di leher Delia. Si Abah murka dan mengatakan bahwa kalau Rosyid melanjutkan hubungan dengan Delia maka dia tidak akan dianggap anak, disuruh minggat aja. Seru dan berat kan?


Akan lebih seru kalau solusi atau cerita selanjutnya hingga ending adalah membahas tentang cinta bahkan jika perlu nikah beda agama, jika mampu dengan solusinya. Tapi sayang sekali, bukan itu yang disajikan, arah ceritanya jadi agak bergeser ke kasih sayang orang tua ke anak. Bahkan ketika ada tokoh agama muncul, pernyataan dia tentang cinta beda agama itu amaaaaaannn buanget. Nasihat-nasihat dari temen Delia pun hanya sekilas berwujud pemberian buku bercoverkan “Permasalahan Nikah Beda Agama”, yang selanjutnya entah dibaca atau enggak ama Delia.


Trus Arumi Bachsin yang muncul sebagai gadis berkerudung dan dimaksudkan sebagai 1 hati lain yang memperumit kisah cinta Rosyid-Delia, ga penting-penting amat. Dia hanya menjadi tambahan pergeseran isu cinta beda agama saja ko. Dia hanya menjadi gadis yang mudah klepek-klepek karena sebait dua bait puisi (Jadi pengen ngaca.. Hohoho..)


Jadi menurutku, film ini ternyata jauh dari berani untuk mengungkap fenomena yang jamak terjadi. Kalimat paling berani adalah “Bagaimana dengan mereka yang beda agama dan nikah sampai beranak cucu? Apakah itu bukan karena kehendak Tuhan?”. Lainnya aman-aman saja.. Justru porsi sentilan untuk praktik2 wajib peci, penggunaaan air doa, minyak doa, lebih banyak.


Laura Basuki oke banget di sini. Ku gemeesshh banget ma dia, mengalahkan kegemesheanku pada Reza. Dan pas dia nangis, dadaku pun pyass.. Dan... aku beneran nangis ketika dia mengakhiri film dengan ‘berzapinlah denganku..”. Amiiitt..jleb jleb jleb! Walaupun habis itu dirusak oleh lagu entah siapa dan tetanggaku murka, “Udah bagus yang tadi lagunya!”.



Jadi, sebelum turun tayang, selamat menonton.. Kocaknya kocak ko..




Wednesday, July 14, 2010

Renang Yuks..

Inilah postingan utuhnya.. Maaf tadi belum oke tapi udah ke-publish.. Selamat membaca ulang.. ^^

 

Pertama ku mau makasi untuk Mak ku yang dulu sudah memaksaku belajar berenang.

 

Dari lahir aku sudah berbakat untuk tumbuh mini. Kata mak ku, pas lahir ukuranku adalah sebotol sirup ajah. Selanjutnya tumbuhku adalah menjadi chubby, bukan tinggi. Nah, masuk SD ku ‘dipaksa’ rajin bersepeda dengan ‘iming-iming’ ‘nyepeda bisa bikin tulang kaki memanjang, artinya badan jadi tinggi’. Ternyata eh ternyata itu hanya mitos saja.

 

Program berikutnya adalah berenang. Konon, berenang bisa memanjangkan badan. Dan panjang = tinggi. Maka, aku ‘dipaksa’ belajar berenang. Nah, masalahnya bukan hanya capability saja, tapi..rumahku itu di gunung yang nama airnya dingiiiiiin buanget. Ga usah nyemplung ke kolam aja tiap pagi aku biduran. Apalagi berendem di air yang kayak air raksa itu.. (mandi di Kopeng itu ga berasa basahnya, airnya kayak lewat aja dan tak berbekas kecuali rasa dingin yang luar biasa). Jadi, intinya ku ga mau berenang.

 

Tapi mak ku tak buntu, dikirimlah aku dan adekku ke kota terdekat, yaitu Salatiga, untuk les berenang. Itu mulai SD klas 5 dan kami diantar bapakku. Nah, aku masuk SMP program berenang makin intensif karna aku sekolahnya di Salatiga. Seminggu 3 kali setiap pulang sekolah aku harus berenang, plus hari minggu pagi. Aku si nurut-nurut aja..orang uang sakunya bertambah. Karna, tiap selesai renang itu wajib hukumnya untuk makan, karna rasanya lapaaaarrr! Paling menyenangkan kalau hari Minggu, karena ada segerombolan cowok-cowok SMA yang ganteng-ganteeeee..ng! mereka suka lompat dari papan tertinggi dengan gaya heboh, tinggi-tinggian cipratan air. Suka deh liatnya! Trus pas di hari lain aku mencoba belajar lompat heboh itu, dan ternyata sakiiiiitttt… Badanku merah-merah ke-plak-plak air. Aku menyerah, gagal bergabung dengan cowok-cowok ganteng itu. Padahal ya kalau kupikir sekarang, aku kan bisa minta diajarin mereka trus tandem deh lompatnya.. Fufufufu..

 

Lalu? Bagaimanakah hasil berenang intensifku? Badanku ken.ceng.ba.nget. lengan atasku..wow.. Dan pastinya warna kulitku eksotis gitu, dengan belang nyaris-permanen di beberapa tempat. Dah itu saja hasilnya. Ohya..sama rambutku kaku. Apakah badanku memanjang? Tidak sedikitpun. Maka, masuk SMA aku pensiun berenang. Tak ada motivasi lagi. Si cowok2 SMA dah pada lulus dan kuliah keluar kota (ini ku tau pas ku SMA. Ternyata si cowok itu adalah alumni SMAku dan anggota pecinta alam. Pas pelantikan anggota baru dia kan datang.. Ku sempat jadi pengen ikut ekskul pecinta alam, tapi urung karena masa alasannya adalah cowok?! Ga keren ah..)

 

Selama SMA kayaknya ku beneran ga berenang, kecuali kalo jalan-jalan keluarga ke tempat yang ada kolamnya. Kuliah, beberapa kali kali saja karna sulit menemukan kolam khusus wanita. Ada kolam di perumahan di Kelapa Dua sana, tiap selasa dan jumat dibuat khusus untuk perempuan. Tapiiii..kolamnya tak seberapa ukurannya tapi manusianya penuuuhhh ajah.

 

Jadi, selama bertahun-tahun aku tidak nyemplung ke kolam, tidak merasakan kuping kemasukan air, hidung sakit, dan minum air kolam yang sangat mungkin bercampur pipis. Sempat muncul rencana dan angan-angan untuk berenang paling ngga seminggu sekali. Tapi tak pernah terwujud. Trus tiap lewat depan kolam Bulungan slalu tercetus ide untuk berenang pagi sebelum kerja. Tapi itu pun hanya mimpi saja. Tiap pagi badanku slalu sulit dipisahkan dari kasur.

 

Hingga semalam, di Puncak, jam setengah sebelas malam, ku jalan lewatin kolam. Trus ada 5 temanku yang sedang cipak cipuk di situ. Dan aku langsung excited. Gelap2 renang kan aman..dari mata orang. Maka, ku segera ganti baju dan nyemplung. Brrrr..dingin2 enak.. Sempat khawatir jangan2 ku dah ga bisa renang lagi, dah lupa caranya. Tapi ternyata ilmu itu masih bersamaku. Setengah jam aku bolak balik berenang, dan kelar ketika gigiku bergemeletuk. Dan rasanya nyamaaan banget. Pas mau tidur, lengan atasku terasa sesuatu..sepertinya otot2nya mulai menegang! Aku senaaang!

Maka dengan ini ku beneran berniat untuk berenang lagi, secara rutin. Biar badanku seperti pas jaman SMP: kencang dan eksotis. Hohoho..

Skali lagi, makasi Mak.. Mwah!

Monday, July 12, 2010

Iklan Cerebrovit_versi kentang_pas dan pas

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Other


Ku belum liat iklannya di TV, dan semalam liat di bioskop sebelum film dimulai.


Cerebrovit, adalah suplemen untuk meningkatkan daya ingat, membantu proses belajar. Kurang lebih begitu klim nya. Hal itu simply, karena Cerebrovit memperlancar aliran darah ke otak.


Nah, iklan di TV yang sering kulihat adalah yang versi ujian. Critanya anak-anak SMA sedang ujian, trus ada 1 anak Cerebrovit yang dipaksa ngasi contekan sama anak lain. Trus dia kasih lipetan kertas, bertuliskan: mau pintar? Ya belajar!. Kayaknya gitu..ku ga apal.. ^^


Iklan itu menurutku biasa ajah. Ga gitu lucu, ga gitu menarik, dan pesan Cerebrovit nya kurang ngena ajah.. ^^


Nah, yang versi kentang ini kusuka!
5 atau 6 anak ABG, mungkin usia SMA, sedang berkumpul dan maen tebak-tebakan.
Cowok 1: Eh... kentang, kentang apa yang disukai bayi?
Cowok 2: ...kentang kentung kentang kentung... (berdendang pake nada yang biasa dipake untuk buat bayi ketawa sambil tangannya bergaya sedang ngomong ke bayi)
Cowok 1: bener..bener..hahaha..
Semua kecuali 1 cewek ketawa ngakak. Trus pas ketawanya dah antiklimaks, si satu cewek yang bengong itu baru ngomong, “oiya.. kentang kentang kentang kentang…”, sambil berdendang dan ketawa. Gantian yang lain diem semua, trus kompak ngasi ke dia Cerebrovit. “Pake tiap hariiiii…”. (atau ‘minum tiap hari’ yah? Lupa.. hehehe..)


Iklan yang menarik, lucu dan pas pesannya. Bahwa Cerebrovit meningkatkan daya nyambung dan mengindarkan diri dari telmi. Jadi, kita tidak hanya menjadi pintar dalam hal menghapal pelajaran untuk ujian, pintar mensiasati kecurangan, tapi juga menjadikan kita mudheng pada apapun. Cerebrovit tidak hanya untuk bintang kelas, tapi juga untuk bergaul. Ini sekaligus untuk menepis stereotype bahwa anak pintar itu ga asik, ga nyambungan kalau becanda. Cerebrovit mengatasinya. Smart bukan?


Dan iklan itu berhasil menarik perhatian orang sebioskop, dan pada ketawa, walau ga semua.


Keren!






Dan..kalau kuperhatikan yah, sekarang iklan-iklannya Kalbe keren-keren deh.. Pengen tau agency nya..^^ Mengingat peraturannya adalah harus agensi lokal dengan talent lokal juga...ku beneran penasaran siapakah sutradaranya.. ^o^


Keluargaku Berubah

 

Kutulis dalam rangka hari pertama sekolah adekku.

 

Yak! Hari ini adek bungsuku mulai sekolah, setelah melalui sedikit proses bujuk membujuk. Dan di sinilah letak perbedaan utama antara generasiku dan adekku nomer dua, dengan adek bungsuku ini. (Owya, aku 3 bersaudara: Tata, Mamas, dan Dedek. Tata dan Mamas beda 2 tahun, Mamas dan Dedek beda 21 tahun. Ga mau sebut angka, tapi bisa dihitung lah ya.. Hehehe..)

 

Jaman aku dulu, sekolah itu ditempatkan sebagai kebutuhan kami. Jadi, bapak-ibuku sering menjadikan sekolah untuk ‘mengancam’ kami. Misalkan kami mau nonton TV sampai agak malam, maka Bapakku akan mengeluarkan ancaman “Kalau besok sekolahnya sampai kesiangan, mendingan ga usah sekolah sekalian”. Dan aku + adekku yang takuuuuttt banget kalau sampai ga bisa sekolah lagi. Dan contoh2 lainnya yang membuat seolah2 kami sebagai anak harus nurut dan patuh ke ortu, demi diijinkan sekolah. Sangat berkebalikan dengan anak-anaknya temen2 ortuku. Aku dan adekku suka ‘kagum’ sama mereka yang sering mengancam ortunya dengan sekolah. Ada yang ga mau masuk sekolah berhari-hari kalau belum dibelikan sepeda motor. Ada yang ortunya sampai ngrayu2 agar anaknya mau sekolah. Sungguh ‘takjub’. Karena sangat berkebalikan dengan aku dan adekku. Boro-boro ngancam ga masuk sekolah, yang ada kami yang diancam ga boleh sekolah kalo ga nurut. Dan kayaknya kalo ga sekolah itu rugiiii banget.. ^^

 

Nah, adek bungsuku kan sekarang sudah 4,5 tahun. Sudah saatnya masuk TK (padahal dulu aku dimasukkan TK umur 3,5 tahun). Dari awal tahun, wacana Dedek sekolah sudah dilempar. Tapi adekku itu sepertinya belum ada minat untuk sekolah. Belajar di rumah, yang tadinya sangat semangat dan mengagumkan, mulai mengendur. Adaaaaa aja alasannya. Mulai dari yang paling klasik, “nanti kan kalo aku udah gedhe pasti bisaaaaa..”, sampai yang tak kusangka dia bisa berkata begitu. “Bapak dan Ibu kan udah tua..masa huruf2 begitu nanya ke aku.. Katanya kalo udah tua tu bisa mikir…”. Ck..ck..ck..

 

Entah gimana, kharisma bapak-ibuku tidak se-wow jaman aku kecil dulu. Jadinya, kita musti sedikit bujuk2 Dedek agar mau sekolah. Dan akhirnya Dedek pun mau sekolah, dengan mengajukan syarat2. Syarat utama adalah: aku harus diantar sama Mamas. Syarat berikutnya: yang jemput aku musti Bapak. Keren ga si..anak 4,5 tahun bisa mengajukan syarat agar dia mau sekolah, dan dituruti pula. Bapak-ibuku benar2 sudah berubah. Tidak setegas 20 tahun lalu. Jaman aku dulu, aku berangkat dan pulang sekolah sendiri. Ga dititipin tetangga apalagi diantar. Ya ga jauh siii..tapi aku kan masih keciiiill… ^^

 

Dan apakah aku dan Mamas cemburu dengan ‘dimanjanya’ si Bungsu? Ternyata tidak sama sekali. Hari ini topik kami berempat (bapak-ibu-tata-mamas) adalah hari pertama Dedek sekolah.

 

Jadi, sesuai persyaratan, pagi Mamas antar Dedek sekolah. Dan karena si Mamas kebiasaan bangun sesuka-suka, mandi trus berangkat kerja, maka hari ini agak kacau jadinya. Bapak-ibuku kan pergi kerja jam setengah 7, sedangkan Dedek masuk sekolah setengah8. Jadi, prosesi persiapan diserahkan ke Mamas. Mulai dari mandiin, pakai baju, siapin bekal dan akhirnya antar. Dan hasilnya adalah Dedek masuk sekolahnya telat dan dalam keadaan tidak mandi. Hahaha… “Dia kan agak batuk..kasian kalau mandi pagi2..”, alesan si Mamas pas kutelpon. (Owya, rumahku kan di gunung jadi kalau pagi suhunya berkisar 15-170C, kalau siang mungkin bisa mencapai angka 22). Jadi, mandi pagi memperparah batuk agak2 bisa diterima, dan ga mandi ga masalah banget karena ga akan keringetan juga ^o^

 

 

Trus, baik aku maupun Ibuku agak pyass pas denger cerita kalau anak-anak lain dianter ibunya dan ditungguin pula. Dedek doank yang dianter non-ibu, telat pula. Mamas si critanya sambil ketawa2, “kasian si Dedek..aku anter,aku masukin ke kelas trus aku tinggal..hahaha..”. Trus bapakku kan ga tega, jam 8 nengokin. Eh, dicuekin aja gitu ama Dedek.. Trus bilang,”nanti aku bisa pulang sendiri”. Hwuaaa… Ternyata dia bisa langsung berani sekolah, berani berteman dengan anak-anak baru, berani pulang sendiri juga. Tapi ga mungkin dunk Bapakku tega.. akhirnya bapakku nitip ke tetangga yang lagi nungguin anaknya untuk nanti sekalian bawa Dedek pulang.

 

Selain keberanian yang muncul itu, kehebatan lainnya adalah: uang sakunya sisa 60%! Padahal biasanya dia tuh jajaaaaann terus. Eh, pas dipegangin uang, dia malah irit! Dan ini lagi satu beda generasiku dan generasi si bungsu. Jaman aku dulu uang sakuku adalah mepet, pas-pasan (perasaanku waktu itu, tapi pas kupikir sekarang, ku dulu mampu langganan majalah, mampu selalu beli kaset..hehehe..). Nah, sekarang uang saku si Bungsu adalah sedikit berlimpah, karena kami khawatir tar dia makin merana hidupnya, Udah ga ditungguin, mau jajan susah juga. Walau begitu kita tetep aja khawatir, tar kalau uang sakunya ilang gimana yah.. hadududu..ngurus anak (kecil) tuh parno dan khawatirnya ga akan habis2 yah… ^^

 

Trus kenapa dulu seolah bapak-mak ku ga ada khawatirnya aku bakal diculik dan merana yah? Hehehe.. Mau nanya ke ybs, ga tega.. Atau sebenarnya mereka ngikutin aku yah? ^^

 

 

 

 

 

Wednesday, July 7, 2010

They’re [Still] in Love

 

 

 

Kemaren lusa, bapak ibuku dan adekku yang kecil berlibur ke Jakarta (untuk sehari semalam saja). Dan karena aku belum bisa ambil cuti, maka aku hanya bisa bertemu mereka di malam hari. Kami berempat berbaring-baring di kasur sambil ngobrol. Posisi baring kami tak beraturan. Ibuku melintang di ujung bawah kasur, aku melingker di sisi kanan kasur, bapakku lurus di sisi kiri kasur, dan adekku berputar2 di tengah kami.

 

 

 

Nah! Selama ngobrol itu aku perhatikan bapakku-ibuku. Posisi mereka memang tidak berdekatan, tidak semesra dahulu. Tapiiii… Telapak kaki bapakku mengelus2 kaki ibuku! Dan ibuku meresponnya dengan posisi kaki yang sekiranya bisa dielus. Hehehe..

 

 

Aku suka lihatnya! Mengingat mereka sudah menikah hampir 28 tahun, tapi mereka masih saling begitu cinta. Karena beberapa temanku, kalau ku menginap di rumah mereka, bapak-ibunya tidurnya saja tidak sekamar. Dan kalau kutanya sejak kapan mereka begitu, teman2ku tak ingat lagi. Waduh waduh.. Sepertinya cinta punya expiry date, akan datang masanya cinta itu habis.. =( 

 

 

Sedangkan bapak-ibuku, cukup ekspresif afeksinya. Dari jaman aku kecil, kalau bapakku mau keluar rumah wajib hukumnya cium pipi ibuku dulu. Becandaan mereka juga affectionate. Ngegemeshin walau kadang maleshin.. ^^

 

 

Jadi pas Januari kemaren aku pulang dan pas mau tidur bapakku masuk ke kamar lain, spontan aku bertanya ke ibuku,

 

Tata: Bapak-Ibu pisah ranjang???

 

Ibu: Ada perbedaan pendapat yang prinsipil (sambil tersenyum tersipu)

 

Tata: Astaga… Bapak-ibu dah nikah berapa lama? 27 tahun kan? Dan masih ada perbedaan prinsip yang muncul gitu?

 

Ibu: Yaaa..sebenernya dari dulu hal ini emang udah beda.. Tapi sekarang terasa sangat beda.. (makin tersipu)

 

Tata: Trus? Kenapa sedari dulu, selama 27 tahun, perbedaan itu ga masalah, tapi sekarang bermasalah?

 

Ibu: Ya habisnya bapak kayak ga mau mengerti…

 

Tata: Emang kemaren2 bapak ngerti?

 

Ibu: enggak…

Tata: Emang hal ini adalah hal baru yang dilakukan ibu?

 

Ibu: Ya enggak..dari dulu ibu begini..

 

Tata: Nah! Brarti ga ada yang berubah kan? Selama ini bapak tau ibu begitu, dan fine aja.. Ibu juga tau bapak ga sreg ibu begitu, tapi ibu maju jalan aja.. Dan semuanya biasa aja.. Kenapa sekarang pake pisah ranjang?

 

Ibu: Iya juga yah.. Hehehe.. (aku dipeluk dan diciumin! Dia gemesh gitu.. )

 

Tata: Ya udah sana.. Susul suaminya..!

 

Ibu: Ya malu dunk… dah beberapa hari ga tidur bareng..masa ucluk-ucluk nyusul..

 

Tata: Astaghfirullah.. Ama suami sendiri pake gengsi… Pura2 aja di kamar ini ada tikus, atau ni manfaatkan Dedek.. Bilang aja Dedek pengen bobo sama Bapak, trus ibu mau ikutan juga.. (sumpah aku gregetan ma mak ku..)

 

Ibu: Mulai besok aja yah.. Jangan malam ini..

 

 

Aku di rumah semalam saja, jadi aku tak bisa mengikuti bagaimana bapak-ibuku ‘rujuk’nya. Dan aku juga tak mau follow-up ibuku..serasa teroris saja.. Hehehe… Ku hanya berharap semoga cinta bapak-ibuku masih jauh expired date nya. Dan setelah itu , tiap ngobrol di telfon mereka terdengar kocak dan mesra, ya brarti dah rujuk lah ya..

 

 

Tapi, pas kemaren malam ku liat body language bapak-ibuku.. Aku senang! They've found the way back into love!

 

 

Apalagi pas siangnya ku telfon, mereka sedang di Cibaduyut. “Tadi Ibu pusing banget, pengen muntah. Trus bapak pijetin ibu, serasa refleksi kaki..jadi dah mendingan sekarang…”. Oh my.. They’re really deeply in love! Aku senang…!

 

 

 

Note:

Kupikir yah.. persoalan cinta itu akan ada sepanjang masa. Tak peduli berapa lama bersama, akan selalu ada pemicu percikan cinta. Jelilah dalam melihat. Jangan sampai salah mengartikan pemicu itu adalah tembok yang terbangun. Padahal sebenarnya itu adalah cara Tuhan dan alam memercikkan cinta agar tak meredup ^^