Tuesday, September 28, 2010

Fanatik Cinta itu [memang] Perlu, bahkan Harus..

 

Tapi jangan berlebihan…

 

Terinspirasi oleh pelajaran PPKn kelas 3 SMA. Guruku waktu itu bilang “fanatik dalam beragama itu wajib. Kita harus merasa dan yakin bahwa agama kitalah yang paling benar. Tapi jangan berlebihan hingga menjelek2kan agama lain”. Seorang kenalan, baru2 ini bertanya lebih lanjut, “Bagaimana bisa merasa paling benar tanpa menjelekkan yang lain? Bukankah ketika kita merasa paling benar itu setelah membanding2kan, kemudian ada yang benar, lebih benar, kurang benar dan akhirnya kitalah yg paling benar.” Jderr!! Aku ga siap ditanya begitu, maka ku jawab spontan, mengadaptasi perkataan sahabat SMAku yang anak pendeta, “Meyakini paling benar tanpa membandingkan itu seperti percaya tanpa melihat. Hakikat iman seperti itu bukan?” . ^^

 

Nah, tapi bukan itu yang mau ku-bagi.. Jadi jangan diperpanjang lagi ^^

 

Kali ini tentang fanatik dalam percintaan.

 

Ketika kita mencintai seseorang, merasa bahwa cinta kita adalah yang terhebat adalah wajib. Dengan begitu kita akan merasa mantap bersama dia, merasa pantas untuk dicintainya.

 

Lelakiku terdahulu adalah lelaki puisi. Waktu itu, ku jadi pengen selalu merangkai kata-kata. Nah, si lelaki puisiku itu memang lelaki puisi sejati, karena gadisnya yang sekarang pun jadi produktif berpuisi. Dan untungnya, dia posting nya bukan di MP, jadi ku bisa intip sesuka-suka tanpa ada jejak. Hohoho..

 

Awal-awal ngintip, masih suka ada pyass dan mendesir. Karena mirip-mirip apa yang dulu kurasakan dengan yang si Gadis ini rasakan. Ya iyalah ya..sebabnya kan lelaki yang sama. Orang mungkin berubah, tapi rupanya dia ga begitu signifikan. jadi wujud kasmarannya ini Gadis serupa dengan yang dulu kurasakan. Cuma, puisi dia jauuuuhhh lebih baguuusss.. Aku fair kan mengakuinya? ^^

 

Nah, hingga akhirnya aku nemu satu puisi yang agak memanaskan dadaku. Selama ini si Gadis menceritakan betapa dia bersyukur ketemu lelaki puisi ini, betapa dia kangen, betapa romantis dan gombalnya lelaki itu. Hingga  ada satu puisi yang agak berbeda. Ada kalimat-kalimat tentang fanatik cintanya yang berlebihan. Ku ga akan ngasih link, ga akan ngutip jiplek juga (karena ada yang suka gugling nyari tau.. hohoho..). Kurang lebih kalimatnya gini, “akan akan mencium kamu dengan kelembutan dan kedalaman yang tak kau dapatkan dari hati sebelumnya”.

 

Aku terganggu dengan kalimat itu. Maksudku, kamu boleh merasa bahwa ciuman kamu adalah yang terlembut. Tapi tak perlu lah kamu bilang ciuman kamu lebih lembut dari punyaku, yang artinya juga ciumanku lebih dangkal dari kamu. Emangnya kamu pernah ngrasain ciumanku? Dan, bukan cuma aku lho yang kamu underestimate, tapi pendahulu-pendahulu kita juga. Fufufu.. Jadi kupikir cukup lah bilang “akan kuberikan ciuman terdalam dan terlembut” saja. Urusan pemeringkatan biarlah lelaki itu yang menentukan. Kan dia yang udah ngrasain.. ^^

 

Tapi aku jadi tersadar bahwa memang ketika kita kasmaran, dunia serasa milik berdua saja itu memang benar. Pilihan kata hanya tertuju padanya, tak memikirkan jika dibaca orang lain. Untung saja kubacanya pas hati udah damai. Nah, misalkan ku nemu itu pas jaman kudeta dan sengketa cinta dulu? Dudududu…

 

Dan ini sebagai pengingat bagiku juga, bahwa jika nanti aku kasmaran (lagi), maka ku tidak akan meniadakan peran pendahuluku. Kata seorang teman, ketika kita menjalin hubungan dengan seseorang itu ibarat kita sedang membangun rumah. Dan ketika ternyata rumah itu bukan kita yang menempati, janganlah merasa kita telah melakukan hal yang sia-sia. Kita harus bangga bahwa kita telah berkontribusi dalam membangun rumah itu. Nah, apa kabar ketika kita bangga dengan rumah kita eh sama penghuni barunya dihina-dina? Sakiiiiiitttt kaaaannnn? ^^

 

Selamat bercinta tanpa fanatik berlebihan, teman-teman…

 

Friday, September 17, 2010

Panggil Aku Keledai

 

 

Untuk terjauhkan dan tersisihkan dari pujaan hati

Sebanyak dua kali

Atas sebab yang harusnya terhindari

 

 

Hhhhh…

Maksudku adalah berbagi tapi (selalu) jadi begini

 

 

Jadi mari kembali menjadi pribadi yang menutup diri

 

 

 

 

 

 

 

Wednesday, September 15, 2010

Bukan MEME: Fotoku yang Favoritku

 

 

^^

Entah sejak kapan dimulainya, tapi tiap ketemu temen-temen, pasti foto-foto jadi ajang yang seru. Lebih seru lagi ketika fotonya di-share, trus saling berkomentar. Kalau dulu kan dicetak, trus diliatin bareng-bareng. Trus ada masanya di-circulate lewat email, upload di Friendster dan akhirnya Facebook. Pernah sekali diupload di Multiply dan Flickr, tapi karena keterbatasan pengguna dua jasa itu, yaa...keseruannya berkurang. Nah, so far yang masih mengakomodasi dengan baik keseruan berbagi foto dan berkomentar adalah Facebook. Faktor penyebabnya: massive user & fitur tag-nya.

 

Kalau dilihat jumlah foto-ku di fesbuk yang hasil tag orang, ada lumayan banyak (angka terakhir 385). Dan alhamdulillah hampir semuanya foto layak pajang, ga ada poseku yang aneh..Ada si..tapi ya sudlah.. tokh yang bakalan liat ya beberapa temenku yang ada di foto itu juga kan? Ga yakin ada stalker yang bakal ngliatin semua fotoku (walau kadang suka kaget si..ada temen yang kasih komen di foto yang udah jadul uploadnya.. hehehe..).

 

Dan di antara semua foto itu, ada beberapa yang aku favorit karna faktor aku-nya. Kusuka tampangku di situ.. Cuma kali ini mau ku-share yang terbaru saja.

Inilah fotonya…

 

Kenapa aku suka? Karena aku Nampak KEREN di situ! Hohoho… Waktu itu (kalau ga salah) ku lagi kasih briefing.. Dan semuanya mendengarkan aku! Sebagai orang yang memiliki kesulitan ngobrol, merasa bahwa orang akan bosan denger ceritaku, bahwa kalau aku ngomong panjang2 orang akan capek dengernya, bahwa ku kalau ngomong harus singkat ga boleh detail, ku senang dunk mendapati bahwa semua orang menyimak apa yang kuomongin ^^ Trus sebagai orang yang sulit serius, apa aja bawaannya pengen dibecandain, melihat aku nampak serius ngomong gitu, cukup membanggakan! Dan pastinya semua mata tertuju padaku. Fufufu... *obsesi Miss Indonesia* ^o^

 

Pokoknya kusuka! Menambah kepercayaan diriku untuk lebih speak up. (walau ada foto2 lain, dari fotografer2 lain, yang menangkap ketidakseriusanku dalam ‘berpidato’, ya begitulah aku..susah serius..)

 

 

 

Oiyah! Masih suasana lebaran kan? Maaf lahir batin yaa.. Walau kenyataannya ketika kita ada yang ga sreg, kita saling meminta maaf saat itu juga.. Yaa..anggaplah ini maaf untuk yang mungkin terlewat untuk dimaafkan.. ^^

 

Satu lagi, ku lumayan lama tidak bermain-main di MP ini ada sebabnya. 1. Keterbatasan waktu dan fasilitas selama Ramadhan; 2. Ku mulai main-main di Twitter.. Yaaa..walaupun di sana ya ketemunya anak-anak MP juga.. Jonaz, Ardi, Shandy, Theo, Eugene, Rio, Vian, Muse, Bimo, Olip..plus beberapa physical friends.. Ya variasi lah.. Yang mau ku-follow..silakan sebut nama.. ^^