Masih inget
Aku cukup sering nonton pertunjukan teater, tari, monolog, pembacaan puisi sendiri. Trus pas di
Nah, kalo bapak-bapak yang mengira aku penari ini lain. Dia memulai dengan pertanyaan yang tidak lazim
Pertanyaan selanjutnya, “Kuliahnya jurusan apa?”. Lagi-lagi aku menunda untuk menjawabnya. Entah gimana ya, aku sekarang tidak pada fase bangga aku pernah kuliah di jurusan itu. Bebannya terlalu berat, euy.. Ketika orang tau aku dulu kuliah di situ, hampiiiiirrr pasti langsung konsultasi. Sedangkan ilmuku bukan ilmu begituan…bukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan praktis gitu.. Kalau nanya gimana cara buat tablet, kenapa bisa minyak ikan campur air bisa jadi scott emulsion padahal air dan minyak ditakdirkan tidak menyatu, nalarku masih bisa jawab. Tapi, kalo pertanyaannya adalah “Saya suka sesak nafas kalau lagi tidur, itu obatnya apa yah?”. Hadooohhh… Ampun deh Pak..ampun…
Maka, ketika si Bapak-yang-mengira-aku-penari-dan-mahasiswa ini bertanya tentang jurusan kuliahku, kujawab, “Waduh..saya malu nyebutinnya..”. Kemudian si Bapak menebak suatu jurusan. Kubilang, “Bukan… Ayo ditebak lagi.. Dua kali kesempatan lagi..”. Si Bapak, berpikir dan menyebutkan satu jurusan lagi. “Bukaaann… “. Dan dia tidak mau menggunakan kesempatan terakhirnya. Dan ku juga kasian kakek-kakek diajak maen tebak-tebakan. Maka kusebutlah jurusan kuliahku. Dan seperti pada umumnya, responnya adalah “Ooohhh… Saya ini ada riwayat asma.. bla...bla..bla...”. Sangat tertebak.
Tapi entah kenapa, suara bapak ini tuh enaaaaakkkk bangeeettt... Ku berasa pernah mendengarnya di suatu tempat, di suatu masa... Ku dengerin, dan kutanggapi dengan lumayan antusias (kukatakan lumayan karena ku ga sepenuhnya ngobrol sama dia, karena ku sedang pengen bergosip dengan temenku. Hehehe...). Tapi si Bapak ini tuh enak banget ngomongnya... Ga ada centil2nya sama sekali, dan ku merasa ga ada pertanyaan personal yang dia lontarkan. Temenku yang disebelahku pun ikut nimbrung dalam obrolan ini. Dari asma, dia cerita tentang terapi tokek yang sedang dijalaninya. Dia bilang dia suka dan cocok makan tokek. Dan aku menimpali, tapi wajahku mengarah ke temenku, “Tokek apa to*et?”. Dan temanku langsung mencubitku. Si Bapak si kayaknya ga denger... (Sumpah ku masih ketawa kalo inget kejadian itu.. Hahaha...)
Dan ketika temanku sudah pulang, aku masih lanjut ngobrol sama bapak itu. Dan akhirnya, pas bapak itu pindah ke depan untuk bertanya ke penari yang asli, cowok di depanku berbalik dan bertanya “Itu bokap lo yah?”. Spontan kujawab “Enggak! Sumpah baru ketemu tadi di sini!”. Cowok itu menyahut, “Ko bisa akrab banget gitu..”. Fufufu...
Begitulah..si Bapak yang mengira aku adalah penari dan masih mahasiswa itu, nada bicaranya tuh renyah dan enak, hingga membawa kita ke keakraban. Tapi aku tidak sempat berkenalan dengannya. Sayang sekali.. Ku cuma tahu rumahnya di Ciputat, dia sakit asma, dan dia suka makan tokek.
Dan minggu kemaren, aku tersentak pas baca berita ini. Oh my... Itu bapak-bapak yang mengira aku penari! Sekarang beliau sedang sakit...
Semoga cepat sembuh, Bapak.. Nanti kita nonton lagi yuks? ^^
Dan pantas saja aku berasa kenal sama suaranya.. Ku pernah nonton monolognya! Dan aku suka! Suka banget! Miss u...