Monday, March 29, 2010

How To Train Your Dragon_From Pest to Pet

Rating:★★★★★
Category:Movies
Genre: Kids & Family


Judul review yang spoiler abis! Hahaha...

Pokoknya aku suka!

Kusuka bahwa ini adalah film yang bisa dinikmati oleh semua umur. Rating nya ga bohong. Dari Jasmine yang berusia 6 tahun hingga ayahnya, bisa menangkap cerita dan kelucuannya sesuai porsi kami masing-masing.

Kusuka dengan taburan kalimat-kalimat kocak pintarnya dari awal hingga akhir. Narasi awalnya mengenai letak Berk sudah membuatku tertawa: sebelah sininya kesengsaraan, sebelah sananya apa. Trus yang narasi epilognya juga kocak: 9 bulan salju, 3 bulan dingin, dan tentu saja tentang 'from pest to pet' nya! Dan sepanjang film banyak lagi kalimat-kalimat kocak nan pintarnya!

Kusuka tentang kebesaran hati menerima keadaan anak, apapun itu. Walaupun Hiccup seperti seorang anak yang ‘salah pesan’, tapi sang ayah tidak memaksakan kehendaknya untuk menjadikan seperti anak kebanyakan. Ayahnya menyalurkan anaknya sesuai keadaannya. Dan ini juga sekaligus tentang kebesaran seorang ayah dalam menuruti keinginan anaknya, walaupun saat itu sang anak sudah berubah keinginan. Dan yang pasti tentang kebesaran hati menerima keadaan diri.


Kusuka dengan kekikukan hubungan bapak-anaknya


Kusuka dengan penggambaran cinta monyetnya


Kusuka warna baju dan badannya Astrid! Kalo kata iklan kopi, "Pas susunya" ^o^

Kusuka semuanya!


Kusuka bahwa film ini tidak hanya menghibur, tapi menohok juga. Bahkan ayahnya jasmine bisa menarik makna dari film ini yang sama sekali tak (akan pernah) terpikirkan olehku. Bahwa ini adalah gambaran akan kesalahpahaman antara yahudi-islam yang berakibat saling perang. Hmm..? Kalau aku si tertohok oleh ini:

Ayah: They killed hundreds of us!
Anak: And we killed thousands of them.
Ketika si ayah marahin anaknya yang malah memelihara naga yang menjadi musuh orang sepulau.

Jadi, siapapun dan berapapun umur kalian, tontonlaaaahhh...! Benar kata Rio, “It’s a family movie”. Aku sudah membuktikannya! Yaaa walaupun ku tidak menontonnya dengan keluargaku, tapi cukup merepresentasikan sebuah keluarga ko.. Minggu, aku menontonnya dengan Jasmine, kakaknya (12), mamanya dan ayahnya. Trus malam berikutnya nonton sama Vian (yang ternyata beda umur ama aku seumuran anak TK), temannya yang kayaknya semumuran ama Vian, dan adeknya yang masih remaja. Kami semua menikmatinyaaaa..

Friday, March 26, 2010

Ke Bandung...Surabaya.. Bolehlah naik dengan percuma...

 

 

Besok mau kencan ama Jasmine! Ke Bandung! Jadinya pengen nyanyi lagu itu mulu... Hihihi..

 

 

Ayahnya ada acara di Bandung besok, “Aku ada ide ...tapi gila nih! Gimana kalau besok ikutan ke Bandung? Ama jasmine.. Sementara aku di event itu, kalian bisa jalan-jalan..”. Begitu kata ayahnya Jasmine tadi. Ku langsung sumringah. Kemanapun, asal ama Jasmine aku mauuuu...

 

 

Tapi ko aku jadi manfaatin kamu gini yah..(buat momong anakku)”, lanjutnya.

 

 

Enggaaaaakkk... Kan aku cinta Jasmine!

 

 

Ke mana ya besok? Tempat mana aja yah yang cocok buat Jasmine?

 

 

Ada rekomendasikah teman-teman? ^^ Yang pasti jangan ke tempat belanja-belanji..aku aja ga bisa belanja..

 

Ouw..ouw..! Tidak sabar menunggu esok hari!

 

 

 

 

Thursday, March 18, 2010

Don’t Look Back (Ne Te Retourne Pas)

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Drama


Ketika kita berada di situasi yang tidak mengenakkan atau menyakitkan, maka kadang otak kita meresponnya dengan membayangkan hal sebaliknya. Simply, untuk membuat kita merasa sedikit lebih nyaman, tidak sebegitu sesak dan sakit. Contoh yang bagus ada di film Precious. Di situ tiap kali si Precious mendapatkan perlakuan sadis atau berada pada titik terendah, maka dia akan membayangkan atau mengkhayalkan bahwa dia adalah seorang superstar dengan blittz kamera bertubi-tubi. Atau ketika dia bercermin, dia melihat pantulannya adalah sosok kebalikannya (kulit hitam vs putih, rambut hitam vs pirang, ukuran badan super vs ideal). Itu adalah suatu bentuk pelarian dari kenyataan yang kita sendiri sulit bahkan tidak mau untuk mengakuinya.


Bagaimana jika hal yang enggan kita akui itu adalah jati diri kita sendiri? Bahwa kita berharap bahwa kita adalah orang lain?


Jeanne (Sophie Marceau) adalah seorang penulis biografi. Hidupnya lengkap dengan adanya suami dan sepasang anaknya. Entah bagaimana tiba-tiba dia memutuskan untuk tidak lagi menulis biografi, melainkan fiksi tentang masa kanak-kanak. Nah, ternyata dia tidak sebagus itu dalam menulisnya. Entah karena memang dia tidak berkemampuan dalam menulis fiksi, entah karena dia tidak memiliki masa kecil yang akurat. Karena dia mengalami kecelakaan di usia 8 tahun yang menyebabkan dia amnesia. Jadi memori masa kanak-kanaknya adalah hasil cerita mamanya. Atas ketidakbagusan itu, maka sang editor menyarankan dia untuk kembali menulis biografi saja.


Atas pukulan ‘lebih baik kembali menulis biografi’, Jeanne menjadi agak limbung. Ibarat tanggul, maka sebelum benar-benar jebol akan didahului dengan retakan-retakan. Dia mulai retak dengan merasa ada anak perempuan kecil yang mengamatinya. Dia menjadi shocked berlebihan ketika ada anak tertabrak mobil. Kemudian dia mulai merasa bahwa sekelilingnya berubah. Dia terganggu oleh letak meja makan yang menurut dia diubah. Dia menjadi senewen dan mudah meledak karena hal itu. Apalagi sang suami menyatakan bahwa tidak ada yang mengubah susunan furniture di rumah. Dia mulai merasa suami dan anak-anaknya berkomunikasi dengan isyarat-isyarat yang hanya dia yang tidak mengerti. Dia mulai curiga dan mudah terkena serangan panik. Dia membongkar foto-foto lama yang menunjukkan desain interior rumahnya, dengan panik. Kemudian dia samakan dengan yang sekarang dan dia menjadi bingung karena ternyata sama.


Perubahan tidak hanya dia rasakan pada lingkungannya. Tapi ketika dia bercermin, dia merasakan wajah dan tubuhnya mulai berubah. Warna rambutnya yang pirang seolah luntur menjadi hitam. Bibirnya yang biasa saja, menjadi tebal sensual. Hingga akhirnya separuh wajahnya benar-benar milik orang lain, yaitu Monica Belucci, yang dia tidak kenali. Dan puncaknya adalah ketika dia bercinta dengan suaminya, tiba-tiba saja suaminya berubah wajah. Dan ketika dia melihat anak-anaknya, mereka juba berubah. Dengan panik dia amati foto-foto yang tertempel di dinding, semua sama dengan yang dia lihat saat itu, tapi berbeda dengan yang dia ingat atau dia kenal selama ini. Dan ketika dia bercermin, dia benar-benar sudah menjadi sosok yang lain.


Dia ke dokter untuk mencari tahu apa yang terjadi pada dirinya dan untuk mendapatkan pengobatan. Tapi tentu saja sekali ke dokter belum bisa menjawab. Selepas periksa pertama dia tidak mau pulang ke rumah yang sudah menjadi asing baginya, termasuk isi rumahnya yaitu suami dan anak-anaknya. Dia memilih ke rumah ibunya. Karena dia berpikir, ibunyalah tempat paling nyaman untuk bernaung dan mungkin dia akan mendapat jawaban akan misteri yang dia alami. Akan tetapi ternyata wajah ibunya pun berubah. Dan dia menemukan satu foto lama terdiri atas wajah ibu yang selama ini dia kenal, wajah ibu yang baru dia lihat, dan wajah dua anak perempuan kecil. Dia merasa yakin bahwa ada masa lalu dia yang disembunyikan oleh ibunya. Maka dia memutuskan untuk melakukan perjalanan ke tempat foto itu diambil untuk merunut kembali masa lalunya.


Atas seijin suami, dengan janji dia akan menjadi baik ketika pulang nanti, Jeanne dalam wujud Monica Belucci naik kereta dari Perancis menuju Italia. Dan di sana dia bertemu dengan wajah-wajah yang selama ini dia kenal sebagai wajah suaminya, mamanya, dan anak-anaknya.


Menariknya film ini, kita benar-benar diajak merasakan kepanikan dan kebingungan si Jeanne ketika mendapati semuanya berubah, termasuk dirinya. Kemudian ketika misteri dibuka, itu dilakukan secara perlahan-lahan, hingga kita bener-bener mengerti. Dan ketika akhirnya Jeanne mengetahui mengapa selama ini dia melihat apa yang dia ingin lihat, kita pun ikut mengerti. Bagaimana akhirnya Jeanne dapat melihat apa yang sebenarnya, melihat yang seharusnya dia lihat ketika dia kembali ke Perancis, kita mengerti. Kita juga jadi maklum kenapa sepanjang film ini baik Sophie Marceau ataupun Monica Belucci selalu berpakaian lengan panjang dan celana panjang. Dan yang utama, ketika akhirnya dia mampu berdamai dengan sosok yang selama ini dia lihat atau dia anggap sebagai dirinya, kita ikut lega. Bahkan ketika Monica Belucci menolak Sophie Marceau untuk masuk rumahnya, kita ikut bersyukur.


Hal yang agak membingungkan di film ini adalah kurang ektremnya perbedaan tampang suami Jeanne yang fiksi dan yang asli. Berbeda dengan Sophie Marceau dan Monica Belucci yang bener-bener beda. Nah, tampang suami ini, dua-duanya ganteng. Jadi agak keteteran pas keduanya dimunculkan sebagai nyata dan bayangan Jeanne. Tapi itu lebih karena keduanya tidak kukenal. Kayak misalnya melihat Indra L Bruggman dan Bertrand Antolin. Karena aku kenal mereka, maka ku paham. Tapi misalkan keduanya main di satu film, trus ditonton di korea atau irlandia, mungkin orang bakal bingung juga kan? ^o^


Intinya ini adalah sebuah film tentang penyangkalan akan luka masa lalu dan pelarian diri ke dalam mimpi (kalimat ini mencoba memaksakan hubungan trauma-wound-traum, oleh-oleh dari Shutter Island waktu itu.. hehehe...)


Selamat menonton...


Friday, March 12, 2010

Affair_Percobaan Non-generik yang 'Unik'

Rating:★★
Category:Movies
Genre: Mystery & Suspense


Agak meleset dari ekspektasiku.


Aku bertekad nonton ini sejak liat trailernya bulan Januari lalu. Aku tertarik dengan judulnya dan ‘sigi’nya. Judulnya, ‘affair’, menarik perhatianku seperti halnya film-film lain dengan judul serupa (Unfaithful, The End of Affair). Trus kalau Sigi, jelaslah ya ku tertarik karena dia cantik!


Nah, untuk sisi Sigi, tercapai. Di sini dia cantik! Nah, tentang ‘affair’-nya yang meleset. Ternyata aku dan Nayato memiliki definisi yang berbeda tentang ‘affair’. Menurutku yang namanya ‘affair’ adalah ketika kamu punya pasangan trus kamu lirik-lirikan, gebet-gebetan trus cinta sama orang lain dan menjalin hubungan dengan orang lain itu. Itu adalah affair. Jadi ketika kamu punya sahabat yang sedang sekarat, trus kamu menyuruh pacar kamu untuk macarin sahabat kamu itu sembari menunggu ajal, itu bukan affair. Tapi ternyata bagi Nayato, itulah affair.


Di luar judul yang tidak sesuai dengan pemahamanku, crita yang disajikan adalah standard. Ada Santi, Reta dan Daniel. Santi dan Reta adalah teman sejak kecil, dan ketemu lagi pas kuliah. Saat itu Santi tengah berpacaran dengan Daniel, tapi Reta tidak mengetahuinya. Oleh sebab itu, dia yang jatuh hati sama Daniel, tetap jatuh aja. Santi yang tau bahwa sahabatnya naksir pacarnya juga jadi ga tega untuk ngasi tau bahwa Daniel adalah pacarnya, karena ga enak. Jadi, Daniel dan Santi ber-backstreet ria dalam berpacaran. Tapi suatu ketika, si Reta melihat Santi-Daniel bermesraan. Atas hal itu, bukan dia jadi bangun dari jatuh cintanya, tapi tetap lanjut. Mendadak dia sakit kanker otak dan umurnya tinggal 3 bulan lagi. Santi berpikir untuk membahagiakan sahabatnya dengan meminta Daniel berpacaran dengan Reta. Awalnya Daniel tidak bersedia, tapi atas jaminan “Buat tiga bulan doank”, akhirnya dia menyanggupi berpacaran dengan Reta. Tapi ternyata setelah 3 bulan, Reta masih saja hidup. Bahkan sampai ada anniversary 1 tahun pacaran Reta-Daniel. Santi merasa cemburu dan mungkin menyesal sudah meminjamkan pacarnya. Dan kadang Reta melakukan hal-hal yang menyakitkannya, misalnya dengan bilang “Tar kalo lo nyari pacar yang kayak Daniel. Ciumannya enak!”. Hingga akhirnya Santi memutuskan untuk mengatakan kepada Reta yang sebenarnya, bahwa dia dan Daniel pacaran. Ternyata Reta sudah mengetauinya, mereka beradu mulut, ada rahasia terkuak, dan akhirnya Reta terbunuh. Mayatnya dipotong-potong, dimasukkan ke dalam koper, disimpan di gudang.


Tapi walaupun standard critanya, tapi cara penyajiannya cukup memikatku. Jadi, alurnya adalah bolak-balik dan lumayan menarik walau generik (rimanya bagus yah? Hohoho..).


Yang membuat aku suka adalah penyajiannya kayak nonton video klip, bukan film. Ada yang ingat lagu Secret Garden nya Bruce Springsteen? Lagu, nyanyi-nyanyi, trus pas jeda ada adegan film berkata-kata. Nah, film ini juga gitu. Awalnya adalah teror-teror bayangan berkelebat. Setelah itu video klip itu. Pake lagunya Lyla, Bernafas Tanpamu kayanya judulnya. Dan dengan durasi satu lagu itu, seluruh cerita terakomodasi dengan indah.
Yang paling kusuka banget (spoiler, spoiler deh..) adalah bagaimana Sigi tidak menyadari bahwa dia sudah mati dibunuh. Dia nyadar ketika dia mendengar pembunuhnya berkata dengan histeris “Ga mungkin dia di sini. Gua udah bunuh dia. Dia udah mati”. Dan Sigi menangis tidak percaya, trus dia teringat keanehan-keanehan yang dia alami sejak bangun tidur. Ya..ya..ya..nyontek-nyontek The Others konsepnya.. Tapi cantik deh..


Nah, kenapa ku bilang harusnya jadi film pendek? Karena menurutku akan indah jika film diakhiri ketika Sigi sadar dia mati dan pembunuhnya kecelakaan ketika hendak membuang mayat Sigi yang telah dipotong-potong dan dimasukkan ke koper. Adegannya adalah pembunuh membawa koper ke mobil untuk dibuang entah dimana. Setelah itu mereka kaget, nabrak tiang, kecelakaan parah. Hantu Sigi datang, mengambil koper, membukanya, melihat kepalanya, menangis sedih, kemudian membawa kopernya pergi dengan anggun seperti mbak-mbak pramugrari di bandara menyeret koper. Itu ending yang indah! Udah cukup sampai situ saja.


Tapi sepertinya pas liat durasinya, Nayato berpikir “yah..ko baru segini menit? Kasian orang dah bayar 15 ribu cuma bentar nontonnya”. Maka, kisah dilanjutkan dengan munculnya seorang sepupu yang menunggui pembunuh yang terluka parah. Dan di sinilah kakacauan bermula. Puncak kekacauan adalah ketika pertarungan terakhir. Nayato tidak ingin nampak generik dengan menampilkan adegan bunuh-bunuhan menggunakan pisau, gergaji mesin apalagi pemukul baseball. Jadi dia munculkan tabung pemadam kebakaran. Oke..itu masuk akal. Kan critanya si pemilik rumah sadar bencana, jadi menyediakan benda itu. Dan kedua orang yang mau bunuh-bunuhan itu kan critanya asal maen serobot alat. Apa aja yang di deketnya, diambil, pukulin. Namanya juga kepepet kan?


Trus mereka kan kejar-kejaran tuh. Hingga sampailah di kamar mandi. Ketika yang satu jatoh, yang berdiri mau menyerang dengan ganasnya dunk.. Trus yang di posisi terjepit asal raih barang untuk dihantamkan ke kepala penyerangnya. Dan tiba-tiba munculah barang itu. Barang yang ampuh untuk menghuyungkan si penyerang dan akhirnya mematikan si penyerang. Ada yang punya ide benda apakah itu? Tersedia di kamar mandi, bulat seukuran bola sepak, dan tentu saja berat. Kuyakin tak ada yang bisa menebaknya, di luar imajinasi kita deh. Seliar-liarnya imajinasiku, tak akan pernah aku membayangkan ada TABUNG GAS ELPIJI 3 KILO YANG WARNA IJO di kamar mandi. Oh my god,.. Apa yang dipikirkan Nayato ketika memunculkan benda ituuuu..? Sungguh-sungguh beyond imagination!


Jadi, yang tadinya ku mau ngasi 3 bintang, kujadikan 2 sahaja.. ^o^.

Trus gambar-gambarnya cantik dan indah.. Warna-warnanya cerah.. Trus, cara Nayato mengumbar keindahan badannya Santi, manis banget.. Ga seronok, ga vulgar.. Tapi aku tau dia mau pamer badan.. Dan kusuka! Nah, itu bernilai setengah bintang.. Totalnya 2,5 deh...


Don't Put Off 'till Tomorrow What You can Do Today?

 

Ku baca kalimat itu di agendaku jaman kuliah dulu. Tapi walau ku hafal kata-kata itu, tetap saja tidak membuatku menjadi bersemangat. Di antara anak-anak seangkatan, akulah yang paling terakhir skripsinya, walaupun penelitiannya udah selesai kapan tau. Karena skripsi paling terakhir, maka sidang pun terakhir. Bukan karena keadaan membuat begitu, tapi karena aku males ngerjainnya, karena aku merasa masih banyak waktu, deadline masih panjang. Jadi, aku adalah orang yang bisa dikatakan baru bisa bekerja ketika ada tekanan ^o^

 

Maka, kalimat 'don't put off till tomorrow what you can do today', di aku menjadi sebaliknya "kalau bisa dikerjain besok, kenapa musti hari ini". Hehehe...

 

Nah, sekitar sebulanan ini ku punya idola baru. Hohoho.. Ga dink.. Seorang teman yang sangat mengasyikkan. Dari pertama kenalan ku udah langsung klik (dia ngerti dan bisa diajak flip flop!), dah langsung bisa ngeraba orangnya gimana, dan bisa langsung tau bahwa dia asik. Dan ternyata benar! Ku 'jatuh cinta' padanya! Hohoho..

 

Tiap dia lewat ku bilang, "Budi, I love you.." (tentu saja nama aslinya bukan Budi). Dan dia akan berkata, "I love you too..".

 

Dia tuh selalu bersemangat dan sumringah, dan aku selalu ketularan semangatnya itu. Dan aku bilang ke dia "I want u to know how thankful I am that I met u". Dan dia membalasnya dengan senyum sumringah, sedang teman-teman yang mendengar mengernyit "Kebanyakan nonton film tu anak.."

 

Hari ini dia mengeluarkan kata-kata yang sepertinya akan menjadi mantra bagiku.

Dia sedang menghancurkan kertas-kertas. Trus kutanya apakah itu. Dan dia bilang lembar SPT yang salah.

Tata: Ya ampun... ini tanggal berapa? (seolah yang dia lakukan adalah kriminal)

Dia: Tanggal 12..

Tata: Batas SPT kan tanggal 31! Ngapain sekarang lapornya?!

Dia: If 're early, u're on time. If u're on time, u're late. If u're late, u're left behind. (sambil tersenyum)

Tata: Hwuaaaa... Kerreeeennn...

 

Ya kan? Keren kan? Walaupun ku yakin itu bukan asli dari dia, entah dia contek dari mana, karena terlalu keren untuk keluar dari otaknya, ku tetep terkagum-kagum. Dan semoga itu bisa jadi mantra baruku, dalam segala hal. Minimal kalo mau nonton lah ya.. :)) Jadi paradigmanya bukan 'jangan menunda-nunda kerjaan', tapi 'be on time!', yang artinya I have to be early. Spirit itu harus ada! 

Semangat!

 

Tuesday, March 9, 2010

Beneran Pake Sidang Tauuu...

 

 

Tentang pembuatan akte kelahiranku

 

 

Menyambung postingannya Setepanus tentang kesalahan namanya akibat oknum kelurahan. Kemudian disusul komentar-komentar dari beberapa orang yang mengalami hal yang sama. Dan kesamaan itu adalah: kelurahan. Aku bingung, kok bikin akte di kelurahan? Karena seingat aku, pas di suatu kumpul keluarga, pernah membahas sidang pembuatan akta kelahiranku yang agak lucu. Dan itu artinya: akte kelahiranku tidak dibuat di kelurahan. Dan karena pake sidang, ada panitera, maka namaku tidak salah ketik. Alhamdulillah..

 

 

Maka, bertanyalah aku kepada Mak ku sebagai saksi hidup peristiwa pembuatan akte kelahiranku.

 

 

Jadi, menurut mak ku, di jaman itu pembuatan akte kelahiran masih di kota kabupaten atau kotamadia. Dan itu melewati proses sidang. Tujuan sidangnya adalah untuk memverifikasi data-data, apakah sah dan mendukung sebagai dasar bagi pembuatan akta bagi si bayi. Pertanyaan yang diajukan di antaranya apakah benar si Bapak dan si Ibu telah menikah, apakah benar si Bayi dilahirkan oleh si Ibu, kapankah kelahirannya, di mana, tanggal berapa, dsb. Untuk keperluan itu, maka harus ada dua orang saksi.

 

 

Peristiwa lucunya sidang akta kelahiranku adalah di bagian saksi ini. Karena rumahku di pucuk gunung, maka repot kalau musti bawa saksi dari rumah. Jadi, diajaklah Oomku yang tinggal di kota sebagai saksi. Nah, pas Oomku ini duduk sebagai saksi, Oomku kaget, hakimnya pun kaget. Ternyata mereka tetanggaan! Dan jadi ketauan deh kalo Oomku adalah saksi palsu, karena dia tidak menyaksikan kelahiranku. Tapi mereka berdua (hakim dan Oomku) pandai berakting. Jadi, sok ga kenal gitu. Trus kesaksian Oomku diterima. Hehehe...

 

 

Selain peristiwa lucu di atas, ada yang kocak lagi di sidangku, dan itu menjawab pertanyaanku “Kenapa musti pake sidang si? Emang ada gitu yang ditolak pengajuan aktenya?”. Dan mak ku berkata, “Lha? Pas sidangnya Tata kan yang pertama ditolak..”. Hwuaaa..aku hampir tidak diakui negara!

 

 

Jadi, tahap verifikasi lahirku kan lolos. Ketika masuk tahap verifikasi pernikahan bapak-mak ku, hakim tidak meloloskan pengajuan akta kelahiranku. Alasannya adalah “Usia pernikahan belum sampai 9 bulan, tapi bayi sudah terlahirkan”. Atas dasar itu, maka nama bapakku tidak dapat dicantumkan di akta kelahiranku, jadi aku hanya akan ditulis sebagai anak dari Mak ku. Jadi, mak ku single parent gitu...

 

 

Aku lahir tanggal 15 November, tanggal pernikahan bapak-mak ku di surat nikah adalah 25 Maret. Ya emang belum 9 bulan, tapi kan udah 8 bulan to? Harusnya bapak-mak ku bisa appeal bahwa aku lahir prematur, bahwa aku memang diprediksikan lahir di bulan Desember, bahkan tadinya aku mau dinamai Natalia untuk itu. Dan kalau aku jadi ortuku, maka ku akan mendatangkan saksi ahli untuk mendukung pernyataan bahwa tidak selamanya hamil itu musti 9 bulan 10 hari!

 

 

Tapi mungkin di masa itu belum jamannya sidang pake saksi ahli dan ortuku juga ga ada pengalaman untuk sidang begituan. Akhirnya bapakku minta sidang ditunda untuk mengambil bukti nikah yang lain. Dan setelah bukti itu diajukan keesokan harinya, barulah diterima pengajuan akta lahirku dengan nama bapak-mak ku di sana sebagai orang tuaku. Fufufu...

 

 

Bukti nikah lainnya itu adalah Akta Nikah bapak-mak ku yang dikeluarkan oleh Kantor Catatan Sipil, tertanggal 15 Desember 1982. Jadi, bapak-mak ku kan dulu NBA. Jadi pertamanya nikah di catatan sipil, disahkan oleh negara dan pendeta. Trus beberapa bulan kemudian nikah di KUA, disahkan oleh negara dan penghulu. Lengkap deh pokoknya.. ^o^

 

 

Nah, mulai kapan sidang akta kelahiran dihilangkan dan dipindah ke kelurahan, mak ku ga tau pasti. Tapi yang jelas, waktu itu awareness orang-orang untuk buat akta nikah itu belum begitu ada (ku inget ada sebuah film di jaman aku kecil, ada mbak-mbak hamil ditinggal pacarnya, trus pas lahir, dia jalan di pinggir jalan trus liat billboard guedhe tentang pentingnya akte kelahiran). Jadi, biasanya orang buat akta lahir itu pas anaknya mau masuk sekolah atau ketika ada pemutihan. Nah, pas pemutihan itu tak ada sidang-sidang..cukup isi formulir di kelurahan. Dan disitulah kemungkinan terjadinya kesalahan. Baik kesalahan penulisan nama ataupun tanggal lahir. Tapi di situ jugalah terdapat kesempatan untuk bertanggal lahir cantik. Karena apa yang kita tulis di kolom tanggal lahir, itulah yang diketik di akta kelahiran ^o^

 

 

Jadi, Setepanus... Kamu pasti ikut pemutihan! Hehehe...

 

 

Owya, berkat ini ku jadi tau kenapa di akta kelahiranku tertulis bahwa aku adalah 'warga negara indonesia nasrani', ternyata karena dokumen pendukungnya itu.. Dari dulu ku ga berani nanya ke Mak ku, takut ini adalah hal sensitif.. jadi ku cuma berpikir bahwa pas ortuku nikah ada kesepakatan "kalo anak cewek, ikut aku..kalo cowok ikut kamu yah..". Oh my...aku telah berprasangka semenjak aku bisa berprasangka! Untung Setepanus 'menggelitik ' dengan postingannya.. Makasi yah! ^^

 

 

Monday, March 8, 2010

Aku Tidak Latah!

 

 

 

Aku orangnya gampang kaget. Dan ketika kaget, maka aku akan terkaget-kaget. Yaeyalahya.. Hahaha.. Maksudku, ketika aku kaget maka aku akan bereaksi tak disangka-sangka. (Duh, mau bilang aku gampang teriak susah banget yah? Hehehe...)

 

 

Jaman dulu aku gampang banget teriak, melengking. Trus aku berusaha untuk mengendalikan diri. Jadinya: ketika aku kaget maka apa yang sedang kupikirkan atau kuomongkan akan menjadi bervolume tinggi. Dan itu kadang berbahaya, kalau yang kuomongin rahasia trus didengar banyak orang gimana? Aku berusaha lebih keras lagi. Hingga akhirnya kalau kaget aku akan kayak terengah-engah gitu. Itu dah prestasi banget tuh..

 

 

Nah, tapi kadang refleks yang meneriakkan kata-kata masih suka keluar. Dan kata-kata itu adalah “mati kamu! Jatoh!”. Karena kebanyakan yang ngagetin itu adalah sesuatu atau seseorang yang jatoh. Ya kan? Dan teriakan itu bener2 di luar kontrolku.

 

 

Pagi ini, seperti senin-senin yang lain, aku musti berada di suatu ruang dan mendengarkan bapak/ibu guru menjelaskan sesuatu. Dan tentu saja kita harus diam. Suasana hening gitu. Trus satu ruangan hari ini hanya diisi 13 orang. Trus ruangannya itu yang bangunan kuno gitu, jadi tinggiiiii-tinggiiii dindingnya!

 

 

Nah, ketika si ibu guru sedang menerangkan dan para murid mengantuk, tiba-tiba temen di belakangku menjatuhkan botol minumnya. Dan refleks dunk aku teriak “Mati kamu! Jatoh!”. Menurutku si ga kenceng-kenceng amat. Tapi kata anak-anak si kenceng abis, apalagi ditambah gema karena ruangannya. Pokoknya kegiatan di kelas sempat paused sejenak, trus pada ketawa gitu.

 

 

Soal diketawain karena ku teriak, itu dah kuanggap biasa. Tapi, si ibu guru berkata “Saya heran ada yang latah. Biasanya kan orang terpelajar itu ga akan latah. Yang latah itu kan mbok-mbok pasar..”. Makin semaraklah teman-temanku tertawa.. Dan aku sedih karena aku dianggap tidak terpelajar... Padahal aku kan bukan lataaaahhh...aku cuma kagetan!

 

 

Pengen balas dendam ke ibu itu! Pengen sesumbar "Liat aja tar pas ujian! Kubuktikan aku terpelajar!". Tapi..tapi... Tuhan kan ga suka ama orang yang jumawa dan suka sesumbar.. ^o^

 

Sunday, March 7, 2010

A Very Beautiful Surprise!

I love you, J...

 

Pagi ini, pas ku menuju mejaku, ku lihat ada sesuatu di layar komputerku. Notes kuning yang kupastikan adalah kerjaan tambahan. Dan aku langsung menghela nafas, "Senin pagi kok begini..".

Tapiiii...pas ku dah deket, ku baca, ku langsung pyas..pyass..dan meleleh.. Karena bacaannya adalah iniiii...

Ouw..ouw.. Love her so!

Biasanya kalo ku telfon dia, selalu aku yang bilang 'i love you' duluan. Trus tar dia jawab, "I love you too, Tata..". Tapi sekarang dia yang menyatakannya duluaaaaannn... Cinta deh ma dia!  

 

I love you, J..




My Jasmine..

Friday, March 5, 2010

Temans, aku ga sanggup buat review..

Bahwa Cinta itu Ada bener-bener membuat otakku mampet!

 

 

Ku masih merinding dan emosi jiwa tiap nginget film itu. Ku udah 3 jam lebih mencoba membuat reviewnya. Tiap mulai ngetik, tengah jalan buka file baru, ngetik lagi. Gitu terus deh.. Kayak orang lagi nulis surat resign yang bentar-bentar diremes, dilempar. Nulis lagi, remes lagi, lempar lagi. Pengen nampak sopan padahal udah muak semuak-muaknya.

 

 

Film itu bener2 menyesakkan jiwa.

 

 

Akhirnya ku googling buat nyari siapakah orangnya yang udah buat review film ini. Dan kutemukan ini. Dan aku langsung ngakak! Kayaknya ni orang merasakan yang kurasakan. Kalimat favoritku di review dia: Masuk ke cerita nih, sorry to say but its a crap, total disaster. Hahaha... See? Suster Keramas aja punya cerita!

 

 

Trus kesimpulan si orang ini dunk.. Overall, film ini busuk.

 

 

Oooppss... Aku ga pake kata itu lhoh.. Kupake kata 'astaghfirullah'...

Hahaha...

 

 

Kucoba untuk finalize draft reviewku deh.. Dimana ku berusaha untuk tidak mengumpat dan tidak menjelek2kan, dan itu adalah sangat sangat sangat sulit. Berusaha untuk tidak panjang, tapi gimana dunk cara ngasi liat bahwa ni film kacau sejak mulai mengenalkan pemain hingga credit title?

 

 

Dan ini aku serius: BAGI YANG BERMINAT UNTUK MENONTON FILM INI, KUBAYARIN. TERSEDIA UNTUK 2 ORANG, biar kalian tidak tersiksa sendirian di dalam bioskop. Dan biar bukan hanya aku yang merasakan siksaan itu. Tapi jangan minta aku yang nemenin! Naujubilahimindalik amit-amit jabang bayi...

 

Dapet Tanda Tangan Penulis Idola!

Semalem, setelah aku disiksa sama Sudjiwo Tedjo, aku pulang dalam keadaan lemes. Ada amplop di kamarku pun aku ga sanggup buka. Pokoknya pulang, ganti baju, langsung tidur. Harusnya aku mandi dulu untuk menghilangkan bekas siksaan, tapi aku ga sanggup lagi.

Nah, pas tadi kubuka amplopnya, ternyata isinya adalah BUKU. Dan buku itu adalah Gelak Sedih dari Eka Kurniawanku.. Fufufu... Tapi ada yang aneh: tidak berplastik lagi! Dalam hati berpikir, "Ya ampun..buku bekas.. Kirain baru..". Tapi ternyata pas kubuka, ada iniiiii...

Kalau ga kebaca, itu tulisannya adalah:

Tata Surya,

Met baca..

Eka Kurniawan 2010

 

Hwuaaaa... Ku berasa kayak ABG yang dapet tanda tangan idolanya gitu.. Hahaha... Mau kufotokopi trus ditempelin ke buku-buku dia lainnya aaahhh... Hohoho...

 

 

 

 

Photo Album 2010-03-05




Wednesday, March 3, 2010

Kayaknya Emang Musti Pake Fatwa

 

 

Tentang antri

 

 

Tiap kali ada pelanggaran antrian, ku selalu inget tulisan ini.

 

 

 

Setiap hari aku antri minimal dua kali: pagi dan sore untuk beli tiket kereta, selebihnya antrian di bank.  Aku selalu sampai di stasiun beberapa menit sebelum kereta datang dan antrian pasti puanjang. Tapi itu tidak masalah, karena line antrian sudah dibagi-bagi. Loket A untuk kereta A, loket B untuk kereta B, dan begitu juga untuk yang C. Jadi, ga perlu pake adegan ”Mbak, saya mau beli tiket kereta yang ke Tanah Abang satu”. Dan petugasnya pun ga pake basa-basi, "Saya terima uangnya. Ini tiketnya, ini kembaliannya, terimakasih". Semua serba efisien. Tiap orang cukup menyodorkan uang ke loket, dalam dua detik petugas akan memberikan tiket dan uang kembalian. Semua tanpa kata-kata. Baik pengantri ataupun petugas udah kayak robot gitu. Jadi, datang di waktu mepet ga terlalu masalah.

 

 

Yang aku suka dari antrian efisien semacam ini, hampir tidak ada pelanggaran, tidak ada yang ucluk-ucluk ke loket. Tokh, sepanjang apapun antriannya ga bakalan luama untuk bisa sampai di depan dan dilayani. Paling ada satu-dua orang yang tiba-tiba nyelip di tikungan. Tapi, kontrol sosial tentang antrian sudah lebih baik, jadi kalau ada yang nyelip pasti ada yang negur, ”Dari belakang, Pak”. Dan si penyelip, biasanya lebih karena ga aware bahwa antriannya memanjang trus berbelok karena mentok ama toko, dia langsung ke barisan belakang. Aku suka!

 

 

Tapi ternyata ada modus pelanggaran antrian baru! Jadi si Orang yang Baru Datang nitip beli sama yang udah antri duluan. Ketika dia tiba di stasiun, lihat antriannya panjang, maka dia akan melongok-longok para pengantri. Kalau ada wajah yang dikenalinya, maka dia akan nitip beli. Walau bukan pelanggaran berat, bagiku itu tetap tidak etis. Apalagi kadang yang kayak gini malah suka jadi penghambat, karena mereka menginterupsi kerja petugas dan pengantri lainnya yang udah kayak robot. Mereka kan berkomunikasi gitu. Trus pake basa-basi yang nitip mau ngasih duitnya, yang dititipin, "Pake duit gue dulu ajah". Trus kadang pake drama rebutan bayarin. Haiyahh..

 

 

Dan tak kusangka dan tak kuduga, bagi ini aku dibegitukan! Aku dipaksa melakukan pelanggaran itu. Aku udah hampir sampai di loket. Trus ada ibu-ibu nyolek aku, trus ngasih uang sepuluhribuan, ”Nitip..”. Aku kaget. Lha?? Kok bisa-bisanya dia nitip sama orang tak dikenal?! Dan aku cuma bisa pasrah, tapi aku bermuka masam! Pas dia ngambil tiketnya, ku masih saja bermuka masam. Dia bilang makasi kudiemin ajah. Dalam hati, ”Makasihnya sama pengantri yang udah kayak uler itu!”. Aku kesel. Bukannya ga mau bantuin, tapi dia usaha ngantri aja enggak to?

 

 

Nah, habis itu aku diajak melakukan pelanggaran antrian lagi. Kali ini sama supir taksi. Kan kalau kita mau putar balik, kita mepet ke jalur kanan, antri. Nah, tadinya si supir taksi ini udah mepet kanan, trus antri. Eh tau-tau dia ke kiri, menyalip antrian di depan.

 

Tata: Pak, kita putar balik di sini lhoh..

Dia: Iya..

Tata: Kita diomelin orang Pak kalau nyalip gini..

Dia: Panjang banget, Mbak..

Tata: Ya tapi mereka semua ngantri, Pak! (nadaku udah kesel banget)

 

 

Trus si Bapak masuk lagi ke antrian. Di mana itu tidak menurunkan kadar kekesalanku karena kita udah nyalip antrian. Dan untung si Bapak nurut, soalnya pas di putaran ada mobil polisi diparkir (untuk memastikan mobil2 tertib), trus polisinya berdiri di tengah jalan. Kalau ada oknum-oknum pelanggar antrian, disuruh lurus, muter di putaran berikutnya. Tapi, ku tetep aja kesel. Concernku bukan bahwa kalau nyalip antrian kita musti muter lebih jauh, tapi karena itu pelanggaran.

 

 

Sepertinya emang budaya antri musti masuk ke pelajaran agama, jika perlu segera keluarkan fatwanya..

 

 

Tuesday, March 2, 2010

Cinta Bertepuk Sebelah Tangan itu 'Biasa' dan Terprediksi, Tapi….

 

 

Kalau pertemanan, ternyata lebih sulit diprediksi…

Dan ketika kita mendapati fakta bahwa kita bertepuk sebelah tangan..

Ouwww.. Sesaknya luar biasa..!

 

 

Nafas...

nafas..

nafas..