Warning: critanya panjaaaaanggg.. ^o^
Seperti yang kuberitakan kemaren, bahwa aku kemasukan hewan. Entah gimana cara dia masuk, tau-tau udah ada di dalam kupingku. Pas lagi tiduran sambil telfonan, tiba-tiba ku merasa ada yang bergerak di bantal. Ku angkat kepala, ku cek ga ada apa-apa. Trus tiduran lagi, ada gerakan itu lagi. Trus ku pikir ada sesuatu di kepalaku. Kukibas-kibaskan rambutku, ga ada apa-apa. Lanjut ngobrol, ada gerakan itu lagi! Pas aku berdiri gerakan dan suara itu makin menjadi. Maka, yakinlah aku ada sesuatu di telingaku. Kubilang ke rekan telfonku, “Besok ku musti ke THT nih.. Ada hewan di telinga”. Dan rekanku itu menimpali, “Yak..trus bentar lagi lu akan mendengar suara-suara ‘bunuh dia…bunuh dia..’”. Jiaaaaa…Dia ga percaya dan menganggapku skizofren ^^
Setelah selesai ngobrol, aku mencoba untuk belajar. Tapi tiap ku gerak, hewan dalam kupingku gerak juga. Ya aku ngerti si.. Pasti kan dia tadi tuh lagi jalan-jalan, trus berasa masuk gua, makin masuk makin gelap, eh tiba-tiba gempa. Paniklah dia. Trus gempanya makin dahsyat, karena aku memiringkan kepalaku, kupukul-pukul, dengan harapan tuh hewan jatuh. Ternyata dia pintar! Dia lawan gravitasi..yang artinya dia berlari makin ke dalam. Kepanikan dia adalah bencana buatku. Gerakan dia tuh kayak cakaran-cakaran tak beraturan dan membabi buta. Dan entah gimana ku terbayang hal yang serem-serem. Kalo dia nyadar berada di dalam kuping, trus dia tau gendang telinga itu adalah alat vital, trus dia sengaja cakar-cakar tuh gendang gimana? Dan makin lama kepanikan dia makin menggila. Dan aku bener2 frustrasi. Sakit si enggak, tapi stress buanget.
Dan aku punya pemikiran untuk membunuh dia. Kurencanakan penenggelaman dia. Dalam bayanganku, kalau kumasukin air ke dalam kuping, maka dia akan klelep trus mati. Nah, kalo habis renang dan kuping kemasukan air itu kan tar airnya akan keluar dengan sendirinya to? Naaahh…saat itulah mayat hewan itu akan keluar. Rencana yang sempurna. Hohoho...
Sebelum eksekusi, aku konsultasi dulu dengan temanku yang seorang dokter. Dan dia berkata “Jangan! Ga boleh dimasukin apa-apa. Itu harus dikeluarkan dengan alat khusus. Lo ga tau kekuatan gendang telinga lo semana kan? Ke UGD ajah, tapi UGD RS yang besar jadi menyediakan alat itu”. Dan aku agak-agak shocked dan agak-agak histeris. Itu tengah malem dan aku harus ke RS untuk mengenyahkan hewan itu?! Yang bener ajah! Akhirnya kuputuskan esok hari saja, tokh aku juga akan ke RS. Aku mau tidur ajah.
Ternyata jam biologisku dan si hewan tidak sama. Pas aku mau tidur, dia masih saja sangat gesit dan aktif bergerak-gerak di telingaku. Entah apa yang dia lakukan. Kalau misalkan dia mencari jalan keluar, ya tinggal balik kanan saja bukan? Jalan menuju terang. Tapi ini enggak. Dia berputar-putar saja di dalam kupingku. Aku gerak dikit, dia gerak banyak.
Karena aku tidak tahan lagi, maka kususun rencana pembantaian jilid II. Ku mau gencet dia biar mati. Maka kuambillah cotton bud, kumasukkan ke dalam telinga, kutekan-tekan ke dindingnya. Kubayangin tuh hewan serasa ketiban palu raksasa, keulek-ulek dan mati. Tapi ternyata enggak, dia berhasil melarikan diri, semakin ke dalam kupingku, tak terjangkau lagi.
Aku benar-benar stress dan frustasi. Aku tiduran, aku berusaha tenang, tidak banyak bergerak. Bahkan aku tidak bersuara. Tadinya kan aku merayu-rayu tuh hewan untuk diem biar aku bisa tidur. Tapi ternyata itu suatu kesalahan. Bukankah ketika aku bersuara maka akan ada getaran di dalam telinga? Akhirnya aku diem. Karena kantuk tak tertahan, maka aku tertidur. Nah, ketika tidur, kita kan suka ganti posisi tuh. Ganti posisi kepala = gempa buat si hewan = kepanikan dia= mimpi buruk didatangi Kraken buatku. Aaaarrgghh… Begitulah tidurku kemaren malam..
Pagi harinya, aku masih merasakan dia bergerak-gerak. Okay…mungkin dia berolahraga. Ku ke kantor dengan sangat sayu. Trus ku ke RSCM. Dan karena kasusku gini ‘doank’, maka aku tidak bisa dilayani di UGD. Artinya aku harus ke poli THT. Tapi, karena aku ada ujian jam 9, maka kupikir ke THT nya nanti saja. Menujulah aku ke ruang ujian yang ternyata delay 1 jam. Selama ujian, aku masih merasakan pergerakan tu hewan. Tapi sudah melemah, tanda-tanda kehidupan mulai berkurang. Aku tidak lagi mendadak histeris dan menahan sakit. Paling sedikit tersentak.
Selesai ujian, sudah jam 12. Dan itu pendaftaran poli THT sudah ditutup. Temanku menyarankan ke Klinik THT di jalan Proklamasi. Tapi kupikir nanti sajalah sepulang kantor ku ke RS langganan sajah. Tokh tu hewan dah banyak diemnya. Mungkin dia mati lemas atau pingsan atau capek gerak terus.
Teman: Lo yakin itu hewan?
Tata: Yakiiiinnn… Dia gerak-gerak gituuuu…
Teman: Lo liat wujudnya?
Tata: Ya enggaklah!
Teman: Brarti belum tentu dia hewan dunk..
Tata: Tapi sumpah! Dia gerak-gerak, cakar-cakar, dan kadang sayapnya bergetar. Drrrrttt gitu..
Teman: Lo yakin dia masuk kuping lo?
Tata: Yakin!
Teman: Soalnya ya Ta ada tuh ya penyakit kejiwaan yang dia merasa sangat yakin ada hewan di dalam kepala dia
Tata: Oh my… Kamu pikir aku mengada-ada?! Kamu pikir ini hanya halusinasiku aja?! Ini beneran ada! Ada hewan di kupingkuuuu!
Teman: Nah, pasien-pasien penyakit itu juga gitu Ta.. “Ada binatang di kepala saya! Ada binatang di kepala saya!”. Mereka juga sangat yakin, Ta..
Tata: Tau ah terserah..
Teman: Dan mereka juga jadi defensive ketika dibilangin itu ga mungkin.. Lo yakin ada hewan di kuping lo? Bukan karna lo stress ujian? Buktinya selesai ujian, tuh hewan lo bilang diem…
Damn..
Sepulang kantor aku menuju RS, daftar ke poli THT.
Begitu masuk, ketemu dengan dokter perempuan yang sangat keibuan. Dia nanyain aku pake nada tanya ke anak TK. Maka aku pun keluar manjanya, “Semalem ada hewan masuk kuping”. Dokter: Ouw..ouw..ouw.. Yuk..kita liat..
Aku duduk di kursi, depanku ada TV 14 inch. Dokter itu datang dengan lidi besi bersinar di ujungnya. Dia masukkan itu lidi besi ke kupingku, dan muncullah telingaku di layar TV. Si lidi melihat ke dalam kupingku, dan sangat bersih. Ga nampak ada kotoran, puing, apalagi hewan. Aku shocked.
Dokter: mana hewannya? Ga ada tuch..
Tata: ada kooo… beneran! Semalem dia gerak-gerak teruuuusss…
Dokter: Tapi mana? Ga ada kan ni? Kalau ada, pasti keliatan kan? Ni.. dah sampai gendang telinga dan ga ada apa-apa kan?
Tata: tapi…tapi…kerasa banget gerakannya.. (ku dah mau nangis gitu..)
Dokter: yakin ada hewan masuk ke telinga? (dia ngeluarin lidi besi itu)
Tata: ya..kin.. aku ngrasain dia cakar-cakar… (ni dah hampir nangis beneran.. ku mulai panik karna ada kemungkinan aku beneran berhalusinasi)
Dokter: Coba kita liat lagi..
Akhirnya dia ngliatin kupingku secara manual. Pake mata telanjang dengan bantuan lampu senter di kepala. Dan aku masih menerawang, mencoba meyakinkan diri bahwa beneran aku merasakan hewan itu mengganggu tidurku.
Dan akhirnya dokter itu berkata, “Ga ada hewan ko.. Cuma ada kaki ajah..”. Hahh?? Kaki? Kaki hewan kan? See?! Beneran ada hewan masuk kupingku kan?! Aku tersenyum lega dan bahagia.. Kalau memungkinkan ku mau sujud syukur! ^^
Trus dokter masukin lagi lidi besi, dan nampaklah tuh hewan di layar TV. Dia gelantungan di dinding telingaku, dan DIA BERGERAK! Dia masih hidup! Wow...menakjubkan! Aku terharu melihatnya.. Pengen kuciumin, trus kujites2 habis itu!
Prosedur selanjutnya adalah, kepalaku dimiringkan dan dokter memasukkan rivanol ke dalam telingaku. Rasanya? Seperti ada kawah lahar di kupingku. Blup..blup..blup..krenyesss…krenyesss… Dan entah kenapa aku merem dan nangis. Setelah beberapa detik ada pendidihan di kupingku, kepalaku ditegakkan, cairan keluar, tanpa si hewan. Trus habis itu udara hangat mendekati panas ditiupkan ke kuping. Aku nangis lagi. Habis itu disedot. Aku dah ga peduli lagi.
Dan kudengar di dokter berkata ke si suster, “Ko ga ada yah.. Mungkin tadi dah keluar bareng rivanol ya..”. Trus lidi besi masuk lagi “Dah ga ada yah.. Tuh… Tadi ada di sini kan? Sekarang udah ga ada ya..”, si dokter berkata padaku. Dalam hati aku berkata “Dia kan bisa aja pindah tempat!”. Tadinya ku pengen maksa ku mau liat wujud bangkainya. Tapi ya sudahlah..Pasti dia dah mati bak dikremasi!
Selesai prosedur, aku diberi tau bahwa mungkin beberapa saat kupingku akan terasa aneh. Setelah itu aku ku kasir menyerahkan kartu statusku. Setelah ketik-ketik, si mbak kasir menyebutkan angka itu. Hahh?? Aku berdoa aku salah denger atau hewan itu masih ada dan iseng bisik-bisik bahasa manusia. Kuminta diulangi, dan angka yang disebut adalah sama. Oh my… Aku hanya meminta jasa pembunuhan satu hewan keciiiiiil! Hewan kecil yang ga jelas itu semut atau nyamuk! Ga jelas pula bangkainya dimana! Pengen aku masuk lagi ke ruang pembunuh bayaran itu dan menuntut wujud bangkai hewan yang membangkrutkanku. Tapi ya sudahlah… Yang penting telah terbukti aku tidak berhalusinasi, bahwa beneran ada hewan masuk kupingku. Dan yang terpenting, aku bisa tidur nyenyak lagiiii...
Alhamdulillah.. ^o^
*mulai merencanakan puasa nonton, puasa Daud dan puasa-puasa lainya.. Hehehe...