Tuesday, August 31, 2010

Virtual Friend and Physical Friend of Mine

 

 

Di tempatku kerja ini ku mengenal satu cara kerja baru, bahwa karyawan tidak harus berada di satu tempat kerja. Contohnya Kakek Bosku (bosnya bosku), berkantor di Sidney, nah asisten dia ada di HongKong. Itu terjadi karena si Kakek Bos rumahnya di Sidney dan si Asisten rumahnya di HongKong. Lebih ‘kocak’ lagi ada satu bos yang membawahi wilayah Asia-Pacific, tapi kantornya di Indianapolis, karena rumah dia di sana. Pas aku menampakkan keherananku akan hal itu si Kakek Bos berkata, “Kita sedang menuju sebuah virtual company. Ga harus berada di gedung yang sama kan untuk bisa bekerja sama? Bahkan di beberapa Negara sudah mulai kerjanya dari rumah masing-masing. Tokh, setiap saat kita bisa angkat telfon, web meeting, fasilitas chat juga selalu ada. Anggap saja kalau di perusahaan lain antar employee bertetangga ruangan, ya kalau kita bertetangga negara”. Begitulah..jadi kita tiap hari bekerja sama dengan orang yang besar kemungkinan belum pernah kita temui. Bahkan aku bisa jadi sangat akrab dengan beberapa orang di negara entah mana. Ku udah bisa leluasa kirim ‘hugs’ atau ‘kiss’ ke mereka. Di telfon juga udah akrab jaya. Dan ku berpikir ‘virtual company oke juga’. Karena, ga akan ada ga enak-ga enakan. Misal sama orang sekantor, ada selisih pendapat sedikit kan kadang jadi ga enak. Atau, misal mau ngomong sesuatu musti liat keadaan dia lagi baik atau ga, mood nya lagi macan atau anjing. Nah, kalo virtual company gini kan ku bisa kirim email kapan saja, telfon sesuka-suka, dan misal ku lagi kesel ama seseorang, ku tinggal ga buka emailnya, ga aktifin instant messagingku. Hohoho… Sebaliknya, dengan teman sekantor ku jarang banget interaksi, bahkan ada yang juaraang, karena kerjaanku ga ada hubungannya sama orang-orang di sini (kecuali bosku tentu saja).

 

Nah, tiba-tiba ku merasa ada kesamaan antara sistem kerjaanku dengan temenanku. Mengacu pada fesbuk dan multiply ^^

 

Sepertinya aku sudah hampir seminggu tidak ber-multiply. Kenapa? Karena aku sedang ‘sibuk’ di fesbuk sana. Selama ini aku emang sangat sangat sangat jarang buka fesbuk, kecuali ada yang telfon minta diconfirm friend requestnya atau pas aku buka email ada notifikasi yang layak dicek. DI fesbuk isinya adalah teman-teman yang bener2 yang sudah kuketahui wujud fisiknya. Kebanyakan si temen dari sekolah dan kuliah, lengkap beserta adek dan kakak kelas. Trus lambat laun bertambah dengan teman kosan, kerja, trus teman baru karna ketemu di suatu tempat/acara. Tapi garis merahnya adalah KETEMU FISIK (nyaris semuanya begitu..)

 

Trus untuk media ekspresi aku memiliki Multiply. Di sini aku ketemu dengan manusia-manusia baru yang paling nggak, seminat. Karena banyak isi otakku yang pengen ditumpahkan, maka aku jauh lebih sering berada di sini dibandingkan dengan di fesbuk. Lagian, kalau di fesbuk kan isinya temen-temen yang sudah ada wujudnya. Kalau untuk komunikasi, kita bisa telfonan atau SMSan atau bahkan ketemu dan ketawa2 bareng. Ya kan?

 

Nah, seminggu kemaren itu aku perlu untuk mengumpulkan teman-temanku untuk gotong royong. Dan larilah aku ke fesbuk, buat notes, tag mereka biar baca. Dan ternyata cukup efektif. Ya karena yang kukumpulin adalah temen fisik yang wadahnya adalah fesbuk itu. Dan mungkin beberapa hari ke depan ku masih akan ‘sibuk’ di sana, karena foto-foto gotong royong mulai bermunculan ^o^

 

Trus ngeh ga? Kalau di Multiply ini sangat sedikit kontakku yang juga merupakan temen fesbukku? Pun ada, juarang muncul untuk berkomentar. Sebaliknya, aku punya kontak-kontak di Multiply yang sangaaatt akrab, padahal ketemu pun blum pernah. Unik yah.. Nyaris persis dengan konsep virtual company.. ^^

 

Maka jadilah aku terlintas bahwa aku punya dua kotak teman: Box of virtual friends & Box of physical friends. Mungkin ga yah keduanya bisa menjadi satu kotak? Ada yang mau lompat kotak?

 

 

Thursday, August 26, 2010

“Masjid itu bukan tempat yang aman”, bawah sadarku berkata begitu

 

 

Kerjaanku mengharuskan aku untuk berada di kantor badan pemerintahan bersama dengan orang-orang seprofesi denganku dari semua perusahaan sejenis. Keberadaanku di sana, bisa seharian penuuuhh.. Nah, aku kan pada dasarnya careless, jadi ku suka asal taro tas atau barang-barang milik perusahaan yang sebenernya dilabeli ‘confidential’. Hehehe... Tapi ku tenang-tenang aja naro barang-barang itu di lantai 1, trus aku berkelana ke lantai lain. Pernah ku tiba-tiba udah tinggal pegang henpon tok. Tasku entah dimana, dokumen entah dimana. Aku si santai-santai sambil mereka-reka crita buat laporan ke kantor. Eh pas mau pulang, ke ketemu tasku di depan lift! Hohoho.. Entah gimana ku bisa ninggalin dia di situ. Trus lumayan sering juga dokumen yang udah diordnerin itu ketinggalan, trus baru sadar pas udah pulang. Ku tenang saja, karena yakin ga akan ilang, pasti akan ada yang ‘memelihara’. Deg-deg-an nya paling kalo ketauan boss, ku bisa kena pasal membahayakan rahasia perusahaan, melanggar information security policy >_<

 

Nah, aku punya teman yang mirip aku juga, careless dan percayaan sama orang asing. Kemaren, kita mau sholat di masjid sebelah kantor pemerintah itu. Dia bawa laptop kantor, trus mau dia tinggal di lobi kantor pemerintah itu. “Ngaco! Kalo dokumen si gapapa.. Bawa!”. Nah, dibawalah itu laptop. Kita menuju tempat wudhu kan sambil ngobrol, selesai wudhu ngobrol, mau sholat ngobrol, begitu salam, ngobrol lagi. Jalan balik ke kantor pemerintah itu, ngobrol lagi. Trus pas sampai di sana, duduk, ngobrol-ngobrol, tiba-tiba “laptop gue mana yah?”. Kita liat sekitar sebentar, ga keliatan dan aku langsung “Astaga.. Masjid!!!”.

 

Aku langsung lari sambil deg-deg an panik. Sumpah aku panik sekaligus hopeless. Dalam bayanganku, ga mungkin laptop itu masih akan ada di sana. Pasti raib. “masjid gitu lho..”, beneran aku berpikir begitu. Dan pas sampai sana, kuliat ke tempat tadi kita sholat, (tentu saja) tak ada. Ke tempat wudhu (tentu saja) tak ada. Lalu aku bertanya ke penjaga penitipan sesuatu, “Pak ada yang nitipin barang temuan ga? Tas..”. Dan dia dengan datar menjawab “Enggak”.  

 

Maka aku dan temanku balik ke kantor itu sambil ketawa getir, trus coba-coba cari lagi. Dan ternyata laptop nya ketumpuk dokumen orang. Ga ilang :)) (kami bukan hanya careless, tapi juga ga teliti.. hihihi..)

 

Tapi, ku masih inget banget rasa panikku pas ku berpikir barang itu ketinggalan di masjid. Baru pertama kalinya ku merasakan itu. Ku sering ketinggalan barang dimana-mana, tapi ga pernah panik, karena somehow ku yakin pasti ada orang (baik) yang nemuin. Dompetku ketinggalan di tempat makan, pernah..dan disimpenin sama ibu-ibu. Handphoneku ketinggalan di mobil orang, pernah…dan disimpenin. Cincinku ketinggalan di tempat makan..pernah..dan ada aja yang nyimpenin. Tapi, entah gimana ku (ternyata) ngrasa, kalo ada barang tertinggal di masjid, tak akan ada harapan lagi.

 

 Parraahh yah? Menyedihkan juga...  Dan kemaren sempet kaget juga, "ko aku bisa berpikir begitu? Itu kan rumah Tuhan.."

 

Mungkin maraknya pencurian dan barang kehilangan di musholla kampus dulu, berkontribusi besar dalam pemikiran bawah sadarku. Dulu mah paaarrraahhh! Kita wudhu ni yah, handphone ditaro di tembok atas kita, kita kelar wudhu dah raib aja tu henpon. Tas ilang, sering.. Sampai-sampai terpasang warning di sisi-sisi masjid “Awasi barang anda, banyak pencuri di sekitar kita”. Astaga…tempat ibadah ko jadi menyeramkan gini..

 

Trus kemaren malam, aku kan sholat taraweh di masjid sunda kelapa. Pas magribnya bareng Marina dan suaminya. Selesai maghrib, kita mau makan. Dan, sendalnya Marina raib. Dan aku jadi pengen bilang ‘see?’ ^o^

 

Kalau teman-teman, kalau disuruh milih, mau barangnya ketinggalan di tempat makan (yang kalau bulan puasa dihimbau untuk ditutup) atau di musholla? ^^

 

Saturday, August 21, 2010

Mengenal Teman

Dulu, ku pernah dikasih tau katanya untuk mengenal atau 'menguji' pertemanan, caranya ada 3:
1. Melakukan perjalanan panjang bersama
2. (saling) Menginap di rumah
3. Berurusan uang dengannya

Untuk filosofinya, kebayang lah ya.. Bahwa wujud asli seseorang dapat terlihat dari 3 poin di atas. Misalnya, teman yang nginep di rumahku akan jadi tau bahwa aku yang biasanya galak, akan jadi mlempem di rumah karena adekku lebih galak. Nah, dengan melihat ketimpangan sifatku itu, apakah mereka merasa nyaman denganku, atau kecewa tapi gapapa atau ga bisa terima..ya kan? Trus contoh nyata dari melakukan perjalanan panjang bersama adalah kita jadi bisa tahu karakter teman, apakah dia mudah mengeluh, jorok, panikan, ribet.. Ya kan?

Luamaaa ku ga inget tentang 3 hal itu. Hingga kemaren ku mendadak jadi keinget lagi. Kemaren itu aku berkunjung dan bertemu dengan seorang teman + keluarganya. Eh, bahkan aku blum ke rumahnya dink..cuma ketemu dan berinteraksi bersama lumayan lama. Tapi, dari sekitar 2 jam kebersamaan dengan sang mama, aku dapat crita banyaaaak buanget..bisa dibilang lebih banyak dari sekian lama aku berteman dengan dia. Hehe.. Ada juga si hal2 yang udah kutau. Tapi mendengar cerita dari sang mama, itu kan agak lain karna sudut pandangnya berbeda. Aku jadi mengenal dia dengan agak lebih. "si mama talkative banget..itu baru ketemu bentar udah berchapter-chapter yang dia critain. Apalagi kalau kamu nginep..satu novel tentang aku, habis tu pasti", kata temanku itu. Menyenangkan berinteraksi dengan keluarganya, menyenangkan (dan agak meng-envy-kan) melihat hubungan mereka. Dan kujadi berencana untuk menginap di rumahnya..biar satu novel khatam ^^

Trus trus ku juga jadi pengen merambah nginep ke teman yang blum kuinepin.. Tapi sapa yak? Mayoritas temenku dah kuinepin..lebih tepatnya kutumpangin tidur kalau ku kemaleman.. Hehehe..

Nah, buat yang blum kuinepin..siap-siap yaa.. ^^ Dan sebaliknya, kalau kalian mau tidur tempatku, baik di kosan atau di Kopeng sana, lemme know kapan ajaaaa.. Ga perlu perjanjian, mendadak tak masalah..






Monday, August 9, 2010

Menye-menye sebelum puasa.. ^^

 

Sangat sulit untuk melupakan, bahkan sempat terpikir bahwa sepertinya aku tidak akan pernah bisa. Ketika ku bertanya [tanya] ke Tuhan “Tuhan tega banget si.. Masa udah sekian lama masih saja suka ngirim dia ke mimpiku..”. Dan Tuhan menjawab dengan “Lha? Kamunya sendiri ga ada usaha untuk nglupain”. Dan aku membela diri dengan “Usaha ko.. Ku sudah berhasil untuk tidak pernah menghubungi dia, ku sudah tidak pernah tergiur ngintip2 fesbuknya, ku udah ga pernah gugling2 nama dia juga..’. Dan Tuhan ‘nampar’ aku ketika aku ke ATM, dan si mesin minta nomor PINku. Sumpah aku malu, nomor PINku adalah tanggal, bulan, tahun kami bertemu. Dan karena aku menganut satu PIN untuk semua, maka sampai sekarang kalau buat aplikasi baru apapun, PIN nya adalah itu. Trus pas buka MP, password nya masih sama seperti password yang kami sepakati waktu itu. Menyedihkan.. Dan, kan waktu dulu itu kubilang ku tidak sanggup hapus SMS2 dia, akhirnya ku ganti henpon. Henpon bersejarah itu dipensiunkan. Tapi sejak muncul kebutuhan untuk memiliki satu nomor lagi, karena ternyata nelpon sesama telkomsel itu murah meriah, maka henpon bersejarah itu dihidupkan lagi. Dan inboxnya masih rapi. Nama dia memang sudah tidak muncul, tapi aku kan hapal luar kepala nomornya, apal juga [gaya] sms-nya!

 

Jadi pengen nyanyi Belahan Jiwa deh..

membaca lagi surat-suratmu, hatiku jatuh rindu

tak sadar pada langit kamarku, kulukis kau disitu

 

Tar yah kalo Tuhan bilang “Coba..brani ga ganti PIN..”. Maka aku akan berkata, “Ummhh..kasihanilah otakku, Tuhan.. Tar kalo ga mampu nginget2 nomer yang baru gimana? Tar ku ga berduit dunk..”. Trus kalo Tuhan jawab dengan, “Jangan memanjakan kemampuan otak, Tata..”Maka, “Tuhan ngopas yah?!”. Dan setelah itu aku dan Tuhan akan, “lho.. ko berasa dejavu yah..?”

 

 

 

Humor Hari ini_ Pak Beye dan Istananya

 

 

Setipe dengan humor jaman dulu kala yang tentang malaikat kubur dan 'sidik jari' kelamin pria, oleh temanku yang sama (ni anak beneran kocak).

 

Kan aku sedang membaca buku Pak Beye dan Istananya, dan kemaren aku melakukan perjalanan panjang ke Negara Tangerang bersama temanku ini. Obrolan tentu saja bermacam-macam, salah satunya tentang buku yang baru kubeli ini. Dan karena ku kemaren siang belum mulai baca, maka kucritain tentang hal yang baru kudengar dan kuingat dari TV saja. Tentang mobil2 Ibas, tentang mobil2 yang parkir di istana, dan tentang kejadian ajaib di istana.

Tata: Trus masa yah..di istana septictank nya pernah meluap gitu..odong banget ga si?! 

Dia: Hahhh? Trus isinya duit semua dunk?

Tata: [paused sejenak, trus ngakak]

Tata: Ya enggak lah! Kamu pikir kalau orang makan duit rakyat, trus eek nya keluar duit?!

Dia: [paused sejenak] Ya bukan gitu.. kali aja..banyak duit yang kebuang..trus.. (hiyaa..dia mulai terbata-bata..dia beneran sempat berpikir eek para pejabat adalah berwujud duit.. hahaha..)

 

Temanku yang satu ini sungguh kocak..ngangenin deh..

Thursday, August 5, 2010

Pengajar Berhargaku

 

 

Terkait dengan postingan m’onit tentang 5 orang dan penghargaan. Kalau yang kategori orang yang selalu disana, salah satunya kan udah pernah ku-share yaitu soulmateku yang menolak untuk menikahiku. Nah, sekarang aku mau share yang kategori orang yang mengajarkan sesuatu yang berharga untukku.

 

Yang kumaksud sesuatu yang berharga ini benar-benar merupakan suatu hal yang tadinya aku ga tau sama sekali, dan dikarenakan orang-orang ini ku jadi merasa mendapatkan penemuan terbesar abad ini. Dan untuk saat ini ada 4 hal dari 4 orang yang akan kupamerkan, bukan karena hanya 4 ini yang kudapat, tapi simply karena keterbatasan daya ingat.

 

1.       Nila –melepas kaos

Aku sejak kecil bukannya manja, tapi alam selalu menyediakan entah orang entah barang entah apapun untuk tidak menyulitkan hidupku. Salah satunya adalah dalam hal memakai atau melepas baju, lebih spesifik lagi melepas kaos. Dari kecil, aku tidak bisa melepas kaos sendiri. Selalu ada bapakku atau ibuku, bahkan adekku yang selalu membantuku melepas kaos. Adekku udah reflex aja kalau aku mendekat dengan posisi tangan lurus ke atas, tanpa kalimat dariku ataupun darinya, maka dia akan segera melepaskan kaosku. Jadi aku tidak pernah belajar ataupun diajari untuk melepas kaos sendiri.

Di sekolah kan ada pelajaran olahraga. Ganti bajunya kan di sekolah. Apakah aku ke adekku untuk minta dilepasin kaos? Tentu tidak dunk.. Aku punya cara yang kalau sekarang kupraktikkan jadi aneh, dan mengerti kenapa jaman itu aku begitu stress. Jadi, kaos olahraga anak sekolah kan agak longgar (untungnya), jadi yang kulakukan untuk melepasnya adalah: memasukkan kedua tanganku ke dalam kaos dulu trus baru lepaskan. Bikin stressnya adalah, kadang ketika kaosnya agak ngepas, memasukkan siku lewat lubang lengan kaos itu sangat menyiksa. Bikin pengen nangis ajah.

 

Nah, ketika aku kuliah, pisah dari orang rumah.. Alam menyediakan teman-teman kosan yang juga sigap bantu aku untuk lepas kaos. Aku cukup tarik kedua tangan ke atas, maka temanku akan menarik kaosku hingga lepas. Hingga suatu hari, pas aku mau minta tolong Nila.

Tata: nil-nil.. lepasin kaosku..

Nila: ih lepas sendiri kenapa si..

Tata: ga bisa.. susah..

Nila: coba dulu

Tata: aku ga bisa… ga tau caranya..

NIla: nih gini..

Dan dia mendemosntrastikannya kepadaku. Dua tangan disilangkan di depan badan, trus masing2 pegang ujung bawah kaos. Trus pelan-pelan, tarik tangan ke atas, lewat samping kepala, dan voila! Lepas deh kaosnya! Dan pas aku coba dan bisa, aku histeris dan kegirangan! ^^

 

Jadi, sampai sekarang..tiap aku nglepas kaos, pasti aku ingat nilaaaa.. Tanpa dia, pasti sampai sekarang ku masih akan bergantung pada orang dalam hal nglepas kaos. Walaupun kadang untuk beberapa kaos dan baju atau kebaya yang paaassss banget di badan, ku masih butuh bantuan.. ^o^

 

2.       Marina-memakai kerudung dengan jarum pentul

Aku mulai pakai kerudung sehari selesai Ebtanas SMU. Tidak ada yang mengajariku cara memakai kerudung itu gimana. Jadi kulakukan dengan setahuku saja, filosofinya kan menutup kepala dan dada. Piranti utama dan satu2nya adalah peniti.

 

Nah, suatu hari..aku nginep di rumah Marina. Pas pagi, pasmau pake kerudung, penitiku yang hanya satu-satunya menghilang. Dan Marina tak punya, karena dia pakenya jarum pentul. Maka, terpaksalah aku memakai kerudung beralatkan jarum pentul.

Tata: aku ga bisa pake jarum Na’.. Nusuk2 leher ga si?

Marina: nih gini..

Lalu marina member instruksi kepadaku dengan kata2 “tarik ke sini..senut.. trus ini juga.. senut..”. Dan jadilah! Sejak itu, ku jadi bisa memakai kerudung dengan jarum pentul! Jasa marina sungguh tiada tara.. ^^

 

3.       Ardiyan dan Tanti-SMS non-alay

Henponku adalah henpon non-qwerty, jadinya satu tombol buat beberapa fungsi. Misalnya tombol 1 itu untuk a, b, c. Nah, ketika aku mengetik SMS kecepatan kursor untuk ke karakter berikutnya dengan kecepatanku mengetik adalah tidak seimbang. Aku dah pengen banget ke huruf berikutnya, tapi kursornya belum kedip2 kasih tanda siap. Jadinya ketika mau menggunakan tombol yang sama ku suka ga sabar. Trus, aku menyiasatinya dengan menggunakan fasilitas ‘capslock’. Hasilnya adalah kata yang kuketik bisa gedhe-kecil hurufnya. Misalnya: HwuaAaAaA.. Ko gituUuUuU.. PermOhoNaNnya sepatUnya kan udah kukasiH..kamu blum bAcA?

Nah, di antara semua penerima SMSku atau pembaca komenku, tidak ada yang komplain apalagi protes. Hanya Ardiyanlah yang melakukannya. Dari complain ringan agak becanda, “Ih kamu kayak alay..tulisannya gedhe kecil.. hehe..”. Hingga yang berat, “Astagaaa..kamu makin alay aja.. aku terganggu Tataaa..”. Dan pembelaanku adalah “HenpoNku kan bukan kuerti, kelamaAn kalo musti nungGuUuU.. Dan lagi aku kan ga pake koMbinasi angka..”. Dan dia “henponku juga bukan qwerty..”.

 

HIngga suatu hari, di postingan Tanti, terjadi lagi. Ardi mengolok-olok ke-alay-an tulisanku. Tanti mengerti tapi ikut tertawa. Trus akhirnya ku dikasih tau bahwa untuk mengalihkan kursor adalah dengan tombol 'scroll'. Ku mau kasih link-nya, tempat akhirnya aku tau gimana aku tau caranya mengetik SMS dengan cepat tanpa menjadi alay, tapi lupa waktu itu lagi bahas apa.. Hihihi... Dan sampai sekarang, tiap ku ketik SMS pasti ku ingat Ardi dan Tanti.. Dan suka senyum sendiri, mengingat betapa bodoh, malas dan alay-nya aku dulu.. Huhuhu..

 

4.       Jonaz-pengingat masa subur

Dikarenakan ku pernah ada di masa siklus haidku sangat tidak jelas, maka aku tidak terbiasa mengingat-ingat tanggal haidku. Karena pernah, ku jadi kecanduan sama suatu obat. Jadi, kalau aku udah telat lebih dari 2 minggu, aku ke dokter minta obat itu. “Dok..saya kayaknya sedang stress, jadi telat lagi.. Mau itu yah..”. Awal2nya dokter yang ganteng itu meresepkannya. Lama-lama, dia bilang “Gini.. Emang bisa stress menyebabkan haid jadi terlambat. Tapi bisa juga, karena kamu ngitungin, pas ga dateng, kamu stress, makin ga datenglah dia. Jadi kayaknya ini bukan karena kamu stress maka haid terlambat, tapi karena emang terlambat dikit, kamu itungin, kamu jadi stress, haidnya jadi makin terlambat. Jadi berhentilah berhitung.. Tokh ga ada resiko jadi hamil kan?”. Maka sejak saat itu aku tidak pernah mengingat2 tanggal berapa aku haid. Dan tidak peduli lagi kapan haidku akan datang.

 

Trus, karena ku pernah di masa dimana badanku sakit-sakit terus, nyeri-nyeri terus. Maka aku menjadi bersahabat dengan rasa nyeri dan sakit. Akibatnya, ketika orang-orang menyadari tanda-tanda akan datangnya haid, maka aku tidak. Lha tiap hari clekit-clekit.. Hehe.. Trus aku kan emang gampang bentak orang, gampang gregetan, gampang nangis, gampang ngambek.. Jadinya ku tidak familiar dengan sindrom2 pra-menstruasi.

 

Hingga suatu masa, ku ngrasa ko aku galak banget yah. Seharian tuh keseeelll terus.. Ama bapak taksi bete karena dia pilih jalan yang ga biasa kulewatin, aku cemberut sepanjang jalan, si bapak ampe “ni mbak..ni mbak.. bentar lagi depan kan raden saleh.. trus dari situ tinggal lurus kan”. Trus jadi gampang ngambek ma siapapun. Pas ku crita ke Jonaz, “ko aku jadi galak banget yah.. ko jadi gampang marah gini yak..?”. Dan dia komentarnya “lagi sensitif ya? Lagi masa subur yah?”. Mana ku tau suburku kapan to? Dan pas keesokan harinya ku ‘keguguran’, ku lapor ke Jonaz, “Kamu pintar! Hari ini ku keguguran!”. Dan Jonaz menertawakanku “Huahaha.. Kamu mang perempuan jadi2an..ama siklus sendiri ga apal”. Pembelaanku adalah emang aku ga pernah ngapalin. “Mulai sekarang kutandain kalender aaahh..kapan merahku..”. Maka, sekarang aku jadi terbiasa menandai kalender pas merah. Dan tiap kali nandain, mau ga mau  ku jadi ingat Jonaz deh..

 

Yak.. empat orang dan 4 ajaran dulu yah.. Tar kalo ada yang keinget, ku susulin.. Atau ada yang mau ajarkan sesuatu berharaga padaku? Silakan..silakan.. Ku pengen jago nabung nih.. ^^

 

 

Monday, August 2, 2010

Akulah Anjing yang Jatuh Cinta

 

 

Sudah dibuang jauh

Disakiti hingga hancur

Dihapus semua jejak

Ditutup segala jalan

Dibutakan pandangan

Diusir serta merta

 

 

Tapi tetap saja ku selalu kembali menujumu

Bahkan tanpa kuperintah pun, kaki ini selalu mengarah ke kamu

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sekian lama berlalu, masih saja mau tahu tentangmu. Damn..

 

 

 

 

D’LOVE

Rating:★★
Category:Movies
Genre: Drama


Jujur ketika baca sekilas sinopsis ceritanya, aku agak-agak bingung. Dan memang aku juarang buanget baca sinopsis ataupun sengaja liat trailer film sebelum menontonnya. Maka, ketika kuliat sinopsis cerita ini di review Ka Rita sang penulis, kuputuskan untuk berkomentar setelah menonton saja. Dan pas hari H, aku yang terpasung oleh flu, lari-lari ke bioskop dan telat 9 menit! Walau mood jadi agak drop, tapi lalu ku berpikir “kadang aku ucluk-ucluk nonton film di tivi dari tengah-tengah, mudheng-mudheng aja ko.. Masa ini telat 9 menit doank, ga nangkep”. Maka ku berkonsentrasi untuk mengerti jalannya cerita.


Dan ternyata sinopsis yang kutangkap sebagian dan kuingat samar-samar itu cukup membantu. Aku jadi tau bahwa Elmo adalah anak koruptor yang memutuskan kabur dari rumah dan tinggal di pinggir rel, karena tidak setuju dengan cara hidup bapaknya. Neina (Rebecca Wow), adalah penjual tubuh demi kebutuhan hidup. Dan April adalah anak angkat dari seorang gay. Mereka terlibat cinta segitiga. Dan di poster filmnya dinyatakan sebagai Drama Tragis Cinta Segitiga.


Elmo setelah kabur dari rumah, tinggal di kamar kosan sangat sederhana di pinggir rel, bersahabat dengan anak jalanan bernama Bocor. Elmo menghidupi dirinya dengan menjadi petarung judian, jadi dia bertarung sama orang lain, trus nanti dibayar (mungkin gitu mekanismenya). Dan Bocor berperan sebagai promotornya sekaligus tukang tarohan atasnya.


April (sepertinya) cinta sama Elmo sejak lama. Dia suka mengamati Elmo di ekskul fotografi secara diam-diam. Elmo tau kalau April cinta dia, tapi dia cenderung tidak berminat, jadi diam saja. Respon negatif itu diperdalam oleh status sosial April yang setara dengan bapaknya yang koruptor. Elmo lebih memilih untuk berteman dengan dekat dengan Neina yang setara dengan dia saat ini, dan meminta Neina berhenti menjual diri dengan janji bahwa dia akan membantunya.


(sepertinya) intinya adalah ada satu yang cinta mati tapi bertepuk sebelah tangan. Satu lagi (sok) temenan padahal demenan, satu lagi cinta tapi gengsian. Akhirnya mereka saling sadar akan cintanya, tapi berakhir tragis.


Sebuah film yang sederhana. Idenya walau lumayan banyak namun sederhana. Konfliknya sederhana. Solusinya juga sederhana.


Nah, yang membuat beda dan tidak begitu sederhana adalah pengambilan gambar dan kalimat-kalimatnya. Kalau Nayato kan khas tu gambarnya, dramatis dan angle nya unik. Nah, kalau film ini gambar-gambarnya itu dizoom in (atau out yak? Hehe..) terus. Jadi selayar bioskop itu bisa isinya hanya mata dan pipinya Rebecca ajah. Tapi indah. Warnanya juga indah. Paling suka pas Rebecca meluk April dari belakang! Trus pemandangan rel dan lalu lalangnya kereta, walau berulang-ulang, juga tetep indah. Dan, yang jangan dilewatkan adalah Elmo yang bertubuh lebih wow daripada Jacob! Seriusan tuh perut astaghfirullah dah.. Dan karena Elmo kerjaannya bertarung, dan adegan bertarung itu dianggap penting di jalannya cerita maka suguhan itu perut merata dari awal hingga akhir. Slurrpp.. ^o^


Beberapa dialog di film ini disampaikan dengan cukup menggelitik. Misi ‘nyelepet’ MUI cukup berhasil disampaikan lewat mulut Bocor yang mengajak Elmo untuk nonton film berjudul “Mati di Pelukan Janda”. “Nonton yuk Mo.. Lumayan buat ngonak2an doank.. Atau lo takut ama MUI yah?”. Dan lebih berasa lagi lewat April yang meminta Elmo untuk tidak bertanding lagi, “Aku berharap semoga tinju diharamkan MUI”. Pintar! Kalimat metafora bagus juga muncul dari Elmo saat bertengkar dengan April tentang Bocor, “Dia itu tak butuh sekolah. Dia bukan tanaman liar yang butuh pot bagus, tapi air untuk tumbuh dan merasakan kebebasan”. Ada lumayan quote-quote yang kusuka.. ^^


Hanya saja, gambar dan kalimat indah serta musik yang kadang mendayu kadang sumringah dan menjadikan ni film kadang mirip videoklip, kupikir tidak mampu ‘menaikkan kelas’ ceritanya yang sederhana itu. Apalagi cerita tentang papanya April yang gay. Setelah aku menonton kisah gay yang manis di I Know What You Did on Facebook, kisah gay di D’Love ini jadi jomplang banget. Pertama, penyampaian bahwa dia gay-nya adalah lewat mulutnya “emang di Indonesia ini sudah bisa menerima pernikahan sesama jenis seperti papa ini?”. Kedua, kisahnya sendiri yang sorry to say, lebay. Diskusi tentang berapa kali jatuh cinta, lemah di matematika dan putus cinta yang menyakitkan padahal harus memimpin rapat, adalah menyesakkan nafas. Dan ketiga, akting cinta-cintaan Akhmad Albar dan kekasihnya yang maksa dan ga cantik sama sekali.


Dan satu lagi yang kurasa kurang sreg adalah tembus pandangnya ruang tindakan di rumah sakit. Memang si pengambilan gambar perjuangan para dokter jadi keren (di sela-sela kaca buram dan terang), trus akting April yang nangis teriris2 jadi maksimal, dan yang utama adalah bahwa adegan klise dokter keluar ruang tindakan dan menjelaskan keadaan pasien jadi ga perlu, karena kita bisa menyaksikan langsung segala tindakan tadi. Tapi kan.. Jadi sulit diamini akal dan keetisan..


Jadi, secara keseluruhan lumayan… Walau ketragisan yang dijanjikan di poster adalah misteri. Sebelah manakah tragisnya?


Untuk sinopsis lengkap dan trailer bisa diliat di 21cineplex.com yah.. ^^