Saturday, February 5, 2011

Dari 82 Sudah 30 Dikopi di Darat!

 

Baik, aku sedang kurang kerjaan: mengitung jumlah kontak MP yang sudah dikopi di darat ^o^

 

Jadi, dari 101 jumlah kontakku, 19 di antaranya adalah physical friends, artinya teman-teman di kehidupan nyataku yang punya MP juga dan saling add. Jadi tentu saja sudah bertemu dunk..

Nah, brarti kontak yang murni hasil blogwalking, perang komen, rekomendasi teman atau kebetulan ‘papasan’ ada 82 orang. Dari 82 itu ada yang wujudnya manusia pribadi, tapi ada juga yang berupa organisasi, misalnya ragam.net, kineforum atau PEC.

Seiring berjalannya waktu ber-MP, satu dua mulai dikopi di darat. Ada yang dengan nonton bareng, ngaji bareng, makan bareng, macem-macem deh.. Dan setelah kubuat listnya, yang sudah kutemui secara fisik ada 30 orang! Artinya 36.58%. Lumayan yaaa… ^^

 

Inilah nama-nama tersebut:

1.       Adam Dwi: luchu, chubby, menggemaskan

2.       Adjhie Murwo: pintar foto tp blum pernah foto aku

3.       Andre: kurrruuusss tapi ramah #lho

4.       Apatisvian: senyumnya terkesan malu-malu

5.       Ari Koter: koleksi lagu-lagunya keren

6.       Arif: pandai mengorek info, atau aku yang lugu yah? ^^

7.       Bimo: gaya nyanyi boybandnya mantap

8.       Candra: berisik.. haha

9.       Cie: kakak yang baik untuk adiknya

10.   Dhani: sering minta maaf..hehe..

11.   Eka Kurniawan: hahaha..ini bisa dianggap ketemu ga si? Ketemu, foto bareng, ga pake ngobrol..

12.   Eugene: nice, luchu, menggemashkan

13.   Fatri: paman yang sayang keponakan

14.   Echan: banyak ketawa

15.   Inggrid: rame, doyan gossip

16.   Kineforum: haha..sering kudatangi bahkan kuminati

17.   Malachi: tukang kutebengi pulang

18.   Marshall: bisa diajak nonton kapan saja

19.   Mbah kuntet: puitis seperti blog nya

20.   Miranda: mudah dicium

21.   Mumu: ratjun

22.   Muslim: ga banyak ngomong yah?

23.   Poek: pelukannya enaaakkk

24.   Riswan: kalo ngomong matanya melotot

25.   Shandy: cute

26.   Sitty: susah dicium

27.   Theo: agak-agak pemalu yah?

28.   Triasterina: ga manja

29.   Better: ni sebenernya ketemu fisik dulu baru add MP si…tp bukan temen nyata juga awalnya..

30.   Bee: ini juga sama kayak nomer 29. Buat banyak2in angka di sini ajah.. ^o^

 

Yuks..yuks..yang lainnya..mari kita ngopi-ngopi di darat.. ^^

Friday, February 4, 2011

Refleksi Klise*: Buang Sampah [Juga] Jangan Sembarangan Yaa..

…tentang kebebasan mengeluarkan isi otak dan hati…

 

Kejadian 1:

Ada seorang wanita yang sangat sakit hati karena mendapati mantan suaminya telah menemukan gadis penggantinya, tak lama setelah mereka berpisah. Sang wanita ini merasa waktu yang diperlukan lelaki itu untuk melupakan dia dan memulai lembar baru terlalu pendek, maka meledaklah dia. Karena dia meyakini lelaki itu telah memulai hubungannya dengan si gadis ketika mereka masih bersama alias si lelaki mencuri start. Dan karena dia suka menulis dan memiliki blog, maka ledakan itu dia tuangkan ke dalam blog dan kemudian dia undang orang-orang untuk membacanya. Dia ingin semua orang mengetahui sakit hatinya dan betapa jahat mantan lelakinya tersebut.

 

Kejadian2:

Seorang lelaki merasakan bahwa di balik suatu kejadian yang nampak seperti musibah ternyata ada berkah, begitu juga sebaliknya. Dia mengalami suatu peristiwa yang menurut dia cukup ironis. Ketika dia berhasil memberikan semacam pencerahan ke orang lain, di saat yang sama dia mengalami semacam kemalangan dalam bercinta: gadisnya meninggalkannya. Dia mencurahkan keironisan tersebut ke dalam tulisan yang bagus di blog. Dia menunjukkan bahwa walau sedih dia tetap bersyukur. Bahwa walaupun ada sedikit kecewa, karena hubungan yang sudah dibina lebih dari 3 tahun, harus berakhir dia tetap bisa tegar.

 

 

Okay.. Menulis memang bisa melepaskan sesak di dada. Dan dengan fasilitas blog, cukup membantu melampiaskan apapun, termasuk uneg-uneg. Ibarat kata, kita mau marah-marah atau ngamuk-ngamuk atau pedekate juga bisa. Apakah ada batasan? Rasanya tidak yah.. Jadi silakan jika ingin melakukan atau menulis apa saja.

 

Namun, perlu diingat, ketika kita menulis sesuatu di blog, ada pihak yang membacanya. Memang terlalu jauh jika dinyatakan bahwa apa yang kita tulis bisa mempengaruhi pembaca. Walaupun tak jarang juga kita terinspirasi oleh tulisan orang. Tapi yang pasti, apa yang kita tulis itu menggambarkan diri kita.

 

Pada kejadian 1, si wanita ini menuliskan semua yang terjadi di rumah tangganya untuk mendukung pemaparan kejahatan mantan lelakinya. Dan tentu saja karena dia sedang dalam keadaan murka dan kalap, yang dia tuliskan adalah tentang keburukan mantan suaminya itu. Semua hal yang harusnya hanya antara mereka berdua, diulas dengan nada marah. Segala tuduhan teralamatkan mantan suaminya dituliskan dengan lengkap. Dalam semangat kebebasan mengeluarkan pendapat, hal itu sah-sah saja. Tapi, entah bagaimana aku tidak sreg dengan cara seperti itu. Ada hal-hal yang bisa dan pantas dibagi dengan banyak orang, ada hal-hal yang tidak perlu seluruh dunia tahu. Dan ketika aku berusaha mengingatkannya, dia menyatakan “ini adalah bentuk katarsisku untuk menyembuhkan lukaku”.  Selesai, aku speechless ^^

 

Pada kejadian 2, si lelaki ini tidak meledak-ledak, karena ketika menulis blog itu dia sudah sampai pada tahap menerima kenyataan. Namun, demi meyakinkan pembacanya bahwa yang dia alami adalah kisah nyata bukan fiksi belaka, dia sebut nama lengkap beserta profesi dari mantan gadisnya itu. Dan aku, menyayangkan itu. Dunia tidak perlu tahu bukan siapa gadis itu? Karena justru yang terjadi adalah memancing pergosipan bukan? Dan aku membayangkan perasaan gadis itu ketika mengetahui dia ‘tenar’ di kalangan pembaca blog mantan lelakinya. Dan karena kalimatnya “gadis ini meninggalkan aku begitu saja untuk menikah dengan orang lain”, maka image yang tercipta adalah gadis ini si antagonis dalam kisah mereka (lain halnya jika lelaki ini menulis “aku berpisah dengan gadis yang telah kupacari selama 3 tahun lebih”).  Dan ketika aku mencoba mengingatkan bahwa tak seharusnya dia menulis nama itu, dia menjawab “ini blog adalah blog aku. Aku mau nulis apa saja itu terserah aku. Dan fungsi blog itu kan seperti tempat sampah, kita bisa buang apa saja di sana. Kamu kemana aja (ko bisa ga ngerti fungsi blog)?”.

 

Wow…

Aku tidak menyangkal bahwa kita semua perlu media katarsis. Aku juga setuju dengan analogi blog sebagai tempat sampah. Sampah memang harus dibuang, seperti halnya kemarahan harus dilampiaskan. Dan jika  kita melilih untuk membuang uneg-uneg di hati ke dalam tulisan di blog, itu bukan suatu kesalahan apalagi kriminalitas. Jadi mari kita lanjutkan analogi ini. Membuang sampah itu ada aturannya bukan? Kalau belum bisa sampai tahap memilah mana sampah plastik, kertas, kaca, organik, non organik, sampah basah atau sampah kering; paling nggak etika dasar membuang sampah kita kuasai. Selain jangan membuang sampah sembarangan, ada perlakuan tertentu untuk sampah tertentu. Kukatakan pada di oknum kejadian 2 “Buang sampah juga ada etikanya lho... Kami, wanita, ada treatment tertentu sebelum membuang pembalut bekas pakai. Dan sampai sekarang aku belum pernah menemukan atau melihat kondom bekas pakai yang dibuang begitu saja”. Titik ^^

 

Kepada mereka yang menggunakan kalimat “ini blog kan blog aku, suka suka aku dunk mau nulis apa aja. Kalau ga suka ya ga usah baca” atau kalau untuk dunia twitter “ini twitter kan twitter aku, kalau ga suka tinggal unfollow aja”, aku jadi membayangkan ada orang buang sampah sembarangan dan ketika ditegur menjawab “ini sampah kan sampah aku, suka-suka aku dunk”.

 

What do u think? ^^

 

 

 

 

 

 

*refleksi klise adalah istilah yang digunakan oleh aku dan teman diskusi dini hariku tentang apa saja, yang sebenarnya sudah basi bin klise tapi kadang terlupa