Ujian ko pilih2 soal

 

 

Semenjak aku hijrah ke Depok, tiap awal bulan Ramadhan ku mengenal tradisi saling maaf2an. Kalau dulu pas jaman kuliah, maaf2an dilakukan secara langsung disertai cipika cipiki bagi sesama jenis. Kata seorang teman yang melihat keherananku adalah ’agar kita dapat berpuasa dengan lebih khusyuk dan agar pas nanti idul fitri kita benar2 terlahir kembali seperti bayi”. Dia juga bilang, lebih baik maaf2an di awal Ramadhan daripada pas Idul Fitri. Karena hakikat idul fitri adalah merayakan kemenangan, sudah bukan saatnya maaf2an.

 

 

Baiklah... Ku jadi mempunyai konsep tambahan tentang puasa, yaitu membersihkan diri dan hati. Kata lainnya adalah mencuci dosa agar pas idul fitri jadi suci kayak bayi lagi. ^o^

 

 

Nah, ketika udah lulus kuliah acara maaf2an dilakukan melalui SMS. Kalimatnya bermacam2 dengan inti yang sama, yaitu minta maaf agar ibadah puasa lancar. Tapi ada yang agak beda: semoga kita dapat lulus bulan ini dan mendapat gelar muttaqin.

 

 

Ku bertanya ke seorang teman, maksudnya apa kalimat itu. Dia menjelaskan karena emang kita disuruh berpuasa agar kita menjadi org yang bertakwa alias muttaqin. Jadi ibaratnya selama bulan Ramadhan itu kita diuji sama Allah. Kalo lulus tar daat gelar muttaqin itu.

 

 

Nah, bentuk ujiannya apa? Kata dia, yang paling sederhana adalah menahan diri dari godaan makanan dan minuman. Lainnya adalah dari godaan hal2 yang membatalkan puasa. Selain godaan ada juga tantangan, yaitu untuk beribadah dengan lebih. Jadi inti ujiannya adalah menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Seberapa hebat dan tangguh kita dalam hal itu.

 

 

Lanjutnya lagi, bagi orang yang suka itung2an dijanjikan pahala yang berlipat ganda tiap kita menjalankan ibadah di bulan Ramadhan. Makanya jangan heran kalau ada org makan di depan org yg berpuasa, kemudian dia minta maaf trus org yang puasa itu bilang, ”Gapapa...itung2 nambah pahala”. Jadi, semakin besar godaan yang menerpa kita dan kita berhasil menepisnya, maka semakin besar pula pahala yang didapat. ^^

 

 

Nah, dari keterangan temanku itu ku jadi dapat gambaran baru tentang puasa:

-         Allah sedang menguji seberapa taat kita pada-Nya

-         ’soal ujian’-nya adalah menghadapi godaan-godaan. Contohnya melawan godaan tidur dengan tadarus, godaan nomat dengan taraweh.

-         Kalo lulus ujian, dapat gelar muttaqin

-         Kubayangkan ada level2 gelar, biar adil. Karena ga adil dunk kalo org yg ujiannya ngerjain 10 soal sama 100 soal gelarnya sama? ^^

 

 

 

Selama bulan Ramadhan, di antara berita2 yang tayang di TV pasti ada berita tentang razia yang dilakukan oleh suatu ormas Islam ataupun satpol PP. Dalihnya adalah untuk menghormati bulan Ramadhan. Contoh yang dirazia adalah warung2 yang menjual minuman keras, gudang2 yang menyimpan minuman keras. Minuman kerasnya diambil paksa lalu dihancurkan beramai2. Lalu ada juga imbauan agar tempat hiburan membatasi jam operasionalnya. Hotel-hotel pun di razia. Malah pagi ini ada berita penutupan paksa warung makan di pinggir jalan yang buka di siang hari.

 

 

Ku jadi bingung. Kenapa warung ga boleh jualan minuman keras? Kenapa ga boleh jualan makanan di siang hari? Kenapa tempat hiburan musti dibatasi jam kerjanya? Itu semua kan godaan. Dan godaan = soal ujian. Itu kan namanya curang. Pengen lulus ujian, trus soal2 yang susah diilangin. Harusnya hadapi aja dunk. Justru harus bangga kalau misalnya kita tetep bisa tangguh berpuasa ketika banyak godaan bertaburan di depan mata. Lulusan seperti itulah yang berkualitas.

 

 

Jadi inget jaman kuliah dulu. Ada beberapa dosen yang tiap ujian dia memberikan beberapa soal dan kita disuruh memilih soal untuk dikerjakan. Biasanya dari 10 soal kita diminta ngerjain 5 aja. Dan biasanya kami memilih soal yang menurut kami berbobot walau harus berpikir keras daripada soal yang gampang tapi cemen (menurut kami). Walaupun dosennya selalu berkata, ’kerjain yg gampang2 aja..yg kalian kuasai”. Tapi kami selalu berusaha mengerjakan soal yang menantang dulu. Karena kami ingin menjadi sarjana yang berkualitas tinggi. Hohoho... Tapi kalo dah mentok, soal cemen kita kerjain juga si..daripada ga lulus..hihihi... Tapi yang pasti, kami tidak pernah request jenis soalnya, ga pernah minta ke dosen, ”Bapak...yg bab ini ga usah dikeluarin yah..susah tau Pak...”. Dan kalau ujiannya ga milih soal, kita ga pernah tiba2 di saat ujian minta untuk diubah jd pilih soal. Apapun yg disodorkan kita hadapi sekuat pikiran. Ough!!

 

 

Bagaimana dengan ujian selama bulan Ramadhan ini? Dikenal ujian pilih soal atau tidaks? Dikenal dunk...makanya aku mau cuti cepet2 trus bertapa ke lereng gunung merbabu yang sepi dari godaan. Hohoho...