Tuesday, June 22, 2010

[seharusnya] Kita Tergelitik

 

 

 

Bukan ingin menggeneralisasi, tapi sepertinya kita digeneralisasi lho...

 

Generalisasi 1

Pas mau nonton duo piano. Si penyambut acara kasih pidato dalam dua bahasa. Pertama Bahasa Indonesia, trus dia ulangi dalam bahasa Inggris, untuk mengakomodasi keberagaman audiens. Nah, pas sampai bagian akhir, dia ngingetin audiens untuk mematikan handphone. “Mohon untuk semua alat komunikasi dinonaktifkan atau diset menjadi getar saja”. Udah, habis itu nggak dia translate ke bahasa Inggris, melainkan lanjut dalam bahasa Indonesia, “Saya tidak perlu terjemahkan dalam bahasa Inggris, karena biasanya orang bule sudah mengerti dan paham aturan ini. Bahkan, mereka sudah mempersiapkan diri untuk acara seperti ini mereka tidak membawa handphone nya, ditinggal di rumah. Kita-kita aja yang masih belum bisa lepas dari handphone”.

 

Okay…dia menggeneralisir bule paham aturan dan Indonesia blum paham.

 

 

Generalisasi 2

Sudah 2 minggu ini aku berkantor di gedung baru. Gedungnya konon milik Jepun, entah gimana maksudnya, tapi yang jelas banyak tenant nya adalah perusahaan Jepun, dan tentu saja orang Jepun nya juga lumayan banyak. Penanda Jepun lainnya adalah petunjuk-petunjuknya. Kalau di gedung lain, di sebelah lift kan ada petunjuk “In case of fire do not use elevator”, trus di sebelahnya bahasa Indonesia nya, “Jika terjadi kebakaran, jangan gunakan elevator”. Nah, di gedungku ini ada satu kolom lagi berisi tulisan coret-coret kanji Jepun itu. Termasuk evakuasi dan jalurnya, juga tersedia dalam 3 versi bahasa: Indonesia, Inggris dan Jepun.

 

Tapi tidak demikian halnya dengan satu pengumuman yang menggelitikku. Di sebelah lift, di lantai dasar, ada tulisan “BERILAH KESEMPATAN KEPADA YANG KELUAR LIFT TERLEBIH DAHULU”, dalam versi bahasa Indonesia ajah. Ga ada versi English ataupun Jepun nya. Hmm… Apakah dianggap kalau orang bule dan jepun tidak perlu diingatkan untuk mendahulukan orang yang keluar lift, sedangkan orang Indonesia masih harus diingatkan kah?

 

 

Jadi inget ama Paul Agusta tentang filmnya yang At The Very Bottom of Everything. Film itu adalah tentang sakitnya, yaitu Bipolar. Di narasi di awal film, ada kalimat “nama penyakitku adalah bipolar disorder..”. Ketika ditanya kenapa dia lebih memilih untuk menyebutkan nama penyakitnya secara lisan dan gamblang di awal film, bukan dengan membiarkan penonton tahu dengan sendirinya, Paul menjawab “Bukannya saya underestimate intelegensia audiens, tapi saya ingin semua jelas dengan apa yang ingin saya sampaikan.” Okay, mari kita garis bawahi kata ‘underestimate’. Walaupun dia bilang ‘bukannya underestimate’, tapi brarti dia punya kekhawatiran bahwa ada penonton yang ga akan bisa nangkep apa yang dia film-kan, yang emang rumit buanget.

 

 

Balik lagi ke tulisan ‘dahulukan yang keluar lift’, mungkin kalau kutanya ke manajemen gedung kenapa tulisan itu hanya dalam versi bahasa Indonesia, mungkin jawabannya adalah “Bukannya kami underestimate kebiasaan orang Indonesia, tapi….”, dan sebelum dia menyelesaikan kalimatnya aku akan menyahut “emang gitu si kenyataannya…buanyak orang yang suka ga sabar untuk masuk ke lift, entah takut ketinggalan lift entah takut spot favoritnya keambil orang..”  

 

^o^

 

Tuesday, June 15, 2010

Doa

 

Tuhan,

Bebaskan saya dari pemikiran bahwa saya akan mendapatkan seperti apa yang saya berikan

Bertepuk sebelah tangan itu menyakitkan, Tuhan

Dan mengulang apa yang pernah saya katakan dulu: pertemanan yang bertepuk sebelah tangan itu jauh lebih menyakitkan

Jadi, tolong bebaskan saya Tuhan

Amin

 

 

Owya Tuhan.. Tolong hukum orang yang mengatakan ‘you get what you give’!


Iklan Viagra di My Life in Ruins_Penyusup yang manis

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Other




Melanjutkan pembahasan product placement di film.


Untuk film-film non-Indonesia, biasanya cara ngiklannya itu smooth and nice. Hampir tidak pernah kutemukan penyusupan iklan ke skenario, dalam artian sampai disebut merk di dialognya. Kecuali untuk merk yang sudah generik semisal aspirin, Xerox. Eksekusinya pun indah.


Tapi di My Life in Ruins, penyusupan itu terjadi. Pelakunya adalah Viagra.


Bentuk iklannya begini.
Irvine, kakek-kakek yang berlibur ke Yunani demi mewujudkan keinginan almarhumah istrinya yang pengen ke Yunani. Sepanjang tour yang dirancang selama seminggu dia murung dan berwajah suram. “liburan paling buruk yang pernah kujalani. Karna istriku tidak ada di sini”, gitu katanya. Di rombongan itu ada juga 2 janda muda dari Spanyol yang centil-centil bitchy. Nah, akhirnya Irvine terpikat mereka dan bercintalah mereka bertiga. Si tokoh utama mendapatinya dan berkata, “Gimana kamu bisa melakukannya?”. Irvine dengan santai menjawab, “Easy. Blue is the color of the pills. Pfizer made it. Medic insurance pay it”.


Wow..!!! Dia emang ga sebut merk. Tapi pil biru dan Pfizer? Apalagi kalau bukan Viagra to?


Penyusupan pada tempatnya, dengan sangat pas dan kalimat yang menarik sekaligus kocak. Dan aku sungguh kagum dengan tidak disertakannya kata ‘viagra’ yang sudah sangat generik itu. Karna kalau disertakan, kuyakin akan jadi sangat kentara dan tidak lagi cantik.


Pintar!

Iklan BCA di Minggu Pagi di Victoria Park

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Other


Ngiklan, tidak hanya di koran, di pinggir jalan ataupun di TV di sela2 acara, tapi bisa juga di dalam film. Dan konon katanya namanya adalah product placement.


Ku mulai ngeh banget ada iklan model beginian pas di film Kamulah Satu-Satunya yang ada Nirinanya. Di situ ada adegan si cowoknya ngambil rokok, trus sebatang rokok dimain-mainkan tangan kanan, tangan kiri megangin bungkus rokoknya, dan merk rokok itu sangat jelas nampak. Di adegan lain, Nirina kecapekan, trus bli minum di pingir jalan, dan botol kemasannya tidak lagi berlabel. Ouw! Barulah aku ngeh bahwa si rokok ngiklan, dan si minuman yang jelas-jelas Aqua tidak ngiklan, makanya labelnya dilepas.


Sejak itu, ku jadi selalu ngeh kalau ada yang ngiklan di film. Dan bentuknya bermacam-macam, ada yang enak diliat ada yang berasa merusak pemandangan.


Ngiklan paling gampang dan aman adalah kalau mau ngiklan rokok, tinggal kasih adegan nunggu di halte bis yang di atasnya ada billboard si rokok. Ngiklan paling manis, yang ga gitu kentara kalau sedang ngiklan, ada di film yang kulupa judulnya, tapi iklan mobil. Jadi si mobil ngebut, trus mendadak berhenti sambil berputar arah, dan nampaklah lambang mobil itu di bagian belakang mobil. Smooth and nice..


Ngiklan paling parrah peringkat dua adalah Nu Green Tea di Ayat-ayat Cinta, dan peringkat satu ada di KCB dengan segala macam produknya. Jika biasanya iklan hanya berupa penampakan merk, di KCB ini masuk ke skenario. “Mas ndak usah kirim uang, Mio-ku masih bagus ko..”, ya kurang lebih begitu kalimatnya.


Katanya, proses ngiklan atau product placement yang baik adalah liat skrip yang udah jadi, baru liat produk apa yang sekiranya bisa ngiklan. Bukan sebaliknya, ada calon pengiklan, trus baru ngotak-atik skenarionya. Karena kalau begitu, maka hasilnya yaaa..KCB atau Ayat-Ayat Cinta itu tadi. Orang yang ga masuk ke dialog aja kadang-kadang ada aja yang keliatan maksa ko... Misalnya Three dan Yuasa di Pintu Terlarang ^^


BCA ngiklan di Minggu Pagi di Victoria Park, film tentang kehidupan TKW di Hongkong, dengan lumayan cantik. Sebenernya dia nyusup ke skenario, tapi cantik. Bentuk iklannya begini:

- Sari mau ngirim duit ke ortunya di Indonesia
- Dia pergi ke suatu tempat yang mungkin adalah bank
- "Mbak, saya mau kirim uang ke orang tua saya di Indonesia 2ribu HKD yang ngambilnya cukup pake KTP sama PIN aja”
- Si petugas nampak mengerjakan sesuatu. Kamera ngambil gambar dari sisi belakang kanan di petugas hingga nampak tulisan BC ajah di dada si petugas. Kemudian nampak sekilas form BCA, dan di belakang jauh ada standing banner BCA.
- Selesai, si Sari berkata “Ini diterima saat ini juga kan, Mbak?”


Ngiklan bank, bisa gampang dan cantik, bisa juga maksa. Contoh yang maksa adalah (lagi-lagi yang kuinget) KCB. Ucluk-ucluk aja si mbak pergi ke bank dan menabung. Diperlihatkan nama bank nya secara gamblang segamblang-gamblangnya dan teller yang ramah-tamah.


Nah, BCA di Minggu Pagi di Victoria Park, mengiklan dengan cantik. Pemunculan logo BCA tidak diumbar-umbar, bahkan sok agak mau ditutupi dengan menampakkan logo separo di seragam petugasnya. Logo di form setoran, di layar komputer bener2 hanya sekilas, seolah-olah ga sengaja keambil gambarnya. Begitu juga di standing bannernya. Tapi semua yang ngliat pasti ngeh kalau itu adalah BCA. Masalah ucluk-ucluk, sebenernya berlaku juga di sini. Kenapa juga si Sari tiba-tiba ngirim uang? Tapi, bukankah itulah inti menjadi TKW? Bekerja di negeri orang, mengirimkan hasil keringat ke kampung untuk dibelikan sawah. Jadi, menurutku apa yang dilakukan Sari bukanlah hal yang ucluk-ucluk.


Paling oke adalah penyusupan skenario untuk inti iklannya dengan begitu cantik. Kalimat Sari tentang “ngambilnya cukup pake KTP sama PIN aja” dan “diterima saat ini juga” sangatlah pintar. Kalimat yang dia ucapkan itu adalah inti dari iklannya. Bahwa pengiriman uangnya cepat dan pengambilannya praktis. Dan itu semua diakomodasi dengan kalimat konfirmasi Sari ke petugasnya, suatu hal yang sangat wajar dilakukan ketika kita mengirim uang.


Sungguh pintar dan cantik! Tapi kurang dikit lagi. Akan kukasih 5 bintang, jika ada adegan si teller menyerahkan bukti transaksi dan PIN, dan kemudian si Sari mengabari ke orang tuanya bahwa dia habis kirim uang, sekaligus memberitahu PIN nya. Lengkap dan utuh gitu..


Jadi, cukup 4 bintang saja yah.. ^^





Tuesday, June 8, 2010

Ada 5 Sesuatu dari Aku… Mau?

 

 

Tentang Pay It Forward

 

Melanjutkan dari Yayan, yang konon Yayan melanjutkan dari seseorang bernama mbak Anne. Jadi aku terpilih untuk menerima kerajinan tangan buatan Yayan. Blum kutrima si…karna sampe sekarang ku blum kasih alamat aku.. ^o^ Tapi, atas itu ku musti mencari 5 teman calon penerima sesuatu buatan aku.

 

Maka dengan ini ku tawarkan ke teman-teman, ada yang pengen dapat hasil utak-utik tanganku? Hanya 5 orang lho.. Siapa cepat daftar dia yang dapat..!

 

Nanti 5 yang terpilih itu, akan melanjutkan kegiatan ini, yaitu membuat sesuatu sebanyak 5 dan kemudian mencari 5 orang untuk dihadiahkan.

  

 

Psssttt… Ku blum putuskan mau buat apa, beberapa ide si sudah terlintas..tapi mau tunggu buatan Yayan dulu ah..mau kujadiin benchmark.. Ayo Yayan, segeralah kirimkan untukku hasil tangan kamu.. ^^

 

 

Thursday, June 3, 2010

Firasat



Bukan demi Oktober aku membuka pintu. Tapi siapa tahu..

Dan firasatmu tidak akan membuatku menutup pintu itu. Melainkan kujadikan pagar baru lengkap dengan jeruji berpaku.

Boleh?