Seminggu kemaren adalah minggu yang rusuh buatku. Aku diwakafkan oleh bosku untuk mengurusi acara pengumpulan manusia2 pintar, kita seleksi dan pemenangnya kita kirim ke AS mewakili Indonesia. Ke-hectic-an sebenarnya sudah dimulai 2 minggu sebelumnya, dimana ku musti nelponin manusia2 pintar itu untuk nagihin dokumen mereka. Habis itu ku musti nyiapin semua bahan yang berkaitan dengan acara. Semua hal kecuali tempat menginap, catering dan bis, karena itu semua bukan keahlianku banget ^o^
Anak-anak yang kuurusin itu berasal dari macem2 background pendidikan. Ada dokter, farmasis, bisnis, ahli mikrobiologi, arsitek, dll. Ada juga yang nutrisionis. Dan nutrisionis ini mempermalukanku dua kali. Dua kali!
Malu 1
Salah satu rangkaian acara adalah mereka dikasih tugas, mereka diskusi, habis itu dikumpulin untuk dipresentasikan. Pas mereka diskusi aku sok2an mengawasi dunk... Ku jalan dari satu meja ke meja lain. Berhenti sejenak, mendengarkan diskusi mereka, senyum, trus kabur ke meja lain sebelum ditanya2.. ^o^
Dengan melihat cara mereka menyampaikan pendapat, interupsi orang, ku bisa sedikit mengira2 karakter mereka. Tapi, lama-lama aku bosan juga. Maka ku makan aja cemilan2 yg disediakan, yang dianggurin sama mereka. Trus tanpa sadar, ku makan lemper sambil jalan muter2. Niat hati mengingatkan mereka untuk menyentuh coffee break yang telah disiapkan. Walaupun dah mualem, tapi kan sayang2 kalo makanan ga dimakan...
Pas sampai di satu meja, ku bilang, ”Jangan lupa ada makanan lho yah... Ada kopi, teh juga..”. Tentu saja ku ngomong gitu sambil memasukkan lemper ke dalam mulutku. Lalu lelaki itu berkata, ”It’s ten o’clock now and it’s not good for you to eat those kind of food”. Langsung aku paused. Trus ngliat ke anak cewek di sebelahnya minta pembelaan, “Trust the nutrisionist”, katanya sambil mengangguk setuju pada perkataan sang nutrisionis.
Dan aku hanya bisa bersungut2 meninggalkan mereka. Huhuh! Aku kan hanya ga mau makanan itu mubadziiiirrrr...
Malu 2
Saat makan siang keesokan harinya. Ku gabung agak2 terakhir, karena harus mengurusi kerusuhan dulu. Ku mengambil makanan antri di belakang bapak kameraman. Dia sedang memilih2 ayam bakar. Ku tungguin dunk..Ga enak mau nyalip. Pas gitu, muncullah si anak itu berdiri di belakangku, tapi trus muter dan berada di depanku. Dia memilih2 ayam juga.
Tata: Cari yang apa si, Pak?
Kameraman: Saya cari yang dada.. Ko udah ga ada yah?
Tata: Emang kenapa harus dada?
Kameraman: Dada itu yang paling enak...
Tata: Hoooo....
Anak itu: Sayap juga enak lho, Pak...
Kameraman: Tapi hormon2 di situ semua..
Anak itu: Yaaa...setiap kenikmatan membawa konsekuensi masing2.. Hehehe...
Si bapak kameraman selesai pilih ayam dan bergerak ke panci berikutnya.
Anak itu: Kalau saya, pilih yang gampang dimakan saja... (sambil ambil entah bagian apa.. Aku kan agak2 buta soal makanan...)
Tata: Yaitu?
Anak itu: Yang ga banyak tulangnya saja...
Trus aku inget dunk kalo dia nutrisionis.
Tata: Ayam punya bagian yang highly recommended dan least ga si?
Anak itu: Oh.. Paling baik untuk dikonsumsi adalah bagian dada.
Tata: Karena?
Anak itu: Lemaknya paling sedikit, nyaris tidak ada.
Tata: Hah?? Bukannya paha? Kan paha deket kaki...buat jalan...jadi berotot dan ga berlemak dunk...
Anak itu: Oh nggak... Di paha masih suka ada lemaknya.. Dada yang hampir tidak berlemak.
Tata: Dada tuh yg mana si? (ku jadi ragu kalau ku tau bagian2 ayam gitu...)
Anak itu menekuk kedua sikunya dan mengibas2kan jemarinya di depan dadanya, ”Yang sekitar sini..”
Tata: Ga berlemak? Trus namanya dada? Ko bisa dada ga berlemak?
Dia memandangku dengan sangat sabar, ”Dada ayam lho, Mbak... Bukan dada manusia..”, diakhiri dengan senyum sarat kesabaran.
Hwuaaaa.... Kenapa aku mikirnya dada manusiaaaaa??? Kenapa dia bisa tauuuu.... Maluuuuu....
Saat itu juga ku langsung kabuuurrr....