Thursday, May 26, 2011

Terucap vs Terasa

…tentang kebutuhan afeksi…

 

Masalah klise bin klasik dari jaman curhat-curhatan  SD sampai sekarang adalah "dia suka aku juga ga yah?" atau "dia cinta ga si sebenernya?". Mayoritas pecinta selalu mengalami sindrom serba mudah: mudah ke-GR-an, mudah kecewa juga. Kadang hanya demi menerima balasan SMS dari gebetan dalam hitungan detik dari terkirim, langsung berasa terbang ke langit dan menjatuhkan vonis "cintaku tak bertepuk sebelah tangan!". Sebaliknya, walau perhatian yang diterima sudah tak terkira namun demi gebetan menolak ajakan nonton bareng langsung terpuruk.

 

Yah begitulah… Tapi, yg lebih bikin geregetaaaann adalah mempertanyakan kesungguhan cinta pasangan/ gebetannya ketika tak ada lisan yang terucap. Padahal kita yang ngliat mereka sudahlah jelas sejelas-jelasnya kalau para pasangan itu saling cinta. Kalimat yang suka kuucapkan atas curhatan seperti ini adalah "oh my… it's obvious! di liat dari seberang laut juga kliataaan kl kalian saling sukaaa" diikuti dengan fakta-fakta cinta. Kadang ada yang menjadi PD, tapi ada juga yang keukeuh "but he never say that". Dan aku hanya bisa histeris "ga mungkin dia ga cintaaaa..".

 

Kemudian aku sok mulai berteori "cinta itu untuk dirasakan, tak harus selalu diucapkan". Maksudku tentu saja adalah memberikan kedamaian kepada mereka yang dicintai tanpa ada "I luv you" verbally. Karena kan memang cara masing-masing orang untuk mengekspresikan cinta itu macam-macam. Ada yang semua-mua dilisankan hingga kadang "I luv u"-nya ga berasa lagi. Tapi ada juga yang ga pernah bilang walau hanya "miss u", bahkan sekedar lewat SMS. Jadi, aku berusaha menyebarkan paham 'rasakan perhatiannya dan artikan itu apa kalau bukan cinta'. Intinya jangan menuntut ungkapan cinta, apalagi menjatuhkan vonis "dia ga cinta".

 

Dan kebiasan dari Alam adalah ga rela aku merasa pintar. Maka diberikanlah aku kejadian berikut.

 

Aku bisa dibilang seorang pengumbar kata cinta karena dengan mudah aku bisa mengucapkan 'I luv u' kepada siapapun berapa juta kali pun. Kepada teman bagian finance yang mengurus klaim-klaim pengeluaranku, aku selalu bilang "I luv u, Pung", tiap duitku cair. Dan kayaknya orang-orang yang mendapat 'I luv u' ku udah pada kebal gitu..ga berasa apa-apa, bahkan kadang ada yang langsung bermuka datar. Padahal aku kan ga ke semua orang bilang itu dan ga setiap waktu juga. Jadi, sebenarnya aku tidak ke sembarang orang berkata cinta. Tapi yaa  sudahlah, biarkan mereka berpikir bahwa ini adalah template kalimatku.

Hingga suatu malam aku sedang berbalas pesan dengan seorang teman, mendiskusikan sesuatu. Makin lama diskusinya makin ke arah aku menempatkan dia di posisi sulit untuk menjawab. Aku sadar dan berkata "kenapa aku nanya ke kamu yah? Tak seharusnya kupertanyakan ke kamu dunk yah…". Dan dia membalas "karena kamu care ke aku". Kyaaaaa…aku menghangat dan mulai meleleh. Dia tahu dan merasakannya, bahwa aku peduli dan sayang ke dia. Dia tidak menganggap 'I luv u' ku itu hanyalah pemanis mulut saja, walau aku sudah sangat jarang bilang juga sih.

 

Jadi… ternyata sesuatu yang terucap itu memberikan sensasi rasa dan energi yang cukup dahsyat. Ini baru di konteks temenan lho, kalau kasih-kasihan bakal lebih dahsyat lagi dunk ya. Maka, wahai para pecinta yang masih kelu lidahnya, ayoooo katakan cinta. Dan bagi mereka yang masih menanti-nanti terucapnya "I luv u too" dari kekasihnya, dahuluilah dengan "aku tau kamu cinta aku".

 

Dan aku memulainya kepada Jonaz. Jo.. aku tau kamu cinta aku. Hayo ngakuuuuu… ^^

 

 

 

32 comments:

  1. takutnya kalo ga diucapkan jadi salah sangka :D

    ReplyDelete
  2. seperti biasa aku menjawab : I don't

    ReplyDelete
  3. aku gak mau baca sebelum ada review titik ....

    ReplyDelete
  4. (tadinya udah pengen balesin komen, muncul Timmy's jadi balik ke draft review...)

    tunggu ya Timmy... kubaca ulang duluuu...

    ReplyDelete
  5. dan hanya komen timmy yang direspon...hmm

    ReplyDelete
  6. ini yg bilang tata aja atau ada statistiknya?
    aku juga mengobservasi kayak gitu.. tapi dari dulu belon nemu orang yg ngomong hal yg sama..

    ReplyDelete
  7. ahh kalo diomongin mah jelas 75% adalah palsu!

    ReplyDelete
  8. entah keberapa kalinya kamu ngomong ini, Jo.. kapan akan berganti jadi 'tata... aku cinta kamu...'?

    ReplyDelete
  9. aku ajjaaa... hehehe... tapi sepanjang sejarah perjalanan percurhatan, sindrom ini tuh nyaris slalu ada.. ya kan yah? kan tugas penerima curhat adalah ber-oposisi biar tetap seimbang.. ^^

    ReplyDelete
  10. walau 75% palsu, 25 % nya cukup mendahsyatkan kok.. jadi, katakanlah... ^^

    ReplyDelete
  11. jadi Jonaz sama Tata sekarang.. #salahtanggap

    ReplyDelete
  12. jonaz sama aku kan dianggap satu... *hahaha

    ReplyDelete
  13. dari duluuuu..cuma discreet gitu... #memfitnahdirisendiri

    ReplyDelete
  14. seumur umur gue kalo lagi punya cewe, selama ini baru sekali doang bilang tiga kata keramat itu ... itupun ngomongnya karena kepepet ... hehehe

    trus soal sindrom itu, biasanya terjadi ke yg lagi kasmaran, bukan yang udah jadian ... dan itu biasanya kejadian kalo emosi gak diimbangi ma logika ... hehehe

    ReplyDelete
  15. Hwuaaa.. Baru sekalii.. Jadikan aku yg keduaa.. *nyanyi

    Yep! Beut! Sindrom mudah biasanya menyerang yg lagi kasmaran. Walaupun kalo udah jadian, ada sindrom mudah lainnya: mudah cemburu, mudah angkat telfon cek keberadaan, mudah ngambekan, haha..

    ReplyDelete
  16. makanya kan gua bilang emosi kudu diimbangi logika ... contohnya ... ketimbang cemburu tak jelas melihat cewe yang kita sayang dikelilingi banyak lelaki, mendingan menyadari bahwa profesinya adalah seorang public relation ... hehehe

    ReplyDelete
  17. aku yang di survey maksudnya... hahahhahaha

    ReplyDelete
  18. aku dirimu dirinya tak akan pernah terganti... cinta tak kan salah....
    *cinta segitiga*

    ReplyDelete
  19. aku selalu merinding kalo ngucapin kata2 itu ta....

    ReplyDelete