Tuesday, January 5, 2010

Aku Bangga Pada Diriku karena Aku Berubah

 

 

Tentang tahun yang berganti

Tentang pengembangan diri

 

 

Aku menilai diriku sebagai orang yang nrimo, pasrah dan ga tegaan serta tidak pernah menuntut. Sebenernya sudah bisa dilihat dari critaku bahwa aku suka keinjek si. Karena berawal dari nrimo itulah, maka aku suka. Nah, dalam hal kerja ternyata aku juga gitu. Aku ga ngoyo, aku ga mati-matian mengejar karier. Kerja, ya kerja. Mari kita kesampingkan mengenai passion yang ga gitu kurasakan di sini.

 

 

Hasil dari sikapku yang di atas adalah aku diperlakukan agak seenaknya. Ku bukan tipe orang yang suka pamer hasil kerjaan, ku pikir suatu saat mereka pasti tahu kalau itu hasil kerjaanku. Ini kemakan sama prinsip seorang teman yang kayak gitu juga. Jadi, aku ga pernah atau jarang laporan. Hehehe… Dan pedomanku adalah sudah seharusnya mereka tahu aku ngapain, hasilnya apa. Jadi misalnya ada yang ngaku2 itu kerjaan dia padahal hasil keringatku, ya aku diem aja… Waktu kan menjawab… Hahaha…

 

 

Trus ujungnya lainnya lagi, karena mereka tau aku ’pemaaf’, maka hak-hak ku suka terabaikan. Dan ketika mereka nyadar hak ku belum terpenuhi, mereka cukup bilang maaf ke aku. Dan aku pun cuma bisa iya-iya ajah.. Lagian apa yang bisa kukatakan dan perbuat kalau kalimatnya adalah ”atas nama manajemen, kami minta maaf karena telah ....

 

 

Trus, aku paling  nggak bisa nagih alias follow up. Paliiiiing ga enak. Ku ngebayangin misalnya ku musti ngasi sesuatu, trus ditagih tuh rasanya gerah. Jadi, kalau aku habis minta sesuatu ke orang, pengennya ku tunggu aja ampe orangnya ngasih. Sedangkan aku dituntut sesuai deadline, jadi mau ga mau ku musti nagih. Dan menemukan kalimat untuk nagih itu yang naudzubillah susahnya. Nyusun draft email tagihan tuh bisa lamaaaa banget… ^o^ Trus misal dah kutagih dan dia minta waktu lagi, ku ga bisa bilang “Pokoknya musti besok!”, pasti aku bilang “Okay…Thanks yah..”. Apalagi kalau lewat telpon...udah bahasa inggrisku di batas aman, orang bule ngomong dan beralasan ku bisa nimpalin apa selain, "Okay..I'll communicate this to the Health Authority. Hope they'll understand". Habis itu pusing abisss...

 

 

 Lama-lama aku ga nyaman dengan keadaanku itu. Ku ngrasa ku ga keren banget. Ku nampak lemah banget...gampangan gitu...

 

 

Ku musti belajar menjadi tegas.

 

 

Hingga akhirnya tibalah kesempatan itu. masing-masing sudra disuruh milih seseorang untuk dijadiin mentor. Maka, kupilihlah seseorang yang dianggap paling kejam dan tegas sekantor. Pokoknya dia tu jutek banget dah. Ku berpikir, dengan bersinggungan dengan dia, maka ku bisa kecripratan sedikit sifatnya.

 

 

Maka dimulailah mentoring itu. Sebulan sekali kami makan siang bersama dan membahas apa saja yang seharusnya kulakukan. Dipilih sesi makan siang, karena itu juga sebagai salah satu terapi buatku untuk bisa ngobrol sambil makan. Karena sebelumnya, dan mungkin masih sampai sekarang, aku tuh kalau makan pasti sangat fokus dan konsentrasi, jadi ga bisa diajak ngobrol misalkan ngobrol pun ku sebatas mendengarkan dan sesekali tersenyum untuk merespon.

 

 

Di mentoring pertama, ku bilang tujuanku adalah pengen seperti dia: tegas dan dihormati. Trus ku paparkan baseline ku sekarang. Dan dia agak-agak shocked ada orang kayak aku. Trus kita menetapkan target bahwa di akhir tahun, harus ada perubahan yang nampak signifikan di aku.

 

 

Masa mentoringku 'cuma' 5 bulan. November dan Desember, kita ga ada makan siang bareng karena kerjaan seuabrek. Tapi mentoring tetap berjalan via email. Banyak hal yang bener-bener paradigma baru buatku. Dia bilang kalau untuk urusan kerjaan, jangan bawa perasaan, cuek aja. Asal kamu bener, maka lakukan. Trus dia juga bilang bahwa aku musti menyampaikan apa saja kerjaanku, let them know beda dengan show off atau cari muka aka menjilat. ”Just let them know... coz they have to know. That’s the way they’ll recognize you”.

 

 

Begitulah..

 

 

Kita belum sempat evaluasi hasil mentoring ini. Tapi aku sudah merasakan bahwa aku berubah, walau ga banyak. Aku menjadi orang yang lebih responsif dan reaktif. Udah mulai bisa cuek, berani nagih, yaa...sedikit tegas lah.. Aku berani berkata ke bosku, ”I don’t know whether you know what I’m doing or not”. Lain waktu ku berani bilang, “I feel, I’m lack or your appreciation and recognition”. And I feel good, really really good by saying it. Keluar ruang bos, aku lega dan tersenyum karena bangga aku bisa melakukannya.

 

 

Puncaknya adalah bulan Desember. Aku memperjuangkan hak ku, yang ku tau kalau ga kuperjuangkan maka akan terabaikan seperti dulu-dulu. Aku tidak menunda-nunda ketika ada aksi dari mereka, aku langsung bereaksi. Aku menyuarakan suaraku tanpa sungkan-sungkan. Pas crita ke mentorku, kubilang bahwa aku sekarang tau bahwa kita sendirilah yang harus memperjuangkan diri kita, untuk apapun itu. Dan mentorku menjawab ” I’m so proud of you Tata.. you are such a quick learner, in deed, no body can pursue it for us, thus we have to pursue and fight it by oursefl! That what makes ourlife colorful! *hugs* ”.

 

 

Ouw… Aku senang dia bangga padaku! Tapi yang pasti aku bangga pada diriku sendiri. Aku kagum bahwa aku bisa berubah ke arah yang aku tuju. Dan sekarang ku akan menentukan lagi tujuanku kemana dan seperti apa, dan aku akan berjuang ke sana. Semangat!

 

 

Untuk teman ngobrolku di tengah malam, kamu benar.. Kita senantiasa tumbuh dan berubah. Aku sudah membuktikannya. Tapi...untuk yang satu itu, tentang kekonsistenan yang kukatakan semalam, aku belum bisa.. Maybe someday... ^o^

 

 

Inilah kami... Beautiful mentor & cute mentee... hehehe...

35 comments:

  1. hohoohhoho... jadi inti dari perubahan adalah "keberanian untuk berubah" yah, jeung Tata?? :)

    selamat yah atas perubahannya. Dan semoga ini bukan perubahan yang terakhir dan akan menuju ke perubahan yang LEBIH BESAR LAGI ;)

    ReplyDelete
  2. selamat !!!!!!

    mulailah bersinar lebih terang ta....

    ReplyDelete
  3. @ Dani: yupe..musti ada keberanian untuk berubah. Aku mau set up lagi mana-mana yang harus dikembangkan dan diubah... Aku suka perubahanku!

    @ Ardi: hayoooo... mulai diserang kesadaran akan kebutuhan untuk berubahkah?

    @ Ka lien: Amiiinn... semoga ku berkilau... ^o^

    @ eugene: Siaaappp!!

    @ all: makasi yaaa... semoga berkelanjutan.. ^^

    ReplyDelete
  4. kalo aku bisa karena kepepet wakakaka
    sama seh gak tegaan, nrimo dll
    tapi berhub aku kepepet so akhirnya bisa tegas terutama masalah follow up hehehe karena aku diajarin ma temenku
    temenku bilang "lo anggap dia temen tapi kalo dia emang temen lo tanpa di minta pasti dia balikin gak harus nunggu diminta atau minimal dia ada itikad baik k elo"
    tuink baru keluar deh tegasnya
    wakakaka

    ReplyDelete
  5. Kalau ama temen si enak aja, Elok...nagih ke temen atau follow up temen, bahasanya termasuk gampang lah..

    Nah, kalo urusan kerjaan... Bagiku tuh rumit...takutnya tar ku dikira ga sabaran, ga ngerti kalo lagi dipikirin.. Hehehe...

    ReplyDelete
  6. waaaaah kalo itu
    juga pernah dulu pas di indeks surabaya kan suka follow up
    wakakaka bisa karena terpaksa

    ReplyDelete
  7. Yaa....walau terpaksa kan yang penting bisa to? ^o^

    ReplyDelete
  8. mentormu manis yah ta.....rOCK On...!!!

    ReplyDelete
  9. trus hasilnya gimana? berhasil?
    soalnya hal paling sulit dalam perubahan diri, apalagi yg menyangkut urusan kita dgn org lain, adalah menerima resistensi dari orang2 itu, yg tidak bisa menerima diri kita yg "baru".

    dalam kasusmu, misalnya, pada saat kamu berubah dgn berani bersuara, orang2 malah makin menggilasmu karena tidak ingin kamu berubah, mereka sudah nyaman dgn posisimu yg diinjak2.

    kalo kamu bisa melewati fase itu, sampe orang2 bener2 sadar gak bisa nginjek2 kamu lagi, selamaaaaaaaaaaat!

    ReplyDelete
  10. panjang buk... besok aja bacanya.... baru pulang dari plesir di kalimantan sih... jadi agak2 capek...
    *kipas2 pake dolar*

    ReplyDelete
  11. Kamu mau?

    Ga bisaaaa.... dah mau punya anak duaaaa....

    hohoho...

    ReplyDelete
  12. oh begini...

    selama ini aku yang 'nyaman'2 aja terinjak2...karena ku memang suka diinjak... ^^ Nah, justru orang2 yang gerah liat aku pasrah2 aja... petinggi2 juga mungkin risih kalau musti sering2 ga enakan musti minta maaf ama aku karena kelalaian mereka...atau muncul kebenaran2 atas aku yang selama ini terselubungi... *aiiihh...* brahmana2 yang suka sewenang2 juga berasa gimana..

    salah satu triggerku untuk mau berubah karena komentar2 orang sekeliling yang gregetan liat aku.. Misalnya:
    - ko lo diem aja di digituin?
    - bukannya itu kerjaan dia? kenapa lo ga protes pas dibilang lo yang salah?
    - lo jangan iya2 aja dunk..

    Kalimat2 itulah yang melecutku untuk berubah...

    Dan untuk kasus puncak itu... Pas akhirnya aku dan manajemen bertemu, concernku diakomodasi, trus kalimat akhirnya "Nah...begitu..kalau ada apa2 langsung ke saya". Mungkin dalam hati "biar ga terlambat dan kita musti apologize2...". Hohoho..

    Dan aku pun bisa bercerita ke rekan2ku dengan bangga bahwa aku tidak membiarkan diriku terinjak lagi.. Mereka juga senang ko liatnya...


    ujung 2009 yang melegakan!

    ReplyDelete
  13. wew....asik juga ya ada yg mau jadi mentor, kalo disini kebanyakan dementor!! *menghisap kebahagiaan qqq....

    ReplyDelete
  14. Hiyaaaa.... isep balik dunk.. Hohoho..

    ReplyDelete
  15. Ini lagi..yang ditanya malah nama mentorku...

    Kirty Almeida is the name. Pas kutanya apa artinya, dia bilang "Kirty-nya ga tau, tapi 'Almeida' itu singkatan dari AwaL MEI aDA". Karena dia lahir di awal mei.. ^^

    Foto kita yang casual itu adalah pas kita Movie Day di Dharmais yang kucritain itu, Shan..

    ReplyDelete
  16. Betul! Jarang-jarang aku bangga pada diriku... ^o^

    Kalau kamu?

    ReplyDelete
  17. wah orang2 kantormu tipe2 aku dong ;))
    gerah sama orang2 yg terinjak2..
    bagus lah ta, lingkunganmu bukan berisi para tukang nginjak =D
    mrk tipe org2 yg pengen org laen berkembang, bukan yg pengen org laen di bawah mulu (jadi inget kisah kepiting2 di ember yg saling menjepit dulu2an pengen keluar).

    gile ya.. office culture tu bisa beda2 bgt tergantung asal negara si perusahaan..

    ReplyDelete
  18. mereka gerah liat aku menjadikan diriku terinjak, aku gerah diingetin mulu bahwa aku sedang terinjak..meski karena ketidaksengajaan, karena kelalaian... Itu salah satu yang membuatku mau berubah... Biar ga saling gerah... ^^

    Ada oknum si yang bukan suka nginjak, tapi suka nyalip, suka nyerobot..tapi dia pun kini liat aku udah agak tegak dan berani bersuara, jadi ngasi jalan deh ke aku...

    Ummmhh.... culture begini apakah berkaitan dengan asal negara?

    ReplyDelete
  19. Tata hebatttt,,,ak mu pinjem kata2nya y...JIC taun ini ak ga naik golongan,hehe...
    "I feel, I’m lack or your appreciation and recognition”.

    ReplyDelete
  20. Mwah mwah mwah!

    Gunakan seperlunya yah! Hohoho...

    ReplyDelete
  21. iyahh

    mungkin bisa dibedain sejak dr proses penerimaan pegawai.. tes/interview/etc gimana aja..

    ReplyDelete
  22. hm.... ada 3 type yang biasa dijadikan bulan-bulanan oleh orang lain : yang pertama : o'on
    yang kedua : orang itu bener2 hatinya tulus.
    yang ketiga : orang o'on berhati tulus. :)

    ReplyDelete
  23. Ajaran dari mana tuuu.. Kamu pasti ngarang!

    Tapi misal pun ada ajaran itu, pastinya aku yang tipe kedua! Ya kan, jo?

    ReplyDelete
  24. cuman observasi di kantor aja ta.....

    ReplyDelete
  25. Hiyaa.. Jadi sampel nya baru 1? Ga valid dunk kesimpulan kamuu.. ^o^

    ReplyDelete
  26. Weuch.., aku belum bisa tuch tegas...

    Selamat dech mbak..

    ReplyDelete
  27. Ayooo... Kamu harus berubaaahhh! ^^

    ReplyDelete
  28. penyakit jiwa yang sama,...q butuh mentor jg,..sapa ya?

    ReplyDelete