Friday, February 4, 2011

Refleksi Klise*: Buang Sampah [Juga] Jangan Sembarangan Yaa..

…tentang kebebasan mengeluarkan isi otak dan hati…

 

Kejadian 1:

Ada seorang wanita yang sangat sakit hati karena mendapati mantan suaminya telah menemukan gadis penggantinya, tak lama setelah mereka berpisah. Sang wanita ini merasa waktu yang diperlukan lelaki itu untuk melupakan dia dan memulai lembar baru terlalu pendek, maka meledaklah dia. Karena dia meyakini lelaki itu telah memulai hubungannya dengan si gadis ketika mereka masih bersama alias si lelaki mencuri start. Dan karena dia suka menulis dan memiliki blog, maka ledakan itu dia tuangkan ke dalam blog dan kemudian dia undang orang-orang untuk membacanya. Dia ingin semua orang mengetahui sakit hatinya dan betapa jahat mantan lelakinya tersebut.

 

Kejadian2:

Seorang lelaki merasakan bahwa di balik suatu kejadian yang nampak seperti musibah ternyata ada berkah, begitu juga sebaliknya. Dia mengalami suatu peristiwa yang menurut dia cukup ironis. Ketika dia berhasil memberikan semacam pencerahan ke orang lain, di saat yang sama dia mengalami semacam kemalangan dalam bercinta: gadisnya meninggalkannya. Dia mencurahkan keironisan tersebut ke dalam tulisan yang bagus di blog. Dia menunjukkan bahwa walau sedih dia tetap bersyukur. Bahwa walaupun ada sedikit kecewa, karena hubungan yang sudah dibina lebih dari 3 tahun, harus berakhir dia tetap bisa tegar.

 

 

Okay.. Menulis memang bisa melepaskan sesak di dada. Dan dengan fasilitas blog, cukup membantu melampiaskan apapun, termasuk uneg-uneg. Ibarat kata, kita mau marah-marah atau ngamuk-ngamuk atau pedekate juga bisa. Apakah ada batasan? Rasanya tidak yah.. Jadi silakan jika ingin melakukan atau menulis apa saja.

 

Namun, perlu diingat, ketika kita menulis sesuatu di blog, ada pihak yang membacanya. Memang terlalu jauh jika dinyatakan bahwa apa yang kita tulis bisa mempengaruhi pembaca. Walaupun tak jarang juga kita terinspirasi oleh tulisan orang. Tapi yang pasti, apa yang kita tulis itu menggambarkan diri kita.

 

Pada kejadian 1, si wanita ini menuliskan semua yang terjadi di rumah tangganya untuk mendukung pemaparan kejahatan mantan lelakinya. Dan tentu saja karena dia sedang dalam keadaan murka dan kalap, yang dia tuliskan adalah tentang keburukan mantan suaminya itu. Semua hal yang harusnya hanya antara mereka berdua, diulas dengan nada marah. Segala tuduhan teralamatkan mantan suaminya dituliskan dengan lengkap. Dalam semangat kebebasan mengeluarkan pendapat, hal itu sah-sah saja. Tapi, entah bagaimana aku tidak sreg dengan cara seperti itu. Ada hal-hal yang bisa dan pantas dibagi dengan banyak orang, ada hal-hal yang tidak perlu seluruh dunia tahu. Dan ketika aku berusaha mengingatkannya, dia menyatakan “ini adalah bentuk katarsisku untuk menyembuhkan lukaku”.  Selesai, aku speechless ^^

 

Pada kejadian 2, si lelaki ini tidak meledak-ledak, karena ketika menulis blog itu dia sudah sampai pada tahap menerima kenyataan. Namun, demi meyakinkan pembacanya bahwa yang dia alami adalah kisah nyata bukan fiksi belaka, dia sebut nama lengkap beserta profesi dari mantan gadisnya itu. Dan aku, menyayangkan itu. Dunia tidak perlu tahu bukan siapa gadis itu? Karena justru yang terjadi adalah memancing pergosipan bukan? Dan aku membayangkan perasaan gadis itu ketika mengetahui dia ‘tenar’ di kalangan pembaca blog mantan lelakinya. Dan karena kalimatnya “gadis ini meninggalkan aku begitu saja untuk menikah dengan orang lain”, maka image yang tercipta adalah gadis ini si antagonis dalam kisah mereka (lain halnya jika lelaki ini menulis “aku berpisah dengan gadis yang telah kupacari selama 3 tahun lebih”).  Dan ketika aku mencoba mengingatkan bahwa tak seharusnya dia menulis nama itu, dia menjawab “ini blog adalah blog aku. Aku mau nulis apa saja itu terserah aku. Dan fungsi blog itu kan seperti tempat sampah, kita bisa buang apa saja di sana. Kamu kemana aja (ko bisa ga ngerti fungsi blog)?”.

 

Wow…

Aku tidak menyangkal bahwa kita semua perlu media katarsis. Aku juga setuju dengan analogi blog sebagai tempat sampah. Sampah memang harus dibuang, seperti halnya kemarahan harus dilampiaskan. Dan jika  kita melilih untuk membuang uneg-uneg di hati ke dalam tulisan di blog, itu bukan suatu kesalahan apalagi kriminalitas. Jadi mari kita lanjutkan analogi ini. Membuang sampah itu ada aturannya bukan? Kalau belum bisa sampai tahap memilah mana sampah plastik, kertas, kaca, organik, non organik, sampah basah atau sampah kering; paling nggak etika dasar membuang sampah kita kuasai. Selain jangan membuang sampah sembarangan, ada perlakuan tertentu untuk sampah tertentu. Kukatakan pada di oknum kejadian 2 “Buang sampah juga ada etikanya lho... Kami, wanita, ada treatment tertentu sebelum membuang pembalut bekas pakai. Dan sampai sekarang aku belum pernah menemukan atau melihat kondom bekas pakai yang dibuang begitu saja”. Titik ^^

 

Kepada mereka yang menggunakan kalimat “ini blog kan blog aku, suka suka aku dunk mau nulis apa aja. Kalau ga suka ya ga usah baca” atau kalau untuk dunia twitter “ini twitter kan twitter aku, kalau ga suka tinggal unfollow aja”, aku jadi membayangkan ada orang buang sampah sembarangan dan ketika ditegur menjawab “ini sampah kan sampah aku, suka-suka aku dunk”.

 

What do u think? ^^

 

 

 

 

 

 

*refleksi klise adalah istilah yang digunakan oleh aku dan teman diskusi dini hariku tentang apa saja, yang sebenarnya sudah basi bin klise tapi kadang terlupa

 

38 comments:


  1. Bunyi kalimatnya seperti ngambek dan kekanak-kanakan yah...

    ReplyDelete
  2. Setuju bahwa hendaknya tetap ada batasan... Kasihan lho pihak yang ditulis sebagai pelaku. Gimanapun juga kan itu baru cerita dari satu sisi.

    ReplyDelete
  3. Setuju bahwa hendaknya tetap ada batasan... Kasihan lho pihak yang ditulis sebagai pelaku. Gimanapun juga kan itu baru cerita dari satu sisi.

    ReplyDelete
  4. Eits maap kedobel, lagi pake hp susah ngeditnya :D.

    ReplyDelete
  5. yupe.. tapi mungkin juga karena yang bersangkutan sedang dalam keadaan 'panas'... kita coba untuk mengerti saja.. Hidup ini kan untuk dimengerti.. Refleksi klise lagiii.. ^^

    ReplyDelete
  6. ibarat buang sampah, dipilah-pilah.. begitu bukan, Leila? *kiss

    ReplyDelete
  7. tak apa.. biar nampak banyak komennya... hehehe..

    ReplyDelete
  8. iyaaaa bahkan kadang2 ada 2 org berkonflik, bukannya diselesaikan di antara mereka, malah salah satu dr 2 org itu udah nulis duluan di blog ttg pemahaman dia terhadap konfliknya, kesalahpahaman2, judgment2, sehingga yg satu lagi cuma bisa speechless krn gak dikasih kesempatan utk klarifikasi, malah udah disebarin kemana2.

    ReplyDelete
  9. inilah masalah penggunaan internet hari gini.. mereka gak tau kalau nulis di internet itu sama saja dgn pasang iklan di koran. bedanya, pasang iklan itu bayar! :p coba, siapa yg mau kalo buang sampah harus bayar?

    kenapa gak katarsis di diary, atau katarsis ke temen2 sendiri? bisa nelpun, bisa ngupi2 rame2..

    ReplyDelete
  10. makanya aku suka ngeblog di multiply. klo perlu curhat tinggal set ke user tertentu. hehehe

    [nih dibreak 3 kali, biar banyak komennya :p]

    ReplyDelete
  11. kadang ada juga yang jadi 'perang', saling serang... semua yg keluar dari mereka kan akan balik ke mereka juga yah..?

    Bener kata-kata bijak di agendaku entah tahun berapa "kalo lagi kesel, tulis, simpen. Baca lagi besoknya dan putuskan apakah km akan menyampaikan ke yang bersangkutan atau tidak". Bisa diperluas, apakah akan dikabarkan ke seluruh dunia atau tidak.. Refleksi klise lagi.. ^^

    ReplyDelete
  12. iklan? iklan ==> mengiklankan diri ==> biar tenar

    nah! gejala itu juga yg teramati..makanya media katarsisnya musti mengakomodasi keinginan itu.. kalo ke temen lewat telfon atau ngupi2, tar dunia ga tau dunk... (kok aku jadi nyinyiiiirr.. adududu.. hahaha..)

    ReplyDelete
  13. aku juga suka MP, yang baca dikit..selain bisa di-set ..

    [kujawabnya juga satu-satu, biar makin banyak komennya.. haha..]

    ReplyDelete
  14. kejadian 1 ... sumpah suerrr, itu tipikal perempuan yang kayaknya gak bakalan gue pacarin ... hahaha oot ... yg jelas, semua orang berhak marah, berhak meledak, bahkan dengan bom tnt c4 sekalipun ... cuman utk kejadian 1 ... alam bawah sadarnya, mengatakan bahwa ia adalah korban, sementara fakta yg ada mereka udah pisah dan itu artinya bebas dari ikatan moral dan tanggung jawab ... buat gue, cewe yang selalu merasa kalo dirinya adalah korban, suatu saat bakalan mengorbankan lelaki lelaki yang lain ... kalo mau contoh nyata, gue bisa nyebutin lebih dari 10 fakta yang ada ... hehehe

    ReplyDelete
  15. ikut nimbrung ah ...
    masalahnya kalo lewat temen ... ini yang sering gue amati ... orang curhat itu aslinya gak butuh nasehat dan gak butuh pendapat ... tapi cuman pengen didengar ... sialnya yang namanya teman kalo dicurhatin itu biasanya ngasih pendapat dan nasehat ... itu yang sering gua amatin aja
    selain itu orang ngeblog buat urusan curhat ... karena tiap orang memiliki naluri eksibisionis ... itu natural, itu wajar ... selama gak jadi annoying aja kayak infotaintment

    ReplyDelete
  16. ga usah pake contoh nyata (in terms of sebut nama), tapi ini maksud jelasnya gimana yah? further details, please..minim pengalaman hidup ni.. :)

    ReplyDelete
  17. haha.. annoying kayak infotainment! setuju..setuju..

    bener juga bahwa setiap org punya naluri eksibisionis...yg musti dihindari adalah mengeksibisioniskan orang lain.. itu yg dimaksud dengan pilah-pilah ketika buang sampah..

    nah, apakah yg harus dilakukan ketika ada teman curhat kalau memberi pendapat dan nasehat malah menjadi kesialan? tar kalo diem aja, dikira ga perhatian...

    ReplyDelete
  18. gak klise! :D
    cuma perlu rajin diingat2.. pakai reminder.. semua orang butuh ^___^

    ReplyDelete
  19. ngomong2 soal infotainment.. kan ini udah bentuk infotainment ta..
    krn boro2 dapet kerjaan wartawan di stasiun tv.. mending kerja sukarela aja.. medianya gratis..

    atau kali keracunan infotainment.. jadi terbawa gayahidup kayak gitu..

    ReplyDelete
  20. ini sebenarnya psikologi banget, tapi sering kejadian di kehidupan nyata ... gue lupa istilahnya, sublimasi atau apa gitu tauk ... dan mirip mekanisme balas dendam ... yang jelas, semisal elu ngalamin kejadian gak enak yang susah dilupain, itu bakalan tersimpan dalam alam bawah sadar secara terus menerus, untuk melepasnya harus dengan balas dendam yang mungkin saja ke orang lain ... balas dendamnya bisa positif bisa negatif ... yg positif misal, kita barusan diputusin cewek super duper cakep yang kita cinta mati, maka untuk melepas dendam itu, kita mengencani cewe laen yang jauh lebih cakep dan lebih ok ketimbang mantan kita sebagai proyeksi pembuktian kepada sang mantan bahwa dia bakalan nyesel mutusin kita ... yg negatif misal, kekerasan secara mental saat pacaran, ketika putus, maka cepat atau lambat kita akan memproyeksikan kekerasan mental tersebut kepada pasangan baru namun dengan tata cara yang jauh lebih kejam ... percayalah gue udah nemuin banyak fakta soal semua ini ... hehehe
    jadi ketika ngalamin kejadian gak enak, ketimbang berpikir bahwa kita adalah korban yg mana bisa berimbas gak enak ke orang lain ... mendingan secepatnya cari partner sadomasokis yang asik, karena lebih menyembuhkan ... hahaha

    ReplyDelete
  21. hehe..disebut klise karena udah diketahui kebenarannya sejak jaman dulu kala hanya tinggal diulang-ulang penyampaiannya.. begitulah kami menamainya Refleksi Klise ^^

    ReplyDelete
  22. ini positif yah? masa motivasinya begituuu... hahaha.. tapi daripada ngancurin orang sih yah? sip sip..

    ReplyDelete
  23. kalo gue sih lebih milih dengerin dan ikut arus ... kalo dia nanya pendapat baru kasih pendapat dengan catatan itu adalah pendapat yang ingin dia dengar walau belum tentu juga benar ... hehehe
    analogi ngawurnya gini ... cewe gue clana jeans hipsternya rada mlorot, bokongnya yg montok dengan cleavage yg bulat bisa kliatan jelas sama sekeliling ... plus tato tribal di pangkal bokong yg bisa bikin cowok melotot ... ketimbang suruh nutupin mending bilangin aja kalo doi seksi banget make jeans hipster kayak gitu ... toh ntar pasti nyadar sendiri ... hehehe

    ReplyDelete
  24. pengakuan: itu juga yg sering kulakukan ==> mengatakan yang kutau itu yang pengen didengar. Hihihi.. daripada daripada.. Baru, setelah agak 'waras', katakan yg sebenarnya dengan prolog, "okay, aku akan menjadi oposisi..."

    ReplyDelete
  25. bisa jadi.. liat artis2 bisa saling serang di layar kaca, kenapa kita nggak bisa di layar internet?! mungkin gitu yah.. hehehe..

    ReplyDelete
  26. hahaha ini alasan kenapa gue suka merhatiin komen komen di yahoonews atau okezone atau apalah tentang berita berita selebriti ... suerrr, perang komen disitu lebih rame dan lebih lucu ketimbang beritanya ... hahaha
    gue kayak nangkep logika kalo kebanyakan orang kayaknya krisis eksistensi dan krisis apresiasi ... makanya ngeksis di ngomenin berita selebriti ... lucu lucu banget deh

    ReplyDelete
  27. Krisis eksistensi dan apresiasi! Bener banget bener banget..fenomena yg merebak memang..

    ReplyDelete
  28. Oliiippp.. Jangan berlebihan gitu ah.. :)

    ReplyDelete
  29. Aiiihh..oliippp..yuks berefleksi klise bareeng.. *cuph

    ReplyDelete
  30. aku melihat fenomena ini juga.. dan sedang menghubungkan dgn metode parenting & teaching guru2 tk/sd..

    ReplyDelete
  31. ah beruntung sekali punya teman seperti Tata yg terus bisa ngingetin tanggung jawab di blog :)

    rule di tulisan2 blogku : no real name dan no real plot (semua diusahakan pake kias), padahal isinya juga sebagian menyampah perasaan, hihihihi...

    ReplyDelete
  32. Kejadian 1; ehmm, bukan maksud nyinyir sih tapi aku bisa denger mantan suaminya bersyukur dia udah jadi 'mantan' he..he.. *kejam*
    Kejadian 2; someone who appearently tough outside is actually weak inside!!

    Well, mending mana ta? nyampah di blog sendiri atao di status fesbuk,, lol!!

    ReplyDelete
  33. ini yg nulis Tata? tumben cerdas... :P

    ReplyDelete
  34. oke ta, mari kita patenkan itu sebagai kode etik MP blogger hahaha

    ReplyDelete
  35. kalo menurut ini: http://multiply.com/info/tos
    blog no.2 yg diceritakan tata itu udah melanggar loh...

    ReplyDelete