Sunday, November 4, 2007

Intip Vagina Anda (IVA)

Tiap 2 menit ada 1 orang wanita di dunia meninggal karena kanker serviks, sedang di Indonesia tiap 1 jam kanker serviks menelan satu korban jiwa. Kanker serviks merupakan kanker pembunuh nomor 1 di Indonesia (34% dari kasus kanker), baru kemudian diikuti oleh kanker payudara.

 

Semalem ku ikut Women Symposium ttg kanker serviks. Katanya telah dilakukan survey terhadap 5.423 perempuan di Asia (atau Indonesia ku lupa) dan hasilnya hanya 2 % yang tahu tentang kanker serviks ini. Cukup tragis dan ironis. Makanya ku mau berbagi apa yang kudapat semalam...

 

Kanker serviks/ leher rahim adalah tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher rahim. Dimanakah leher rahim? Leher rahim adalah bagian bawah rahim yang menonjol ke dalam liang senggama (vagina).

 

Gejala

Pada stadium dini kanker serviks ini tidak menunjukkan gejala atau tanda-tanda yang spesifik, bahkan terkadang tidak ada gejala sama sekali. Nyeri haid yang berlebihan, keputihan yang disertai bau tidak sedap kadang menjadi gejala awal, namun itu tidak selalu. Setelah pada stadium lanjut, barulah gejala yang jelas nampak, yaitu:

  • Pendarahan sesudah senggama
  • Keluar keputihan atau cairan encer dari vagina
  • Pendarahan sesudah menopause
  • Keluar cairan kekuning-kuningan berbau atau bercampur darah, nyeri panggul, atau tidak dapat buang air kecil

 

Penyebab

99,7 % kanker serviks disebabkan oleh infeksi Human Papiloma Virus (HPV), khususnya HPV tipe 16 dan 18, yang ditularkan melalui kontak kulit kelamin. Kondom bisa mencegah, tapi tidak selalu. Kenapa? Mungkin karena kondom yg dipake tidak lolos uji gelembung di BPOM pas daftar... >_<

 

Faktor resiko

  • Mulai melakukan hubungan seks pada usia muda
  • Berganti-ganti pasangan tanpa menggunakan kondom (tp ingat kondom tidak selalu dapat mencegah)
  • Sering menderita infeksi di daerah kelamin
  • Melahirkan banyak anak
  • Kebiasaan merokok (resikonya 2x lebih besar)
  • Defisiensi vitamin A, C, E

 

Kanker serviks yang terdeteksi pada tahap dini dapat disembuhkan.

Deteksi dini dilakukan melalui skrinning. Metode skrining ada 2 cara, yaitu

  • Pap smear: cairan di leher rahim diambil dengan spatula, kemudian diperiksa di laboratorium apakah ada kelainan sel atau tidak. Hanya wanita yang sudah melakukan hubungan seksual yang boleh melakukan pap smear ini. Masa iya mau diperawanin sama dokter demi pap smear.. =)
  • IVA/ Inspeksi Visual Asam Asetat: leher rahim diolesi asam asetat 3-5 %. Jika terjadi perubahan warna (bercak putih), maka kemungkinan ada kelainan sel.

Untuk keperluan kampanye deteksi dini kanker sekviks, oleh YKI IVA diterjemahkan menjadi Intip Vagina Anda. Selain agar lebih mudah diingat dan dimengerti masyarakat luas dari berbagai kalangan, juga karena memang karena metode IVA dilakukan dengan mengamati langsung leher rahim. Mengamati lewat lubang sempit namanya intip kaaaa...nnn...=)

 

Jika hasil skrinning menunjukkan adanya kelainan sel, maka harus ditangani lebih lanjut oleh dokter kandungan. Dan jika masih pada tahap awal (pra-kanker), kanker serviks dapat disembuhkan secara total. Jadi jangan menunggu ada keluhan baru dilakukan pemeriksaan yaaaa....

 

Kata orang bijak, lebih baik mencegah daripada mengobati. Perlu diingat bahwa deteksi dini tidak dapat mencegah timbulnya kanker serviks. Sesering apapun kita melakukan pap smear (ga boleh sering2 si...) atau sesering apapun vagina kita diintip, kalau memang jatahnya sel leher rahim kita mengalami kelainan, ya tetap saja kelainan itu datang. Cuma...kelainan tersebut diketahui pada saat awal, sehingga kemungkinan sembuh total adalah besar.

Bagaimanapun juga, pencegahan lebih baik untuk dilakukan. Karena ketika vonis kanker serviks ditimpakan, bukan hanya kondisi fisik yang terpengaruh, psikis dan sosial juga terkena imbas.

Selain kondom, kini pencegahan dapat dilakukan dengan vaksinasi. Vaksinasi dilakukan sebanyak 3 kali dalam waktu 6 bulan. Dengan itu, wanita akan terbebas dari ancaman kanker serviks. Untuk berapa lama? Secara klinis baru terbukti selama 6 tahun, tapi diharapkan akan bertahan seumur hidup. Maka disarankan bagi para perempuan usia 10-55 tahun untuk melakukan vaksinasi HPV 16 dan 18 ini, terutama yang memiliki faktor resiko terkena kanker serviks.

Segeralah hubungi doker kandungan anda.. !!

 

(kalo aku si tar aja kl pas mau nikah...dicharge ke uang hantaran...hehehe... karena kabarnya harga 1 suntikan vaksinasi HPV ini sebesar uang kuliah 1 semester di UI jurusan non-eksak...! makanya tunggu uang hantaran ajah! Hohoho.... )

5 comments:

  1. Ini blog cewek banget, ok Ta. Thx informasinya, but....masa iya demi keperawanan kita jadi lengah deteksi awal kanker servik. You see...bagaimana kontruksi keperawanan hanya menimbulkan banyak masalah pada perempuan.

    ReplyDelete
  2. Hmmm....kl masih perawan, brarti belum kontak kulit kelamin, resiko kena kanker serviks kecil Ka... Jadi tunggu diperawanin oleh yg berhak dulu ajalah... =)

    ReplyDelete
  3. Klo cara pengolesan asam asetat atau IVA, apa bisa dilakukan pra nikah tanpa merusak keperawanan?

    ReplyDelete
  4. ummmhhh...
    yg dioles kan di leher rahim, Nil.. melewati selaput dara yg (katanya) jd lambang keperawanan... ngolesnya kan pake kaya swab gitu...
    yaaaaa...depends on how u give definition of virginity si...
    Hmmm?

    ReplyDelete
  5. Ada kabar baik nih bagi penderita kanker serviks.. Ada teknologi baru yang mampu membantu perawatan penyakit ini namanya TRANSFER FACTOR. Sudah mendapat rekomendasi dari Kementrian Kesehatan Rusia untuk pengobatan kanker dan masuk ke Buku Rujukan Dokter di Amerika (PDR) sejak tahun 2003. Sudah diterbitkan lebih dari 3500 uji klinis manfaat penggunaannya bagi kesehatan manusia.
    http://thetransferfactorindonesia.com

    ReplyDelete