Ingin aku mengucapkan kata-kata terdalam yang mesti kuucapkan padamu; tetapi tak berani aku, karena takut, engkau akan tertawa.
Itulah sebabnya mengapa kutertawakan diriku sendiri dan kuremukkan rahasiaku dalam bergurau.
Kuringankan kepedihanku, karena takut, engkau akan membuatnya demikian.
Ingin aku menyampaikan kata-kata paling benar yang ingin kusampaikan padamu; tetapi tak berani aku, karena takut kalau engkau tak mau mempercayainya.
Itulah sebabnya mengapa kusamarkan kata-kataku dalam dusta, mengatakan yang sebaliknya dari apa yang kumaksud.
Kubuat kepedihanku aneh kelihatan, karena takut kalau engkau akan membuatnya demikian pula.
Ingin aku memakai kata-kata paling tepat yang kusediakan bagimu; tetapi tak berani aku, karena takut, aku tak akan terbalas dengan harga yang setara.
Itulah sebabnya kusampaikan kata-kata keras padamu dan kubanggakan kekuatanku yang kukuh padu.
Kulukai engkau, karena takut, engkau tak pernah mengenal kepedihan sedikit juga.
Ingin aku duduk membisu di dekatmu; tetapi tak berani aku, takut kalau hatiku terluncur ke bibirku.
Itulah sebabnya mengapa aku bicara dan mengoceh dengan ringannya dan menyembunyikan hatiku di balik kata-kata.
Kuperlakukan kepedihanku dengan kasar, karena takut, engkau akan memperlakukannya demikian pula.
Ingin aku pergi menjauh dari sisimu; tetapi tak berani aku, karena takut kecemasanku akan terbuka bagimu.
Itulah sebabnya mengapa kutegakkan kepalaku tinggi-tinggi, dan tak peduli datang aku ke hadapanmu.
Tusukan terus-menerus dari matamu membuat kepedihanku segar selalu.
Rabindranath Tagore; Tukang Kebun; Lirik no.41
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tukang Kebun-nya Rabindranath Tagore ini bisa dibilang satu kumpulan lirik yang pertama kali khatam kubaca. Dan ku hafal hampir semua isinya. Jadi, ketika ku sedang merasakan apa, maka ku akan dengan mudah menemukan lirik yang sesuai. Membaca lirik-lirik Tagore selalu membuatku tersenyum dan damai, "Oh my...berpuluh-puluh tahun lalu ada juga yang merasakan apa yang kurasakan sekarang". Mengagumkan yah? Emosi tidak mengenal istilah jadul. Applicable sepanjang masa. Dan kali ini lirik no.41 di ataslah yang kalau nyontek kata-kata Jonaz, aku banget ^^
Itulah sebabnya mengapa kutertawakan diriku sendiri dan kuremukkan rahasiaku dalam bergurau.
Kuringankan kepedihanku, karena takut, engkau akan membuatnya demikian.
Ingin aku menyampaikan kata-kata paling benar yang ingin kusampaikan padamu; tetapi tak berani aku, karena takut kalau engkau tak mau mempercayainya.
Itulah sebabnya mengapa kusamarkan kata-kataku dalam dusta, mengatakan yang sebaliknya dari apa yang kumaksud.
Kubuat kepedihanku aneh kelihatan, karena takut kalau engkau akan membuatnya demikian pula.
Ingin aku memakai kata-kata paling tepat yang kusediakan bagimu; tetapi tak berani aku, karena takut, aku tak akan terbalas dengan harga yang setara.
Itulah sebabnya kusampaikan kata-kata keras padamu dan kubanggakan kekuatanku yang kukuh padu.
Kulukai engkau, karena takut, engkau tak pernah mengenal kepedihan sedikit juga.
Ingin aku duduk membisu di dekatmu; tetapi tak berani aku, takut kalau hatiku terluncur ke bibirku.
Itulah sebabnya mengapa aku bicara dan mengoceh dengan ringannya dan menyembunyikan hatiku di balik kata-kata.
Kuperlakukan kepedihanku dengan kasar, karena takut, engkau akan memperlakukannya demikian pula.
Ingin aku pergi menjauh dari sisimu; tetapi tak berani aku, karena takut kecemasanku akan terbuka bagimu.
Itulah sebabnya mengapa kutegakkan kepalaku tinggi-tinggi, dan tak peduli datang aku ke hadapanmu.
Tusukan terus-menerus dari matamu membuat kepedihanku segar selalu.
Rabindranath Tagore; Tukang Kebun; Lirik no.41
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tukang Kebun-nya Rabindranath Tagore ini bisa dibilang satu kumpulan lirik yang pertama kali khatam kubaca. Dan ku hafal hampir semua isinya. Jadi, ketika ku sedang merasakan apa, maka ku akan dengan mudah menemukan lirik yang sesuai. Membaca lirik-lirik Tagore selalu membuatku tersenyum dan damai, "Oh my...berpuluh-puluh tahun lalu ada juga yang merasakan apa yang kurasakan sekarang". Mengagumkan yah? Emosi tidak mengenal istilah jadul. Applicable sepanjang masa. Dan kali ini lirik no.41 di ataslah yang kalau nyontek kata-kata Jonaz, aku banget ^^
hwaaaaa... *mewek*
ReplyDeletelho lho lho... ko mewek? ini lirik cinta lhoh...
ReplyDeletebagiku bikin mewek.. pagi2 udah cinta-cintaan nih..
ReplyDeleteJangankan waktu pagi siang sore malam, musim dan masa aja ga dikenal ma si Cinta.. Kan kata Pasha ma Rosa 'skali cinta, aku tetap cinta'.. ^^
ReplyDeletemba tata, itu dari buku yg judulnya apa?
ReplyDeletedari dulu ingin baca karya tagore, blm kesampaian...
hehehe...aku juga baru ngeh kalau perasaan yg kurasakan skrg bisa juga dirasakan org jaman dulu...:p
Waah, belum pernah baca... Dalam banget ya kata-katanya.
ReplyDeletewah bagus kata2nya..
ReplyDeleteaku tau si tagore ini dah lama, tapi belon pernah baca..
kapan2 pinjem ya ta ^^
eh udah masuk project gutenberg!
ReplyDeletehttp://www.gutenberg.org/files/6686/6686-h/6686-h.htm
silaken teman2 yg mau baca ^^ (versi english)
Aku punya beberapa buku Tagore.. Yang khatam dan berkesan dua: satu Tukang Kebun, terjemahan dari The Gardener, satu lagi kumpulan dari (mungkin) semua karya Tagore, in English.. Ada drama Chitra, Gitanjali, dll. Untuk lirik 41 ini, ku berasa lebih pyass ama yang versi Indonesia..tapi ada beberapa yang English nya lebih nancep ati..mostly yang patah2 hati.. ^^
ReplyDelete@ Anda, di perpus FIB ada lengkap ko.. Kan ku dulu suka 'nyolong' di sana.. Hehehe..
@ all: bagus, dalem dan adem, itu yang kurasa..
ReplyDeleteAku juga suka Rabindranath Tagore. Pertama beli bukunya pas SMA, judulnya Gitanjali. Pas kuliah, baru dapet yg Tukang Kebun.
ReplyDeleteBahasanya halus, menyentuh dan universal...
Ardi!!!!! Kuserahkan tanggung jawab ini padamu!
ReplyDelete@ maya: setujuuu..
ReplyDelete@ jo: lho..lho..lho.. Ko lepas tanggung jawab gitu?
Dan semua buku itu ada di Bandung, hiks... Di tempat mertua. 3 kardus bukuku ada disana semua, huaaaaaa...
ReplyDeleteTata... Punya buku Mahabrata ga? *kerlingin mata
Ni beneran ngidam mahabharata yak? Tadi di toko buku ku liat tu buku dan langsung inget kamuuu.. Hohoho..
ReplyDeleteHuaaaaa... Di Cirebon susah dapetinnya.. Hiks, Tata... Dulu aku punya buku itu. Waktu kecil, papa yg kadoin ke aku.
ReplyDeletePasti sekarang mahal harganya ya *langsung liat dompet
ummmhh... buku yang kamu mau dan yang kuliat adalah buku yang sama ga yah? Tar ku catetetin info detailnya deh...ku konfirm ke kamu, kalau bener...siapkan cash kamuuuu... ^o^
ReplyDeletepenuh dengan ketakutan dan ketidak-beranian, fiuh
ReplyDeletePenuh perhitungan dan pertimbangan, Ardi..disertai ekstrapolasi di sana sini.. Hohoho..
ReplyDeletePenuh perhitungan dan pertimbangan, Ardi..disertai ekstrapolasi di sana sini.. Hohoho..
ReplyDeletepembenaran
ReplyDeletehahaha
Ya kan ku sedang belajar, Di.. Kata konsultanku, "kini saAtnya lo ngrasain gimana pusingnya jadi cowok.. Sekarang tau kan rasanya kalo pedekate?". Jadi wajar dunk kalo aku atut.. ^o^ -pembenaran lagi-
ReplyDeleteTapi paling gak kan konsultannya bikin action... bukan nunggu kayak elu.. xixixiixixixi
ReplyDeleteYa kan dimana2 sebelum beraksi musti survey lapangan dulu..dan itu adalah tugas konsultan.. Dia dibayar untuk ituu! ^^
ReplyDeletekonsultan pajak bayarnya bisa M loh... apalagi kalo pajaknya di olah sedemikian rupa.... apalagi konsultan asmara...
ReplyDeleteKonsultan pajak kan ngurusin duit pajak, maka dibayarnya pake duit.. Brarti kalo konsultan asmara, bayarnya 'mwah' aja cukup dunk.. Mau brapa banyak?
ReplyDeleteWeits... Ta, coba cari puisi SDD... Itu keren juga loh... Beliau ahlinya hujan, hehehe...
ReplyDeleteHujan di Bulan Juni? Tak ada yang lebih kejam dari hujan bulan Juni.. -mulai bersenandung-
ReplyDeletekalau SDD punya, yang nancep di otakku yang dah ku denger musikalisasinya..inget2nya gampang.. Hehe..
Owh... Yg hujan di bulan juni ya. Blom pernah denger musikalisasinya. Yg bawain Reda Gaudiamo kan?
ReplyDeleteAku seneng yg Aku Ingin... Kalo ga salah ada juga yg bagus selain dua itu. Ttg berjalan ke arah barat di pagi hari (tapi aku lupa judulnya...)
Yupe! Ari dan Reda..
ReplyDeleteLumayan banyak ko yang ada musikalisasinya... *jadi kangen...