Monday, June 6, 2011

YA, KITA MEMERLUKAN SEORANG KEKASIH

Leon Agusta

 

Bila sungaii bermuara ke lautan

Laut manakah muara bagi sungai dalam hatiku

Bila burung-burung terbang bebas di cakrawala

Manakah cakrawala tempat mengembangkan sayap

Bagi rindu yang menggelepar dalam dadaku

Bila taman-taman pun juga punya pengasuh

Siapakah pengasuh jiwaku yang buncah ini ?

Ya, kita memerlukan seorang kekasih

Hatinya bagai lautan dadanya cakrawala

Budinya lembut buat mengasuh dan menjinakkan

Ya, kita memerlukan seorang kekasih untuk

menemani kita membaca kisah-kisah

menampung kecewa dan meredakan gelisah

membukakan pintu di malam larut

Bila angin berlari pepohonan melambaikan jari-jarinya

Siapakah yang melambai bila aku sedang berkelana

Akar pohon-pohon berpegang erat pada tanah dan batu

Tapi jiwaku yang gamang ke manakah hendak berpegang

Akan terkatungkah aku, mencari atau menunggu

Kamarku yang suram merindukan seorang tamu

Ya, kita memerlukan seorang kekasih

Lengan-lengan yang membelai, memagut jadi satu

Menyalakan lampu, mendoa dan menyulam impian

Malaikat-malaikat syorga pun melayang rendah

Ketika Tuhan merestui satu percintaan

Hingga bumi pun simpati, turut serta orang-orang lalu

Sebab demikianlah alam, Tuhan telah ciptakan

1967

 

------------------------------------------------------------------------------------------------------

Dan aku jatuh cinta pada puisi lagi berkat puisi di atas. Puisi yang seharusnya sudah kubaca sebulan lalu ketika seorang teman (yg merupakan anak sang penulis) memberikan link blog tempat puisi itu disimpan. Tapi, namanya belum berjodoh, ya tak kubaca-baca ^^ Hingga akhirnya hari Minggu malam aku bertemu dengan sang penulis, dan beliau bertanya "Tata punya blog? Sudah baca blog Papa?". Aku cuma bisa meringis dan berjanji "Habis ini, Pa! Langsung Tata baca". Dan si papa "jangan lupa komentar yah..".

 

Itupun tak langsung kubaca, nunggu 24 jam berikutnya (tak sempat dan sempat lupa alamat blog nya). Dan langsung klepek-klepek... ^^

Puisi itu abadi yah? Ditulis jaman kapan tapi masiiiiihhh saja mempyaskan dada.. Dan aku segera menularkan klepek2 ke beberapa teman sesama pecinta puisi cinta bahan galau :)) Dan mereka semua juga klepek-klepek..

Penasaranku berikutnya: siapakah Leon Agusta (selain dia adalah papanya temenku)? Aku sama sekali tidak mengenal beliau *malu*. Untuk puisi cinta-cinta kan nama yang lazim beredar adalah Sapardi Djoko Damono (SDD). Itu pun aku tak punya bukunya ^o^ Dan untuk penyair indonesia lain, ummmhhh ternyata aku buta. Seorang teman berkata bahwa Papa Leon ini adalah penyair terkenal di era 70-80an (setelah sebelumnya dia ber-masyaaa allaaahh kamu ga tau siapa Leon Agusta??). Tapi kenapa bisa sama sekali tak terdengar (olehku)? Padahal puisi-puisinya baguuuusss... Dan kata seorang teman "Ya kalo Leon cukup dikenallah bagi yang benar-benar paham puisi Indonesia". Jleb!

 

Maka, sekarang aku sedang ingin mengkhatamkan puisi-puisi Papa Leon sekaligus ingin lebih mengenal beliau. (tapi bagaimana caranya...paman gugel kurang bisa membantu... huhuhu...)

 

Silakan ditengok puisi-puisi lainnya di www.leonagusta.wordpress.com

11 comments:

  1. gak tau ya Nit.. aku gak bisa suka sama puisi.. buatku puisi itu aneh.. apalagi kalo bacanya teriak-teriak gitu...

    ReplyDelete
  2. hmmmm....doesn't impressed me much. sorry.

    ReplyDelete
  3. nah! baca puisi itu akan makin nikmat bila diucapkan perlahan-lahan seperti bicara dengan diri sendiri, dengan nada kerinduan dan pengharapan. Begitu... ^^

    ReplyDelete
  4. kok sorry...? u dont't have to be, dear...

    kl aku, udahlah pas baca itu klepek-klepek... eh dibilang kl Papa bacain puisi itu di acara nikahannya Paul & Kyo. Makin-makin deh.. *cengeng*

    ReplyDelete
  5. mau pake penjiwaan kayak apa kek.. puisi itu aneh menurutku..
    *ardi mode on*

    ReplyDelete
  6. mungkin bukan selera aku kali yah? *menerawang*

    ReplyDelete
  7. nyamnyamnyamnyam....not my kind of poetry :D

    ReplyDelete
  8. dan aku bersyukur, sudah memiliki kekasih itu....

    ReplyDelete
  9. beliau tuh papanya paul agusta yang sutradara itu ya ta?

    ReplyDelete