Sunday, October 21, 2007

Choose ur words carefully, to express not- to impress

Aku adalah penikmat segala. Kalau boleh adaptasi dari jenis pemakan, maka aku masuk dalam golongan omnilover. Kekaguman adalah rasa yang selalu muncul ketika ku menikmati karya orang. Rasa yang mengikuti selanjutnya tergantung karya tersebut, bisa merinding, tertawa, gregetan, bisa segala macam deh... Dan rasa terakhir yang pasti muncul adalah envy. Kenapa mereka bisa dan aku tidak?

 

Aku pernah mencoba mapping kemampuan dan bakat yang kumiliki. Hasilnya adalah I’m not capable on singing, dancing, acting, painting, playing instruments, photography or sport. Intinya ku tak ada bakat untuk menghasilkan karya apa pun.

Tapi aku ingin...

 

Dan sepertinya satu2nya lahan yang masih mungkin untuk kujajaki adalah menulis. Hmmm… Ga yakin bisa juga si.. Soalnya ku tak terbiasa nulis, walaupun itu adalah sekedar jurnal harian. Pernah coba nulis jurnal, tapi pas kubaca lagi beberapa bulan kemudian, aku sendiri tidak mengerti apa yg kutulis itu. Laporan praktikum atau PKL pas jaman kuliah, copy paste punya teman.  Jadi saat yang mengharuskan aku menulis hanyalah ujian dan skripsi. Tapi itu kan kutipan semua..

 

Halangan terbesar bagiku untuk menulis adalah takut hasilnya tidak bagus. (karena memang dari jaman sekolah dulu ku tidak bisa mengarang). Takut tidak bisa membuat orang merasakan hal sama ketika aku membaca karya orang. Takut tidak berkesan.

 

Nah,,, itulah inti masalahnya. Takut tidak membuat orang terkesan akan hasil ketik-ketikku. Dan itu seperti rantai yang membelenggu jari tanganku untuk menulis. Padahal katanya menulis itu semudah ngomong. Maka seharusnya untuk orang yang seneng ngomong seperti aku dan juga memiliki imajinasi liar, menulis bukanlah pekerjaan yang sulit bukan?

 

Maka kuputuskan aku akan mulai belajar menulis. Dan inilah kalimat yang kuucapkan pada diriku sendiri agar mau mulai menulis:

Segera tulis apa yang terlintas. Tak perlu dipikirkan apakah tulisan itu bagus atau tidak, bisa dinikmati atau tidak, akan berkesan bagi orang atau tidak. Tulislah seolah2 sedang bercerita secara lisan kepada seorang teman.

 

Baiklah…

Semangat!

2 comments:

  1. oooo.... yang ini ya? nah ini contoh tulisan yang bernas..

    ReplyDelete
  2. Stooopppp! Stop this bernas-thing..plissss...beresiko ku makin nampak bodoh, Jo... kasihanilah aku..

    ReplyDelete