Wednesday, October 17, 2007

Kopeng Dulu dan Kini

Kopeng...

Dari terakhir kali ku pulang keadaannya tak banyak berubah. Layanan sampah masih tetap belum tersedia, sehingga kami masih membuang sampah di selokan depan rumah. Air masih gratis. Kami hanya perlu membayar iuran ke RT sebesar 5 ribu rupiah tiap bulannya. Kegiatan ekonomi masih berbasis pertanian. Hasil buminya masih sama: wortel, kol, sawi, buncis dan palawija lainnya. Tempat menjual sayur2 itu masih sama, pasar tradisional yang buka 5 hari sekali, hari Legi. Dan para penjualnya pun masih orang2 yang sama dari terakhir kali kulihat. Yang membedakan, sebagian besar dari mereka kini berkerudung. Kupikir itu bagus buat mereka, paling tidak bisa melindungi dari dinginnya udara Kopeng.

Angkutan yang tersedia masih bus yang lewat tiap 5 menit sekali, diselingi beberapa mobil omprengan. Usaha penginapan masih bertahan, walau aku tetap masih belum tahu bagaimana cara mereka menjalankan usaha tersebut. Warung-warung makan masih menyediakan menu yang kurang lebih sama: sate kelinci, bakso, mia ayam, nasi rames. Jagung bakar dan jagung rebus masih dijajakan berkeliling oleh ibu2 dengan cara menggendongnya di belakang. Kuda-kuda masih disewakan untuk berjalan2 keliling Kopeng, cuma tidak lagi ke air terjun, karena air terjunnya sudah mati.

Bumi perkemahan masih siap melayani kegiatan Pramuka anak2 SMP atau SMU dari luar kota. Hanya saja hutan tempat mereka berkemah sudah semakin lapang, jumlah pohonnya mulai berkurang.

Tembakau sudah jarang ditanam, karena petani tidak memiliki kemampuan untuk menjualnya, tidak mampu menghalang kekuatan monopsoni yg hanya membuat mereka merugi. Tanaman bunga dalam pot makin banyak yang berminat menjadikannya komoditi usaha. Labu siam juga nampak ditata di gubuk-gubuk di pinggir jalan. Bahkan kini ada yang berinisiatif membuat makanan kecil dari labu itu.

Meski sebagian penduduk telah menggunakan gas LPG sebagai bahan bakar, dominan masih menggunakan kayu bakar. Minyak tanah sulit didapatkan karena telah dimonopoli oleh pemilik usaha angkutan bus dan digunakan sebagai bahan bakar busnya.

No comments:

Post a Comment