Tuesday, October 23, 2007

Logika, Jika dan Hanya Jika, Maka

Masih ingat sama pelajaran Matematika klas 1 SMU yang judulnya logika tidak? Yang jika p maka q itu lho. Kl aku si ga ada yg bisa ku inget karena ku tidak mengikuti bab itu dengan baik. Karena ku anggap itu bukan matematika dan lagi di EBTANAS atau SPMB keluarnya cuma 1 soal kan? jadi yaaa…relakan sajalah.. =)

 

Nah, walau begitu sekarang ku mencoba mengaplikasikan logika itu:

 

Jika deteksi  suatu penyakit membaik, maka jumlah kasus yang terdeteksi makin banyak.

Jika jumlah kasus suatu penyakit yang terdeteksi makin banyak, maka jumlah obat yang dibutuhkan meningkat.

Jika jumlah obat yang dibutuhkan meningkat, maka omset penjualan obat akan naik.

Jika omset penjualan obat naik, maka makin banyak kasus yang terobati

Jika kasus yang terobati makin banyak, maka angka kematian menurun

Kesimpulannya: Jika deteksi suatu penyakit membaik maka angka kematian menurun.

Benarkah?

 

Diberitakan bahwa omset penjualan obat tertinggi saat ini diduduki oleh obat golongan cardiovascular, termasuk di dalamnya lipid regulator, dengan nilai penjualan sebesar 35.2 milliard dollar Amerika. Peringkat kedua adalah obat antikanker dengan omset sebesar 34.6 milliard dollar Amerika. Pertumbuhan penjualan obat kanker adalah 20,5%, maka diprediksikan penjualan obat antikanker akan mencapai 70 milliard dollar Amerika di tahun 2010.

 

Jenis obat kanker yang dipasarkan makin banyak dan makin spesifik. Launch obat baru juga semakin sering terberitakan. Riset akan obat kanker baru juga terus berkembang. Obat yang sedang dalam proses mendapatkan ijin edar juga tidak sedikit.

 

Parameter positif atau negatifkah?

 

Positif. Apalagi bagi industri farmasi. Di samping itu, hal tersebut menandakan bahwa kesadaran akan kesehatan meningkat sehingga deteksi-termasuk deteksi dini-kanker akan menjadi hal yang umum dilakukan. Sehingga kematian akibat kanker dapat ditekan. Kualitas hidup manusia meningkat.

 

Namun bagaimana jika ternyata pada tahun 2010 angka 70 milliard dollar Amerika tercapai, tapi angka kematian akibat kanker tetap tinggi?

 

Maka, menurut ku selain fasilitas deteksi yang diperbaiki dan dimasyarakatkan, ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas penyembuhan juga harus ditingkatkan. Distribusi obat kanker harus bisa menjangkau pasien yang terdeteksi kanker. Di manapun pasien berada, ibukota atau pelosok desa, harus dapat membeli obat tersebut. Selain itu, sebisa mungkin siapapun pasien yang membutuhkan, harus bisa mendapatkan obat tersebut juga.

 

Amin..

 

Jadi, di simulasi aplikasi logika di atas harus ditambahkan syarat:

Jika dan hanya jika obat yang dijual ada dalam jangkauan pasien.

 

Duh... Ko kepalaku berdenyut2 yak?

4 comments:

  1. nulis apaan sih ini?? gak ngerti blass....

    ReplyDelete
  2. hahahaha.....
    Pastinya kau tidak mengerti. Aku aja pusing...
    Itu kutulis pas ku miris dengan tempat kerjaku yg di perusahaan farmasi yang harga obatnya muahal gila! Keren-keren si obatnya...tapi muahalnya itu lhooo...
    Gitu...

    ReplyDelete
  3. walah,.... kpn masyarakat endonesa bisa sehat2 kalo harga obat aja sgt melambung,....

    ReplyDelete
  4. Itu dia...
    Yang sakit makin banyak, obatnya juga (sebenernya) makin banyak dan canggih. TAPI mahal gila. TAPI (lagi) kalo harganya ga mahal, biaya riset, produksi, dan lain2 ga ketutup...bangkrut kita... Ga bisa nyediain obat lagi tar...
    Pusing kan?
    Ah udahan ah.. Pusing...

    ReplyDelete