Wednesday, July 29, 2009

Keramahan Artifisial

Draft lama yang kutulis sehabis mengalami perlakuan buruk dari orang yang seharusnya ramah... Pas baca postingan Shandy, bahwa dia adalah pegawai bank, ku jadi inget... ^o^

 

 

Cerita 1

Aku papasan di lobi sama seorang mas-mas yang aku merasa bahwa aku kenal dengan dia. Aku senyum ke dia, tapi dia tidak meresponnya. Sambil jalan aku berpikir-pikir siapakah dia. Akhirnya aku ingat! Dia mas2 penjaga pintu di Bank XXX. Aku memang sering ke bank itu, dan selalu dibukakan pintu oleh dia sambil mengucapkan salam. Lalu kubilang ke temanku, ”Eh mas itu yah... Kalo dia lagi kerja, ramaaaahhhh banget. Tapi kalau di luar jam kerja dia, dia ga kenal aku gitu... Padahal aku dah senyum ma dia...”. Responku memandang tak percaya aku mengucapkan kalimat itu, lalu berkata, ”yaeyalah... Kamu pikir customer yang dia sapa setiap harinya cuma kamuuuuu??”

 

 

Cerita 2

Di kereta aku melihat mbak-mbak yang wajahnya sangat familiar. Aku ingin menyapa, tapi aku tidak ingat siapa dia. Akhirnya aku hanya memperhatikan dia berceloteh ria dengan teman2nya. Lama-kelamaan aku ingat! Dia adalah mbak2 teller di Bank XXX. Berbekal pengalaman cerita 1 di atas, aku memupus harapanku bahwa dia akan ingat padaku.

 

Padahal kalau di jam kerja, dia ramaaaaahhh banget. Sebelum melayani dia mengucap salam, ”Ada yang bisa dibantu?”. Kalau udah selesai, ”Terimakasih ibu Novita. Ada lagi yang bisa saya bantu?” . Ramah si... Tapi kadang kalau aku lagi buru2, ku suka 'sebel' sama basa-basinya... Menghambat tauu.. ^o^

 

 

 

Cerita 3

Aku ke Bank YYY. Begitu melewati pintu kaca, aku disambut 2 orang satpam yang sangat ramah, menyapa dan menanyakan aku mau kemana dan kemudian dia mengarahkanku. Lurus dengan pintu masuk, meja-meja customer service. Kelima pegawainya berdiri penuh senyum. Sekiranya kita mengarah ke mereka, maka mereka akan kompak berkata, ”Silakan”. Nah, begitu juga jika kita mengarah ke teller. Teller yang jumlahnya ada 10 itu, semuanya berdiri dan dengan bersama2 berkata, ”Silakan”. Mereka baru duduk jika ada customer yang memilihnya. Busyet dah... Wow... Kalau dia ga 'laku', alias ga ada customer yang pilih dia, maka dia berdiri terus!

 

 

Tapi itu di jam kerja...

 

 

Bagaimana dengan di luar jam kerja?

 

 

Suatu pagi, ku butuh narik duit banyak dari bank YYY, dimana tidak bias kuambil dari ATM. Mau tidak mau harus ke bank-nya. Ku datang jam 8 kurang dikit, kupikir aku hanya perlu menunggu sebentar. Dari balik pintu kaca, ku dapat melihat satpam2 yang (biasanya) super ramah sedang duduk2 di bangku yang biasanya buat kita. Trus mbak2 yang (biasanya) super duper ramah sedang bersiap2 di mejanya.

 

 

Pas jam 8 teng, aku mendekat ke pintu kaca itu. Tapi tidak terbuka secara otomatis. Aku menyentuhnya dan tetap tidak terbuka. Bapak satpam yang sedang duduk melihatku. Tanpa senyum dia menggerakkan bibirnya membentuk kalimat, ”Belum buka”. Baiklah, aku mundur.

 

 

Selama aku berdiri di depan bank itu, para petugas2 yang (biasanya) over ramah melewatiku untuk masuk. Mereka tidak menyapa atau tersenyum. Padahal aku sudah nampak sangat resah ga sabar mau ambil duit.. ^^

 

 

Lima menit kemudian, artinya jam 8 lewat, aku mendekat lagi ke pintu kaca itu. Dan sekali lagi bapak satpam yang (biasanya) ramah, berkata, kali ini ditambah mimik gregetan, seolah2 aku ga ngerti juga, ”BELUM BUKA”. Aku, yang merasa sebagai customer, emosi dunk.. Tapi aku tahan. Lalu aku bertanya, ”Bukanya jam berapa?”. Tentu saja dengan nganga2 doank karena dari balik pintu. Dan dia menjawab, ”Tunggu aja!”.

 

 

Idiiihhhh....

 

Karena aku kesel, akhirnya aku pergi ajah. Mang ngambil duit cuma bisa di dia! (aku langsung nodong temen2ku, kuutangin sampai terkumpul jumlah yang kubutuhkan... hehehe...)

 

 

Apa2an itu?! Pas jam kerja mereka ramahnya masya Allah... Tapi ketika pintu belum terbuka, dan aku belum memasuki area kerja mereka, mereka bisa sebegitu juteknya. Bener2 palsu!

 

 

Berlebihankan jika ku membayangkan ada orang yang ramah dimana saja, dengan siapa saja, kapan saja?

 

 

Shandy, semoga kamu tidak seperti mereka yah! ^o^

13 comments:

  1. Novita, seru banget ceritanya....!
    Yah, kebanyakan dari mereka begitu kok, apalagi kalo kamu dateng ke bank di daerah, standar layanannya gak sama dengan di kota besar.
    malah ada juga yang jutek di jam kerja! serius...

    believe me or not, aku ramah, Novita...
    setulus hati.

    Kuharap kamu dapat melihat senyumku suatu saat...

    Thanks!
    It means a lot to me...

    ReplyDelete
  2. hm, nice posting mba
    masukan bagus buat perusahaan yg bergerak di bidang pelayanan. Melayani dengan hati.

    ReplyDelete
  3. iya parah bener.. harusnya walopun di luar jam kerja, tapi kan kamu udah jelas customer, buktinya mau masuk.

    aku pernah juga digituin sama perusahaan rental mobil. waktu aku cuma nanya2, dijutekin. dia bilang "saya lagi buru2 nih" tapi begitu aku udah punya bookingan mau pinjem, si petugas (beda org sih) ramah bgt, lgsg nanya "nomer booking?" dst trus dia ramah bgt sampe aku dapet kunci mobilnya.

    apa ada hubungannya dgn komisi ya? kalo ada customer yg jelas mendatangkan duit, baru dilayani?

    sampe kupikir, mungkin yg gak ramah itu krn abis dimarahin bosnya, jd jutek..

    ReplyDelete
  4. Eh, gitu ya..
    Semacam kepribadian gandakah, atau memang "terprogram" gitu..

    ReplyDelete
  5. Ramahnya jangan pas jam kerja aja yaaaa... Tolong sebutkan alamat kamu bekerja, aku akan dataaaaangg dan membuktikannya! Ough! ^o^


    Pssstt... Ini kenapa meneybut 'novita'-nya terdengar gimannaaa yak? Atau perasaanku saja?

    ReplyDelete
  6. Itu tagline salah satu bank milik negara bukan? Coba buktiin aaahh... Hihihi....

    Makasi Azwa...

    ReplyDelete
  7. Waduh... kalo sampai itu yang terjadi, berarti kesalahan ada di para petinggi mereka yang menanamkam pola seperti itu!


    Kalo aku jadi bosnya, ada anak buah habis kumarahin trus jadi jutek..kupanggil lagi dan kumarahin lagiiiiii.... Enak ajah menjatuhkan citra perusahaan gara2 ga tahan kuping! Hohoho...

    ReplyDelete
  8. Ga berani generalisir begitu si... Tapi yang pasti ku belum pernah ketemu sama orang yang ramah di jam kerja dan di luar jam kerja... (kecuali satu mas2 cleaning service gedung...)

    Jadi kupikir..seperti itulah kalo keramahan dibuat2 alias tidak alami... ^o^

    ReplyDelete
  9. makanya kalo lagi diramahin di tanggepin duonk,, mbak-mbak teller kan juga bisa sebel kalo pas ramah dicuekin.. dia bales dendam kali hueheehhh,,,

    ReplyDelete
  10. FACT : semua orang kalo ada maunya pasti ramaahh, Ta,,

    ReplyDelete
  11. hehe untung msh dijogja, msh bnyak menemukan keramahan alami.. tp trkadang skrg org pd curigaan, kelewat ramah, malah dicurigai macem2 hahaha

    ReplyDelete
  12. @ Miya: karena kewajiban membalas keramahan itulah kadang aku merasa terhambat. Kl lagi buru2 kan bawaannya habis dapet slip nya langsung kabur.. Ini musti denger kalimat ramah tamah mereka dulu, habis itu aku harus tersenyum dan berkata "Nggak makasih..."

    @ Miya lagi: Nice try? aku hanya ingin membuktikan senyumnya Shandy koooo.... ^o^

    @ Miya lagi: dengan profesiku sekarang, aku tau betul kpn aku harus super ramah tamah sama pejabat2 itu! *pas barang udah ketahan di airport! Hohoho...*

    @ Ari: hahaha... kujuga jadi malah suka curiga kl ada org tiba2 ramah...

    ReplyDelete