Monday, November 1, 2010

Being Smart is A Must (part III)

Kini tiba saatnya cerita tentang kebodohanku lagi.

 

Enaknya tinggal di Semarang adalah order taksi gampang dan cepat. Jadi, aku jam 7an sudah sampai kosan temenku (dan karena dia ga punya TV, ga suka baca detik, ga langganan koran), dia ga tau peristiwa yang kualami, jadi dia ga heboh ga curiga juga kenapa jam 7 aku baru nyampe. Tadinya aku pengen istirahat dulu, tapi kupikir ga bakal keburu. Jadi aku langsung mandi trus siap-siap ke akad nikah. Ternyata temanku santai-santai kayak di pantai aja gitu... Ya karena perjalanan di Semarang itu jauuuhhh dari keribetan dan kemacetan.

Jam setengah 9 kita jalan dan sebelum jam 9 sudah berada di lokasi akad nikah. Isinya? Ibu-ibu semuaaa.. Untung ada adik ipar si mempelai perempuan yang lagi pangku anaknya, kusamperin ajah, “Ini Aidan yah?”. Di bapak kaget. Oke..aku emang sok akrab. Aku belum pernah kenal dengan si bapak itu, aku belum pernah ketemu dengan si bocah, aku hanya dengar cerita bahwa adek temenku itu beranak lelaki dan namanya Aidan. Kemudian si bapak ulurkan tangannya, “Saya Eric”. Dan kusebut namaku, dan dia, “Oh..tataaaa…”. Hwua aku terkenal! Hohoho..

Tak banyak yang bisa kuceritakan dari akad nikahnya, karena aku tidak berbuat kebodohan. Kayaknya si.. ^^ Yang paling berkesan adalah aku serasa menjadi liliput pas foto bareng pengantennya. Suami temenku tu ya..tinggiiiiii bangeeettt… :)

Selesai akad nikah, makan dunk.. Trus ramah tamah dengan pengantin, reuni dengan 2 teman. Trus aku pamitan. Kenapa? Karena aku harus finalize kado. Tapi sebelumnya aku harus mampir ke Matahari dulu karena dengan bodohnya aku tidak memasukkan pakaian dalam ke tasku waktu packing. Aku ingat memilih, menghitung, tapi tak masuk ke tas. Jadi, aku harus beli yang baru.

Kado utama memang sudah jadi dan kubawa, tapi kartunya blum jadi. Jadi, rencanaku adalah cetak kartunya di Semarang trus disatukan dengan barangnya, trus dibungkus. Tokh antara waktu akad dengan resepsi cukup panjang.

Pagi aku sudah dapat konfirmasi dari temanku yang buat lay out kartu bahwa file-nya sudah dikirim ke emailku. Sesampai di kosan temanku setelah akad, kubuka email dan aku tersenyum lebar. Desainnya baguuusss..(walau ada 1 typo), temanku pun bilang baguuuuss..tapi “ini lebih cocok cetak gedhe, di frame, trus pajang di pintu masuk gedung", ^o^ ya begitulah kartu ucapannya menyerupai desain foto pre-wedding gitu deh.. ^^

Setelah tanya spesifikasi kertas untuk cetaknya, aku sholat dhuhur trus pengen tiduran bentar baru jalan. Tapi trus kupikir mending jalan, kelar trus baru tidur. Maka berjalanlah kami menuju tukang cetak. Kebodohan pertama adalah salah naik angkot, karena temanku ini meski sudah tinggal 5 tahun di semarang, tapi ga apal angkot. Setelah bener angkotnya, salah tempat cetaknya. Kita ke tukang cetak foto. Pas bilang “Pake art cartoon 260 gram ya, Mbak”, mbak nya paused dan “Oh di sini foto..kalo mau itu di digital printing..”. Hwaaa… Malu aku malu..

Maka berpindahlah kita ke tempat yang dimaksud. Bagus deh tempatnya, besar dan sistemnya bagus. Setelah ambil nomor aku menuju salah satu meja. Kemudian si petugas melayani dengan sangat baik dan professional. Kuberikan flash disk ke dia, trus dia buka. “Ih bagus!". Tak lama kemudian, “Tapi sayang resolusinya kecil..”. Ya harap maklum..bahan mentahnya hasil 'colongan'.. Hehehe.. Trus dia atur-atur posisi cetak. “Jadi berapa, Ka?”. Kulangsung jawab, “Satu ajah!”. Bahaya kalo ditemukan oleh orang.. Tapi si mbak petugas merasa sayang kalo kertasnya sisa, maka dia jadikan dua. “Langsung dipotong?”. Tentu saja, karena mau langsung kusatukan dengan barangnya. Aku pintar dengan sekalian membawa barang itu ke situ.

Setelah bayar, kita duduk di sofa menunggu sambil ngobrol sambil tiduran. Sumpah aku ngantuuuukkk banget. 20 menit kemudian, kartunya jadi dan aku mencelos. Karena ga cocok dengan barang yang sudah kubawa jauh-jauh dari Jakarta. Barang yang sudah menyita energi dan emosi.

Aku buta angka.

Ketika kemarinnya aku terima itu barang, aku merasa tidak ada yang salah, baik dari bentuk maupun spesifikasi lainnya. Dan kuakui, aku tidak mengeceknya ketika menerima. Selain karena tidak kepikiran juga karena gugup dan pengen cepat2 kabur dari situ. Dan ternyata setelah kartunya jadi, nampak jelas antara barang dan kartu tidak compatible, dari segi ukuran.

Temanku kan info ke aku panjang kartunya adalah 32 cm, jadi dengan memperhitungkan ini, ini dan ini, maka ukuran barangnya adalah segini. Tapi karena aku buta angka aku tidak dapat mendeteksi kesalahan ukuran itu ketika melihat hasil jadi barangnya.

Aku tidak seperti salah satu karakter di film Mic Mac dimana dia bisa tau berat suatu barang hanya dengan melihatnya, bisa tau kecepatan mobil yang berjalan ke arahnya, bisa tau komposisi barang hanya dari penampakannya. Aku jauh dari itu, bahkan aku tidak tau jarak 100 m itu semana atau beras sekilo itu sebanyak apa. Jadi ketika menerima barang yang harusnya panjangnya 32++cm  dan ternyata tidak, ya aku biasa aja.

Aku masih berharap si mbak salah cetak kartunya bukan barangnya yang salah. Maka aku menuju meja petugas dan “ga pas, Mbak.. Boleh dicek?”. Maka dengan menggunakan penggaris kita ukur baik kartu maupun barangnya. Dan terbukti bahwa kartunya tepat 32 cm, sedang barangnya 23 cm. Beda sembilan sentimeter dan aku ga ngeh!

Pas itu yah..aku sediiiiiihhhh bangeeeettt.. Karena harusnya barang itu tuh cantik secantik yang dibilang si tukang lay out pas info ke aku desainnya, “Dengan ukuran gitu, unik dan cantik kan?”. Dan aku mengacaukannya dengan kebuta-angkaanku.

Spontan aku pencet nomor telfon si Gadis pengen marah2, tapi habis itu kututup sebelum diangkat. Apa gunanya juga kan? Tokh tak bisa diperbaiki juga.. Maka dengan terpaksa, kartunyalah yang di-customize di tempat. Aku makin sedih karena harus otak-atik desain kartu yang cantik itu. Hiks..hiks.. Setelah setuju dengan hasil otak-atik si mbak petugas, aku bayar, dan kembali duduk di sofa dengan lemas untuk menunggu.

Setelah selesai, langsung kurangkai dengan barangnya. Setelah berulang-ulang salah posisi, akhirnya jadi juga. Trus mampir toko buku untuk beli kertas kado.

Pulang, bungkus trus tidur2an. Sebelum kubungkus, kutulis di kardusnya bahwa ada kisah panjang tentang kado ini dan jadilah utang crita ini ^^

 

Untuk temanku yang telah sangat berbaik hati mendesain kado dan kartunya di sela-sela kepadatan jadwal dan kesibukan, maafkan aku yah..karena hasilnya tidak secantik seperti yang kamu desain.. *cium tangan* 

Untuk temanku yang menerima kadonya, maafkan aku yah…karena tidak maksimal.. Harusnya barangnya cantik..

 

 

Hiks..andai aku pintar dalam hal ukuran.. Hiks..

 

Jadi, aku harus melatih sensitifitasku tentang ukuran!

 

 

…masih ada satu part lagi dimana di situlah temanku berkata “3 Hari Untuk Selamanya saja kalah”…

 

16 comments:

  1. bhuahahaha... sumpah ga bermaksuuuuuddd...

    itu nama sebenarnya lho!

    ReplyDelete
  2. halah..alasan! emang setiap saat inget kan?

    ReplyDelete
  3. Samaaa...aku juga lemot abis dalam ukuran, berat, perhitungan dan ceesnya. Tapi aku mulai belajar sih Ta, untuk mengindentifikasi hal2 tersebut secara lebih tepat dan benar karena lama2 ternyata lemot dalam 'urusan' ini sama sekali tidak menguntungkan *ya iyalah* ^^

    ReplyDelete
  4. Hwuaa... kamu hebaaatt.. aku selalu lupa untuk belajar.. tiap beli bra pasti lupa ukuran berapa, musti coba dulu.. :( tiap mau bikin kebaya aku selalu lupa 2 m cukup atau ga.. :(

    Dan tiap ditanya "beli kapas se-truk ama batu se-truk, lebih berat mana?", aku masih suka mikir dulu.. huhuhuhu...

    ReplyDelete
  5. masak sih?
    itu namanya kakaknya bocah itu
    hihihihi

    ReplyDelete
  6. obatnya lupa
    = dicatetttttttttttt :D
    (manjur buatku)

    asal jgn lupa naroh catetannya aja ya hehehe

    ReplyDelete
  7. Ga ko.. Waktu itu yg dipangku eric si Aidan ko.. Dan jonaz berpikir aku sengaja pake nama itu untu mengorek luka lamanya.. ^^

    ReplyDelete
  8. tar dia tambah ngileeerrr.. karena aidan-nya eric sama aidan-nya konaz kayaknya seumur deh.. ^o^

    ReplyDelete
  9. yaelah kepleset jari, Jo..eh tapi bisa jadi panggilan baru kamu "koko jonaz.." ^^

    ReplyDelete
  10. u know what? gw sms dia kemaren sore dengan topik yg sama : gimana kabar Aidan? hahahahahhahahaha
    Dan dia langsung telpon... talking about kelucuannya (padahal gw cuman pengen ngomongin tentang dia dan gw)... dan dia nanyain kapan gw nikah?
    jawaban gw : kapan kamu cere? dan kamipun terbahak-bahak
    Sarap....

    ReplyDelete