Friday, November 5, 2010

[pengen buat] Gerakan Habiskan Minuman Kemasan Gelas

 

Pencetus 1

Kira-kira setahun yang lalu, aku ngelayat papanya temanku. Aku ke sana sepulang kantor, sedangkan pemakamannya adalah siang hari. Jadi ketika aku datang pelayat tinggal sedikit. Acara tahlilan pun baru saja selesai. Aku dan temanku memilih untuk duduk-duduk di bangku yang diatur di halaman. Kita duduk menghadap pendopo yang tadinya digunakan untuk tahlilan. Sambil ngobrol, pandangan kita ke arah depan, arah pendopo. Dan kulihat ada 2 orang, salah satunya adalah kakaknya temenku sedang membereskan pendopo itu. Salah satu tugas beberes itu adalah beberes gelas-gelas bekas air minum. Dan, aku jadi sedikit geregetan. Sedangkan temanku geregetan banget. Apa sebabnya?

Gelas-gelas bekas itu kan diletakkan begitu saja di lantai oleh para peminumnya. Trus pengambilnya kan membungkuk-bungkuk gitu ngambilnya. Trus demi kepraktisan kan pungut trus disatuin di kerdus. Nah, pas kerdusnya di angkat, ada air menetes-netes menimpa kaki kakaknya temenku dan juga lantai. Aku yang ga suka basah, lembab dan becek, merasa pengen peluk kakaknya temenku itu ^^

Aku agak geregetan karena “aturan tadi airnya dibuangin dulu baru dilempar ke kardus”. Temanku geregetan banget karena “kebiasaan kan orang-orang.. ga pengen minum tapi dipaksain demi sopan santun. Tapi cuma diicip doank ga dihabisin. Harus mulai dibiasain ni (orang-orang) untuk ngabisin minumnya. Kl ga ngrepotin gitu kan? Nyusahin yang beresin!”. Dan aku serasa dapat pencerahan. Itulah intinya!

Sejak saat itu aku memulai dari diri sendiri untuk selalu menghabiskan minuman dalam kemasan gelasku. Untuk menularkan kebiasaan ini aku agak bingung menyusun kalimatnya dan sungkan menyampaikannya ^^ *pengecut* :(

 

Pencetus 2

Dua minggu lalu aku datang ke acara tigabulanan kakaknya temanku. Karena ngaji ga bisa, masak ga bisa, maka aku bantu dalam menyiapkan tempat dan kemudian setelah selesai beresin lagi. Nah, lagi-lagi kejadian setahun kemarin terulang. Hanya saja kalau setahun kemarin aku menjadi pengamat, kini menjadi pelaku.

Seperti yang dibilang temanku di atas, kebiasaan orang-orang adalah basa-basi minum. Jadi, bisa kubilang dari semua orang yang datang dan minum, ga ada satu pun yang menghabiskan air minumnya. Lebih parahnya lagi, setelah acara selesai kan pada berdiri semua trus pamit2an, kerubutan, jalan ga liat lantai tempat mereka meletakkan gelas air minum yang tidak mereka habiskan. Akibatnya beberapa gelas ketendang dan tumpah. Emang ga parah tumpahnya, kan cuma selubang sedotan. Tapi kan tetep aja karpetnya jadi basah!

Setelah semua tamu pulang, maka aku memulai kegiatan beresin gelas-gelas bekas minuman yang tidak dihabiskan itu. Andai mereka menghabiskan air minum itu, akan sangat mudahlah tugas itu. Tapi, karena kebiasaan basa-basi itu, maka tugas beberes menjadi sangat serius. Aku harus mengangkat gelas-gelas itu, ku bawa ke wastafel di dapur, trus kubuangin sisa airnya, barulah gelas plastiknya kubuang ke plastik sampah. Dan karena tanganku kecil, maka sekali jalan ku hanya bisa bawa 2 gelas. Untung aku pintar, jadi kupake nampan. Jadi bolak-baliknya ga bikin tua ^^

Dan saat itulah aku benar-benar geregetan dan memikirkan perlunya dimulai gerakan menghabiskan air minum dalam kemasan gelas. Kenapa gelas? Karena kalau botol, jarang kuliat digunakan secara massal. Pun digunakan, kemasan botol kan ada tutupnya, jadi aman dari potensi tumpah. Dan biasanya kalau kemasan botol, sisa air akan dibawa oleh peminumnya.

Selain untuk tidak menyusahkan yang beberes nantinya, gerakan ini juga dalam rangka cinta bumi dan kehidupan. Jangan lihat air itu dari harganya yang ‘hanya’ limaratus rupiah. Aku baru dengar cerita bahwa demi air itu sampai ke kita, ada 2 desa di lereng gunung di jawa barat sana yang berantem karena berebut air. Mata air mereka disedot oleh industri air dalam kemasan di hulu, sehingga mereka kesulitan air. Eh, pas sudah sampai di kita, hanya ditusuk, isep dikit, buang. BUANG. Karena ketika kamu tidak menghabiskan minuman itu, ga mungkin ada usaha mengumpulkan dan menampungnya kan? Jadi bener2 dibuang. Makanan sisa, bisa jadi rejeki kucing. Minuman sisa?

 

Jadi, mari mulai biasakan untuk menghabiskan minuman dalam kemasan gelas (istilah awamnya akua gelas).

 

Semangat!

 

makasi untuk Ka Mei atas geregetannya setahun kemarin.. luv u! ^^

 

 

 

30 comments:

  1. LANJUTKAN!!!
    gw juga ikut gerakan Tata ah...secara sebulan sekali di kantor ada pengajian ;)

    makasih pencerahannya, Tata *mwah!*

    ReplyDelete
  2. atau suruh bawa pulang aja aqua yang nggak sempat dihabisinnya...hehe
    aku sekarang biasanya gitu :D

    ReplyDelete
  3. ummmhhh... ini gimana caranya yah? akua gelas kan fixed dari sononya segitu..

    oooo... maksudnya segelas berdua yah? Sip..sip..

    ReplyDelete
  4. boleh nyontek kalimatnya? jujur ku suka bingung cara ngomongnya..

    ReplyDelete
  5. ooo... maksudnya selama ini kamu bawa pulang akua kamu yah? hehehe..tadi aku nangkepnya, ketika kamu ada hajatan trus kamus suruh ibu2 yang datang bawa pulang akua sisanya.. ^o^

    mari kita pikirkaaaann..

    ReplyDelete
  6. aku sejak dulu kalau minum akua selalu aku habisin soalnya aku orangnya gampang hausan. kudukung Ta gerakannmu ini...!!

    *jadi terinspirasi pgn buat gerakan juga*

    ReplyDelete
  7. lanjutkan dan tularkan yah, Wan..

    kamu mau buat gerakan apakah?

    ReplyDelete
  8. mungkin lewat dunia maya aja dulu Ta, kalau di dunia nyata agak 'takut' kalau nyuruh2 orang u habisin he3

    aku pengin buat gerakan: kembalikan buku pada raknya...base on pengalamanku jadi pegawai perpus selama ini. what do you think?

    ReplyDelete
  9. kan? agak takut kan untuk mengingatkan orang secara langsung... *ada teman..

    gerakan kembalikan buku pada tempatnya yah? ummhh.. tergantung sistem perpus nya juga kali yah.. di beberapa perpus yang kudatangi, ada yang sistemnya adalah taro buku yang habis dibaca ke troli atau meja yang disediakan. karena daripada pembaca balikinnya ngasal, kan petugas juga yang bakal repot untuk rapiin atau nyari kl ada yang nanya besokannya.. contoh perpus yang kayak gitu: LIPI, Goethe, perpus di kampusku dulu juga gitu.. that's what I think.. ^^

    ReplyDelete
  10. Gerakan yang bagus..

    *lucu juga kalo kita menyiapkan minuman kemasan botol kecil, jadi bisa mereka bawa pulang...

    ReplyDelete
  11. dukung ya, May.. sebarkan dan sosialisasikan di Cirebon!

    nah, kalau cukup modal..sediain kemasan botol lebih bagus..kalo udah gitu ga dihabisin dan ga dibawa pulang juga, lemparin ajah.. ^o^

    ReplyDelete
  12. Jadi kapan gerakan ini akan kamu resmikan ta?

    ReplyDelete
  13. segera setelah aku menemukan kalimat2 yang bisa digunakan untuk meng-encourage orang yang kita temukan tidak menghabiskan akua gelasnya..

    bantu mikir dunk..

    ReplyDelete
  14. aku pgn bikin gerakan, musnahkan minuman berkemasan.
    air itu milik negara, negara = rakyat.

    ReplyDelete
  15. Gw dukung dan ikut!!
    Gw dari jaman dl kalo liat gelas aqua bekas yg msh ada aernya jg geregetan! Pengen teriakin yg pd minum.. mubazir itu aer dibuang2!!
    This is a great idea yg musti ditularin ke bnyk org!
    Eh,tata, taro link nya di twitter d. Kan lumayan biar org2 pd ngeh :)

    ReplyDelete
  16. @olip: kamu juga..

    @ardi: masalahnya ama negara airnya dah dijualin, Di.. :( negara ga peduli rakyat bingung cari air. Adalah omong kosong itu 'ambil air sekarang so dekat'!

    @nada: *toss* ayo sebarluaskaaaann! Ummhh.. Ku ga tau gmn cr naro di twitter.. Hihihi..

    ReplyDelete
  17. Katakan apa yg bisa kulakukan untuk membantu, Di.. Aku mau!

    ReplyDelete
  18. kemasannya perlu dikecilin.. jadi 100ml hihihi..

    ReplyDelete
  19. Sip! Akan kumasukkan dalam salah satu pasal proposal..

    ReplyDelete