…menjadi asing di tempat yang tidak asing, adalah indah…
-Mumu Aloha-
Kupikir ada benarnya juga kalimat itu. Kadang berada di antara orang-orang yang kita kenal justru tidak menimbulkan rasa nyaman. Kadang kita pergi ke suatu tempat, sendiri, untuk menikmati kesendirian. Dan ketika seperti itu dan kita bertemu dengan orang yang kita kenal, efeknya bisa menaikkan mood tapi bisa juga sebaliknya.
Contohnya, di bis. Saat-saat di bis adalah saat sendiri. Sambil melihat keluar tak tahu jelas apa yang dilihat, pikiran kita adalah bebas. Kita bisa melamun, berkhayal, berimajinasi bahkan membuat draft tulisan atau kerjaan. Tentu saja itu sebelum Twitter menginvasi (ku). Nah, ketika sendiri dengan segala imajinasi itulah nikmat datang. Apalagi jika ada backsound dari pengamen, duh rasanya seperti sedang buat video klip ajah gitu. Maka, ketika tiba-tiba muncul orang yang kita kenal yang mana pastinya mengharuskan kita untuk saling menyapa dan bertukar cerita, entah basi entah berisi, musnahlan nikmat dan nyamannya dunia.
Contoh lain, di tempat pertunjukan, sebutlah TIM. Aku sering datang ke tempat itu seorang diri. Aku merasakan kenyamanan datang seorang diri karena aku tidak perlu terlibat obrolan seputar acara atau nostalgia acara. Kadang aku menonton pertunjukan itu untuk memberi hiburan pada diri sendiri, duduk dan menikmati. Aku terlalu capek untuk mengingat-ingat pementasan 2 tahun lalu yang bertempat di tempat yg sama salah satu pemainnya ikut bermain juga di pentas kali ini, aku tak sanggup membandingkan pentas A dan pentas B. Jadi, dengan datang sendiri, otakku tak terbebani. Aku hanya perlu sedikit beramah tamah dengan sekeliling, mengobrol seperlunya sebelum layar terangkat.
Begitulah… Ada kalanya aku betul-betul mendamba untuk menjadi orang asing di tempat yang tak asing.
Tapi kali ini terjadi sebaliknya. Aku menjadi asing di tempatku sendiri, dan itu sangatlah tidak nyaman. Aku ingin berkata “aku merasa asing dengan inbox multiply ku sendiri”. Tiap buka MP, inbox ku berisi postingan-postingan yang, sorry to say, tidak dalam peminatanku. Men-delete adalah salah satu usahaku untuk menjadikan inboxku tidak asing bagiku. Tapi ketika jumlah postingan kategori itu jauuuhh lebih banyak dari postingan yang kutunggu-tunggu, klik tanda silang adalah melelahkan dan kadang memfrustrasikan. Aku mencoba bertanya-tanya, kenapa bisa jadi begini? Salah satu sebabnya mungkin kontak yang dulu selalu kutunggu-tunggu sudah lumayan banyak yang tidak aktif lagi, dan sebaliknya postingan asing begitu produktif sekali sehingga ‘menutupi’ kemunculan postingan yang kutunggu. Dan yang tak kalah berkontribusi adalah fitur QN makin merajalela penggunaannya.
Ada seorang teman yang menyatakan kehilangannya akan aku di MP. Aku tidak menyangkalnya, karena memang porsi waktuku untuk MP berkurang banyak. Karena rasa keterasingan itu tadi. Tapi, aku tetep rutin tiap hari buka MP kok, tapi tiap kali itu pula aku merasa asing, scroll, tutup lagi. Sorry… :(
:( sedih rek bacanya....
ReplyDeleteaku juga sekarang jarang posting di MP tapi bukan karena merasa terasing, hanya kemalasanku saja.
kemana teman2mu gerangan Ta? apa lagi asyik bercuit-cuit di seberang?
kayaknya memang semua ada masa-nya, Ta...
ReplyDeletekalo emang udah nggak sreg, mau dipaksa sampe jungkir balik ya nggak akan dapet chemistry yang lama...
have a great time yah :)
hahahahahahahaha........ ada parodi disini
ReplyDelete*ketawa guling2*
emang aku pernah bilang gitu ya? kapan, di mana?
ReplyDeletesamaaaaaa
ReplyDeletesalah satu kontak yg kutunggu2 itu termasuk dirimuuuuuuu
walopun kalo ada postingan asing gak begitu menutupi inboxku krn kontakku gak banyak.. tapi teteup aja.. para penulis asik pada ke mana ya?
aku bersyukur si ada media cericit di seberang, kl nggak...nggak kebayang seperti apa QN abuse di sini.. ^^
ReplyDeletebetul betul betul... ^^
ReplyDeletehush! plak plak plak!
ReplyDeletegubrak!
ReplyDeletetau gitu ga kusebut namaaaa...
disinii.. http://rumputeki.multiply.com/journal/item/190/Cowok-cowok_Penggosip di tulisan pertama kamu yg kubaca.. #edisinostalgia
eitss... bisa jadi judul postingan berikutnya nih.. *fakir inspirasi* hihihi...
ReplyDeletedan begitu pula aku, tulisan yg kutunggu-tunggu itu kamuuu.. tapi sering ketimbuuunnn.. :(
banyak QN disini..aaaahhhh aku benciiii..hush hushh
ReplyDeletewah ternyata di sini pada ga suka ma QN yak? mlipir aah ahihihihi
ReplyDelete*bikin gerakan sejuta MPers tolak QN
ReplyDeletelebaaaaiiiiii :D
ReplyDeletenyontek kata2 Ardi tentang QN yg bertebaran, "Twitter, anyone?" ^^
ReplyDeletefollow ya: @oippp
ReplyDeletewah itulah knapa aku ga doyan cericitcuwit.. krn isinya cuwit abuse hehehe
ReplyDeletewaaa.. ayo ayo.. tu aku dah nulis lagi :D
ReplyDeletengomong2 soal qn.. menurutku itu yg bikin para pengguna mp kembali setelah bosan di fesbuk.. krn gak perlu selalu musti nulis blog.. hahaha.. manusia emang suka curhat :)
ReplyDeletebikin gerakan satu milyar MPers menolak nahwi
ReplyDeleteaku tunggu Jo ho3
ReplyDeletekenapa bisa begitu? kenapa minatmu berkurang
ReplyDelete? tanya kenapa?
:)) ini acara jaman kapan yaaa... hahaha..
ReplyDeleteiya bener tuh QN, bikin males aja
ReplyDeletedi setting aja ta QN-nya biar ga keliatan
the thing is kadang ada QN yang meaning dan penting.. walau yg maleshin yg lebih merajalela.. :(
ReplyDeletewaduh, mbak, kalo ngurusin (melihat maksudnya) inbox, ampun2 dech, apalgi klo dri hp, spt aku ini, krn itu aku lbh milih naruh d "bookmark" blog2 yg kuharapkan tulisannya, lbh nyaman, lbh brsih, lbh cepat..
ReplyDeletehooo.. boleh ditiru!
ReplyDelete