Tuesday, October 5, 2010

Undertow (Contracorriente)_Inilah Cinta

Rating:★★★★★
Category:Movies
Genre: Romance

Warning: Panjang jaya, karena ini review pertamaku untuk film jenis ini (baca = gay), dan ini pun atas permintaan dari seorang teman (permintaan atau tantangan yah? ^^)


Dalam cinta selalu melibatkan kebesaran hati untuk menerima dan pengorbanan untuk bersatu.


Film apa yang membuat kamu menangis? Kalau ada yang menanyakan itu padaku bulan lalu, maka aku tidak akan bisa menjawabnya. Karena aku sungguh lupa film terakhir manakah yang membuat aku menangis, bukan hanya berkaca-kaca. Bahkan beberapa waktu lalu aku sempat membahas hal ini dengan seorang teman, betapa kami merindukan film yang membuat kami menangis. Kalau aku tidak ingat film apakah yang membuatku menangis, nah pada kasus temanku mendingan, dia ingat, dan film nya adalah Kuch Kuch Hotahai. Fufufu…


Tapi kemarau tangisku berakhir hari Selasa, 28 September 2010. Bertempat di Erasmus Huis, oleh film Undertow ini yang merupakan salah satu film yang diputar dalam Q! Film Festival (yep, festival film yang ditentang FPI dan didemo mahasiswa UI itu. Dudududu...).


*menghela nafas*


Film yang sangat menyentuhku hingga membuatku berderai air mata hampir di sepanjang film. Tak hanya mataku yang berair, hidungku pun ikut meler, tenggorokanku menyempit, dan nafasku jadi pendek-pendek. Sedahsyat itulah Undertow. Dan yang terpenting, bukan hanya aku yang mengalami efek itu. Partner nontonku, seorang lelaki, juga seperti aku, hingga kami dengan reflex, tanpa sungkan saling menyenderkan kepala, untuk saling menguatkan. Keluar ruangan, mataku merrraaahh..dan besoknya pas bangun tidur, sembab ajah.. ^^


*nafasku memberat lagi*


Film ini berkisah tentang cinta segitiga antara Miguel, istrinya dan kekasih gelapnya.


Miguel, seorang suami yang tengah menantikan kelahiran anak pertamanya, mencintai baik istrinya dan kekasihnya dengan sama. Konsekuensinya, Miguel harus bersembunyi-sembunyi jika ingin bertemu dengan kekasihnya. Miguel harus pura-pura tidak mengenal sama sekali sang kekasih di depan orang-orang. Sang kekasih gelap menerima keadaan ini, karena dia sangat mencintai Miguel. Hingga suatu hari, sang kekasih gelap secara kebetulan bertemu dengan istri Miguel di pasar dan membelikannya lilin untuk dinyalakan ketika sang bayi lahir nanti (sesuai adat setempat). Sang istri yang tak punya prasangka apapun, menerima dengan senang hati lilin tersebut. Namun, ketika Miguel mengetahuinya, dia menjadi gusar dan merasa terancam. Maka, Miguel bertengkar dengan sang kekasih gelap hingga dia memutuskan pergi dalam keadaan marah. Beberapa hari kemudian sang kekasih gelap muncul di dapur rumah Miguel dan hanya Miguel yang dapat melihatnya. Karena ternyata sang kekasih gelap telah mati tenggelam di laut. Dan itu terjadi dalam keadaan mereka saling kesal dan marah! (nyesss ga tuh?!)


Film ini ber-setting di daerah pesisir Peru, dimana menurut kepercayaan masyarakatnya, seseorang yang meninggal akan tetap bergentayangan hingga diadakan upacara penyerahan jasadnya ke laut. Upacara biasanya dipimpin oleh keluarga terdekat, disaksikan oleh pendeta dan warga. Kemudian pemimpin upacara tadi akan membawa jenazah ke tengah laut dan menceburkannya. Nah, berkat kepercayaan itulah film ini menjadi begitu sangat mengiris-iris perasaan.


Ketika mendapati kekasih gelapnya berada di dapur rumahnya, tentu saja Miguel panik luar biasa. Namun ketika sang istri keluar dari kamar dan bersikap biasa saja, Miguel bingung. Sang kekasih pun bingung karena orang-orang tidak ada yang menyadari keberadaannya, kecuali Miguel. Dia hanya ingat, dia marah, dia pergi ke laut, kemudian dia jatuh, dan selanjutnya ketika ke daratan tak ada yang melihatnya. Miguel langsung mengerti bahwa kekasihnya telah mati, namun karena belum diadakan upacara maka arwahnya masih ada. Miguel berjanji akan mencari jasad kekasihnya dan mengadakan upacara untuknya.


Ingat bagaimana ekspresi Jake Sullivan (Avatar) ketika untuk pertama kalinya dia mengendalikan avatar? Bagaimana begitu excited-nya dia mendapati jari-jari kakinya bisa digerakkan, bahkan dia bisa berjalan dan berlari. Terbayangkah bagaimana perasan dia? Nah, sekarang bayangkan perasaan Miguel. Sekian lama dia menyembunyikan kekasih sejatinya, harus diam-diam jika menemui, harus menekan rasanya, dan akhirnya dia dapat tampil di publik dengan kekasihnya. Ekpresi Miguel ketika pertama kali keluar rumah, berjalan bersebelahan dengan kekasihnya, wow..!! Awalnya dia masih canggung, ragu karena tidak yakin dan tidak percaya akhirnya dia dapat melakukannya. Kemudian tangan mereka bersentuhan, dan akhirnya saling terkait. WOW..!! Efek dari adegan itu adalah: serasa ada air es dialirkan ke dada, tenggorokan berkontraksi, mata membanjir. Bersanding dan berkasih-kasihan dengan orang yang dicinta adalah dambaan semua orang, begitu juga Miguel. Tapi hal itu terwujud, ketika kekasihnya sudah meninggal. Damn.. Ada yang lebih menyedihkan dari itukah?


Kisah selanjutnya bukan hanya tentang usaha pencarian Miguel akan jasad kekasihnya, dimana dia harus menyelam di laut yang tidak jernih, secara manual, tiap hari. Bukan hanya tentang suka cita pelampiasan mereka berdua yang selama ini terpasung cintanya. Tapi juga tentang masalah yang timbul ketika orang-orang menemukan banyak lukisan telanjang dia di rumah sang kekasih dan mulai menggosip. Istri yang terpukul mendapati suaminya membagi cinta, keluarga yang menjauhinya, dan diperberat dengan dilema ketika dia menemukan jasad kekasihnya. Di satu sisi dia bersyukur akan penemuan itu, tapi dia juga sedih karena itu berarti kebersamaannya dengan sang kekasih akan segera berakhir, untuk selamanya.


Pengiris-iris perasaan berikutnya adalah ketika akhirnya Miguel membuat pengakuan ke istrinya bahwa apa yang digosipkan orang-orang adalah benar. Bahwa dia mencintai kekasih gelapnya, Santiago, bahwa mereka menjalin kasih. Terpukulnya seorang istri yang sedang hamil mendapati suaminya berbagi cinta dengan yang lain, sudah menyesakkan dada. Sekarang tambahkan bahwa yang lain itu adalah lelaki. Jleb jleb jleb! Bagaimana selanjutnya Miguel mengambil sikap antara memilih bersama dengan kekasih sejatinya yang berupa arwah atau meyakinkan kembali sang istri yang hamil tua; antara cinta yang sejalan dengan desire vs cinta tulus pada jabang bayi dan ‘iming-iming’ status sebagai lelaki sejati, adalah pembuka keran air mata yang lain.


Film tentang gay bagiku hampir selalu mem-pyas-kan dada. Bagaimana mereka berjuang demi sesuatu yang murni, tulus, namun dianggap terlarang. Menutupi identitas sebagai gay adalah hal yang sangat sering terjadi, kemudian klimaks atau konfliknya adalah ketika rahasianya terbongkar. Hancurnya perasaan orang sekitar yang tidak siap akan kenyataan, terpuruknya si pelaku gay karena merasa telah mengecewakan, adalah kombinasi pakem pemancing emosi. Dan jebolnya emosi adalah ketika semua pihak mau mengerti dan menerima yang terjadi.


Santiago bersabar dan menerima bahwa cintanya pada Miguel harus disembunyikan dari istri dan masyarakat. Dia ikut berbahagia ketika Miguel dengan gembira menceritakan hasil USG bayinya. Dia tidak protes ketika Miguel terpaksa bercinta dengan sang istri, di depan matanya (saat jadi arwah tentu saja..)


Miguel menerima peran sebagai suami dari seorang istri perempuan dan kekasih dari seorang lelaki. Dua hal yang benar-benar tidak bisa dia pilih. Berdiri tegaknya dia dan tegapnya jalan dia di depan masyarakat setelah semua orang tahu bahwa dia gay, adalah penerimaan terbesarnya akan egonya selama ini yang selalu ingin bersembunyi.


Istri Miguel menerima kenyataan bahwa suami yang dicintainya dan mencintainya adalah seorang gay. Dia menerima hinaan dan pandangan sinis dari tetangga-tetangga. Adegan dia pergi ke rumah tetangga dengan menggendong bayinya dan berkata “jangan sampai aku mendengar kalian ngomongin SUAMIku lagi!”, sudah tentu penyumbang banjir air mata dan sesenggukan.


Mama Santiago tidak hanya harus menerima kenyataan bahwa anaknya adalah gay, tapi juga tewas, dan memiliki permintaan terakhir untuk diupacarakan penyerahan ke laut oleh Miguel. Sedangkan hal tersebut bukanlah kepercayaan keluarga mereka.


Pada intinya film ini ingin menyampaikan bahwa cinta adalah penerimaan yang disertai kebesaran jiwa.


Kekuatan film ini adalah pada ekspresi dan kesederhaan kata-kata. Tanpa kata kita bisa tau emosi dari masing-masing orang. Kita dapat merasakan betapa bimbangnya Miguel, betapa hancurnya perasaan sang istri dan betapa sedihnya Santiago ketika harus pergi. Ceritanya lambat tapi tidak bertele-tele. Musiknya minim, tapi dramatis. Penggabungan unsur budaya lokal dengan ide cerita utama adalah pintar dan berhasil (selain upacara penyerahan jasad ke laut, lilin untuk bayi juga berperan dalam mengombang-ambingkan perasaan)


Dan dari sekian banyak film bertemakan kisah cinta gay yang sudah kutonton, baru inilah yang menguras air mataku dan membekas di benakku. Dan seandainya QFF mengadakan voting film terbaik pilihan penonton, sudah pasti aku memilihnya!


Aku tidak akan merekomendasikan film ini untuk ditonton atau tidak, karena mungkin akan ada beberapa adegan yang membuat tidak nyaman. Aku sangat mengerti bahwa tidak semua orang bisa menonton dua pria berciuman dengan sangat passionate dan akhirnya bercinta, di pasir pula ^o^


Tapi jika ternyata ada yang menonton atau berminat menonton, mari..kita berbagi..dan menangis bersama.. ^^







33 comments:

  1. Miris... Menyedihkan... Tapi jujur... *ngebayangin nasib Miguel dan istrinya... Karena mereka berdua yang masih hidup, sedang Santiago udah beda "dunia"

    ReplyDelete
  2. -- speechless --
    antara pingin nonton dan tidak...

    ReplyDelete
  3. iyah! baru sekali ini nangis kejer lebih dari separo film..

    sediiiihhh...

    ReplyDelete
  4. nah! di situlah dilema terberat, May... ku langsung terngiang lagu "haruskah ku teteskan air mata di pipi..haruskan kau kupeluk dan tak kulepas lagi..."

    mewek deh...

    ReplyDelete
  5. kalo kata MC sebelum screening, "tidak ada paksaan untuk menonton film ini. Jika anda merasa tidak nyaman dengan beberapa adegan, Anda dipersilakan untuk keluar"

    ^o^

    mwah!

    ReplyDelete
  6. bukan masalah adegan, Ta...
    aku lebih ke...emm...gimana yah..nggak terlalu suka sama tema selingkuh selingkuhan..apalagi istri yang lagi hamil

    haduh, gimanaaaaa gitu....

    ReplyDelete
  7. hooo...

    tapi sulit juga ya untuk mengatakan bahwa Miguel selingkuh.. masalahnya siapa yang diselingkuhi.. Santiago juga berhak ko meng-klaim dia dibagi cintanya.. ^^ apalagi kalau kamu lihat openingnya, betapa Miguel sangat sangat sangat cinta istrinya..saling argumen-rewel-ngememeshin ngomongin nama anak, nganterin USG.. hmm.. melting deh..

    *pengen mewek lagi*

    ReplyDelete
  8. sip siipp. review yang bagus, Ta! gitu donk.. :)
    hey, remember that flick called "CLICK" starring Adam Sandler ?
    nonton film itu aku kejer donk nangis di bioskop, mgkn aku satu2nya yg nangis, soalnya aku liat sekeliling gak ada yang nangis.
    isu keluarga, keluarga yang disfungsi.. paling gampang bikin aku nangis.

    ReplyDelete
  9. ini yang di puter di Q Film Festival ya ta?

    ReplyDelete
  10. Harriiiss.. Kamu kemana ajaaaa.. Ku mention ga pernah muncuuull.. Syukurlah kini kau muncul! Miss u! | ayoo..cari film nya! Atau ikuti aja roadshow nya QFF! ^^ ku kasi tau yah.. Santiago-nya yummy yummy slurpy! Mana tempatnya di pantai pula.. Dudududu.. :)

    shandy..tengkyuu.. Dah kujawab ya tantanganmu.. ^^ CLICK tu yg mana yah? *amnesia*

    nah ya, oliipp.. Ga baca reviewnya kaaann.. Kalau baca tak mungkin kau bertanya itu.. Fufufu..

    ReplyDelete
  11. Click itu kalo gak salah, salah satu OST-nya The Cranberries-Linger :)

    ReplyDelete
  12. Hehehe...baru juga aktif lagi nih. Lagi males lihat twitter. So many people act like they are king of anything there. :)

    ReplyDelete
  13. Duh..olip.. Clue-nya jangan ost dunk.. Critanya.. ^^

    harris..kamu follow sopo to kok berasa jadi abdi gitu.. :)) we miss u so!

    ReplyDelete
  14. Oiyah, harris.. Ku dah cek jadwal QFF di kota lain, dan Undertow tak diputar.. Sorry..

    ReplyDelete
  15. eh lagi pada balik ke MP ya. ayo main kesini lagi, lagi males juga di twitter ;)

    ReplyDelete
  16. hmm.. Gara2 bc review nya yg menyayat2 jd pengen ntn deh.
    Klo review nya aja begini,apalg film nya.. I'm hooked thx to ur review :)

    ReplyDelete
  17. :)

    hi Nada.. terimakasih juga sudah baca.. aku yakin kamu baca.. ^^ tar kalo berkesempatan nonton, laporkan padaku yah sepanjang apa kamu sesenggukannya.. :))

    ReplyDelete
  18. aku sedih dengan hanya baca reviewnya! kereeennn Ta

    ReplyDelete
  19. ada DVDnya kah? takut kalo nonton di festival ditimpukin sama FPI

    ReplyDelete
  20. ah cemen kamuuu..

    oiyah.. QFF minggu ini kan emang lagi di surabaya.. datanglaaahh..

    ReplyDelete
  21. Yah.. Katalog nya di kamar.. Yg kuinget si di CCCL, di Sutos.. Cek ke q-munity.com ajah.. Semangat!

    ReplyDelete
  22. hahh... kelewatan nonton film yg ini.. kayaknya bagus bgt ya?
    kemaren sempet nonton beberapa film di QFF, so far yg paling bagus menurt saya masih soundless windchime. Tapi kayaknya ini lebih bagus deh
    aaaahhh nyesel nggak nontoon..

    ReplyDelete
  23. Kayaknya Q juga gak diadakan di Medan Ta, ya jadi tetap gak bisa nonton :)

    ReplyDelete
  24. naahh..soundless windchime aku ga nonton tuh malahan.. reviewnya dunk..

    peringkat fave-ku di QFF kemaren:
    1. Undertow
    2. Munafik (satu film dari Pink Homemade)
    3. Baby Love

    Bear City kocak..tapi itu harusnya ratingnya bukan 21+, tapi 27+.. hahaha..

    tahun depan nonton bareng yuuukkk... *kenalan aja blum..hoho..*

    ReplyDelete
  25. tapi kan ke Makasar, Bali, Jogja, Surabaya.. kamu bisa ke sana sekalian berlibur.. ^o^

    ReplyDelete
  26. kalo yg dari pink home made itu aku suka yg boycrush-nya sigi wimala itu. hihihi
    yuk nonton bareng taun depan. Kenalan dulu, nama saya May. *salaman*

    ReplyDelete
  27. Eh..eh.. Ada orang yg nonton dua2nya, SWC ama Undertow. Trus kata dia: undertow suka banget, SWC efek keinget2nya tahan lama. Jd dia lebih favorit ama SWC.. Gitu..

    Boy Crush= Gay/ Tidak, itu fave keduaku di Pink Homemade.. "kalo lo normal kan mimpinya ama cewek..", hehe.. The Bride & The Clown, terakhir..hihihi..

    Namaku Tata.. *cium pipi*

    ReplyDelete