Jangan tersenyum kepadaku [hatiku
Jangan tatap aku [dadaku
Jangan perdengarkan suaramu [jantungku
Jangan perlihatkan dirimu [ragaku kan mendambamu]
[pokoknya] Jangan pedulikan aku [harapanku kan tumbuh]
Acuhkanlah keberadaanku
Berbaliklah kala kita bersilang jalan
Buang semua barangku yang ada padamu [tak perlu kau kirimkan]
Terlalu banyak bekas kamu yg menempel [yang tak kan bisa kuhapus]
Bekasmu pada [tubuh]ku pun belum terhapus**
Jangan angkat telfonku. Jangan balas SMSku. Jangan tanggapi emailku. Oya, jangan juga datang ke mimpiku. Atau aku akan jatuh cinta [lagi] padamu.
*dikutip dari sinetron Korea yang tak sengaja terdengar semalam
**modifikasi dari judul cerpennya Hamsad Rangkuti (lupa judulnya...yg banyak kata bibirnya lah pokoknya...)
ijinkan aku u/ tertawa, sebentar, hanya sebentar
ReplyDeletedan takkan kusuarakan apa yang menjadi bahasa untuk kutanyakan padamu
terimakasih
Jika tak sanggup, yah lepaskan
ReplyDeleteJika sanggup, yah perjuangkan
Jangan terlalu lama di persimpangan
Hanya membuat kelam segala jalan
Bibir dalam pispot judulnya ta...
ReplyDeleteSetuju sama penggalan puisinya fatri..
Itu judul kumpulan cerpennya... Kalo cerpennya sendiri ingat tak?
ReplyDeleteUmmmhhh.... "Hapuskan Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu", bukan ya? Aargh..lupa!
Ingin kepala begitu, apa daya hati tak mampu...
ReplyDeleteEntah sebentar entah lama, kau tau resikonya
ReplyDeleteKau boleh tertawa
Kau boleh menyuarakan apa yg menjadi bahasa untuk kautanyakan padaku
Kau tau resikonya
jika begitu, percayalah pada hatimu...
ReplyDeleteopss,...... :(
ReplyDelete