Rupawanlah yang menarikku untuk mendekatinya. Kabar burunglah yang membuatku semakin mendekatinya. Kudengar dia adalah sosok yang menarik dan membuat hidup terasa berwarna.
Aku dekati dia.
Dia merapat pula.
Pertukaran kata berlanjut ke pertukaran pikiran. Aku tersentak. Burung-burung sepertinya telah berbohong kepadaku. Mereka mengabarkan lelaki itu akan membawaku ke arah bingar kehidupan. Tapi ternyata dia mengarahkan langkah kami ke sunyi dan sepi. Dia berkata, ”inilah jalan kedamaian”.
Ingin ku berbalik arah dan meninggalkannya. Tapi dia begitu lekat. Dan tak semua yang ada di peta dia adalah sunyi. Ada beberapa hal yang kukagumi.
"Aku ingin membangun rumah kita dengan keringat kita. Penghuni rumah kita adalah orang-orang dari golongan kita". Itu mimpinya. Demi mimpi itu, dia berpeluh-peluh dan menampik tiap uluran.
Aku kagum dan bangga padanya. Tanpa peluh, dia bisa bermandikan harta. Tanpa berusaha, dia bisa dapatkan apa saja [bukan hanya rumah]. Tapi bukan itu mimpi dia, mimpi kami.
[ternyata] kesamaan mimpi bukanlah perekat yang cukup kuat bagi kami. Friksi tetaplah ada. Beda arah yang kami tuju menjadi pengeruh.
Maka, terpisahlah kami.
Kutinggalkan dia. Kubiarkan dia berjalan sendiri menuju tempat idamannya. Dia pun merelakanku menempuh jalan pilihanku.
Sesekali aku masih menengok ke arah perginya. Berharap masih dapat melihat punggunggnya. Tapi dia benar2 menghilang [tanpa kabar]. Burung tak lagi menawarkan berita tentangnya. Begitu juga angin.
Hingga datanglah seekor burung membawa kabar. ”Dia telah menemukan tulang belulangnya”. Aku nyaris tersedak mendengar dengan siapa dia mengikatkan diri. Bukan seorang gadis yang bisa dia bawa ke arah sunyi dan sepi. Gadis yang memberikan hingar bingar dan gegap gempita dunia kepadanya. ”Sepasang sriti telah tergambar di pinggul mereka berdua”, lanjut si burung.
Aaahhh... Kenapa waktu itu tak kau bilang bahwa kau tak cinta aku, wahai lelaki? Tak perlulah kau pakai alasan bahwa arah hidup kita berbeda.
Dan aku tergelak.
manis tulisannya mbak :)
ReplyDeleteMakasi, Andalusia... Mwah!
ReplyDeleteoh..oh..oh
ReplyDeleteApaan si Ma? Ah oh ah oh...
ReplyDeletebacanya jadi pengen mendesah..oh..oh..oh
ReplyDeleteHaiyah...
ReplyDeletecukuplah bahagianya kini menjadi bahagiamu juga ta....
ReplyDelete=D...aku pun pernah merasakannya mbak...hahaha..lucu aja sih!cuma bedanya dengan santai tanpa persiapan apa2 aku dateng ke acaranya
ReplyDelete@ Ka lien: Kocak aja gitu... dulu ama aku ngomongnya gimana, sekarang kawinnya ama yg gimana... Jadi merasa dia orang paling hipokrit sedunia... Hohoho...
ReplyDelete@ Ima: Kalo di aku, dia nggak ngasi tau aku... Pas tiba2 ku SMS congratulation dia membalas, "Makasi.. Punya FB?". haiyaaaahhhh....
klo aku udah lama ga hubungan sejak setahun lalu, lebih dink! trus ga tau gmana cerita dia nemu MP ku, di add dan langsung ngirim undangan merit!hahaha..dan ternyata perempuannya aku tau siapa, makin ketawa deh!
ReplyDeletetrus pas ditanya FB, masih dibales??
kisah nyata ta? co cuit :)
ReplyDeletetA
ReplyDeleteTULISANNYA BAGUS
ajarin dong gw . . .!!!
wakakakaka kok mirip ceritaku sih taaaa...
ReplyDeletepadahal wkt berpisah dia sampe bersedih2ria mengaku cinta berat padaku. itu bohongan atau pria memang gampang pindah hati? :p
eniwei tulisannya baguuus
hahaha ikut muji tulisannya ta,,, bagus.........
ReplyDelete*sekarang masih tegelak gak ta?,, jangan lama2 ya tergelaknya hahaha
Kalo aku ga tau siapa wanitanya, tapi pas liat penampakannya dan apa yg mereka lakukan sebagai tanda penyatuan cinta (aih bahasanya), aku ngakak...
ReplyDeleteKubales dunk... Kupikir dia mau add, ternyata sampai sekarang enggak...
*duh bahaya kl add....tar Mbak Qoqon pasti bisa nge-track!*
Nyata senyata-nyata nya... ^o^
ReplyDeleteHwuaaaa.... Makasi, Njiiillll....
ReplyDeletetiap tulisan yg sumbernya original, pasti unik! Itu resepnya... ^o^
oh ya? kocak yah kalo ujungnya seperti ini... jadi pengen ketawa teruss...
ReplyDeleteBagus yah? Sesuatu yg inspired by true story soalnyah... Hohoho...
Makasi Ariiii....
ReplyDeleteSebenernya dia nikahnya tgl 20 kemaren... cuma kubingung cara sharing nya gimana biar lengkap tapi ga detail... baru deh, kemaren pas istirahat langsung kebayang bentuk tulisannya...
Jadi sekarang ku dah biasa ajah... senyum2 dikitlah... sama ada hasrat nge-ceng2in dia... hohoho...
aku juga ga kenal, cuma pernah denger2 nama dari temen2ku. malah rencana meritnya itu udah diketahui sama salah satu shabatku. Ampun deh!kek pada merahasiakan semuanya aja gt. hohoho..yang jelas dia tidak beruntung karna sudah menyia-nyiakan mbak tata *bagi permennya mbak udah di puji, hahahha
ReplyDeleteTidak ada yang tidak beruntung... Ku justru bersyukur mendapat ending seperti ini... bisa buat ketawa-tawa...
ReplyDelete*nih kukasih permen karetku...*
mba tata.. baru bacaaaaaaa..............
ReplyDeleteempat jempol buat tuLisanmu... Hihhi...
(ini kisah yg mana niyh?? huehehehe..)
tulisannya bagus..
ReplyDelete*merona*
ReplyDelete