Friday, May 29, 2009

Kesulitan Keuangan [Kok] Beruntun…

 

 

Kok km ga nonton Teater Mpu Gandrik?”, tanya temanku 2 bulan lalu. Dan aku menjawab bahwa aku sedang kesulitan keuangan. Hal itu disebabkan karena aku terpisah dengan kartu ATMku. Aku tidak tahu dia berada dimana. Tapi aku memiliki firasat dia tertinggal di meja kantorku, karena sebelum pulang kantor aku berniat untuk mampir ke mesin ATM. Hanya saja niat itu kubatalkan karena aku terburu-buru meengejar jadwal kereta. Dan firasatku benar.

 

 

Dan ketika seorang teman lain berkunjung dan menginap selama akhir pekan itu, aku tidak bisa menjamunya sama sekali karena aku kesulitan keuangan. Bahkan sebaliknya dia yang membelikan beras untukku ^o^ Lumayaaann... Hohoho...

 

 

Bulan lalu aku juga mengalami kesulitan keuangan, karena dompetku raib di kereta pas aku pulang ke Kopeng. Hidupku diselamatkan oleh donasi dan soft loan dari teman-temanku. Alhamdulillah...

 

 

Nah, hari ini aku harus mengeluarkan kalimat itu lagi ketika seorang teman mengajak berjalan-jalan, ”Aku sedang kesulitan keuangan”. Dan kali ini aku pusing dibuatnya.

 

 

Intinya adalah kartu ATMku raib lagi, dan aku benar2 tidak ada ide dia ada dimana.

 

 

Kronologinya begini:

 

Rabu malam, sepulang kantor

Uang cash yang kupunya tinggal beberapa ribu rupiah. Turun dari kereta aku mampir ke mesin ATM di depan Gramedia Depok untuk transfer uang ke calon adik iparku. Aku tidak menarik uang karena aku berpikir untuk melakukannya keesokan harinya saat mau berangkat ke stasiun.

-         Aku masukkan kartu ATM ke mesin melalui garis berlubang yang tersedia

-         Kartu masuk dan muncul pilihan di layar: Bahasa Indonesia atau English

-         Kupilih Bahasa Indonesia

-         Muncul iklan entah apa, kupencet pilihan ’lanjutkan’

-         Muncul pilihan-pilihan menu

-         Kupilih ”Transfer” è dari rekening tabungan è ke rekening BNI è kuketik nomor rekening è kuketik jumlah uang è konfirmasi kuiyakan

-         Mesin ATM bertanya apakah aku mau melakukan transaksi lainnya, kujawab ”TIDAK”

Hal yang kuingat hanya sampai di situ.

 

 

Setelah itu aku jalan untuk pulang, mampir ke dua tempat: warung bapak tua untuk beli pepaya dan ke warung mpok untuk beli lauk buat sahur.

 

 

 Kamis pagi

Aku ke mesin ATM seperti yang kurencanakan. Aku masuk ke biliknya, dan kukeluarkan dompetku. Kutemukan struk transfer semalam. Tapi tidak kutemukan kartu ATMku. Pyass.. Tapi aku masih berpikir bahwa bisa saja semalam aku mengeluarkan kartu itu dari dompet dan sekarang tertinggal di kamar. Aku menuju stasiun dengan uang sepuluh ribu hasil nyolong celengan, pas untuk tiket. Karena hari itu puasa, jadi aku tidak perlu membeli makan siang. Untuk ongkos pulang, aku bisa mengajukan pinjaman lunak ke teman kantor. Damai terasa di hatiku.

 

 

Kamis malam

Saat aku sampai di kamar. Kucari di setiap tempat tapi tidak kutemukan kartuku itu. Ku coba mengingat-ingat apakah aku meninggalkannya di dalam mesin ATM, tapi otakku tidak mampu mengingat. Karena ingatan tentang kegiatan di ATM yang muncul banyaaaaakkk... Jadi aku tidak yakin apakah aku sudah mengeluarkan kartu ATM dari dalam mesinnya.

 

 

Maka kugunakanlah logikaku saja. Faktanya adalah aku memiliki struk transaksi terakhirku. Seingat aku, struk keluar setelah kita menjawab ”tidak” atas pertanyaan ”Mau transaksi lain?” dan setelah kartu didorong keluar disertai bunyi ’jglek!”. Jadi kalau aku bisa mendapatkan struk itu, artinya aku sudah mengatakan ’tidak’ dan sudah ada buyi ’jglek!”.

 

 

Mungkinlah aku begitu terhanyut dalam lamunan sehingga aku tidak mendengar bunyi 'jglek' itu dan kemudian aku berjalan meninggalkan kartuku di dalam mesin itu?

 

 

Tiap kucoba mengingat-ingat, otakku memanas. Ada yang punya ide ga kira-kira kartu itu kukemanain?

 

 

Otakku semakin panas ketika harus berpikir bagaimana caranya aku mengeluarkan uangku dari bank itu, mengingat kartu tak ada dan buku tabunganku sudah luama raibnya. Dengan bermodal KTP dan tampang memelas, mungkin ga ya mas-mas bank mau mengeluarkan uangku?

 

 

Owya, buat teman-temanku jangan khawatir... Aku masih bisa hidup ko.. Karena beberapa hari sebelumnya aku nalangin companyku bayar biaya registrasi ke Badan POM. Dan hari ini sudah diganti, untungnya bisa dalam cash (kalau ditransfer, aku pasti histeris! Hohoho...). Cuma aku ga rela aja duitku mendekam di bank dan tak bisa kukeluarkaaaaaaannnnn! Yaaa...itung-itung nabung dan memaksaku berhemat si...tapiiiii...tetep ajaaaaa....ngeluarin tuh duit gimanaaaaaa??

 

 

 

 

 

 

 

 

10 comments:

  1. first thing first, blokir aja atmnya. that's what i would do.

    ReplyDelete
  2. Nah... Aku kan nyadarnya keesokan harinya, dan itu pun masih dengan pemikiran mungkin ketinggalan di kamar. Jadi pemblokiran agak telat kulakukan. Selain itu aku juga berpikir bahwa tanpa tahu nomor PIN ku kartu itu tidak akan berarti apa2 buat penemunya.


    Ternyata eh ternyata... Pas aku memblokirnya, ku tanyakan ke mbak nya transaksi apa saja yang sudah terjadi dan aku shocked dibuatnya: UANGKU SUDAH DIHABISKAN OLEHNYA. Dan dia sempat pindah mesin ATM! Wow..

    ReplyDelete
  3. mungkin Allah ingin kamu bersedekah ta.....

    ReplyDelete

  4. .........................................

    ReplyDelete
  5. Ummmhh.... Agak takut nih jawabnya... Krn pasti semua org nyalahin... Hiks..

    Kemungkinan nya:
    1. Jadi, aku kan orangnya kl dah di kasur, suka males keluar. Nah, kl lagi butuh duit, maka aku kasih kartu dan PIN ke org yg mau ke ATM... minta tolong ambilin duit... Dan aku ga inget ke siapa saja PIN ku sudah kubagi... =( Tapi itu karena aku percaya sama merekaaaaaa....!!

    2. Aku sedang bengong sebengongnya pas trasnfer duit itu, trus lupa narik kartu. Trus org di belakangku ngagetin aku, trus aku latah dan keluarlah nomor pin dari mulutku.
    Ga mungkin yah?

    Aku ga tau... semuanya di luar logikaku... Tadinya kan kupikir dengan bekal jam transaksi orang itu, ku bisa tahu siapa dia lewat rekaman CCTV. Datanglah aku ke bank untuk nonton... Ternyata eh ternyata di mesin ATM yang dia gunakan, belum dipasangi kamera CCTV. Dia pintar!

    ReplyDelete
  6. duh, banknya yg tidak pintar! -_-;;

    ngomong2 soal bagi2 pin, no.1 gak mungkin deh. soalnya org yg tau pinmu pasti kenal kamu.

    klo no.2.. bisa jadi..

    ReplyDelete
  7. Selain bank-nya tidak pintar dan antisipatif, yang bikin ku ga suka adalah orang bank nya berkata, "Bukan hanya Mbak yang mengalami hal seperti ini...". Trusss?? Aku musti diem aja, ga perlu usaha apa2 gituh?

    Tapi kalau yang terjadi adalah nomor 2, memoriku tidak mencatat ada kejadian itu... Hiks...

    ReplyDelete
  8. Hahh? Harusnya aku curiga yah? Kok aku kesel doank yah?

    ReplyDelete