Agnes Monica mendeskripsikan cintanya seperti ini:
Cintaku sedalam samudra setinggi langit di angkasa
Cintaku sebesar dunia, seluas jagad raya ini
Pada dasarnya aku sepakat, tapi kurang pas untuk mendeskrisikan cinta yang pernah kurasakan. Aku berusaha merasakan lagi seperti apakah cinta itu. Dan akhirnya aku menemukan bahwa cinta itu lembut. Yak cintaku (yang baru saja berlalu) itu lembut.
Pertanyaan selanjutnya: selembut apakah cintaku (yang baru saja berlalu) itu?
Aku berpikir lagi. Merenung dan mencari-cari sesuatu yang bisa merepresentasikan suatu kelembutan. Sutrakah? Kurang pas jika disandingkan dengan cinta, karena yang lembutnya seperti sutra adalah kulit (di iklan-iklan body lotion dinyatakan begitu).
Aku berpikir dan berusaha mengingat-ingat segala macam benda yang lembut.
Handuk yang di-Molto (kata iklannya handuk itu lembuuuutttt banget)
Rambut (iklan shampo klim-nya begitu)
Tapi kalau dijadikan kalimat ’cintaku selembut handuk’ atau 'cintaku selembut rambut', rasanya ga asik dan ga keren.
Aku berpikir lagi.
Hingga akhirnya aku ingat beberapa hari yang lalu, seorang teman pamer bahwa dia sedang makan siang BiPang nan sedaaaaapppp. Lalu teringat juga perkataan seorang teman yang lain, ”Salah banget tau kalo Islam mengharamkan babi. Karena itu adalah makanan terlezaaaaaaat yang pernah ada! Hohoho...”. Walaupun belum pernah makan daging babi, tapi aku yakin bahwa daging itu enaaaaaaaakkkk bangeeeeetttt!
Nah, pas SMP aku dapat pelajaran tataboga. Kami diajari cara mengenali daging ikan yang baik, cara menentukan daging ayam tiren atau bukan dan cara membedakan daging-daging. Daging bisa dibedakan mana yang sapi, kambing, kerbau dan babi dari organoleptisnya atau wujudnya. Untuk daging babi, warnanya light pink (paling terang di antara daging lainnya), seratnya paling halus dan lembuuuuuuuttttt jika dipegang. Kata ibu guru begitu.
Jadi, daging babi itu selain sedap, enak dan lezat...dia juga lembuuuuuuuttttt... Apalagi kalau dipanggang, pastinya lembuuuutttt dan enyaaaaaaakkkk... Lidah akan selalu ingat akan rasanya. Ibaratnya makannya hari ini, minggu depan pun masih akan terasa dan terngiang-ngiang kelembutannya.
Maka dari itu, aku ingin mendeskripsikan kelembutan cintaku (yang baru saja berlalu) seperti Bipang. Dan setelah kupertimbangkan lagi emang pas banget kalau cintaku (yang baru saja berlalu) itu seperti Bipang: lembut, enak, nyandu, dan.....terlarang ^o^
Yak, resmi kunyatakan bahwa cintaku (yang baru saja berlalu) selembut bipang!
Sebungkus brpa Ta?
ReplyDeleteMana ada cinta dijuaaaaaalllll....???!!!
ReplyDeleteEh, km berani nawar berapa? ^o^
.
ReplyDeletebukan cintanya,
tp bipangnya, Tata...
.
hihihi klo org2 bule gak suka babi.
ReplyDeleteyg suka tuh org2 asia.
knapa ya? kayaknya org2 asia gak bisa jauh dr babi. ada yg maunya cuma makan babi krn dagingnya lembuut. tapi kata org bule, daging babi itu benyek (terlalu lembut) jd ga enak dimakan, enakan yg berserat kayak daging sapi/kambing.
beda ras/gen beda selera ^^
Err...Sorry but I have to disagree.
ReplyDeleteHam di ham-burger adalah daging babi, belum lagi jerky, sosis, pork ribs dan sebangsanya. Believe me, they looove pork!
Kata Bang Roma: yang enak2 biasanya emang haram Ta [km kan suka lagu2 jadul tuh, jadiin ringtone gih lagunya Bang Roma, hehe]
ReplyDeleteTp kl km punya faith, km mesti yakin dalam jangka panjang "yg enak2" itu pada dasarnya merugikan.
Hooooo.... (jadi malu...hihihi...)
ReplyDeleteKu ke lapo bentar yak...kutanyain dulu harga BiPang-nya berapaan... Kalo tar ku ga balik2 miskol yak, takutnya ku sedang tenggelam dalam kelembutan bipang... ^o^
berarti bener dunk ya kalo babi itu lembuuuuutttt....?
ReplyDeleteBrarti deskripsiku akan cinta sudah tepat! Hohoho...
Yak... sehubungan saya tidak dikelilingi bule, maka saya tidak dapat memediasi perbedaan pendapat ini...
ReplyDeleteSilakan yang tinggal di antara bule2 didiskusikan: Apakah bule cinta babi atau tidak?
^o^
Dear Ariyanti:
ReplyDelete1. Aku emang suka lagu jadul, tapi tidak dangdut. Yang suka dangdut itu Joooooo....!!
2. Ga akan kujadiin lagu bang rhoma jadi ringtone. Itu mah Joooooo....!!
3. Yang enak2 itu merugikan yah? Hmmmm....jadi takut tidur nih...krn tidur itu enaaaaakkkkk....
Hehehe....
mau dijadikan TaPang?
ReplyDeleteKali ini imajinasi liarmu benar Ta..... daging babi paling weeeeeenak! Jadi inget BiPang di Greenhill Kedoya.... mak nyus...
ReplyDeleteTidaaaaakkkkk.... Enak di kamu, gosong di aku! Bisa abis aku dimakan kamuuuuuu....
ReplyDeleteJadi ngeces nih...
ReplyDeleteEh tar ajak aku dunk makan tu bipang...tp km jangan bilang kl itu bipang... Kan kata Pak ustadz, kl kita ga tau ga dosa.... Hohoho...
Hahahahahaha..... temenku juga pake akal licik ini...
ReplyDeletejd pgn mkn bipang.. :D
ReplyDeleteiya babinya cuma buat di-ham atau campuran sosis (memang sosis perlu campuran itu biar ada lemak pengikat -- babi kan lemaknya banyak). bukan untuk di-steak gitu loh, di mana mereka bisa merasakan tekstur dari daging bongkahan.
ReplyDeletedi ostrali ada produk babi yg udah "lean" karena supaya lemaknya minimum, supaya tektur si daging gak terlalu "benyek".
tp di eropa barat gw blon nemu pork ribs, nemunya di negri campur aduk (ostrali misalnya). kalo di eropa timur ada sih pork knee (dengkul babi). kalo eropa selatan (misalnya itali) suka babi guling seperti org2 asia timur. nah ini rasnya udah beda, bukan full bule :)
HUoooo......
ReplyDeletetadinya ku mau usul Marshmallow...
tp karena ada unsur "terlarang" dalam kisah cintamu (yg baru saja berlalu) baiklah... BiPang accepted...
hihihihi..... ^o^
Ku blm pernah ketemu Marshmallow...ga pernah dapet pelajaran deskripsi dia kayak apa juga...
ReplyDeleteLagian kan udah dipake sama iklan pelembab wajah...