Monday, March 2, 2009

Kalau Cinta Jangan Cengeng_A Semi Finished Product_Kalau ga mau dibilang sinetron picisan

Rating:
Category:Movies
Genre: Drama

Ide ceritanya standard sinetron: kisah cinta dengan anak dari orang tua yang telah ’dibunuh’nya. Jalan ceritanya juga standard, endingnya standard banget: berdua bahagia selamanya.


Yang membuat agak beda adalah background cerita dan isu yang ingin ditampilkan, yaitu anak junkies dan panti rehabilitasi narkoba. Kalau di film nonbahasa Indonesia, cerita dengan isu seperti ini pasti akan menggambarkan bagaimanakah perjuangan seseorang dan lembaga melawan narkoba dan kegiatan-kegiatan terapi dalam lembaga tersebut. Sehingga kita akan lebih mengerti tentang sebuah lembaga rehabilitasi kecanduan narkoba.


Tapi....ternyata di film berbahasa Indonesia ini, kita tidak mendapatkan hal itu.


Awal cerita adalah dua bersahabat Boy dan Ahmad yang pulang dari pesta dan menabrak mobil lain. Boy, yang sedang mabok, adalah yang mengendarai mobil. Boy adalah artis dan anak orang kaya, sedangkan Ahmad adalah anak kampung dengan ibu sedang sakit. Orang tua Boy tidak mau anaknya masuk penjara atas kematian 2 orang di dalam mobil yang ditabrak, mereka meminta Ahmad untuk membuat pengakuan bahwa dialah yang memegang kemudi. Imbalannya adalah biaya perawatan ibunya plus uang 1 M.


Ahmad setuju dan dipenjara 5 tahun.


Selama itu, ceritanya si Boy menjadi insyaf dari kebiasaan mabok2an dan bahkan menjadi duta anti narkoba. Dan di salah satu panti rehabilitasi, bertemulah dia dengan Yani, anak gadis yang selamat saat dulu ditabrak sama Boy.


Maka mengalirlah cerita bagaimana PDKT Boy ke Yani di panti rehabilitasi. Bagaimana Yani yang walau di panti tapi tetep bisa dapat suplai narkoba.


Sebenernya ya, misalkan kehidupan dan kegiatan di panti lebih dimunculkan, ni film bakal keren. Masalahnya ga sama sekali. Kepala pantinya aja Jojon, trus pakaiannya PSH. Keterangan yang masuk situ itu sukarela atau paksaan ortu ga ada. Bayarnya gimana ga ada. Konselornya ga keliatan. Kegiatan sharing ga ada. Apalagi terapi2 lainnya. Jadi yang nonton beneran ga tau gimana caranya seorang pecandu kalau masuk situ bisa sembuh. Kosakata tentang dunia candunya cuma muncul pas di awal, yaitu jenis2 narkoba. Sampai film selesai sama sekali ga muncul kata metadon atau buprenorfin yang merupakan obat pilihan rehabilitasi kecanduan narkoba. Bahkan kata detoksifikasi pun ga muncul.


Adegan sakaw-nya Marshanda tidak meyakinkan sama sekali. Begitu juga dengan adegan dia menyuntikkan narkoba ke lengannya (ya gimana mau meyakinkan, orang ga dikasih liat pas nyuntiknya, apalagi pas darah dipompa keluar trus di masukkan lagi, trus jarumnya diputer2. Ga dikasih liat!). Kalau dibandingin sama Julie Estele di Selamanya yang bareng Dimas Seto dulu, jauuuuhhhhh...banget!


Yang ’ajaib’nya lagi, si Boy mengadakan terapi cold turkey di rumahnya atas Yani, dengan menguncinya di kamar. Bagian ajaibnya adalah, si Yaninya beneran sembuh gitu dari kecanduannya.


Selanjutnya terjalin rasa di antara keduanya. Trus Yani ngamuk dan relaps dan nyaris OD pas tau bahwa ternyata yang nabrak ortunya dulu adalah Boy. Trus Boy nemuin, bawa ke RS. Yani sadar, ngamuk, tusuk Boy. Boy sadar, Yani membaik juga moodnya. Tapi trus dokter kasih tau Yani HIV positif. Yani tobat, jadi konselor di panti, kasih wejangan buat temen2 pantinya. Trus dia ditugaskan ke Makasar. Trus Boy karena cintanya ikut ke Makasar.

Udah selesai.

Udah??? Iya udah.

Padahal di tengah film sempat muncul Ahmad yang keluar dari penjara dan tau bahwa ternyata Ibunya meninggal dan uang 1 M ga pernah diterima keluarganya, tapi 20 juta doank. Dia pengen meminta keadilan. Tapi ga dikasih liaaatttttt...!! bikin emosi jiwa.


Ku beneran yakin ni film sebenernya belum selesai dibuat tapi udah keburu dijual... Minimalis banget semua2nya...termasuk musiknya..padahal Andi Rianto... Hiks...

Buat yang belum nonton, jangan deh...




27 comments:

  1. hmmm... sayang sekali, padahal mungkin gagasannya kayaknya ga se klise sinetron (kalau baca paparanmu)...

    ReplyDelete
  2. "Buat yang belum nonton, jangan deh..." hahaha

    ReplyDelete
  3. Ta, judulnya aja gak meyakinkan kok ya ditonton? :D

    Sebenarnya sayang ya, padahal Monty Tiwa di MSMIA itu idenya orisinil bgt (dan gw menikmati nontonnya). Dia jg best screenwriter di FFI untuk film Denias.

    Mgkn dia belum siap jadi sutradara.. Baiknya jadi screenwriter aja dulu..ampe dapet Oscar. Baru jadi sutaradara. Hehe.

    ReplyDelete
  4. Begitulah...tapi jatohnya kayak sinetron gitu deh...

    ReplyDelete
  5. Seriusan Dim... MEnding buat nonton yang laen...

    ReplyDelete
  6. Abisnya dari 4 studio, film itu doank yang jam tayangnya paling memungkinkan... ^o^

    MSMIA tu apaan yak? Dari td berusaha memikirkannya ga dapet2... Km jangan suka buat singkatan sendiri dunk...

    Monty Tiwa sekeren itu yak? *suka susah ngapal nama orang* Hmmm.... Kenapa film nya begini?

    ReplyDelete
  7. Tapi km ga benci sama temen nonton kamu kaaaannnn?

    ReplyDelete
  8. Sukur.... gw gak nonton film ini..... bisa2 MP gw kebakar karena nulis review nih film...

    makasih ya Ta... udah mewakili sumpah serapahku...

    ReplyDelete
  9. MSMIA: Maaf saya menghamili istri anda

    Gw males ngetiknya kepanjangan ... :p

    ReplyDelete
  10. Lho? Aku tidak mengeluarkan sumpah serapah ko...sebelah mana coba serapahku? Aku menulis tanpa emosi ko...

    *sok kalem*

    ReplyDelete
  11. Hooooo.... Aku ga nonton film itu... Tapi Ringgo juga kan ya?

    ReplyDelete
  12. Yep. Tapi lucu abis sumpah. Gw nonton 2 atau 3 kali kl gak salah. Walaupun ada bbrp bagian yg agak hiperbolis tp overall, cukup entertaining. You should watch! And let me know what you think.

    ReplyDelete
  13. Waduh...gimana caranya aku nontonnya yak? Masa tayangnya udah habis kan? Masa ku musti beli DVD nya...

    ReplyDelete
  14. Hwuaaaaaa....!!! Baiklaaaahhhh.... Tar kutontooooonnn...

    ReplyDelete
  15. kayaknya monty tiwa tuh cocok di komedi deh....
    lumayan lucu dan kreatif kok (maksudnya di ajang perfilman indonesia aja loh)...
    kalo nggak ceritanya monty tuh disisipi filsafat2 gitu ya? di film ini ada juga nggak ta? barangkali juga yang bikin "jangan tonton" pemain2nya kali ya... marshanda, jadi berasa sinetron....
    btw, andi rianto tuh yang musiknya bikin ngantuk tuh ya?? hahaha

    ReplyDelete
  16. Ummhh...biar kuingat2 lagi...

    Aku kan pelupa, jadi aku jarang terbawa stereotype bahwa Marshanda pemain sinetron, Monty tiwa itu keren, atau gimana... Nonton ya nonton ajah..

    Ada beberapa hal yang dimaksudkan lucu di film ini, dan memang sesekali penonton tertawa. Tapi bukan atas ceritanya atau dialognya, tapi castingnya: yang jadi supirnya Ringgo adalah si Tessi (tetep dengan banyak cincin di jarinya), dan kepala yayasannya Jojon.

    Trus ada lagi tokoh petugas panti yang memiliki orientasi seksual ke sesama jenis, jadi dia naksir Ringgo. Itu kan bukan hal lucu sebenernya...ga etis dijadikan becandaan... (menurut aku)

    yang menurutku kocak dan lucu ya penggarapan yang nanggung:
    - pasarnya kurang pasar
    -artisnya kurang ngartis
    -pantinya kurang panti
    -sakawnya kurang sakaw
    -dll

    Tapi emang ada kalimat2 lucu dan segar di antara guyonan2 basi:
    - salah tingkah di meja makan, trus si Marshanda bilang mau mandi tapi dia jalannya ke arah dapur==> basi kan? Tapi muncul kalimat, "Emang ada ya aturan ga boleh mandi di dapur?" dengan nada galak dan jutek.

    - Marshanda dikejar2 wartawan dan dipojokkan, ditanya2 ttg ke-junkiesan dia dan rumor bahwa dia ngrebut RInggo dari Sigi. Tiba2 Ringgo muncul, trus lingkarkan tangan di bahu, trus bilang, "Dia pacar saya dan saya sangat mencintainya"==. Basi banget kan? standard sinetron dan komik banget kan?. Trus pas di mobil, si Marshanda berterimakasih dan berkata, "Akting lo hebat banget. Gue hampir percaya kalo lo cinta gue". ==> basi bin klise. Tapi trus ringgo menyahut, "Akting lo juga hebat. Gue hampir percaya kalo lo mau mandi di dapur". Lumayannn...

    Tapi ada juga yang basi bin basi bin basi:
    Critanya untuk menghilangkan kecanduan Marshanda, si ringgo memberi kegiatan belajar masak online. Trus setelah ketauan keduanya memiliki rasa, si Marshanda bilang, "Gue mau belajar masak, masak buat lo tiap hari", sebagai komitmen bahwa dia mau berubah dan agar si Ringgo mau mencintainya. Nah, trus pas beberapa waktu kemudian si Ringgi ditusuknya, trus dioperasi, pake bius kan? Pas dia mulai siuman, kalimat pertama yang dia ucapkan adalah, "menu hari ini apa?". So sweet siii...tapi basiiiiii.... (dah ada di film lain)

    ReplyDelete
  17. Hal filsafat yah?

    Ummmhhh.... kalo ini filsafat ga?

    Marshanda pake kalung berliontin lumba-lumba. Trus mereka nonton TV, tentang kehidupan lumba-lumba.
    Ringgo: Lucu yah?
    Marshanda: Kayak liontin gue. Kata orang tua gue, lumba-lumba itu simbol harapan. Makanya akan selalu gua pake.
    Ringgo: Wah, brarti yang gue tau selama ini salah dunk?
    Marshanda: Emang apa yg lo tau?
    Ringgo: Setau gua lumba2 tuh lambang SeaWorld.

    Itu pas di awal2, pas si Ringgo mau melakukan terapi di rumahnya.

    Pas di akhir, hari terakhir Marshanda sebelum ke makasar, si Ringgo kan dateng menemui truss mereka berbincang2 (ttg HIV, dkk). dan akhirnya dia memutuskan ikut ke Makasar. Trus adegan terakhirnya gini:
    mereka berdua berjalan gandengan tangan menjauhi kamera. Obrolannya sbb:
    Ringgo: Ke Ancol yuks...
    Marshanda: Ngapain?
    Ringgo: Liat lumba2. Soalnya ada yang bilang ke gua itu simbol harapan.
    Marshanda: Lho? Salah dunk gue...gue pikir itu simbol SeaWorld.
    Mereka: .....hahahaha.....
    Aku: Hehehehe....

    Itu filsafat bukan? Atau lucu? Kayaknya lebih ke lucu yah?

    Kayaknya ga ada deh filsafat2nya... Yak yakin ga ada!

    ReplyDelete
  18. hahaha berarti dulu kebetulan saja kali ya, lucu dan filosofis haha
    nggak lucu dan nggak filosof kayaknya deh.......
    hahaha....
    jadi,,,, "menu hari ini apa ta?" hahahaha

    ReplyDelete
  19. Kalau km mau, tontonlah...kali aja ada hal filosofi yg kelewat sama aku... ^o^

    ReplyDelete
  20. kayaknya males n mboseni deh hehehe.. pemainnya itu2 lg, thanks ta, kayaknya gak minat hahaha.... judulnya bikin males lg.. nunggu under the tree nya garin aja deh hehe(maklum g smpt ntn di bioskop kpaksa nunggu ori hehe)

    ReplyDelete
  21. Ih dasar indonesian . padahal temanya udh bgus '! Yg garapnya pasti monty tiwa !

    ReplyDelete
  22. judulnya emang malesin si...hohoho...

    ReplyDelete
  23. ya emaaaaaaaanggg....

    btw, mang Njil kenal sama Monty tiwa?

    ReplyDelete
  24. tuh kan si Monty Tiwa

    sutradara jelek bangget !!!
    waktu nyutradarin Pocong 2 juga
    masa ada pocong n kunti di diskotik

    bayangin . . . ???

    pokonya semua film yang dia sutradarain geje semua !!!

    ReplyDelete
  25. Hoooo... Pocong kan juga mau gaul Njil.... Hohoho...

    ReplyDelete